Anda di halaman 1dari 21

HAKIM A

Lakon

MENCARI
KEADILAN
Karya Bertolt Brecht - Terjemahan W.S Rendra
Tokoh-Tokoh:
Hakim A
Inspektur
Jaksa
Pengawal
Babu
Hakim B

BULAN JANUARI YANG BERKABUT. NAMPAK DARI JENDELA SUASANA


UDARA PAGI YANG MURUNG. LAMPU GAS YANG BUNDAR MASIH
MENYALA. HAKIM A MEMAKAI JUBAHNYA. PINTU DIKETUK ORANG

HAKIM A
Ya, masuk (inspektur polisi masuk)

INSPEKTUR
Selamat pgi, Yang Mulia

HAKIM A
Selamat pagi Herr Tallinger. Saya minta anda dating karena saya ingin
menanyakan soal Gold Schimt, Kellner dan Gaunitser. Saya mengaku bahwa
persoalan ini tidak jelas bagi saya. (isnpektur tidak menjawab) menilik gawatnya
persoalan dan huru-hara yang timbul akibat peristiwa ini maka tentunya pihak
S.A telah mengadakan penyelidikan bukan? (inspektur mengangkat bahu)
Inspektur Tallinger, saya akan merasa berterima kasih seandainya anda mau
memberikan kesimpulan mengenai peristiwa ini sebelum pengadilan saya buka.
Itu bias anda lakukan bukan?

INSPEKTUR (berbicara seperti mesin)


Pada tahun yang lalu, pada tanggal 2 Desember pada jam 08.15 di waktu pagi
hari, tiga orang anggota S.A, Schimt, Kellner dan Gaunitser, menyerang masuk
kedalam toko perhiasan Khun di jalan Fredrik, bertukar jawab beberapa kata,
dan melukai Khun, yang berumur lima puluh empat tahun, di bagian belakang
kepalanya. Peristiwa ini juga bencana materiil seharga kira-kira 11.000 Mark.
Penyelidikan polisis yang dikerjakan pada tanggal 7 Desember, pada tahun yang
lalu membuktikan bahwa….

HAKIM A
Tallinger yang terhormat, semua itu telah tertulis dalam laporan ini. (dengan
jengkel ia menunjukkan pada laporan yang Cuma terdiri dari selembar kertsa
folio). Seumur hidup saya belum pernah melihat laporan yang sesingkat dan
HAKIM A

seceroboh ini. Dan tidak lagi ada embel-embel lagi yang diajukan kepada saya
ini. Baiklah, jadi semuanya sudah tertulis disitu. Saya harap bahwa anda rela
menjelaskan latar belakang dari persoalan ini.

INSPEKTUR
Tentu saja Yang Mulia

HAKIM A
Nah?

INSPEKTUR
Latar belakangnya tidak ada Yang Mulia

HAKIM A
Tallinger, apakah anda akan menegaskan bahwa masalah ini tampak komplek?

INSPEKTUR
Tentu saja komplek Yang Mulia

HAKIM A
Dikatakan disini bahwa beberapa perhiasan telah lengyap selama insiden itu.
Apakah semuanya telah diketemukan kembali?

INSPEKTUR
Setahu saya belum (Hakim A melotot, memandang inspektur) Saya punya
keluarga Yang Mulia

HAKIM A
Saya juga punya Tallinger

INSPEKTUR
Ya (pause sebentar) Yang Mulia tahu, Khun adalah seorang Yahudi

HAKIM A
Sebagai Nampak dari namanya

INSPEKTUR
Benar. Dan ada desas-desus tersebar di daerah itu. Mengenai seseorang yang
terlibat didalamnya

HAKIM A
Aha, siapa tersangkut dalam masalah ini?

INSPEKTUR
Anak perempuan Khun 19 tahun kabarnya cantik

HAKIM A
Apakah masalah ini sudah dibereskan secara damai?

INSPEKTUR
BOleh dikatakan tidak. Desas-desus itu kemudian hilang lagi

HAKIM A
Lalu siapa biang keladi desas-desus itu?

INSPEKTUR
Pemilik gedung. Seorang yang bernama Herr Von Niel

HAKIM A
Ia ingin Yahudi itu keluar dari gedungnya? Memindahkan tokonya?

