HITAM
Karya Nasyah Djamin
Para Pelaku:
ADANG
HARTATI / ISTRI ADANG
TRISNO / ADIK ADANG
RAHAYU / ADIK HARTATI
IBU / IBU HARTATI + RAHAYU
DR. GUN
(Peristiwa terjadi di ruang depan rumah Adang. Dan
sasaran
penempatannya
menunjukkan
si
penghuni
beradu
dengan
mata
ibu
yang
kini
ADANG
IBU
IBU
: Adang !
ADANG
IBU
ADANG
IBU
ADANG
ADANG
IBU
: Adang!
(Tiba-tiba Adang berhenti, tapi matanya memusuhi Ibu).
ADANG
: (Sebagai pada diri sendiri) Bagus dan kuat pisau ini. Pisau
Waja asli. O, bila adalah aku punya keberanian sekuat baja
yang indah.
IBU
ADANG
IBU
ADANG
IBU
: Janganlah
berbuat
rebut.
Kau
tahu
tingkah
lakumu
mengganggu.
ADANG
IBU
ADANG
IBU
ADANG
IBU
ADANG
: Diam!
(Tapi
ia
tiba-tiba
terkejut
mendengar
suara
ADANG
IBU
ADANG
tak ada terjadi apa-apa. Ibu yang bagus kau ini, Ibu yang
bagus!
IBU
ADANG
IBU
: Adang!
ADANG
IBU
: Sst! Adang!
ADANG
IBU
ADANG
IBU
ADANG
IBU
: Adang !
ADANG
IBU
ADANG
IBU
ADANG
IBU
ADANG
: Aku !!
IBU
ADANG
IBU
ADANG
masuk
akal!
Aku!!
(dan
kemudian
ia
ADANG
IBU
ADANG
IBU
ADANG
IBU
ADANG
IBU
ADANG
IBU
ADANG
IBU
ADANG
IBU
ADANG
: Jangan bicara lagi, aku tak mau dengar. Tak mau dengar!
IBU
ADANG
IBU
II
Dr. GUN
ADANG
Dr. GUN
: Ia masih belum sadar. (dan pada Ibu) Ayu sudah datang? (Ibu
menggeleng) Tenang-tenanglah disini.
ADANG
Dr. GUN
IBU
ADANG
suaranya
seperti
mengancam)
Saya
berhak
ADANG
Dr. GUN
: tenanglah dulu. Ya, dia masih bisa sembuh. Kalau dia sendiri
mau sembuh! Kalau dia sendiri ada kemauan mau hidup
kembali!
ADANG
Dr. GUN
III
(Adang terhenyak ke dipan, mencabik-cabik rambut)
ADANG
IBU
: Si Ayu adiknya!
ADANG
IBU
IBU
ADANG
IBU
ADANG
IBU
IBU
ADANG
IBU
ADANG
IBU
ADANG
IV
(Ibu melihatnya sampai hilang. Lalu seorang dirilah Ibu kini
dengan sepinya, menarik nafas. Dan tiba-tiba dikejutkan oleh
Dr. Gun yang keluar dari kamar Hartati).
IBU
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
10
IBU
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
IBU
IBU
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
IBU
IBU
Dr. GUN
: Hartati
11
IBU
Dr. GUN
IBU
: Apa yang Pak Dokter katakan itu benar. Rumah ini sepi dan
suram.
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
: (Diam termangu)
IBU
Dr. GUN
13
Dr. GUN
IBU
: Saya sendiri kurang tahu pak Gun. Pergi pindah dari rumah
ini, juga tidak meminta diri pada saya. Saya hanya dapat
beritanya saja. Katanya ia mencari pondokan lain yang dekat
dengan kantor pekerjaannya. Itu sepuluh hari yang lalu. Ada
sekali saya menemuinya ke tempat barunya itu, tapi ia tak di
rumah. (Sesudah diam sejurus) Sehari sesudah Ayu pergi,
Trisno juga pindah dari sini.
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
: Adang pernahmengatakan.
IBU
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
: Ibu!.
IBU
: Maafkan Dokter.
14
Dr. GUN
IBU
Dr. GUN
: Ayu.
IBU
: Ya, Si Ayu.
(Dr. Gun masih terus terpaku di depan lukisan Hartati,
kemudian katanya sebagai pada diri sendiri)
Dr. GUN
: Ada yang putus dalam diri Tati sekarang ini. Seperti rantai
kehilangan matanya. Dia tidak mau menyambungnya
kembali. Itulah sulitnya. Sebagai ia sudah berserah diri, hanya
menanti (kemudian ia cepat menyambung, demi matanya
beradu dengan mata ibu) Kita nantikan si Ayu, si Ayulah
yang dinantikan oleh Tati. (dan sambil hendak membuka
pintu kamar Hartati) Suruhlah dia masuk ke dalam kalau
datang.
