REMAJA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ Pendidkan Karakter “
Disusun oleh :
FAKULTAS EKONOMI
ITS MANDALA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas berkah dan karunia-Nya yang telah
memberikan jalan pemikiran sehingga makalah kami yang berjudul “Bullying di kalangan
remaja” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan kali ini izinkan kami untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Mas’ud Hermansyah selaku dosen mata kuliah Pendidikan karakter yang telah memberi
penugasan ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami. Makalah ini ditulis
dan disusun menggunakan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber informasi Selain untuk
menambah wawasan dan pengetahuan penyusun makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas Pendidikan karakter. Makalah ini membahas tentang Bullying dikalangan remaja.
Kami sadar bahwa makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dalam makalah ini guna perbaikan
dalam makalah selanjutnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk masa
mendatang.
PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini kasus akibat kekerasan makin sering ditemui, seperti perkelahian
atau tawuran antar pelajar. Selain tawuran antar pelajar, sebenarnya ada bentuk-bentuk
perilaku kekerasa oleh siswa yang tidak begitu mewndapat perhatian, seperti
mengucilkan teman dan pemalakan terhadap teman, yang biasa di sebut dengan bullying.
Bullying juga dapat di lakukan seacara fisik maupun non fisik. Bullying juga dapat di
lakukan melalui apa saja, media social maupun dilakukan secara langsung. Hal ini dapat
mengakibatkan pelajar malas atau trauma pergi kesekolah dan berinteraksi karena takut
akan hal-hal seperti itu. Hal ini sangat berbahaya karna dapat merugikan korban bullying
dan bahkan dapat menyebabkan korban bunuh diri atau kematian terhadap korban.
Sehingga, masalah bullying yang marak terjadi sekarang ini seharusnya mendapat
perhatian khusus.
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
Bullying berasal dari kata bully yang berarti menggertak dan mengganggu.
Riauskina, Djuwita, dan Soesetio mendefinisikan school bullying sebagai perilaku agresif
kekuasaan terhadap siswa yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/kelompok siswa
yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa lain yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti
orang tersebut.
Bully yaitu siswa yang dikategorikan sebagai pemimpin, berinisiatif dan aktif terlibat
dalam perilaku bullying.
Asisten bully, juga terlibat aktif dalam perilaku bullying, namun ia cenderung
bergantung atau mengikuti perintah bully.
Rinfocer adalah mereka yang ada ketika kejadian bullying terjadi, ikut
Defender adalah orang-orang yang berusaha membela dan membantukorban, sering kali
akhirnya mereka menjadi korban juga.
Outsider adalah orang-orang yang tahu bahwa hal itu terjadi, namun tidak melaukan
apapun, seolah-olah tidak peduli.
2.2 Cyberbullying
Cyber bullying adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja
dan dilakukan teman seusia mereka melalui dunia cyber atau internet. Cyber bullying
adalah kejadian manakala seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi, atau
dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi digital atau
telepon seluler. Bentuk dan metode tindakan cyber bullying amat beragam. Bisa berupa
pesan ancaman melalui e-mail, mengunggah foto yang mempermalukan korban,
membuat situs web untuk menyebar fitnah dan mengolok-olok korban hingga mengakses
akun jejaring sosial orang lain untukmengancam korban dan membuat masalah. Motivasi
pelakunya juga beragam. Ada yang melakukannya karena marah dan ingin balas dendam,
frustrasi, ingin mencari perhatian bahkan ada pula yang menjadikannya sekedar hiburan
pengisi waktu luang. Tidak jarang, motivasinya kadang-kadang hanya ingin bercanda.
Cyber bullying yang berkepanjangan bisa mematikan rasa percaya diri anak,
membuat anak menjadi murung, khawatir, selalu merasa bersalah atau gagal karena tidak
mampu mengatasi sendiri gangguan yang menimpanya. Bahkan ada pula korban cyber
bullying yang berpikir untuk mengakhiri hidupnya karena tak tahan lagi diganggu!
