Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 3

Anggota : CUT ANISA NABILA (2306104040086)


DEBI YANICA (2306104040071)
NUR HAKIKI (2306104040021)
Dosen Pengampu : Dr. Fauzi, M.Pd

Kasus Bullying di Sekolah


A. Pengertian Bullying

Bullying adalah perilaku yang melibatkan tindakan agresif, intimidasi, atau penghinaan
yang dilakukan secara berulang-ulang dan sengaja oleh satu individu atau sekelompok
individu terhadap individu lain yang lebih lemah atau rentan secara fisik, emosional, atau
sosial. Perilaku ini bisa terjadi dalam berbagai konteks, termasuk di sekolah, tempat
kerja, lingkungan online, dan di masyarakat umum. Bullying bisa berupa verbal, seperti
ejekan atau ancaman, fisik, seperti pukulan atau tendangan, atau non-verbal, seperti
penolakan sosial atau pengabaian. Dampak dari bullying bisa sangat merusak, termasuk
masalah kesehatan mental, penurunan harga diri, kesulitan belajar, dan bahkan risiko
kekerasan dan bunuh diri. Penanganan bullying memerlukan pendekatan yang holistik
melalui kesadaran, pencegahan, intervensi, dan dukungan terhadap korban serta
pendidikan dan sanksi terhadap pelaku.

B. Jenis Jenis Bullying

1. Verbal: Ini meliputi ejekan, penghinaan, ancaman, atau komentar yang merendahkan
secara verbal. Contohnya, melecehkan, memanggil nama, atau mengancam korban.

2. Fisik: Ini melibatkan tindakan fisik yang menyebabkan rasa sakit atau cedera pada
korban. Contohnya, memukul, menendang, atau mendorong korban.

3. Relasional : Ini terjadi ketika pelaku mencoba untuk merusak hubungan sosial korban
dengan cara menyebarkan gosip, memfitnah, mengucilkan, atau menolak korban dari
kelompok atau lingkungan sosial tertentu.

4. Cyberbullying: Ini terjadi melalui media sosial, pesan teks, email, atau platform digital
lainnya. Contohnya, mengirim pesan berisi ancaman atau penghinaan, menyebarkan
rumor palsu, atau memposting foto atau video yang memalukan korban.

5. Bullying Verbal dalam Bentuk Seksual: Ini meliputi komentar atau perlakuan yang
merendahkan secara seksual terhadap korban. Contohnya, menyebarkan rumor tentang
kehidupan seksual korban, ejekan berbau seksual, atau bahasa yang tidak senonoh.
6. Bullying di Tempat Kerja:Ini terjadi di lingkungan kerja dan bisa meliputi perilaku
yang merendahkan, intimidasi, atau pengucilan terhadap rekan kerja.

Setiap jenis bullying memiliki dampak yang serius terhadap korban, dan penting untuk
mengidentifikasi dan mengatasi setiap jenisnya dengan tepat.

C. Contoh Kasus Bullying di Sekolah

Peristiwa terjadi Jumat 14 Juli 2017 sekira pukul 13.30 WIB. "Itu benar ada kejadian
bullying kepada seorang remaja perempuan berinisial SB," ucap dia saat dikonfirmasi,
Senin 17 Juli 2017.
Mustakim menjelaskan, kejadian itu awalnya dari adu mulut antara salah satu terduga
pelaku dengan korban yang sama-sama perempuan.
Esoknya, korban dicegat terduga pelaku lain usai pulang sekolah. Korban lalu dibawa
menuju ke kawasan Thamrin City.
"Korban dihadang di dekat sekolah dan disuruh datang ke Thamrin City, lalu di sana
sudah ada teman-teman pelaku yang menunggu," tuturnya.
Di sanalah, siswi dan siswa lain yang merupakan para terduga pelaku melakukan
bullying kepada SB. Setelah itu, korban dipaksa untuk mencium tangan dan kaki pelaku.
Video bullying kepada siswa SMP tersebut diunggah oleh akun Lambeturah di
Instagram. Dalam video itu, tampak sejumlah siswa SMP sedang mengelilingi satu siswi
dengan seragam putih. Akun Lambeturah menulis bahwa kejadian tersebut terjadi di
sekitaran Thamrin City. Hingga saat ini, belum ada penjelasan lebih lanjut terkait
kejadian bully tersebut. Video itu mendapat lebih dari 39 ribu komentar.
D.Dampak Bullying
Rupanya dampak negatif bullying tidak hanya dirasakan oleh korban, namun juga dirasakan oleh pelaku
bullying itu sendiri. Baik korban maupun pelaku, biasanya tindakan perundungan ini masih dapat diingat
dan dirasakan, meski sudah lama berlalu. Agar lebih paham, berikut ulasan lengkap dampak negatif
bullying baik bagi korban maupun pelaku.

