Faktor Individu
Kurangnya empati
Salah satu potensi penyebab terjadinya kasus cyberbullying adalah kurangnya empati. Sebagian orang
beranggapan bahwa masalah ini sepele sehingga mereka meremehkan atau menjelek-jelekan orang lain
ketika berdigital/ bermedia sosial dengan memberi komentar atau ucapan yang tidak baik yang dampak
buruk pada korban.
Karena cyberbullying dilakukan lewat dunia maya, pelakunya tak bisa melihat langsung reaksi kesedihan
yang dirasakan oleh korbannya. Hal ini menjadi salah satu alasan mereka meremehkan perasaan korban
sehingga terus melakukan perilaku tak terpujinya itu.
Popularitas menjadi salah satu hal yang mungkin dianggap penting oleh anak-anak muda. Atas dasar ini,
sebagian orang mungkin melakukan cyberbullying untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
2. Faktor Keluarga
Seseorang yang tumbuh dengan pola asuh dan pola hidup orang tua yang berantakan misalnya
terjadinya perceraian orang tua, orang tua yang tidak stabil perasaan dan pikirannya, orang tua yang
saling mencaci maki, menghina, bertengkar dihadapan anak-anaknya, bermusuhan dan tidak pernah
akur, memicu terjadinya depresi dan stres bagi anak-anaknya.
Seorang yang tumbuh dalam keluarga yang menerapkan pola komunikasi negatif seperti sarcasm
(sindirian tajam) akan cenderung meniru kebiasaan tersebut dalam kesehariannya. Bentuk komunikasi
negatif seperti ini terbawa dalam pergaulannya sehari-hari, akibatnya seseorang akan dengan mudahnya
bekata sindiran yang tajam disertai dengan kata-kata kotor dan kasar. Hal ini yang dapat memicu
seseorang menjadi pribadi yang terbelah dan berperilaku tidak baik kemudian terbawa ketika berdigital/
bersosial media sehingga menyebabkan seseorang tersebut melakukan cyberbullyng, sebab seseorang
tersebut terbiasa berada di lingkungan keluarga yang kasar.
Ketidaktahuan akan risiko hukum yang menyebabkan maraknya cyberbullying kebanyakan tidak
mengetahui bahwa perbuatan yang mereka lakukan adalah pelanggaran hukum. Mereka tidak
mengetahui bahwa dari perbuatan tersebut, mereka dapat dikenai sanksi pidana. Para pelaku
cyberbullying tersebut menganggap bahwa apa yang mereka lakukan hanya sebatas ungkapan ekspresi
diri, atau bahkan beberapa di antaranya berdalih bahwa yang mereka lakukan hanyalah gurauan
semata.
Cyberbullying yang terjadi dapat dilakukan oleh siapapun. Meskipun ditemukan kecenderungan
pada ciri tertentu, namun secara general kenakalan ini tidak memandang faktor ekonomi, maupun
faktor pendidikan. Pelaku cyberbullying dapat dilakukan oleh seseorang dengan tingkat ekonomi rendah
ataupun yang lahir dari keluarga yang berkecukupan.
Faktor yang menyebabkan seseorang melakukan cyberbullying terjadi karena melemah atau
bahkan hilangnya kontrol sosial. Kontrol sosial dalam hal ini terbagai menjadi personal kontrol dan sosial
kontrol.
Pertama, kontrol internal atau personal control yaitu kemampuan seseorang untuk menahan diri
agar tidak mencapai kebutuhannya dengan melanggar norma-norma yang ada di masyarakat. Sebagai
contoh, seorang remaja melakukan cyberbullying didasarkan karena rasa kesal terhadap korban. Sifat
temperamen yang tinggi dan ketidakmampuan untuk menahan diri ini lah yang memicu pelaku
melakukan cyberbullying. melemahnya personal control tersebut biasanya disebabkan oleh semakin
menjauhnya seseoang dari nilai-nilai agama. Mereka mengaku mendapatkan kepuasan diri dalam
melakukan cyberbullying. Meskipun mereka mengetahui bahwa perbuatannya adalah sesuatu yang
tidak baik dan dapat merugikan orang lain, namun mereka tetap melakukan cyberbullying karena
ketidakmampuan mereka untuk menahan diri.
Melemahnya kontrol sosial juga dapat melibatkan faktor eksternal atau social control, yaitu
kemampuan kelompok sosial atau lembaga-lembaga di masyarakat melaksanakan norma-norma atau
peraturan-peraturan menjadi efektif. Cyberbullying terjadi karena melemahnya kontrol sosial dari
keluarga, teman, dan masyarakat. Nilai-nilai dan etika dalam bertutur kata dan bertindak lambat laun
semakin memudar yang disebabkan oleh laju modernisasi. Lembaga kontrol sosial tidak lagi mampu
untuk membimbing masyarakatnya.