INSPEKTUR
Begitulah tafsiran kami. Tetapi kemudian nyatanya ia tetap nongkrong disitu

HAKIM A
Tetapi bagamanapun ini menjelaskan pertanyaan kenapa anda semacam
antipasti terhadap Khun di daerah itu bukan? Dan ketiga anak muda itu bertindak
semata-mata gairah patriotisme

INSPEKTUR (ia menjawab dengan tegas)


Saya kira tidak begitu Yang Mulia

HAKIM A
Tidak bagaimana?

INSPEKTUR
Saya kira Schmit, Kellner dan Gaunitser tidak akan menghebohkan soal
kecemasan ras itu.

HAKIM A
Kenapa tidak?
HAKIM A

INSPEKTUR
Nama orang Aria yang terlibat tidak pernah disebutkan dalam laporan, siapa
orangnya yang bias tahu? Ia bias saja ambil setiap orang Aria bukan? Dan
dimana bias ditemukan, di dalam lautan atau di atas langit yang kosong?
Dengan pendek S.A tidak mau membicarakan peristiwa itu.

HAKIM A (kesal)
Jadi kenapa anda ceritakan semua ini padaku?

INSPEKTUR
Sebab anda tadi berkata bahwa anda punya keluarga. Jadi janganlah anda
membicarakan hal yang tidak bias dibicarakan itu lagi. Bagamana pun beberapa
saksi sudah disiapkan

HAKIM A
Saya tahu, tetapi di luar itu saya tidak tahu apa-apa

INSPEKTUR
Yang Mulia, antara kita berdua, makin sedikit anda tahu makin baik bagi anda

HAKIM A
Enak saja ngomong. Tapi sayalah orangnya yang harus menyusun keputusan.
Nah ya, kemungkinan lain yang tinggal ialah bahwa Khun-lah yang memulai
memancing pertengkaran dengan tiga orang S.A itu. Lain dari ini tidak ada lagi
cara untuk menerangkan insiden itu

INSPEKTUR
Begitulah juga isi pikiran saya Yang Mulia

HAKIM A
Dalam hal ini bagaimana caranya. Khun memancing pertengkaran?

INSPEKTUR
Menurut keterangan mereka sendiri, mereka dipancing bertengkar oleh Khun dan
seorang penggangur yang menyusup untuk Khun. Rupa-rupanya ketiga orang itu
sedang berangkat untuk minum ke Bar ketika melewati tokonya Khun. Tiba-tiba
Wagner, penggangur itu dan Khun sendiri mulai mengejar mereka

HAKIM A
Tetapi tentu saja saksinya tidak ada
INSPEKTUR
Ada. Pemilik gedung. Yang namanya Herr Von Niel itu, menyatakan bahwa ia
melihat Wagner memancing-mancing pertengkaran dengan orang-orang S.A itu.
Ia melihat lewat jendela. Dan partnernya Khun namanya Herr Stau mengunjungi
markas S.A pada siang itu juga. Dan dimuka Schmit, Kellner dan Gaunitser
mengakui bahwa Khun selalu ngomong jijik tentang S.A

HAKIM A
Jadi Khun mempunyai seorang partner orang Aria?

INSPEKTUR
Jelas. Apakah anda sangka ia akan memilih seorang Yahudi untuk partnernya?

HAKIM A
Maka partnernya tidak akan mungkin membuat pernyataan yang merugikan
bukan?

INSPEKTUR (dengan licik)


Belum tentu

HAKIM A (jengkel)
Aku kurang mengerti. Sudah jelas toko itu tidak akan bias menuntut kerugian
apabila terbukti bahwa Khun memancing pertengkaran terhadap Schmit, Kellner
dan Gaunitser INSPEKTUR
Bagaimana anda, kalau Stau partnernya tertarik untuk minta ganti kerugian?

HAKIM A
Aku tidak mengerti. Bukannya ia partnernya?