1.Masalah Psikologis : Korban bully sering kali menunjukkan adanya gejala masalah psikologis.
Bahkan setelah perundungan berlangsung dan lama berlalu. Kondisi yang paling sering muncul adalah
depresi dan gangguan kecemasan. Selain itu, pengaruh bullying terhadap kesehatan mental remaja dan
anak adalah merasa sangat sedih, rendah diri, kesepian, hilang minat pada hal yang biasa mereka sukai, dan
perubahan pada pola tidur atau makan. Efek bullying juga bisa menyebabkan gejala psikosomatis, yaitu
masalah psikologis yang memicu gangguan pada kesehatan fisik. Hal ini tidak hanya berlaku pada orang
dewasa, tapi juga anak-anak. Sebagai contoh, saat waktunya masuk sekolah, anak akan merasa sakit perut
dan sakit kepala meski secara fisik tidak ada yang salah di tubuhnya

2.Masalah Fisik Selain psikis : tindakan bullying bisa memengaruhi kondisi tubuh terutama bagi
korban yang mendapatkan kekerasan secara fisik, seperti luka dan memar. Bullying juga turut memicu
stres berkepanjangan, sehingga berisiko menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan, di antaranya
penurunan daya tahan tubuh, sakit kepala, dan gangguan pencernaan. Perilaku ini pun dapat memperburuk
kondisi anak yang telah memiliki riwayat masalah kesehatan sebelumnya, seperti gangguan jantung atau
penyakit kulit.
3.Sulit Percaya Orang Lain : Dampak negatif bullying bagi korban selanjutnya adalah akan
sulit mempercayai orang-orang disekitarnya atau trust issue. Kondisi ini rentan dialami oleh korban
bullying karena mereka khawatir akan mendapatkan perlakuan buruk kembali bila menaruh kepercaya

terhadap orang lain. Bahkan, bila tidak segera diatasi, korban bullying yang mengalami trust issue
cenderung akan menutup dirinya dan enggan bersosialisasi dengan orang lain.

4.Pikiran untuk Bunuh Diri : Dampak bullying bagi korban yang satu ini tidak hanya bisa
menghampiri pikiran orang dewasa. Korban bullying berusia anak-anak dan remaja pun berisiko memiliki
pikiran untuk mengakhiri hidup. Tidak jarang ada laporan kejadian tentang anak berusia sekolah yang
meninggal dunia akibat bunuh diri setelah dirundung oleh teman-teman sepantarannya.

5.Gangguan prestasi : Dampak dari bullying lainnya adalah anak cenderung akan mengalami
kesulitan dalam mencapai prestasi belajar. Mereka akan kesulitan untuk berkonsentrasi di kelas, sering
tidak masuk sekolah, dan tidak diikutsertakan dalam kegiatan yang ada di sekolah.

6.Pikiran untuk Balas Dendam : Dampak negatif bullying terhadap psikologi korban
berikutnya adalah memiliki pikiran untuk balas dendam. Hal ini perlu diwaspadai karena bisa
menyebabkan seseorang melakukan tindakan kekerasan pada orang lain untuk melimpahkan kekesalannya.

Ternyat dampak negatif bullying juga dirasakan oleh pelaku perundungan. Sebab terkadang saat kasus
bullying terjadi, umumnya orang akan menganggap bahwa pelaku bullying adalah orang yang jahat.
Sebenarnya, tidak semua pelaku bully melakukan perundungan karena keinginannya. Beberapa orang
bahkan tidak paham bahwa yang dilakukannya adalah tindakan bullying.

1. Kurang EmpatI : Pelaku bullying cenderung tidak memiliki empati terhadap orang lain. Hal ini
karena mereka telah terbiasa menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Akibatnya, mereka
mungkin tidak dapat memahami perasaan orang lain dan tidak peduli dengan konsekuensi tindakan
mereka.

2. Kecenderungan untuk Melakukan Kekerasan : Pelaku bullying lebih mungkin


melakukan kekerasan di masa depan. Hal ini karena mereka telah belajar bahwa kekerasan adalah cara
untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Kecenderungan ini dapat berdampak negatif pada
kehidupan mereka, baik secara personal maupun profesional.

3. Masalah Perilaku : Pelaku bullying lebih mungkin mengalami masalah perilaku, seperti
agresi, kenakalan, dan masalah hukum. Hal ini karena mereka telah terbiasa menggunakan kekerasan untuk
menyelesaikan masalah.