(Dr. Gun masuk ke kamar Tati. Ibu termangu lagi seorang
diri. Dan ia dikejutkan kembali oleh suara Dokter Gun yang
keluar pula dari kamar Hartati)
Dr. GUN
Dr. GUN
V
(Dr. Gun memasang rokok sebatang lagi, tapi dalam
kesabarannya menanti, matanya terpancang kembali pada
lukisan Hartati yang belum selesai itu. Dan dalam salah satu
detik-detik memperhatikan lukisan itulah, Rahayu masuk
dengan tenang. Beberapa jurus ia melihat Dr. Gun begitu, di
15
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
: Patah!
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
: Ya?
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
: Tentu. Tentu!
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
RAHAYU
17
Dr. GUN
: Ayu, saya juga tidak bilang kau salah berani hidup merdeka
begitu.
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
RAHAYU
Dr. GUN
: Dengarkan dulu.
RAHAYU
Dr. GUN
: Ya ?
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
: Ya, Aku bukan gadis lagi. Supaya Dokter jangan lupa. (demi
melihat muka Dokter Gun yang kurang merasa enak itu, ia
meneruskan) Alla! Lihatlah! Takutnya lagi Dr. Gun pada
perbuatannya sendiri.
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
: Apalah
artinya
membersihkan
pelanggaran
kehormatan
diri
untuk
kebaikan
Dokter!
dan
Membunuh
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
: Ya? Jadi toh tidak berdasarkan kedua sebb itu? Dokter Gun,
kau tidak pernah berkata terus terang. Tapi tindakanmu,
pandang matamu, semuanya menunjukkan Tuan melihat saya
ini sebagai seorang yang kotor, seorang perempuan jalang.
19
Dr. GUN
: Ayu!
RAHAYU
: Berterus teranglah.
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
: Kau
mencampur
baurkan
kemerdekaan
dengan
tidak
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
aku
jadi
sekutumu,
membunuh
nyawa
di
kandunganmu?
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
: Cukup sekali itu aku jadi pembunuh. Jangan kau harap aku
akan mau begitu bodoh lagi seperti dulu!
RAHAYU
: Aku juga tidak bodoh akan datang pada Dokter lagi. Lebih
baik aku bunuh diri.
Dr. GUN
: Percaya nona.
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
Rahayu
yang
tidak
bisa
mengendalikan,
21
Dr. GUN
RAHAYU
Bapaku
dan
keluargaku
ternoda
karena
RAHAYU
Dr. GUN
: Ayu.
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
: Aku?
Dr. GUN
RAHAYU
: Aku?
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
Dr. GUN
RAHAYU
: Pak Gun tidak tahu apa yang terjadi antara saya dan Tati.
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
berpengalaman
dua
tahun
yang
lalu
dengan
RAHAYU
Dr. GUN
RAHAYU
Dr. GUN
Dr. GUN
VI
(Pintu kamar Hartati terbuka dn Ibu keluar mendapatkan Dr.
Gun).
IBU
Dr. GUN
RAHAYU
IBU
24
RAHAYU
: Baru saja.
IBU
RAHAYU
IBU
RAHAYU
IBU
IBU
RAHAYU
IBU
: Ibu sudah tahu. Dia sudah bertekad tidak mau hidup lagi.
Hendaknya Tuhan mengampunkan kesalahan-kesalahannya.
RAHAYU
IBU
RAHAYU
IBU
RAHAYU
: Ke gunung.
IBU
RAHAYU
IBU
RAHAYU
25
IBU
: Buat apa kau ikut dengan dia. Dia bisa pergi sendiri. Dia
bukan adikmu, bukan kakakmu, bukan saudaramu!
RAHAYU
IBU
RAHAYU
: Ibu, aku tahu apa yang kukehendaki. Bilapun akan terjadi lagi
seperti dulu, aku akan (Tiba-tiba diam).
IBU
IBU
RAHAYU
IBU
RAHAYU
IBU
RAHAYU
: Sekali ini aku tidak peduli apa yang akan terjadi. Dia tidak
akan kulepas. Tidak akan kulepas!
IBU
RAHAYU
IBU
RAHAYU
IBU
RAHAYU
IBU
RAHAYU
IBU
diri.
Kemudian
barulah
ibu
mengangkat
IBU
RAHAYU
IBU
RAHAYU
: Aku masih cinta pada Ibu. Kita tidak kehilangan. Antara kita
masih ada saling mengerti dan saling mencinta.
IBU
: Ya, ibu sudah bisa tentram sekarang. Lucu, sebelum ini Ibu
juga tahu, aku kehilangan kau berdua: Tati dan Ayu.
Kesadaran itu menyayat hati ibu. Tapi sekarang tidak lagi.
Karena kau sendirilah yang berhak memilih dan menentukan
hidupmu sendiri. Ya, kita sudah terpisah, tapi janganlah kita
berpisah dengan hati yang benci membenci. Itulah yang
hendak ibu katakan.
RAHAYU
27
IBU
: Ibu tahu. Aku Ibumu, kau anakku. Kita punya hidup sendirisendiri. Sekarang kita berhadapan sebagai kawan dengan
kawan, sebagai manusia dengan manusia. Kita tetap
berbaikan, ya?
RAHAYU
IBU
RAHAYU
berpelukan
dengan
mesranya,
kemudian
ibu
28