Anda di halaman 1dari 7

BAB II

Remaja & Bullying

Di Susun Oleh :
Hanif Rahmat

Fadlan Syahrul

Rakan Gustian

Garin Rahman

Alif Hadi Wijaya

Rasya Akbar

Madrasah Aliyah Al-Huda Pameungpeuk

1444 H/2023 M
A. Definisi remaja dan bullying

● Remaja adalah seseorang yang tumbuh menjadi dewasa mencakup kematangan


mental, emosionalsosialdanfisik. Dimana remaja mempunyai rasa keingintahuan yang
besar dansedang mengalami proses perkembangan sebagai persiapan memasuki masa
dewasa.

● Mengutip Widya Ayu dalambukuCegahdan Stop Bullying Sejak Dini, bullying


berasaldari bahasa Inggrisyaitu bull yang berartibanteng. Secara etimologi bullying
berartipenggertak, orang yang mengganggu yang lemah.

● Dalam bahasa Indonesia, bullying disebut menyakat yang artinyamengusik (supaya


menjaditakut, menangis, dansebagainya), merisak secara verbal. Sementara itu, mengutip
hasil ratas bullying Kementerian Pemberdayaan Perempuandan PerlindunganAnak
(PPA), bullying juga dikenal sebagai penindasan/risak.

Bullying merupakan segala bentuk penindasanatau kekerasan yang dilakukan


dengan sengaja oleh satu orang atausekelompok orang yang lebih kuat atau
berkuasaterhadap orang lain, dengantujuan untuk menyakitidandilakukan secara terus
menerus. Menurut Unicef, bullying bisadiidentifikasilewattiga karakteristikyaitudisengaja
(untuk menyakiti), terjadi secara berulang-ulang, danada perbedaan kekuasaan. Bullying
bisaterjadi secara langsungatauonline. Bullying online atau biasadisebut cyberbullying
sering terjadimelalui mediasosial, SMS/teks atau pesan instan, email,atau platform online
tempat anak-anak berinteraksi.

B. Jenis-jenis bullying

Mengutip hasil ratas bullying Kementerian PPA menyebut ada enam kategori bullying,
yaitu:

1. Kontak Fisik Langsung

Bullying secara fisik paling tampak dan mudahdiidentifikasi. Contoh bullying


fisik yaitu memukul, mendorong, menjambak, menendang, menampar, mengunci
seseorang dalam ruangan, mencubit, mencekik, menggigit, mencakar, meludahidan
merusak serta menghancurkanbarang-barang miliki anak yang tertindas, memeras, dan
lain-lain.

2. Kontak Verbal Langsung

Bullying dalam bentuk verbal biasanya menjadi awal dari perilaku bullying yang
lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut.
Contoh bullying verbal yaitujulukan nama, celaan, fitnah, sarkasme,
merendahkan,mencelaatau mengejek. Tindakan lain yang terkategori bullying adalah
mengintimidasi, memaki, menyebarkangosip, penghinaan, pernyataan-pernyataan
pelecehanseksual, teror, surat-surat mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidakbenar,
kasak-kusuk yang kejidan keliru, gosip, dansebagainya.

3. Perilaku Nonverbal Langsung

Bullying jenis ini sepertitindakan melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,


menampilkanekspresimuka yang merendahkan, mengejekatau mengancam,
biasanyadisertai oleh bullying fisikatau verbal.

4. Perilaku Nonverbal Tidak Langsung

Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasipersahabatansehinggamenjadi


retak, sengajamengucilkanatau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng.

5. Cyber Bullying

Tindakan menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik (rekaman video
intimidasi, pencemaran nama baik lewat mediasosial).

6. Pelecehan Seksual

Kadangtindakan pelecehandikategorikan perilaku agresifisikatau verbal.

C. Peran dalam bullying

“Sebenarnya dalam kasus bullying adadua pemeran, yaitupelaku dankorban.


Namun, padabeberapapenelitian menyatakanbahwa ada 3 komponendalam bullying,
yaitupelaku (bully),korban (victim),pembela (bystander)” .
D. Faktor bullying

Penyebab Bullying Menurut Ariesto (2009) yang dikutipdalam jurnal Faktor yang
Mempengaruhi remaja dalam Melakukan Bullying Universitas Padjadjaran, faktor-faktor
penyebab terjadinya bullying antara lain:

1. Keluarga

Pelaku bullying seringkaliberasaldarikeluarga yang bermasalah orang tua yang


sering menghukumanaknya secara berlebihan atau situasirumah yang penuh stres, agresi,
dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-
konflik yang terjadipada orang tua mereka, dankemudian menirunya terhadap teman-
temannya. Jika tidakadakonsekuensi yang tegas darilingkunganterhadap perilaku coba-
cobanya itu,ia akan belajar bahwa mereka yang memilikikekuatan diperbolehkanuntuk
berperilaku agresif, dan perilaku agresif itudapat meningkatkan status dankekuasaan
seseorang. Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying.

2. Sekolah

Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya anak-anak


sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatanterhadap perilaku mereka untuk
melakukan intimidasi merekauntuk melakukan intimidasiterhadapanak lain. Bullying
berkembang dengan pesatdalam lingkungan sekolah sering memberikan
masukannegatif padasiswanya, misalnyaberupahukuman yang tidakmembangun
sehinggatidak mengembangkan rasa menghargaidan menghormati antarsesama anggota
sekolah.

