Anda di halaman 1dari 6

PELUKIS DAN WANITA

Adhy Pratama Irianto

Sinopsis:

Hidup adalah menunggu. Menunggu untuk tumbuh, menunggu untuk besar, menunggu untuk
kaya, dan menunggu untuk mati. Hidup bagi sebagian orang, hidup hanya terisi dengan ngungkung di
kantornya, ngalor-ngidul dijalanan, dan melototin layar monitornya, terus pulang, terus
tidur, terus bangun lagi terus ngungkung lagi. Terlalu panjang penantian yang dirasakan bagi
manusia untuk hidup, dan tak jarang ada yang bosan dengan monogami dan hitam putih hidup
itu. Naskah pelukis dan wanitahanya mengganti keadaan hidup yang menunggu, entah menungguapa,
menjadi seorang wanita yang menunggu pelukis untuk melukis dirinya. Sekian lama menunggu, yang
didapatnya hanya kebosanan.Hingga ia lebih memilih untuk berhenti menunggu walaupun
Adegan
Setting :
Dua buah karung kain hitam putih diletakkan di tengah-tengah
panggung. Didalam tiap karung terletak seorang laki-laki. Agak
jauh sedikit didekat wing kanan depan panggung ada sebuah meja
yang ditutup kain biru dan diatasnya duduk seorang wanita yang
termenung. Di sudut wing kiri depan ada sebuah kanvas lukisan
tergantung.

Wanita
Sudah lama kunantikan kedatangan kalian, kemana kalian! Kalian
tidak mengerti betapa sakitnya menunggu, kalian tidak pahamkah
berapa lama waktu kuterbuang sia-sia hanya karena menunggu
kalian yang tak juga menampakkan sedikitpun batang hidung kalian
dihadapanku.
(pause) (melihat jam ditangan) bagaimana ini, matahari sudah
tergelincir, kalian tak juga datang.

Pria 1
(Keluar dari karung perlahan-lahan memegang cat dan kuas, mimik
wajahnya menunjukkan kalau ia adalah seorang yang bodoh) sudah
lama menungguku, tuan putri?

Wanita
Iya, bahkan sudah hampir puas aku menunggu. Bahkan sudah
hampir bosan. Dan bahkan sudah hampir gila aku menunggu kalian.

Pria 1
(terkejut) minta maaf putri (dengan nada yang diayun-ayunkan).
Kan, belum terlalu lama putri menungguku.

Wanita
Belum terlalu lama?!, yang lama itu seperti apa menurutmu?Setahun, sewindu, satu dekade atau
satu abad!! Lihat! aku sudahduduk disini terlalu lama, bahkan kanvas (menunjuk ke kanvasyang
tergantung, diikuti dengan pandangan mata pria 1) yangkalian suruh aku bawakan sudah lapuk

Pria 1

(tertunduk) maaf tuan putri, tapi…


Wanita
Tapi apa? Lihat dandananku sudah mulai kacau, riasanku sudahmulai luntur.

Pria 1
Tapi aku hanya assistant, aku tak bisa melukis.

Wanita
Oh, begitu. Jadi mana temanmu atau bosmu itu?

Pria 1
Aku akan mencarinya, tuan putri duduk kembali manis-manisdiatas situ, dan tunggu aku.
(Pria 1 out)

Wanita
Oh, berapa lama lagi aku harus menunggu! Sialan! Bodoh!(memakikepada diri sendiri)

Pria 2
(keluar dari karung dengan raut muka sok, dan tak merasabersalah) Sudah lama menunggu tuan
putri (keluar dengan gayaflamboyant mendekati putri)
(pause, sambil menarik nafas panjang)
Bintang gemerlap, bulan menangis perih (menghadap kedepan)sudah siap dilukis tuan putri?(dengan
cepat langsung dudukdihadapan Wanita)

Wanita
Sudah dari 600 menit yang lalu.

Pria 2
600 menit, berarti 10 jam, waw ! tuan putri rela menunggu 10 jamuntuk kedatanganku, aku terharu.

