Anda di halaman 1dari 9

TUGAS SOSIOLOGI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Fajriandini
X.E

Tahun Ajaran

2022/2023
Apa itu cyberbullying?
Cyberbullying (perundungan dunia maya) ialah bullying/perundungan dengan
menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat terjadi di media sosial, platform chatting, platform
bermain game, dan ponsel. Adapun menurut Think Before Text, cyberbullying adalah perilaku
agresif dan bertujuan yang dilakukan suatu kelompok atau individu, menggunakan media
elektronik, secara berulang-ulang dari waktu ke waktu, terhadap seseorang yang dianggap tidak
mudah melakukan perlawanan atas tindakan tersebut. Jadi, terdapat perbedaan kekuatan antara
pelaku dan korban. Perbedaan kekuatan dalam hal ini merujuk pada sebuah persepsi kapasitas
fisik dan mental.
Tindakan cyberbullying
 Menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau memposting foto memalukan tentang
seseorang di media sosial
 Mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan melalui platform chatting, menuliskan
kata-kata menyakitkan pada kolom komentar media sosial, atau memposting sesuatu yang
memalukan/menyakitkan
 Trolling - pengiriman pesan yang mengancam atau menjengkelkan di jejaring sosial, ruang
obrolan, atau game online
 Menghasut anak-anak atau remaja lainnya untuk mempermalukan seseorang
 Memaksa anak-anak agar mengirimkan gambar sensual atau terlibat dalam percakapan
seksual.
Dampak cyberbullying
 Secara Mental — merasa kesal, malu, bodoh, bahkan marah
 Secara Emosional — merasa malu atau kehilangan minat pada hal-hal yang kamu sukai
 Secara Fisik — lelah (kurang tidur), atau mengalami gejala seperti sakit perut dan sakit
kepala
 Perasaan ditertawakan atau dilecehkan oleh orang lain dapat membuat seseorang tidak ingin
membicarakan atau mengatasi masalah tersebut. Dalam kasus ekstrim, cyberbullying bahkan
dapat menyebabkan seseorang mengakhiri nyawanya sendiri.
a) Dampak bagi korban
1. Dampak sikologis: mudah depresi, marah, timbul perasaan gelisah, cemas, menyakiti
diri sendiri, dan perfobaan bunuh diri
2. Dampak sosial: menarik diri, kehilangan kepercayaan diri, lebih agresif kepada teman
dan keluarga
3. Dampak pada kehidupan sekolah: penurunan prestasi akademik, rendahnya tingkat
kehadiran, perilaku bermasalah di sekolah.
b) Dampak bagi Pelaku
Cenderung bersifat agresif, berwatak keras, mudah marah, impulsif, lebih ingin
mendominasi orang lain, kurang berempati, dan dapat dijauhi oleh orang lain.
c) Dampak bagi yang menyaksikan (bystander)
Jika cyberbullying dibiarkan tanpa tindak lanjut, maka orang yan menyaksikan dapat
berasumsi bahwa cyberbullying adalah perilaku yang diterima secara sosial. Dalam
kondisi ini, beberapa orang mungkin akan bergabung dengan penindas karena takut
menjadi sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya akan diam saja tanpa
melakukan apapun dan yang paling parah mereka merasa tidak perlu menghentikannya.
Ciri - ciri anak yang mengalami cyberbullying
 Menunjukkan ciri-ciri depresi
 Memiliki masalah kepercayaan dengan orang lain
 Tidak diterima oleh rekan-rekan mereka
 Selalu waspada dan curiga terhadap orang lain (kekhawatiran berlebih)
 Memiliki masalah menyesuaikan diri dengan sekolah
 Kurang motivasi sehingga sulit fokus dalam mengikuti pembelajaran
Studi kasus cyberbullying
Jadi Korban Bullying di Internet, Bocah 12 Tahun Gantung Diri
Senin, 29 April 2013 - 14:30 WIB
Oleh :
Ilustrasi gantung diri anak SD
Sumber :
VIVAnews/Adri Prastowo
Share :
VIVAnews - Seorang bocah perempuan berusia 12 tahun tewas akibat gantung diri. Tindakan
nekat ini diduga lantaran gaya rambut dan berpakaiannya jadi bahan ledekan di media sosial.
