Makalah PKL Eka
Makalah PKL Eka
Dosen Pengampu :
NIP : 197610072002121003
DISUSUN OLEH :
YUYUL NASYIFA
NPM : 2306104040017
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat-Nya untuk bisa
menyelesaikan makalah Pengetahuan Kebencanaan dan Lingkungan terkait "Peningkatan
Budaya Sadar Bencana Bagi Masyarakat Aceh Pasca Gempa Bumi dan Tsunami Tahun 2004".
Sholawat dan salam kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa
kita semua kepada alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca sangat mendukung dalam tercapainya
makalah yang sempurna.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Pengertian Bencana...................................................................................................................3
2.2 Tsunami Aceh Tahun 2004......................................................................................................4
2.3 Peningkatan Budaya Sadar Bencana Masyarakat Aceh
Pasca Gempa dan Tsunami Tahun 2004..................................................................................5
BAB III PENUTUPAN............................................................................................................7
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................7
3.2 Saran..........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tsunami ini merupakan kejadian alam yang dipengaruhi oleh adanya aktifitas yang
terjadi di dasar laut. Aktifitas ini dapat berupa gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman
meteor di laut, tanah longsor di dasar laut. Salah satu bencana terhebat abad 21 yaitu tsunami
Aceh, diawali dengan gempa 9.1 SR mengakibatkan kematian di Aceh mencapai 200 ribu jiwa,
belum termasuk di daerah lain seperti Thailand, Sri Lanka, India, Maladewa, dan pesisir timur
Afrika (Zakia, 2012).
Tsunami merupakan peristiwa alam yang bisa menimbulkan kerusakan yang sangat
besar, untungnya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini, pemahaman tsunami ini
dapat didekati dengan menggunakan pemodelan, diharapkan dengan pemodelan ini dapat
diketahui bagaimana cara perambatan gelombang tsunami, sehingga dapat memberikan deteksi
dini untuk meminimalisir korban.
Mengingat Aceh daerah yang rawan akan suatu bencana, dari itu peningkatan budaya
sadar bencana sangat perlu diterapkan bagi masyarakat Aceh lebih-lebih pasca gempa dan
Tsunami Tahun 2004.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.3 Bagaimana upaya peningkatan budaya sadar bencana bagi masyarakat Aceh pasca
1.3 Tujuan
1.3.3 Untuk mengetahui upaya peningkatan budaya sadar bencana bagi masyarakat Aceh
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam,
dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga
mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.
Adapun kejadian Bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan
tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun kerusakan. Jika terjadi bencana pada
tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian.
3
2.2 Tsunami Aceh Tahun 2004
Kata tsunami berasal dari bahasa Jepangyangmemiliki arti secara harafiah yaitu
“ombakbesardilautan” yaitu gulungan ombak besar yangmunculsetelah terjadinya gempa
bumi di lempengandasarlaut. Kata ‘Tsunami’ kemudian dipakai secara internasional untuk
menunjukkan gelombanglaut tersebut.
Awal mula penggunaan kata Tsunami adalah dari kalangan nelayan Jepangyang
merasakan gelombang yang panjang danbesarditengah laut yang melewati mereka.
Namunsekembalinya mereka ke pelabuhan mereka mendapatibahwa pelabuhan tersebut dan
wilayah sekitarnyatelah rusak parah akibat dari gelombang besar yangmereka rasakan di
tengah laut tadi. Karena hal tersebutpara nelayan berasumsi bahwa
gelombangtersebutmuncul di sekitar wilayah pesisir saja.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tsunami adalah gelombang laut dahsyat
(gelombangpasang) yang terjadi karena gempa bumi atauletusangunung api di dasar laut
(umumnya terjadi di wilayahJepang dan sekitarnya). Penjelasan lainnyayangdisampaikan
oleh T. Bachtiar bahwa tsunamiadalahgelombang yang mempunyai panjang sampai
dengan200 Km. Periode tsunami adalah estimasi waktutsunami untuk yang mencapai daerah
pesisir sekitar20menit. Kecepatan dari gelombang tsunami sangggupmenembus 800 km/jam,
bergantung pada kedalaman 18 laut. Pada tingkat kedalaman laut sekitar 5.000meter,
kecepatan rambat tsunami sangat cepat, bisa mencapaikecepatan 250meter/detik. Sedangkan
di kedalaman4.000 meter kecepatannnya 200 meter/detik, dan bila mencapai laut yang
memiliki kedalaman sedalam40meter maka gelombang tsunami hanya memilikikecepatan 20
meter/detik (Bachtiar, 2008).
4
2.3 Peningkatan Budaya Sadar Bencana Bagi Masyarakat Aceh Pasca Gempa
dan Tsunami Tahun 2004
Sikap sadar bencana merupakan budaya dan gaya hidup sehari-hari guna mendukung
upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam program mitigasi. Masyarakat merupakan
kunci utama dalam mendukung upaya mitigasi bencana sehingga perlu terus ditingkatkan
kesiap siagaannya.
Ada beberapa bencana yang tidak dapat dihindari, tetapi dampak yang ditimbulkan
dapat dikurangi dengan pengelolaan risiko bencana. Oleh karena itu, upaya peningkatan
budaya sadar bencana sangatlah penting untuk diterapkan bagi masyarakat Aceh, khususnya
pasca gempa dan tsunami tahun 2004. Salah satunya melalui siklus pengelolaan bencana.
Siklusnya pengelolaan bencana tersebut terdiri dari empat tahap yaitu pencegahan atau
mitigasi, kesiap siagaan, tanggal darurat, dan rehabilitasi serta rekonstruksi pasca bencana.
Langkah untuk peningkatan budaya sadar bencana juga dapat diterapkan melalui
pendidikan kebencanaan. Di mana melalui pendidikan akan memberikan
pemahaman kepada masyarakat terkait dampak dari bencana dan juga
menjelaskan betapa pentingnya budaya sadar bencana.
5
Budaya sadar bencana sangat penting karena memiliki beberapa manfaat yang
signifikan:
2. Pengurangan risiko bencana: Budaya sadar bencana melibatkan upaya untuk mengurangi
risiko bencana melalui langkah-langkah seperti pemetaan risiko, perencanaan tata ruang yang
aman, dan pengembangan infrastruktur yang tahan bencana. Dengan memahami ancaman
dan risiko yang ada, masyarakat dapat mengambil tindakan preventif untuk mengurangi
dampak bencana.
3. Kesiapsiagaan yang efektif: Budaya sadar bencana melibatkan persiapan yang baik
sebelum bencana terjadi. Ini termasuk menyusun rencana darurat , mengumpulkan persediaan
penting, dan melibatkan masyarakat dalam latihan evakuasi dan simulasi bencana. Dengan
memiliki kesiapsiagaan yang efektif, masyarakat dapat merespons dengan cepat dan efisien
saat bencana terjadi, mengurangi kerugian dan menyelamatkan nyawa.
4. Pemulihan yang lebih baik: Budaya sadar bencana juga membantu masyarakat untuk pulih
lebih baik setelah bencana terjadi. Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
tepat, masyarakat dapat berpartisipasi dalam upaya pemulihan, seperti membersihkan dan
memperbaiki rumah, mendukung rekonstruksi, dan memulihkan kehidupan sehari-hari.
Budaya sadar bencana juga mendorong masyarakat untuk membangun kembali dengan
pendekatan yang lebih tahan bencana, sehingga mengurangi risiko di masa depan.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bnpb.go.id/definisi-bencana
https://id.scribd.com/document/543998014/Makalah-Laporan-Penelitian-Tsunami-
Aceh.