Wanita
Jangan banyak bicara, dandananku sudah kacau, riasanku sudahluntur, tubuhku telah letih. Kalau kau
membutuhkan kanvas, itu(menunjuk ke kanvas, diikuti dengan pandangan mata pria 2).

Pria 2

Baik, silahkan masuk pada pose yang telah kita sepakati kemarin.
Wanita
(tanpa bicara, dengan wajah yang menahan kesal berpose denganposisi hampir tidur menghadap
depan, dua kaki terlipat keatassampai menyentuh panggul dan sikut tangan menopang tubuh agar
tetap tegak.)

Pria 2
Tunggu, sebentar..

Wanita
(raut muka berubah bingung, tetapi tetap pada posisi)

Pria 2
Peralatan melukisku ada pada asistenku, kita harus menunggukedatangannya.

Wanita
Ahhhhhhhhhhhhh!!!!!! (setengah menjerit, merubah posisinyamenjadi duduk biasa,dengan muka
menahan kesal, pause)
Dia tadi sudah datang, jauh sebelum kedatanganmu, karenaengkau belum datang, dia mencarimu!

Pria 2
Benarkah? (disambut anggukan perlahan wanita), kalau begitu,biarkan aku mencarinya (langsung
berlari keluar dengan tergesa-gesa)

Wanita
(memandang dengan kosong kedepan)
Pria 1 in

Pria 1
Sudah kucari dia kemana-mana tuan putri, tapi dia tidak jugakelihatan. Dirumahnya, diwarung
kopi tempat dia biasa, bahkanditepi jembatan tempat dia sering mencari inspirasi.

Wanita
(turun dari meja, berdiri) yah jelas kalau kau tidak bertemudengan dia (moving) wong dia dari tadi
disini!

Pria 1

Apa!? Tidak mungkin, benar-benar tidak mungkin! Mana diasekarang (pandangan berkeliling)
Wanita
Dia mencarimu! Bodoh!!

Pria 1
Benarkah!! Kalau begitu biarkan aku mencarinya (langsung keluardengan berlari)

Wanita
Tidak usah…lah… le..bih.. ba..ik … kau …menunggu disini (gesturecapek, sambil moving kembali
ketempat duduknya)
Pria 2 in

Pria 2
(tertunduk dengan nafas yang tersengal-sengal matanya beradupandangan dengan wanita yang
memandangnya dengan heran)maaf putri, dimana aku harus mencarinya, segala tempat yang
sering ia kunjungi aku datangi semua.

Wanita
Tuhan tolong aku, kalian benar-benar membuat aku gila, asistenmutadi ada disini, dia juga
mencarimu. Akhhhhhh..(memegangkepalanya)

Pria 2
Benarkah,, (langsung berlari keluar)

Wanita
Ouwhhh… baiklah, aku trauma, aku sudah hampir gila. Aku tidakakan mau dilukis lagi. Aku tidak
mau lagi. (wanita mengamukmenendang kanvas dan mendorong mejanya sampai jatuh,kemudian
dengan nafas yang naik turun dan mata yang melotot iaout)
Pria 1 dan pria 2 in.

Pria 2
(Berjalan mundur, menatap pria 1) Ah, kau selalu begitu, kalau diamarah bagaimana?

Pria 1
(terbengong dari tadi melihat keadaan sudah kacau balau)sepertinya dia sudah marah (tetap melihat
ke panggung yangkacau)
Pria 2
(tetap menatap ke pria 1) kalau dia marah saja, masih bisa kitaatasi, bagaimana kalau dia
mengamuk?

Pria 1
Sepertinya dia sudah mengamuk.

Pria 2
Okelah, kalau mengamuk masih bisa kita tangani, kalau dia pergibagaimana?

Pria 1
Sepertinya dia telah pergi.

Pria 2
(agak heran dengan arah mata pria 1 dan berbalik badan melihatke arah pandangan pria 1) oh, Tuhan
(memegang keduakepalanya).

Selesai

Anda mungkin juga menyukai