Anda di halaman 1dari 2

TEKS EDITORIAL

BAHASA INDONESIA

` Nama : Achmad Farhan Berlian Purnama


Kelas : 12 MIPA 1
Sekolah : SMA N 1 Temanggung

SMA N 1 TEMANGGUNG
TAHUN AJARAN 2019/2020
Cyber Bullying Memakan Korban Lagi

Saat ini dalam dunia maya, cyber bullying menjadi hal yang biasa, terutama dalam media
sosial. Seperti kejadian yang baru-baru ini terjadi, seorang artis terkenal di Korea Selatan, Choi
Sulli, melakukan tindakan bunuh diri akibat depresi berat yang dialaminya setelah mengalami
cyber bullying melalui media sosial. Cyber bullying adalah segala bentuk kekerasan yang dialami
oleh seseorang dan dilakukan oleh orang lain melalui dunia maya atau internet. Cyber bullying
terjadi manakala seseorang diejek, dihina, diintimidasi, atau dipermalukan oleh orang lain melalui
media internet, teknlogi digital, atau telepon seluler. Bentuk dan metode tindakan cyber bullying
dapat berupa pesan ancaman, mengunggah foto atau berkomentar yang mempermalukan korban,
menyebar fitnah tentang korban, dan lain-lain.
Karena perkembangan zaman, media sosial sekarang menjadi salah satu hal yang sedan
digandrungi oleh orang-orang, terutama remaja. Seolah-olah media sosial sudah menjadi
kebutuhan pokok bagi mereka. Padahal, masa remaja adalah masa-masa saat pikiran seseorang
sedang labil-labilnya sehingga banyak di antara mereka yang tidak bisa menggunakan media sosial
dengan bijak. Salah satunya adalah melakukan tindakan cyber bullying. Mereka cenderung suka
mengekspresikan dirinya dan belum bisa mengontrol emosinya. Dalam melakukan tindakan
tersebut, mereka memiliki banyak motif seperti, karena marah, balas dendam, ingin mencari
perhatian, atau hanya ikut-ikutan orang lain saja.
Kebanyakan dari mereka yang melakukan tindakan cyber bullying tidak memikirkan
dampak yang akan dialami korban. Padahal, korban bisa saja merasa kecewa, sedih, tertekan,
merasa tidak percaya diri, bahkan mengalami depresi hebat yang berujung pada tindakan
menyakiti diri atau bunuh diri. Selain itu, tindakan tersebut bisa mempengaruhi korban sehingga
korban bisa melakukan balas dendam kepada pelaku cyber bullying maupun dilampiaskan kepada
orang lain. Pada kemungkinan terburuk, korban bisa melakukan tindakan kejahatan karena orang
jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti.
Tidak semua orang mempunyai mental yang kuat atau memiliki sifat masa bodoh untuk
menerima-menerima komentar buruk tentangnya, melalui media sosial sekalipun. Ada orang yang
mudah sakit hati, mudah sedih, mudah baper, mudah marah, pendendam, bahkan psikopat. Oleh
karena itu, pengguna media sosial seharusnya bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Peran orang tua sangatlah penting untuk menjauhkan anak dari tindakan bullying. Karena tak ada
seorang pun yang mau dirinya menjadi korban bully, kecuali jika dirinya memiliki kelainan
psikologis.

Anda mungkin juga menyukai