4. Gangguan Kesehatan Mental : Pelaku bullying lebih mungkin mengalami gangguan


kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan kepribadian. Gangguan kesehatan mental ini
dapat berdampak negatif pada kehidupan mereka, baik secara personal maupun profesional.

5. Kesulitan Dalam Menjalin Hubungan:Pelaku bullying lebih mungkin mengalami


kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Hal ini karena mereka telah terbiasa menggunakan
kekerasan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Akibatnya, mereka mungkin akan sulit untuk
membangun hubungan yang sehat dan langgeng.

6.Masalah Dalam Pekerjaan : Pelaku bullying lebih mungkin mengalami masalah dalam
pekerjaan, seperti dipecat atau dipindahtugaskan. Hal ini karena perilaku mereka dapat mengganggu
pekerjaan dan membuat lingkungan kerja menjadi tidak nyaman. Demikian ulasan lengkap mengenai
dampak negatif bullying. Bullying adalah masalah serius yang dapat berdampak negatif bagi pelaku,
korban, dan lingkungan sekitar. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya
bullying dan mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya.

E.Pencegahan Bullying.

Pencegahan oleh Sekolah

1. Adanya layanan pengaduan kekerasan/media bagi murid untuk melaporkan bullying


secara aman dengan kerahasiaan yang terjaga.

2. Bekerja sama dan berkomunikasi aktif antara siswa-orang tua-guru

3. Kebijakan anti-bullying yang dibuat bersama dengan siswa

4. Memperhatikan siswa yang rentan dengan bullying. Siswa yang terlihat lemah secara
fisik, anak disabilitas, atau anak yang sering mengeluh di-bully.

5. Memberikan bantuan bagi siswa yang menjadi korban

6. Para guru memberi keteladanan, berperilaku positif dan tanpa kekerasan

7. Membuat program anti-bullying di sekolah yang melibatkan siswa-guru-orang tua-


alumni dan lingkungan sekitar sekolah.

8. Memastikan sarana-prasarana sekolah tak mendorong anak melalukan bullying

D. Penanganan Bullying
1. Penyampaian pengaduan : Dilakukan oleh pelapor baik siswa korban/saksi, guru,
orang tua hingga masyarakat.
2. Pengaduan diterima tim pengaduan : Bisa terdiri dari guru, guru yang dipercaya murid,
wali kelas, guru bimbingan dan konseling (BK), hingga kepala sekolah.
3. Teknis pengaduan : Pelapor/saksi menyampaikan laporan pada tim pengaduan Tim
pengaduan menerima dan mengolah aduan yang disampaikan, mengidentifikasi
kebutuhan korban (pendampingan, perawatan luka fisik, dukungan psikologis, dsb),
menanyakan kronologis kejadian yang wajib melibatkan saksi.
4. Klarifikasi : Melakukan check dan re-check soal informasi kasus bullying,
mendokumentasikan dan mengumpulkan bukti kejadian/kasu.
5. Analisis Masalah
Menetapkan tindakan:
a. Diselesaikan secara internal (mediasi/terminasi), memerlukan keahlian/pengetahuan
tentang kasus.
b. Membutuuhkan rujukan/referral ke pihak lain seperti orang tua, fasilitas kesehatan,
polisi, pusat layanan dan sebagainya.
c. Jika sekolah tak sanggup menyelesaikan, bisa meminta bantuan ke UPT Kecamatan,
Dinas Pendidikan hingga kepolisian.
d. Menyampaikan umpan balik kepada pemohon/pelapor soal tindakan/rujukan yang
akan diambil.
6. Berbicara: Jika kita melihat seseorang menjadi korban bullying, jangan hanya berdiri
di samping, tetapi berbicaralah. Dukung mereka dan jangan biarkan kejahatan berlanjut
7. Dengarkan: Jadilah pendengar yang baik. Seringkali, seseorang yang menjadi pelaku
bullying mungkin mengalami masalah di rumah yang tidak kita ketahui. Dengarkan
ceritanya dengan empati.
8. Saling mendukung: Kami adalah teman sebaya, dan penting bagi kita untuk saling
peduli, m endukung, dan menghormati satu sama lain dalam segala situasi.
9.Laporkan: Jangan takut untuk melaporkan kasus bullying yang kamu lihat atau alami.
Kita tidak boleh berdiam diri dan membiarkan kekerasan terus menyebar. Bersama-sama,
kita bisa mengubah pola pikir itu.

Anda mungkin juga menyukai