id/2015/02/12/cyberbullying/
Psikologi
Santri Iku Lakon, Ora Dadi Penonton!
Skip to content
Home
abilngaji
← Bangku Mahasiswa
I have story from pare Fajar English Club →
CYBERBULLYING
Posted on February 12, 2015 by Abdul Jalil
LATAR BELAKANG
Media online atau media sosial pada zaman sekarang bukan lagi hal yang tabu, selain
kegunaannya yang berdampak positif seperti sebagai alat komunikasi dan informasi,
media online juga dapat berdampak negatif. Dari anak-anak hingga orang dewasa
pasti mengenal dan menggunakan media online untuk berkomunikasi dan untuk
memperoleh banyak informasi. Hal ini membuat banyak orang yang tidak
menggunakan media onlinedengan baik dan benar, melainkan menggunakannya
untuk hal-hal yang negatif. Salah satu dampak negatif yang sudah tidak asing lagi
dalam penggunaan media ini adalah cyberbullying. Cyberbullying adalah perlakuan
kasar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, menggunakan bantuan
alat elektronik yang dilakukan secara berulang dan terus menerus pada seorang
target yang kesulitan membela diri (Smith dkk., 2008; dalam klikpsikologi, 2013).
Singkatnya cyberbullying merupakan suatu bentuk kejahatan yang dilakukan
seseorang melalui media sosial atau media online dengan menggunakan sarana
teknologi komunikasi dan media elektronik terhadap orang lain dengan tujuan
tertentu. Cyberbullying pada umumnya dilakukan melalui media situs jejaring sosial
seperti Facebook, Twiter, Yahoo Massenger, dan Email. Pelaku
dari cyberbullying itu sendiri kebanyakan adalah para remaja. Mereka malakukan
hal tersebut dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti dendam,
sakit hati, iri, cemburu, marah, dan ingin terlihat hebat, serta dilakukan dengan
sengaja dan secara berulang.
Dalam sebuah penelitian mengenai Cyberbullying and Self Esteem mengemukakan
bahwa para remaja yang melakukan cyberbullying adalah remaja yang mempunyai
kepribadian otoriter dan kebutuhan yang kuat untuk menguasai dan mengontrol
orang lain (Patchin & Hinduja, 2010). Remaja tersebut hanya mementingkan dirinya
sendiri dibandingkan diri orang lain dan seringkali ia menganggap orang lain tidak
ada artinya. Selain itu, hasil dari penelitian pada 30 sekolah menengah atas di
Amerika Serikat dengan menggunakan random sampling, juga menekankan
pada self-esteem seorang remaja dalam melakukan cyberbullying, yang mana
seseorang yang melakukan cyberbullyingcenderung mempunyai self-esteem yang
rendah karena hal ini merupakan suatu perilaku yang tidak menguntungkan bagi
dirinya sendiri dan hanya akan mengarah pada perilaku agresif seseorang. Perilaku
tidak terpuji ini juga sangat berdampak pada pelaku cyberbullying itu sendiri, yang
mana dengan memiliki self esteem yang rendah akan berdampak pada prestasi
akademiknya di sekolah, perilaku kriminal, dan kesehatan yang buruk.
Dalam makalah ini, akan dibahas dua kasus mengenai korban dari cyberbullying.