Remaja korban cyber bullying akan mengalami stress yang bisa memicunya melakukan
tindakan-tindakan rawan masalah seperti mencontek, membolos, lari dari rumah, dan
bahkan minum minuman keras atau menggunakan narkoba.
sedangkan korbannya biasanya anak-anak atau remaja yang sering diejek dan
dipermalukan karena penampilan mereka, warna kulit, keluarga mereka, atau cara mereka
bertingkah laku di sekolah. Namun bisa juga si korban cyber bullying justru adalah anak
yang populer, pintar, dan menonjol di sekolah sehingga membuat iri teman sebayanya
yang menjadi pelaku.
Selain itu, lingkungan sekitar rumah juga berpengaruh besar terhadap perilaku
bullying ini, misalnya anak hidup pada lingkungan orang yang suka berkelahi atau
bermusuhan, berlaku tidak sesuai norma yang ada, maka akan mudah meniru perilaku
dari lingkungan tersebut dan merasa tidak bersalah.
Lingkungan sekolah juga bisa menjadi factor penyebab aksi bullying, misalnya
guru berbuat kasar terhadap siswa, guru yang kurang memperhatikan kondisi anak, teman
yang sering mengejek atau menghina, dan lain sebagainya.
Faktor lain yang berpengaruh cukup kuat terhadap anak untuk berbuat bullying
yaitu adanya tayangan televisi yang sering mempertontonkan kekerasan dalam sinetron
atau film atau acara lain seperti acara sidik, berita utama dan lain sebagainya.
Beberapa hal yang bisa menjadi indikasi awal bahwa anak mungkin sedang
mengalami bullying di sekolah :
Pencegahan agar anak tidak menjadi pelaku bullying orang tua harus mampu
mengembangkan kecerdasan emosional anak sejak dini. Ajarkan anak untuk memliki
rasa empati, menghargai orang lain, dan menyadarkan sang anak bahwa dirinya adalah
mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.
Pemerintah seharusnya memiliki program yang tegas, jelas, dan terarah. Kalau
kita diam saja, maka itu sama saja melegalkan tradisi dendam di sekolah tersebut.
Peran orang tua di rumah harus mampu menciptakan komunikasi yang baik
dengan anak-anak dan membekali anak dengan pemahaman agama yang cukup dan
menanamkan ahlakul karimah yang selalu dilaksanakan di lingkungan rumah, karena
anak akan selalu meniru perilaku orangtua. Pemberian teladan kepada anak akan lebih
baik dari memberi nasihat.
Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh sekolah ialah membuat sebuah program
anti bullying di sekolah. Meurut Huneck bullying akan terus terjadi di sekolah-
sekolah, apabila orang dewasa tidak dapat membina hubungan saling percaya dengan
siswa, tidak menyadari tingkah laku yang masuk Tindakan bullying, tidak menyadari
luka yang disebabkan oleh bullying, tidak menyadari dampak bullying yang merusak
kegiatan belajar siswa, serta tidak ada campur tangan secara efektif dari sekolah.
Adapun kegunaan dari program serta kegiatan
• Menanamkan pengertian bahwa rasa aman adalah hak dan milik semua orang
• Menyadarkan semua orang di sekolah bahwa tindakan bullying dalam bentuk
apapun tidak dapat ditolelir
• Membekali siswa untuk membuat keputusan
• Membantu siswa membentuk lingkaran orang yang mereka percayai
Dalam aspek perkembangan social pribadi, layanan bimbingan membantu siswa agar :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bullying adalah tindakan di mana satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti
atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan. Bullying tidak hanya dilakukan secara
langsung. Namun, bullying juga dapat dilakukan melalui media social atau internet, yang
disebut Cyberbullying. Bullying dibagi menjadi 5 kategori, diantaranya kontak fisik
langsung, kontak verbal langsung, perilaku non- verbal langsung, perilaku non-verbal
tidak langsung, dan pelecehan seksual.
3.2 Saran
https://www.detik.com/sumut/berita/d-6504379/siswa-smk-batam-yang-diduga-korban-
bully-guru-siswa-pindah-sekolah
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195707121984032-
EHAN/BULLYING_DALAM_PENDIDIKAN.pdf
http://www.kawankumagz.com/read/apa-sih-bullying-itu