3. Faktor Kelompok Sebaya

Anak-anakketikaberinteraksidalam sekolah dan dengan temandisekitarrumah,


kadang kalaterdoronguntuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying
dalamusahauntuk membuktikanbahwa merekabisamasuk dalam kelompok tertentu,
meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
4. Kondisi Lingkungan Sosial

Kondisi lingkungan sosialdapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku


bullying. Salah satufaktor lingkungan sosial yang menyebabkantindakan bullying adalah
kemiskinan. Mereka yang hidup dalamkemiskinan akan berbuat apa sajademimemenuhi
kebutuhan hidupnya,sehinggatidakheran jika di lingkungan sekolah sering terjadi
pemalakan antarsiswanya.

5. Tayangan Televisidan Media Cetak

Televisidan media cetakmembentuk pola perilaku bullying darisegitayangan yang


merekatampilkan. Survei yang dilakukan salah satu media massa, memperlihatkan
bahwa 56,9% anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka
menirugeraknya 64% dan kata-katanya 43%.

E. Bahaya/dampak bullying

Menurut Suyatno (2003) yang dikutipdalambuku Model Intervensi Psikologi


Islam Konseling Kelompol Tazkiyatun Nafsi: Salah Satu Bentuk Upayadalam
Menangani Siswa Korban Bullying, menyebutkan beberapadampak negatif yang dialami
anak-anak korban bullying yaitu:

1. Dampak bullying terhadapkehidupan individu:

a. Kurangnya motivasiatauhargadiri,

b. Problem kesehatan mental, misalnyakecemasan berlebihan, problem dalam hal


makan,susahtidur.

c. Sakit yang seriusdan luka parahsampaicacat permanen: patahtulang, radang karena


infeksi, dan matalebam, termasuk jugasakit kepala, perut,otot, dan lain-lain yang
bertahun-tahunmeskibilaia tak lagidianiaya.

d. Problem-problem kesehatan seksual, misalnya: mengalamikerusakan organ

reproduksinya, kehamilan yang tak diinginkan, ketularan penyakit menularseksual. e.


Mengembangkan perilaku agresif (sukamenyerang) ataujadi pemarahatau

bahkansebaliknya menjadipendiamdansukamenarik diridaripergaulan.


f. Mimpi buruk danserbaketakutan, selain itukehilangan nafsumakan, tumbuh, dan

belajar lebih lamban, sakit perut, asma, dansakit kepala.

g. Kematian.

2. Dampak bullying terhadapkehidupan sosial:

a. Pewarisan lingkaran kekerasan secara turun-temurunatau dari generasike generasi.

b. Tetap bertahankepercayaan yang kelirubahwa orang tua mempunyai hakuntuk


melakukan apa sajaterhadapanaknya, termasuk hak melakukan kekerasan.

c. Kualitas hidup semua anggotamasyarakat merosot, sebabanak yang dianiaya tak


mengambil peran yang selayaknya dalam kehidupankemasyarakatan.

3. Dampak bullying terhadapkehidupan akademik

Bullying berhubungandenganmeningkatnya tingkat depresi,agresi, penurunan nilai


akademik, dantindakan bunuh diri. Bullying juga menurunkan skorteskecerdasan -
Bullying merupakan salah satu tindakantidakterpuji yang merugikankorbannya

bahkan hinggamempengaruhikesehatan psikisnya. Parahnya kasus bullying juga


kerapditemukandi sekolah.

Salah satu contoh bullying yaitu menjauhiatau mengucilkantemandi sekolah.

Dengan melakukan hal ini teman yang kamujauhi akan merasa sedih, tertekan, dan
membuatnya merasa tidak nyaman bahkan minder.

Penting diketahui anak korban bullying ini mendapat perlindungan Undang-Undang.


Kamu bisaterancampidana jika nekat melakukan bullying.

F. Cara mengatasi bullying

Menurut Maryam B Gainau dalambuku Perkembangan Remaja dan


Problematikanya, berikut cara mengatasi bullying bagiremaja antara lain sebagai berikut:
1. Sekolah perlumenciptakan kultur sekolah yang aman, nyaman, dansehat

sehingga anak dapat berinteraksi denganteman-temandenganbaik. Sekolah juga perlu


memberikansanksitegas kepada anak yang melakukan bullying sehingga remaja
merasa jeradantidak melakukan bullying lagikepadatemannya.

2. Guru dan orang tua perlumengajarkan kepada anak/remajauntuk menyelesaikan


masalahbukandengan cara kekerasandan main hakim sendirimelainkandengan
pendekatan musyawarah bersamauntuk mencarisolusi yang terbaik.

3. Guru perlumenanamkan nilai-nilai agama dan moral yang baiksehingga anak


bisasaling menghargaidan menghormati.

4. Guru perlu melakukan pendekatan konseling kepada anak yang mengalami

bullying sehingga anak remajatidakmemiliki trauma berkepanjangan, minder, dan


takutuntuk bersosialisasidengan orang lain.

5. Guru dan orang tua perlubekerja sama untuk menangani bullying dengan musyawarah
yang baiksehingga dapat mencarisolusi yang terbaik.

Anda mungkin juga menyukai