Anda di halaman 1dari 3

Latar belakang

Akhir-akhir ini fenomena cyberbullying


banyak bermunculan karena mudahnya dalam mengakses dunia maya atau media sosial, akan
tetapi cyberbullying yang terdapat di Indonesia masih menjadi hal yang sepele.

Cyberbullying adalah intimidasi yang terjadi di dunia maya terutama pada media sosial.
Sebagian besar cyberbullying dilakukan oleh para remaja, terutama remaja urban yang dekat
dengan kemajuan teknologi.

Patchin dan Hinduja (2015) menyatakan bahwa cyberbullying


adalah perlakuan yang disengaja dan dilakukan secara berulang yang
ditimbulkan melalui media teks elektronik atau internet..

Dari pengertian cyber bullying diatas, dapat simpulkan bahwasanya cyber bullying adalah bentuk
pelecehan terhadap seseorang intinya identik dengan menghina . Atau mengandung unsur
pelecehan yang di anggap sebagai tindakan menyimpang

Faktor internal pelaku dan


korban cyberbullying :
Faktor internal

1. Kemampuan empati pelaku.

Remaja yang tidak empati serta tidak mengerti tentang etika yang baik secara online biasanya
sulit untuk mengontrol perilaku mereka di dunia online.

2. Karakter korban.

Remaja dengan jiwa yang rentan dapat menjadi pelaku atau korban dari cyberbullying

Faktor ekternal pelaku dan korban cyberbullying :

1. Intensitas penggunaan media sosial. Semakin tinggi intensitas pemakaian media sosial, maka
semakin besar peluang remaja melakukan cyberbullying ataupun menjadi korbannya.

2. Faktor perkembangan media sosial semakin pesat dikalangan remaja. Hal ini membawa tren
baru dalam kalangan remaja sebagai media untuk melakukan penindasan.
Dampak cyber bullying berbeda dari kejahatan lain dan sangat berbahaya, yakni:

1. Menarik Diri Dari Lingkungan Sosial.

Kondisi psikologis korban cenderung mengalami kecemasan dan ketakutan. Mereka tidak ragu
menarik diri dari lingkungan sosial.

2. Perasaan Dikucilkan Lingkungan.

Cyber bullying memang terjadi melalui internet atau jejaring sosial. Namun, orang-orang yang
berada di lingkungan nyata sekeliling korban dapat melihatnya. Hal ini dapat membuat orang
sekitar turut menyerang korban dalam kehidupan nyata.

3. Kesehatan Fisik dan Mental Terganggu.

Bullying yang dilakukan secara terus menerus melalui jejaring sosial oleh orang dikenal maupun
tidak dikenal akan mendatangkan stress. Ujung-ujungnya perasaan memendam depresi, rasa
cemas, dan kehilangan kepercayaan diri mendatangkan gangguan post traumatic stress disorder
(PTSD).

4. Depresi dan Ingin Bunuh Diri.

Korban cyber bullying sering kali merasakan marah, takut, terluka, tidak berdaya, malu, putus
asa, dan terisolasi. Apabila kondisi ini terjadi berulang-ulang dan semakin parah akan
menyebabkan perasaan ingin mengakhiri hidupnya

Berpikirlah dua kali sebelum memposting atau membagikan sesuatu secara online – karena
postingan itu dapat tetap berada di internet selamanya dan dapat digunakan untuk
membahayakan dirimu nanti. Jangan memberikan detail pribadi seperti alamat, nomor telepon,
atau nama sekolah kita.

Pelajari tentang pengaturan privasi aplikasi media sosial favorit kita. Berikut adalah beberapa
tindakan yang dapat kita lakukan:

 Kita dapat memutuskan siapa saja yang dapat melihat profilmu, mengirimi pesan
langsung atau mengomentari postingan kita dengan menyesuaikan pengaturan privasi
akun kita.
 Kita dapat melaporkan komentar, pesan, dan foto yang menyakitkan dan meminta media
sosial tersebut untuk menghapusnya.
 Selain ‘un-friend’ atau ‘un-follow’, kita dapat memblokir seseorang untuk menghentikan
mereka melihat profil kita atau menghubungi kita.
 Kita juga dapat mengatur untuk dapat dikomentari oleh orang-orang tertentu saja tanpa
harus benar-benar memblokir.
 Kita dapat menghapus postingan di profil kita atau menyembunyikannya dari orang-
orang tertentu.

Di sebagian besar media sosial favorit kita, biasanya orang-orang tidak akan diberitahu saat kita
memblokir, membatasi komentar, atau melaporkan mereka.

Kesimpulan

Pada umumnya orang melakukan bullying karena merasa tertekan, terancam,


terhina, dendam, dan lain sebagainya. Bullying disebabkan oleh korban dari
keadaan lingkungan yang membentuk kepribadiannya menjadi agresif dan kurang mampu
mengendalikan emosi, juga diakibatkan tayangan televisi yang dapat mempengaruhi remaja.
Oleh karena itu diperlukannya dukungan dari lingkungan sekitar untuk mengatasi perilaku
cyberbullying ini menjadi semakin parah

Anda mungkin juga menyukai