PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Informasi dan teknologi sekarang ini merupakan faktor yang amat dominan dalam
masyarakat hamper di seluruh dunia. Memang bukan pada masa kini informasi dan
teknologi penting bagi kehidupan manusia. Sejak semula informasi sudah
menentukan perkembangan individu dan masyarakat. Sulit membayangkan manusia
dapat mengenal diri dan sekitarnya serta mempredikisi situasi yang akan dihadapi
tanpa informasi. Informasi dan teknologi adalah dua hal yang tak mungkin
dipisahkan. Berkat kemajuan teknologi, maka informasi menyebar secara cepat dan
telah mampu mengubah bentuk kehidupan masyarakat. 1
Media social ( Medsos ) merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi. Melalui media social yang semakin banyak dan
berkembang memungkinkan informasi menyebar dengan mudah di masyarakat.
Informasi dalam bentuk apa pun dapat disebarluaskan dengan mudah dah cepat
sehingga memengaruhi cara pandang, gaya hidup, serta budaya suatu bangsa.
Melalui media social manusia diajak berdialog, mengasah ketajaman nalar dan
psikologisnya. 1
Namun, tidak semua ikatan social bersifat mendukung dikarenakan banyak kasus
dimana seseorang telah salah dalam merespon kemajuan teknologi ini, banyak yang
menyalahgunakan untuk kepuasan diri sendiri. Banyak penemuan kasus dimana
permasalahannya adalah mereka banyak mendapatkan terror dari media social
(medsos) dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab , hal ini sering disebut
dengan tindakan cyberbullying. 2
Sebanyak 4,441 remaja pada rentang usia 11-18 tahun mengisi survey dan mereka
menemukan jenis-jenis cyberbullying, serangan verbal, disalahkan, dan komentar
menyakitkan pada posting online yang mereka lakukan (14,3% , 8,8%), dan fitnah-
fitnah di social media dan mengahuncurkan reputasi lewat media social ( 13,3%,
6,8%)
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
2
dikategorikan sebagai cyber crime atau cyber stalking (sering juga disebut cyber
harassment). 6
B. Aspek-Aspek Cyberbullying 7
1. Flaming
Flaming merupakan perilaku yang berupa mengirim pesan teks dengan
kata-kata kasar dan frontal. Perlakuan ini biasanya dilakukan di dalam
chat group di media social seperti mengirimkan gambar-gambar yang
dimaksudkan untuk menghina orang yang dituju.
2. Harassment
Harassment merupakan perilaku mengirim pesan-pesan dengan kata-
kata tidak sopan, yang ditunjukan kepada seseorang yang berupa
gangguan yang dikirimkan melalui email, sms, maupun pesan teks, di
jejaring social secara terus menerus. Harassment merupakan hasil dari
tindakan flaming dalam jangka panjang. Harassment dilakukan dengan
saling berbalas pesan atau bias disebut dengan perang teks.
3. Denigration
Denigration merupakan perilaku mengumbar keburukan seseorang di
internet dengan maksud merusak reputasi dan nama baik orang yang tiju.
Seperti seseorang yang mengirimkan gambar-gambar seseorang yang
sudah diubah sebelumnya menjadi lebih sensusal agar korban diolok-olok
dan mendapat penelaian buruk dari orang lain.
4. Impersonation
Impersonation merupakan perilaku berpura-pura menjadi orang lain
dan mengirimkan pesan-pesan atau status yang tidak baik.
5. Outing and Trickery
Outing merupakan perilaku menyebarkan rahasia orang lain, atau foto-
foto pribadi milik orang lain Trickery merupakan perilaku membujuk
seseorang dengan tipu daya agar mendapatkan rahasia atau foto pribadi
orang tersebut.
6. Exclusion
Exclusion merupakan perilaku dengan sengaja dan kejam
mengeluarkan seseorang dari grup online.