Kasus yang pertama terjadi pada seorang remaja berumur 12 tahun yang memilih
untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari sebuah gedung pada tahun 2013
yang lalu. Gadis muda ini bernama Rebecca Sedwick, ia mengakhiri hidupnya
dikarenakan di ganggu atau dibully oleh sekelompok gadis-gadis remaja. Rebecca
dihina, diancam, dan dipaksa untuk bunuh diri oleh para pelaku melalui akun
facebook. Penyebab dari cyberbullying ini adalah kecemburuan sosial yang
menyebabkan korban cyber tersebut tidak mampu menahan emosi sehingga ia lebih
memutuskan untuk bunuh diri. Kasus yang kedua tidak jauh berbeda, terjadi pada
seorang remaja cantik bernama Hannah Smith, 14 tahun. Tepat pada bulan Agustus
2013 yang lalu, Hannah ditemukan tewas gantung diri di rumahnya sendiri. Gadis ini
tidak bisa lagi menahan caci maki yang diluntarkan melalui media online yang
ditujukan kepadanya. Meminta Hannah untuk mengakhiri hidupnya adalah yang
diutarakan oleh orang-orang yang tidak dapat diketahui identitasnya yang mana
merupakan pelaku dari cyberbullying ini. Hannah sangat depresi dan sempat
menentang orang-orang yang membullynya melalu media online tersebut. Namun
pada akhirnya Hannah pun tetap tidak kuat dan lebih memilih untuk mengakhiri
hidupnya. Dari kedua kasus diatas, akan dibahas lebih lanjut dengan menggunakan
berbagai perspektif psikologi.
TUJUAN
Tujuannya adalah untuk lebih mengetahui berbagai permasalahan
mengenai cyberbullying, ditinjau dari berbagai perspektif psikologi.
MANFAAT
1. Untuk memberikan pengetahuan dan informasi tentang cyberbullying
2. Untuk mengurangi tingkat perilaku cyberbullying
3. Untuk memberikan rekomendasi program intervensi
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Cyberbullying
Cyber bullying adalah kekerasan yang di lakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang yang menggunakan bantuan alat elektronik yang di lakukan secara berulang
kali atau terus menerus pada seseorang yang sulit membela dirinya (Smith dkk.,
2008; dalam Alamsyah, 2013).
Aspek-aspek Cyberbullying
Bentuk-bentuk praktek cyberbullying yang sering dilakukan antara lain:
1. Mengirimkan email dan sms yang berisikan cacian dan hinaan.
2. Menyebarkan gossip atau berita buruk yang tidak menyenangkan melalui
jejaring sosial berupa komentar, gambar dan status yang dibuat.
3. Menggugah atau membeberkan beberapa identitas target tanpa ijin.
4. Mengunggah video yang memalukan yang bisa di akses semua orang.
Willard (2007; dalam Sylmia, 2012) menyebutkan macam-macam
jenis cyberbullyingsebagai berikut:
1. Flaming (terbakar): yaitu mengirimkan pesan teks yang isinya merupakan
kata-kata yang penuh amarah dan frontal. Istilah “flame” ini pun merujuk
pada kata-kata di pesan yang berapi-api.
2. Harassment (gangguan): pesan-pesan yang berisi gangguan yang
menggunakan email, sms, maupun pesan teks di jejaring sosial dilakukan
secara terus menerus
3. Denigration (pencemaran nama baik): yaitu proses mengumbar keburukan
seseorang di internet dengan maksud merusak reputasi dan nama baik orang
tersebut
4. Impersonation (peniruan): berpura-pura menjadi orang lain dan
mengirimkan pesan-pesan atau status yang tidak baik
5. Outing: menyebarkan rahasia orang lain, atau foto-foto pribadi orang lain
6. Trickery (tipu daya): membujuk seseorang dengan tipu daya agar
mendapatkan rahasia atau foto pribadi orang tersebut
7. Exclusion (pengeluaran) : secara sengaja dan kejam mengeluarkan seseorang
dari grup online.
8. Cyberstalking: mengganggu dan mencemarkan nama baik seseorang secara
intens sehingga membuat ketakutan besar pada orang tersebut.
Alat yang di gunakan untuk melakukan cyber bullying menurut Sheri Bauman
(2008; dalam Sylmia, 2012) yaitu Instant Message (IM), Chatroom, Trash Polling
Site, Blog, Bluetooth bullying, dan situs-situs jejaring sosial
Bhat (2008; dalam Sylmia, 2012) dalam Australian Journal of Guidance &
Counselling menyebutkan salah satu alat cyberbullying adalah mobile phone. Fitur
yang digunakan dalam mengintimidasi adalah mengirimkan pesan teks atau sms,
gambar, ataupun video yang mengganggu korban.
