Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH VIDEO ANIMASI BULYING DALAM

MENINGKATKAN PENGETAHUAN
SISWA SMA KARYA BAKTI MAMBORO

PROPOSOL

OLEH
MOHAMMAD NOVRIAN HASANUDDIN
NIM. PO7120320038

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PALU
PROGRAM STUDI SARJANA
TERAPAN KEPERAWATAN
2023
1. Pengertian Perundungan/Bullying
Perundungan adalah tindakan atau perilaku yang merugikan, merendahkan, atau
menyakiti seseorang secara fisik, emosional, atau psikologis secara berulang-ulang.
2. Jenis Perundungan
a. Bullying secara verbal
Perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam,
penghinaan, pernyataan-pernyataan yang berupa ajakan seksual atau pelecehan
seksual, teror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar,
kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip dan sebagainya.
Bullying dalam bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah
dilakukan dan bullying bentuk verbal akan menjadi awal perilaku bullying yang
lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yng lebih
lanjut.
b. Bullying secara fisik
Bullying secara fisik meliputi memukul, menendang, menampar, mencekik,
menggigit, mencakar, meludahi dan merusak serta menghancurkan barang- barang
milik anak yang tertindas, bullying jenis ini adalah yang paling tampak dan mudah
untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying dalam bentuk fisik tidak sebanyak
bullying dalam bentuk lain. Remaja yang melakukan bullying dalam bentuk fisik
kerap merupakan remaja yang paling bermasalah dan cenderung akan beralih pada
tindakan-tindakan criminal yang lebih lanjut.

c. Bullying Secara relasional


Bullying secara rasional adalah pelemahan harga diri korban secara sistematis
melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup
sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan
nafas, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek. Bullying dalam
bentuk ini cenderung perilaku bullying yang paling sulit dideteksi dari luar. Bullying
secara rasional mencapai puncak kekuatannya diawal masa remaja, karena saat itu
terjadi perubahan fisik, mental emosional dan seksual remaja. Ini adalah saat remaja
mencoba mengetahui diri mereka dan menyesuaikan diri dengan teman sebaya.
d. Bullying elektronik
Bullying elektronik merupakan bentuk bullying yang dilakukan pelakunya
melalui sarana elektronik seperti computer, handphone, internet, website, chating
room, email, sms dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan
menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya
mengintimidasi, menyakiti, atau menyudutkan. Bullying jenis ini biasanya dilakukan
oleh kelompok remaja yang telah memiliki pemahaman cukup baik terhadap sarana
teknologi informasi dan media elektronik lainnya. Adapun bentuk-bentuk bullying
menurut McCulloh Barbara antara lain:
a. Verbal Bullying: mengatakan atau menulis hal-hal yang berarti. Verbal
intimidasi meliputi sindiran, saling mengata-ngatai, komentar seksual yang
tidak pantas, mengejek, mengancam untuk menyebabkan kerusakan.
b. Social Bullying:
sosial intimidasi meliputi, meninggalkan seorang pada tujuan mengatakan
anak-anak lain untuk tidak berteman dengan seseorang, memalukan
seseorang didepan umum.
c. Fisik Intimidasi: fisik intimidasi meliputi memukul, menendang, mencubit,
peludahan, tripping/mendorong, mengambil atau merusak barang
seseorang, membuat gerakan yang kasar.
d. Cyberbullying: didefinisikan dalam istilah hukum sebagai berikut (1)
tindakan yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mendukung perilaku bermusuhan secara disengaja dan atau berulang oleh
seseorang individu atau kelompok yang dimaksudkan untuk menyakiti
orang lain atau yang lain. (2) penggunaan teknologi informasi untuk tujuan
merugikan orang lain. (3) penggunaan layanan internet dan teknologi
mobile seperti halaman web dan grup diskusi serta pesan instan melalui
sms dengan maksud merugikan orang lain.
3. Dampak Bullying
Bullying memiliki dampak serius bagi anak-anak korban bullying disbanding
dengan teman yang lainnya, mereka menjadi depresi, kesepian dan cemas, memiliki
harga diri yang rendah, merasa tidak sehat, selalu sakit kepada dan migrain, serta
mungkin berfikir tentang hunuh diri. Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh perilaku
bullying antara lain:
a. Dampak Terhadap Kehidupan Individu
1) Gangguan psikologis seperti cemas dan kesepian
2) Konsep diri korban bullying menjadi lebih negative karena korban merasa tidak
diterima oleh teman-temannya.
3) Menjadi penganiaya ketika dewasa
4) Agresif dan kadang-kadang melakukan tindakan krimina
5) Korban bullying merasa stress, depresi, tertekan, benci terhadap pelaku,
dendam, ingin keluar sekolah, merana, malu, dan terancam.
6) Menggunakan obat-obatan atau alkohol.
7) Membenci lingkungan sosialnya
8) Korban akan merasa rendah diri dan tidak berharga
9) Cacat fisik permanen
10) Gangguan emosional bahkan dapat menjurus pada gangguan kepribadian
11) Keinginan untuk bunuh diri
b. Dampak Terhadap Kehidupan Akademik
Penelitian menunjukan bahwa bullying ternyata berhubungan dengan
meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai akademik, dan tindak bunuh
diri. Bullying juga menurunkan skor kecerdasan dan kemampuan analisis para siswa.
Remaja korban bullying sering mengalami ketakutan dan menjadi tidak percaya diri,
merasa tidak nyaman dan tidak bahagia, aksi bullying menyebabkan seseorang
menjadi terisolasi dari kelompok sebayanya, karena teman sebaya korban bullying
khawatir akan menjadi korban bullying seperti teman sebayanya, mereka
menghindari akhirnya korban bullying sekamin terisolir dari pergaulan sosial
4. Faktor Penyebab Terjadinya Bullying
Faktor-faktor penyebab terjadinya bullying antara lain:
a. Keluarga
Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa sikap melindungi orang tua
yang berlebihan terhadap anaknya, membuat mereka rentan terkena bullying,
anak-anak yang memiliki orang tua yang terlalu mengekang lebih mungkin
menjadi korban intimidasi fisik dan psikis atau bullying dari teman-temannya.
Dan orang tua yang terlalu melindungi anak-anaknya dari pengalaman yang tidak
menyenangkan akan membuat mereka lebih rentan terhadap praktek bullying,
serta anak-anak yang memiliki orang tua yang keras merupakan anak-anak paling
mungkin mengalami perlakuan bullying.
Pola hidup orang tua yang berantakan, terjadi perceraian orang tua, orang tua
tidak stabil perasaan dan pikirannya, kemampuan dan tingkah lakunya, orang tua
saling mencaci maki, menghina, bertengkar dihadapan anak-anaknya,
bermusuhan dan tidak pernah akur, memicu munculnya depresi dan stress bagi
anak. Semua orang menganggap, perilaku bullying kerap terjadi di sekolah,
namun sebenarnya intimidasi benar-benar dimulai dari rumah.
b. Media Massa
Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi
tayangan yang mereka tampilkan. Tayangan tv, film dan bahan bacaan lain,dapat
memberi efek perilaku negatif; seperti anti sosial, rendahnya rasa sensitifitas pada
kekerasan, meningkatnya rasa ketakutan menjadi korban bullying dan
mempelajari sikap agresif.