INSPEKTUR
Jelas. (Hakim A pusing) Kami sudah mengetahui bahwa Stau bias keluar masuk
markas besar S.A tidak secara resmi dan terbuka, maksud saya, tetapi dari pintu
belakang dan mungkin karena itu pula sebabnya maka Khun memilihnya sebagai
partner. Pada suatu kali Stau pernah terlibat pada suatu affair yang aneh.
Pasukan S.A pernah menculik seseorang yang kemudian keliru. Maksud saya
salah orangnya, dan agak sulit membereskan persoalan itu. Tentu saja maksud
saya bukan untuk gegabah, menyatakan Stau sendiri di dalam masalah ini akan
juga… Bagaimanapun Yang Mulia harus berhatihati terhadapnya. Yang Mulia
baru saja mengatakan bahwa Yang Mulia punya keluarga, jadi saya percaya
Yang Mulia bias merahasiakan notabene ini.
HAKIM A

HAKIM A (geleng kepala)


Apa yang tidak bias saya lihat dengan jelas ini, bagaimana Herr Stau bias meras
beruntung apabila toko itu kehilangan 11.000 Mark?

INSPEKTUR
Ya, perhiasan-perhiasan itu sudah terang tidak bias kembali lagi. Hilang. Maksud
saya kita tidak bias menemukannya pada Schmit, Kellner dan Gaunitser. Dan
mereka juga tidak pernah kedapatan menjual barang-barang itu.

HAKIM A
Oo, begitu.

INSPEKTUR
Tentu saja Stau tidak bias diharapkan untuk tetap menjadikan Khun sebagai
partnernya setelah ternyat Khun bersalah memancing pertengkaran terhadap
anggota S.A, sedangkan tentang kerugian karena telah ada barang yang hilang
sebagai akibat peringatan tersebut, maka Khun harus
mempertanggungjawabkan kepada Stau. Apakah sekarang jelas?

HAKIM A
Tentu saja semuanya sudah jelas sekarang (dengan penuh pikiran ia
memandang inspektur, sesaat inspektur langsung memandang ke depan, resmi
tanpa ekspresi) Ya, dan dari kesimpulannya akan menjadi begini: Khun
memancing keributan terhadap anggota enggg.. Ketiga anggota S.A. nyatalah ia
tidak disukai dimana-mana. Engkau sendiri telah mengatakan kepada saya
bagaimana ia membuat perasaan pemilik gedung menjadi kikuk karena skandal
yang telah terjadi sebagai akibat perbuatan anak perempuannya. Ya, ya saya
tahu affair ini tidak pantas untuk dibicarakan tetapi sudah jelas bahwa pemilik
gedung itu tentu akan gembira kalau melihat bahwa sebentar lagi aka nada
orang yang akan pindah dari gedungnya. Banyak terima kasih Tallinger, anda
telah banyak membantu saya (Hakim A menyalami inspektur, inspektur pergi,
keluar. Di ambang pintu ia berpapasan dengan Jaksa yang baru saja masuk
kedalam ruangan itu)

JAKSA (kepada Hakim A)


Bolehkah saya bicara sebentar?

HAKIM A (sambil makan apel)


Anda, boleh

JAKSA
Mengenai soal Schmit, Killner dan Gaunitser
HAKIM A (sebentar mengunyah)
Ya

JAKSA
Perkara ini kelihatannya lurus tanpa kompleks, tetapi…

HAKIM A
Ya terus terang saja saya tidak mengerti kenapa kantor anda mengadakn
pemeriksaan pendahuluan

JAKSA
Apa salahnya? Perkara ini menghebohkan orang-orang bayak. Bahkan anggota-
anggota partai membuat agar diadakan penyelidikan

HAKIM A
Saya melihatnya tidak lebih sebagai tindakan lancing dari seorang Yahudi. Lain
tidak

JAKSA
Nonsene Yang Mulia. Kesimpulan tuduhan kami mungkin kedengarannya terlalu
dramatis, tetapi percayalah, bahwa perhatian yang serius pantas diberikan.
Janganlah anda naïf. Anda harus belajar berpandangan yang jauh. Dan hati-
hatilah jangan membuat kesalahan atau tiba-tiba saja dengan tidak terduga anda
bias dibuang menjadi koki di distrik yang terpencil

HAKIM A (kaget, agak lemes, dan berhenti makan apel)


Saya tidak mengerti. Anda toh mungkin berminat meloloskan Khun si Yahudi itu
dari hukuman