PEMBAHASAN
Perspektif Psikologi Pendidikan
Cyberbullying yang sering terjadi di media sosial dan elektronik akan sangat
menggangu proses pendidikan baik mulai dari PAUD hingga sampai pada tingkat
Perguruan tingggi, meskipun Guru atau Dosen dalam proses pembelajarannya sudah
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan tidak membosankan namun
karena anak tidak konsentrasi penuh meskipun fisiknya berada di dalam kelas akan
tetapi pikirannya tidak tertuju pada pembelajaran, anak akan terganggu
konsentrasinya karena tidak bisa berpikir dengan tenang akibat
adanya cyberbullying yang bisa jadi dilakukan oleh teman, orang yang tidak
dikenali, orang yang lebih tinggi secara status sosial, dan orang yang lebih
berpendidikan di tempat belajarnya.
Cyberbullying dapat mengakibatkan korban akan mengalami low-achievers,
yakni tidak optimal dalam usaha belajarnya. Selama pembelajaran siswa akan
mudah lupa dengan materi yang telah disampaikan oleh Guru maupun Dosen,
sehingga suasana kompetitif yang biasanya terjadi di kelas akan hilang, baik
kompetisi siswa dengan dirinya sendiri (self competition), kompetisi antara siswa
dalam satu kelompok (intra group competition), maupun kompetisi antara
kelompok (inter group competition).
Upaya preventif masalah perilaku yang serius, penanganan masalah perilaku yang
serius dan berbagai kenakalan siswa seringkali melibatkan polisi, pengadilan,
pelayanan sosial, sebagaimana orang tua dan teman sebayanya terlibat. Sekolah
memainkan peran penting bagaiana resources yang ada dapat bekerja sama dalam
menangani masalah yang serius, seperti halnya kasus Rebecca yang telah diceritakan
di atas ia telah diganggu oleh sekelompok gadis sebanyak 15 orang, hendaknya dari
pihak sekolah segera menangani atau menindaklanjutinya untuk keselamatn murid,
sehingga tidak akan sampai melakukan tindakan bunuh diri. Contoh kasus lainnya
dalam pemutaran film waktu di kelas, seorang perempuan yang terus selalu tidak
bisa terhindar dari hpnya baik di luar kelas maupun di dalam kelas sehingga ketika
Dosen menjelaskan seorang tersebut masih terus menggunakan hpnya karena
merasa khawatir yang terus berkelanjutan akibat adanya cyberbullying.
Dari permasalahan di atas, bahwa anak yang bermasalah harus mendapatkan
penanganan tidak hanya dari guru saja, melainkain juga membutuhkan dukungan
dari orangtua dan lingkungan sekitar, sehingga mampu mengurangi perilaku atau
hal-hal yang cenderung tidak di inginkan dan membuat semua anak bisa aktif
sehingga tidak cenderung untuk sibuk sendiri.
Agar anak bisa aktif tidak hanya diam dan cenderung menyendiri maka semua siswa
harus diberi kesempatan untuk memperoleh rewards jika mereka melakukan usaha
keras (untuk menanamkan atribusi usaha pada siswa). Baik berupa pujian,
pemberian permen dan atau acungan jempol, begitu pula bagi anak yang tidak mau
berusaha maka akan mendapatkan punishments, baik berdiri maju kedepan atau
tidak dikasi rewards sendiri.
Siswa laki-laki yang lebih sering terlibat dalam hal bullying sekitar 26% pelaku dan
21% korban, Perilaku bullying lebih sering terjadai di sekolah menengah daripada di
SD. (Alsa, Asmadi. 2013).
← Bangku Mahasiswa
I have story from pare Fajar English Club →
5 Responses to CYBERBULLYING
1. r says:
April 17, 2016 at 16:37
Daftar pustaka?
Reply
2. Pingback: Cyber Bullying – fikrialvian
3. Pingback: CyberBullying | Sobat Sukses
4. Pingback: CYBERBULLYING – Sobat Sukses
5. Farid says:
December 15, 2017 at 14:39
Gak ada…
Comment
Name
Email
Website
Post Comment
Stats
Users 2
Posts 398
Comments 56
Pages 1
Search
Bagikan!