c. Teman Sebaya
Salah satu faktor besar dari perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh
adanya teman sebaya yang memberikan pengaruh negative dengan cara
menyebarkan ide (baik secara aktif maupun pasif) bahwa bullying bukanlah suatu
masalah besar dan merupakan suatu hal yang wajar untuk dilakukan. Remaja
memiliki keinginan untuk tidak lagi tergantung pada keluarganya dan mulai
mencari dukungan serta rasa aman dari kelompok sebayanya. Anak-anak ketika
berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, kadang kala
terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam
usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu,
meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
d. Lingkungan sosial budaya
Kondisi lingkungan sosial dapat menjadi penyebab timbulnya perilaku
bullying. Faktor kriminal budaya merupakan salah satu penyebab munculnya
perilaku bullying. Suasana politik yang kacau balau, ekonomi yang tidak
menentu, ketidakadilan dalam masyarakat, penggusuran, pemerasan,
perampokan, perkosaan, kemiskinan, semua itu dapat memicu munculnya
perilaku abnormal, muncul kecemasan-kecemasan, kebingungan, dan perilaku
patologis, hal ini pula yang mendorong para remaja masuk dalam kecanduan
obat-obatan terlarang, alkohol dan narkoba, dan banyak yang menjadi neurotis
dan psikotis yang akhirnya berperilaku bullying. Salah satu faktor lingkungan
sosial yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan. Mereka yang
hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan
hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering terjadi
pemalakan antar siswanya.
5. Faktor Penyebab Tindakan Bullying Di Usia Remaja
Ada banyak penyebabnya tindakan bullying kerap sekali dilakukan oleh anak
berusia remaja, antara lain adalah:
a. Kurangnya Perhatian
Rendahnya keterlibatan serta perhatian orang tua kepada anak membuat anak
jadi suka mencari perhatian di lingkungan sekitarnya.
b. Ingin Berkuasa
Anak yang suka melakukan tindakan bullying biasanya sedang menunjukan
kekuasaan dan kekuatannya demi mendapatkan pengakuan dari sekitar dengan
menindas yang lemah dan menginginkan anak lain untuk mengikutinya di bawah
tekanan rasa takut. Kalau kamu melihat orang yang arogan, bersikap bossy, bisa
jadi dia suka menindas orang lemak dan anak yang tidak mau menurut dengannya.
c. Pola Asuh Dalam Keluarga
Tak salah jika banyak yang mengatakan bahwa keluarga adalah faktor utama
permasalahan yang terjadi pada anak karena keluarga merupakan pendidik pertama
dan utama.
d. Ekspose Kekerasan Dari Media
Tak dapat dipungkiri bahwa media memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Bahkan, media juga menjadi kebutuhan pokok yang harus
dipenuhi.