3
7. Cyberstalking
Cyberstalking merupakan perilaku berulang kali mengirmkan ancaman
mebahayakan atau pesan-pesan yang mengintimidasi dengan
menggunakan komunikasi elektronik.
4
3. Persepsi Terhadap korban
Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Segala yang kita pikirkan mengenai mansuai, seperti
tanggapan kita terhadap orang lain. Alasan dari pelaku cyberbullying
melakukan tindakan tersebut dikarenakan sifatt atau karakteristik dari
korban yang mengundang untuk mereka buly. Hal tersebut dapat
menjelaskan bahwa, persepsi seseorang terhadap orang lain dapat
mempengaruhi sikap mereka terhadap individu tersebut.
4. Peran interaksi orangtua dan anak
Perang orangtua dalam mengawasi anak terutama dalam kegiatannya di
media social merupakan factor yang cukup berpengaruh pada
kecenderungan anak untk terlibat pada perilaku cyberbullying. Orangtua
yang tidak mengasi anaknya, akan lebih rentan terlibat dalam perilaku
cyberbullying. Beberapa faktor lainnnya ialah: kurangnya keterlibatan
orang tua, jenis pola asuh yang dilakukan orang tua, seperti pola asuh
permisif pola asuh yang bersifat mengabaikan, kedisplinan yang berupa
kekerasan fisik.
D. Pengaruh Cyber Bullying terhadap individu
Korban bullying pada umunya mengalami masalah kesehatan secara fisik
dan mental. Gejala fisik: Selera makan hilang, sulit tidur/ gangguan tidur,
keluhan masalah kulit, pencernaan dan jantung berdebar-debar. Gejala
psikologis: Ge;isah, depresi, kelelahan, rasa harga diri berkurang, sulit
konsentrasi, murung, menyalahkan diri sendiri, gampang marah,hingga
pemikiran bunuh diri. 9
E. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menyikapi cyberbullying 10
1. Jangan merespon karena para pelaku selalu menunggu-nunggu reaksi
korban. Untuk itu, jangan terpancing untuk merespon aksi pelaku agar
mereka tidak lantas merasa diperhatikan
2. Jangan membalas aksi pelaku. Membalas apa yang dilakukan pelaku
cyberbullying akan membuat kita ikut menjadi pelaku dan semakin
menyuburkan aksi tak menyenangkan
5
3. Adukan pada orang yang dipercaya. Jika anak-anak yang menjadi
korbam, mereka harus melapor pad aorangtua, guru atau tenaga
konseling disekolah.
4. Simpan bukti oleh karena aksi ini berlangsung di media digital.
F. Hal-hal yang dapat mencegah Cyberbullying 10
1. Berkomunikasi menggunakan teks memiliki resiko salah paham lebih
besar dibandingkan menggunakan panca indera. Oleh karena itu
persiapkan mental agar tidak terjebak dalam emosi, flame war, yang
akhirnya akan menejrumus ke cyber bullying.
2. Hindari asumsi dengan cara terus berusaha memahami lawan bicara kita .
Karena dengan asumsi , secara sepihak kita mulai menghakimi orang lain.
3. Hindari penghakiman massa secara langsung di media-media sosial
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cyber bullying merupakan sebuah fenomena baru dari perkembangan
teknologi komunikasi. Pada kondisi sekarang, hal tersebut didefinisikan
sebagai sebuah perbuatan menyakiti yang disengaja dan diulang-ulang
melalui penggunaan komputer, telepon selular dan peralatan elektronik
lainnya yang dilakukan oleh sekelompok orang atau individu dimana
seseorang yang menjadi korban tidak bisa membela dirinya sendiri.
Tujuannya adalah untuk mempermalukan, mengolok-olok,
mengancam,mengintimidasi dalam rangka menegaskan kekuasaan dan
kontrol atas korban tersebut. Bullying selalu saja berurusan dengan
penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan. Bullying tidak pernah menjadi
persoalan konflik pribadi.
7
DAFTAR PUSTAKA