Bagi kalangan media Inggris, ini merupakan peristiwa terkini penindasan di kalangan anak-anak
lewat Internet (cyber-bullying).
Diberitakan Daily Mail, Minggu 28 April 2013, seorang bocah perempuan bernama Katie Webb
ditemukan gantung diri di rumahnya di Evesham, Worcestershire, Inggris, Rabu siang pekan
lalu. Dia lalu dilarikan ke rumah sakit menggunakan helicopter.
Kendati upaya keras petugas medis, namun Katie menemui ajal saat tiba di rumah sakit anak
Birmingham. Polisi tidak menemukan adanya penyebab kematian lain selain bunuh diri.
"Polisi tengah menyelidiki penyebab kematian ini. Sejauh ini tidak ada yang mencurigakan,"
kata juru bicara kepolisian.
Dalam penyelidikan, teman-temannya mengatakan bahwa Katie menjadi bulan-bulanan di media
sosial karena gaya rambut dan pakaiannya yang tidak bermerk.
Kematian Katie menimbulkan keprihatinan masyarakat soal cyber-bullying. Di Facebook dan
Twitter, para pengguna mengucapkan belasungkawa sekaligus perlawanan terhadap bullying.
Halaman untuk mengenang Katie di internet telah diikuti oleh 2.000 orang dalam dua hari.
Puluhan orang menuliskan komentar menentang bullying.
"Bullying bisa datang dalam semua bentuk dan cara. Salah satu contohnya ketika kau
mengatakan seseorang 'konyol' hanya karena dia mengangkat tangan dan berusaha menjawab
pertanyaan di kelas," kata Charlotte Spica dalam akun media sosialnya.
©https://www.viva.co.id/berita/dunia/408883-jadi-korban-bullying-di-internet-bocah-12-tahun-
gantung-diri
Cyberbullying masuk dalam penalaran deduksi
Dimana cyberbullying kita dapatkan dari orang lain dan berdampak ke diri kita (umum ke
khusus) pada kasus tersebut kita akan mendapatkan dampak yang merugikan pada diri kita.
Apa itu korupsi?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain.
Dampak dari korupsi
1. Dampak Korupsi di Bidang Ekonomi
Korupsi berdampak buruk pada perekonomian sebuah negara. Salah satunya
pertumbuhan ekonomi yang lambat akibat dari multiplier effect rendahnya tingkat investasi.
Hal ini terjadi akibat investor enggan masuk ke negara dengan tingkat korupsi yang tinggi.
Ada banyak cara orang untuk tahu tingkat korupsi sebuah negara, salah satunya lewat Indeks
Persepsi Korupsi (IPK).
2. Dampak Korupsi di Bidang Kesehatan
Dampak dari korupsi bidang kesehatan adalah secara langsung mengancam nyawa
masyarakat. ICW mencatat, pengadaan alat kesehatan dan obat merupakan dua sektor paling
rawan korupsi. Perangkat medis yang dibeli dalam proses korupsi berkualitas buruk,
pelayanan purnajualnya juga jelek, serta tidak presisi. Begitu juga dengan obat yang
pembeliannya mengandung unsur korupsi, pasti keampuhannya dipertanyakan.
3. Dampak Korupsi Terhadap Pembangunan
Dampak dari korupsi ini tentu saja kualitas bangunan yang buruk sehingga dapat
mengancam keselamatan publik. Proyek infrastruktur yang sarat korupsi juga tidak akan
bertahan lama, cepat rusak, sehingga harus dibuka proyek baru yang sama untuk dikorupsi
lagi.