e. Pernah Jadi Korba Kekerasan


Biasanya, anak yang pernah menjadi korban kekerasan memiliki keinginan
untuk membalas apa yang sudah didapatkannya. Kekerasan tersebut bisa
didapatkan dari orang tua atau menjadi korban orang asing. Kekerasan yang terjadi
dari orang tua bisa jadi sebagai bentuk pendisiplinan dari orang tua terhadap anak
dan sang anak tidak diperkenankan untuk melawan orang tua. Akhirnya, karena
tidak memilik kekuatan untuk membalas, sang anak hanya memendam perasaan
tersebut dan membalaskan dendamnya kepada orang lain.
f. Faktor Pubertas Dan Krisis Identitas
Faktor utama yang mencakup semua permasalahan yang telah disebutkan
adalah faktor pubertas. Pubertas dan krisis identitas adalah hal yang normal terjadi
di kalangan remaja. Dalam tahap mencari identitas dan juga eksistensi, biasanya
para remaja hobi membentuk geng. Namun, ada geng yang normal, ada juga geng
yang suka membuat onar dan melakukan hal-hal menyimpang.
6. Remaja dapat mengambil beberapa langkah untuk membantu melindungi diri dari
perilaku bullying. Berikut adalah beberapa saran yang mungkin bermanfaat:

a. Berkomunikasi dengan Orang Tua atau Wali:


Berbicaralah dengan orang tua atau wali tentang pengalaman di sekolah. Komunikasi
terbuka memungkinkan mereka untuk memberikan dukungan dan bimbingan.
b. Kembangkan Keterampilan Sosial:
Pelajari keterampilan sosial seperti komunikasi yang baik, kemampuan konflik, dan
empati. Keterampilan ini membantu membangun hubungan positif dengan teman sebaya.
c. Pilih Teman dengan Bijak:
Jalin persahabatan dengan orang-orang yang mendukung dan positif. Teman yang baik
dapat memberikan dukungan ketika dihadapkan pada situasi sulit.
d. Bersikap Percaya Diri:
Bangun rasa percaya diri dan harga diri yang positif. Orang yang percaya diri lebih
mungkin dapat mengatasi tekanan dan tidak menjadi target bullying.
e. Ketahui Hak dan Tanggung Jawab:
Pahami hak dan tanggung jawab sebagai individu. Ini termasuk hak untuk merasa aman
dan diperlakukan dengan hormat, serta tanggung jawab untuk memperlakukan orang lain
dengan baik.
f. Pelajari Cara Mengelola Konflik:
Pelajari strategi penyelesaian konflik yang efektif tanpa menggunakan kekerasan. Ini
dapat membantu mengatasi masalah tanpa memperburuk situasi.
g. Gunakan Teknologi dengan Bijak:
Pertimbangkan penggunaan media sosial dengan bijak. Jangan terlibat dalam aktivitas
online yang berpotensi merugikan atau memprovokasi.
h. Berpartisipasi dalam Kegiatan Positif:
Terlibat dalam kegiatan sekolah atau kegiatan di luar sekolah yang menarik minat. Ini
membantu membangun lingkungan sosial positif.
i. Jadilah Pembela Diri:
Jika menghadapi situasi bullying, belajarlah untuk bersikap tegas dan menjadi pembela
diri. Jangan ragu untuk melaporkan insiden kepada guru, staf sekolah, atau orang tua.
j. Bimbingan dari Orang Dewasa:
Cari dukungan dari guru, konselor sekolah, atau orang dewasa tepercaya lainnya. Mereka
dapat memberikan bimbingan dan membantu menangani situasi sulit.
k. Hindari Konflik yang Tidak Perlu:
Pilih pertempuran dengan bijaksana dan hindari konflik yang tidak perlu. Fokus pada hal-
hal positif dan hindari terlibat dalam situasi yang dapat merugikan.
Melalui langkah-langkah ini, remaja dapat membangun fondasi yang kuat untuk melindungi diri
dari perilaku bullying. Penting untuk diingat bahwa melibatkan orang dewasa dan mencari
dukungan adalah tindakan yang bijaksana ketika menghadapi situasi yang sulit.

Anda mungkin juga menyukai