4. Korupsi Meningkatkan Kemiskinan
Kemiskinan berdasarkan klasifikasi Badan Pusat Statistik dibagi menjadi empat kategori,
yaitu:
 Kemiskinan absolut
Warga dengan pendapatan di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup memenuhi
kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, perumahan dan pendidikan yang
dibutuhkan untuk dapat hidup dan bekerja dengan layak.
 Kemiskinan relatif
Merupakan kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan yang dapat
menyebabkan ketimpangan pendapatan. Standar kemiskinan relatif ditentukan dan
ditetapkan secara subyektif oleh masyarakat.
 Kemiskinan kultural
Merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor adat atau budaya yang
membelenggu sehingga tetap berada dalam kondisi miskin.
 Kemiskinan struktural
Merupakan kemiskinan yang terjadi akibat ketidakberdayaan seseorang atau
sekelompok masyarakat tertentu terhadap sistem yang tidak adil sehingga mereka tetap
terjebak dalam kemiskinan.
5. Dampak Korupsi Terhadap Budaya
Korupsi juga berdampak buruk terhadap budaya dan norma masyarakat. Ketika korupsi
telah menjadi kebiasaan, maka masyarakat akan menganggapnya sebagai hal lumrah dan
bukan sesuatu yang berbahaya. Hal ini akan membuat korupsi mengakar di tengah masyarakat
sehingga menjadi norma dan budaya.
Faktor penyebab terjadinya korupsi
a) Faktor Penyebab Internal
1. Sifat serakah/tamak/rakus manusia
2. Gaya hidup konsumtif
3. Moral yang lemah
b) Faktor penyebab eksternal
1. Aspek Sosial
2. Aspek Politik
3. Aspek Hukum
4. Aspek Ekonomi
5. Aspek Organisasi
Studi kasus korupsi
JAKARTA, KOMPAS.com - Pada 6 Desember 2020, KPK menetapkan Mantan Menteri Sosial
Juliari Batubara sebagai tersangka kasus dugaan suap bantuan sosial penanganan pandemi
Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek tahun 2020.
Penetapan tersangka Juliari saat itu merupakan tindak lanjut atas operasi tangkap tangan yang
dilakukan KPK pada Jumat, 5 Desember 2020. Usai ditetapkan sebagai tersangka, pada malam
harinya Juliari menyerahkan diri ke KPK.
Selain Juliari, KPK juga menetapkan Matheus Joko Santoso, Adi Wahyono, Ardian I M dan
Harry Sidabuke sebagai tersangka selalu pemberi suap.
Menurut KPK, kasus ini bermula dari adanya program pengadaan bansos penanganan Covid-19
berupa paket sembako di Kemensos tahun 2020 dengan nilai sekitar Rp 5,9 Triliun dengan total
272 kontrak dan dilaksanakan dengan 2 periode.
Juliari sebagai menteri sosial saat itu menunjuk Matheus dan Adi sebagai Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dalam pelaksanaan proyek tersebut dengan cara penunjukkan langsung para
rekanan dan diduga disepakati ditetapkan adanya fee dari tiap-tiap paket pekerjaan yang harus
disetorkan para rekanan kepada Kemensos melalui Matheus.
Untuk setiap paket bansos, fee yang disepakati oleh Matheus dan Adi sebesar Rp 10.000 per
paket sembako dari nilai Rp 300.000 per paket bansos.
Pada Mei sampai November 2020, Matheus dan Adi membuat kontrak pekerjaan dengan
beberapa suplier sebagai rekanan yang di antaranya Ardian I M dan Harry Sidabuke dan juga PT
RPI yang diduga milik Matheus.
Penunjukkan PT RPI sebagai salah satu rekanan tersebut diduga diketahui Juliari dan disetujui
oleh Adi.
Pada pelaksanaan paket bansos sembako periode pertama diduga diterima fee Rp 12 miliar yang
pembagiannya diberikan secara tunai oleh Matheus kepada Juliari melalui Adi.
Dari jumlah itu, diduga total suap yang diterima oleh Juliari sebesar Rp 8,2 miliar. Uang tersebut
selanjutnya dikelola Eko dan Shelvy N selaku orang kepercayaan Juliari untuk digunakan
membayar berbagai keperluan pribadi Juliari.
Kemudian pada periode kedua pelaksanaan paket bansos sembako, terkumpul uang fee dari
Oktober sampai Desember 2020 sekitar Rp 8,8 miliar.
Divonis 12 tahun penjara
Juliari divonis 12 tahun penjara dan denda Rp 500 juta oleh majelis hakim Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada Senin (23/8/2021).
Majelis hakim menilai Juliari terbukti melanggar Pasal 12 huruf a Undang-Undang RI Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dalam UU RI
Nomor 20 Tahun 2001.
Selain itu, hakim juga menjatuhkan pidana tambahan untuk membayar uang pengganti sejumlah
Rp 14.590.450.000 atau sekitar Rp 14,59 miliar.
Jika tidak diganti, bisa diganti pidana penjara selama dua tahun. Hak politik atau hak dipilih
terhadap Juliari pun dicabut oleh hakim selama empat tahun.
Hal memberatkan Juliari menurut hakim perbuatannya dapat dikualifikasi tidak kesatria,
ibaratnya lempar batu sembunyi tangan. Kemudian Berani berbuat tidak berani bertanggung
jawab. Bahkan menyangkali perbuatannya.
Hakim juga menilai perbuatan Juliari dilakukan dalam keadaan darurat bencana nonalam yaitu
wabah covid-19.
Sementara yang meringankan, Juliari belum pernah dijatuhi pidana. Ia juga sudah cukup
menderita dicerca, dimaki, dihina oleh masyarakat. Hakim juga menilai Juliari telah divonis oleh
masyarakat telah bersalah padahal secara hukum terdakwa belum tentu bersalah sebelum adanya
putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
Selama persidangan kurang lebih 4 bulan Juliari hadir dengan tertib, tidak pernah bertingkah
dengan macam-macam alasan yang akan mengakibatkan persidangan tidak lancar.
Juliari dan kuasa hukumnya Maqdir Ismail pikir-pikir terlebih dahulu atas vonis tersebut.
"Kami sudah sempat berdiskusi sedikit dengan terdakwa, untuk menentukan sikap kami akan
coba mengambil sikap terlebih dahulu untuk pikir-pikir yang mulia," ujar Maqdir Ismail.
Vonis ini lebih berat dibandingkan tuntutan jaksa KPK. Sebelumnya, Juliari dituntut 11 tahun
dan denda Rp 500 juta subsider enam bulan kurungan oleh Jaksa KPK.
Jaksa menilai Juliari terbukti menerima suap dalam pengadaan paket bansos Covid-19 wilayah
Jabodetabek 2020 sebesar Rp 32,48 miliar.
Selain itu, Juliari juga dituntut pidana pengganti sebesar Rp 14,5 miliar dan hak politiknya
dicabut selama empat tahun.
Dalam tuntutannya, jaksa menyebut mantan Mensos ini memerintahkan dua anak buahnya, yaitu
Matheus Joko dan Adi Wahyono, untuk meminta fee Rp 10.000 tiap paket bansos Covid-19 dari
perusahaan penyedia.
©https://amp.kompas.com/nasional/read/2021/08/23/18010551/awal-mula-kasus-korupsi-
bansos-covid-19-yang-menjerat-juliari-hingga-divonis
Korupsi masuk dalam penalaran induksi
Dimana pada korupsi terjadi dari suatu individu yang berdampak pada banyak pihak, seperti
pada kasus korupsi dana bansos dimana hal serakah itu merugikan banyak pihak apalagi pada
waktu tersebut Indonesia di serang dengan covid-19 dan banyak masyarakat yang hidupnya
menjadi kesusahan karena dampak dari pandemi.

Anda mungkin juga menyukai