JAKSA (dengan harga diri)


Bagaimana kalau saya memang bermaksud begitu? Tidak benar bahwa Khun
telah memancing pertengkaran. Apakah anda berpendapat bahwa Khun tidak
mungkin mendapatkan keadilan didalam pemerintahan Reich ke-III semata-mata
hanya ia seorang Yahudi? Aneh sekali rencana pemikiran itu

HAKIM A (jengkel)
Saya tidak punya pikiran apa-apa, saya semata-mata hanya berpendapat bahwa
Schmit, Killner dan Gaunitser melakukan perbuatan itu karena memang
dipancing?

JAKSA
HAKIM A

Mereka bukannya dipancing Khun, tetapi oleh penggangur yang bernama…


Wagner

HAKIM A
Spitz! Didalam laporan tuduhan anda tidak ada hal itu disebutkan

JAKSA
Tentu saja tidak. Apa yang kami dengar hanyalah orang S.A menyerang Khun
dan lalu kami mengakhiri persoalan itu, karena itu tugas kami. Tetapi bila
seandainya saksi Von Niel berkata didalam pengadilan nanti bahwa Khun tidak
memancing pertengakaran, bahwa tidak selama keributan itu, tapi sebaliknya
justru si penganggur inilah, si Wagner yang agresif melancarkan makian, maka
mau tidak mau kita harus mempertanggungjawabkan hal itu.

HAKIM A
Jadi Von Niel akan membuat pernyataan semacam itu? Tetapi bukankah ia
pemilik gedung. Dan ia ingin kita membuat pernyataan yang menguntungkan
Khun

JAKSA
Astaga kenapa anda berfikir seperti itu terhadap Von Niel? Bukankah ia harus
mengatakan kebenaran dibawah sumpah. Mungkin anda tidak tahu bahwa Von
Niel adalah intelijen dari S.A kecuali itu mempunyai koneksi yang besar artinya
didalam kementerian kehakiman. Aku nasehatkan pada Yang Mulia supaya lebih
menghargai Herr Von Niel. Ia mungkin tidak bersalah

HAKIM A
Say kira saya cukup menghargainya. Dewasa ini orang juga tetap menghargai
orang yang menolak orang Yahudi untuk tinggal didalam gedungnya

JAKSA
Saya kira asal Khun masih tetap membayar uang sewa…

HAKIM A
Baru saja saya diberitahu bahwa suatu kali Herr Von Niel member informasi yang
tidak baik tentang diri Khun dan putrinya ialah…

JAKSA
Jadi Yang Mulia sudah tahu akan hal itu. Tetapi bukankah anda keliru kalau
menyangka bahwa Von Niel ingin mengusr Khun dari gedungnya? Sebab
ternyata kemudian ia mencabut kembali informasinya itu. Bukankah lebih tepat
bila kita menyangka bahwa akhirnya akhirnya mereka telah menemukan kata
sepakat yang paling menguntungkan? Yang Mulia jangnlah begitu naifi (betul-
betul jengkel)
Herr Spitz! Persoalan ini tidak gampang, partnernya sendiri yang semula kuduga
akan melindunginya malah akan menuntutnya. Dan pemilik gedung itu yang
semula kuduga akan mennuntutnya malah melindunginya. Ini tidak gampang,
tapi toh kita harus sampai pada satu kesimpulan

JAKSA
Untuk itulah kita digaji

HAKIM A
Konyol! Suka Havana? (jaksa mengambil Havana dan keduanya merokok,
termenungmenung, akhirnya Hakim meneruskan perkataannya dengan pelan)
Tetapi seandainya Khun dibebaskan dari segala kesalahan dimata pengadilan
nanti akan segera ia bias menuntut ganti kerugian kepada pasukn S.A

JAKSA
Tidak mungkin orang berani menuntut S.A Paling-paling ia nanti akan menuntut
Schmit, Kelliner dan Gaunitser yang tidak mempunyai uang sepeser pun. Nah itu
si em…siapa namanya? Wagner! (dengan tekanan) setiap orang harus berfikir
dua kali sebelum menuntut S.A

HAKIM A
Dimana Khun dewasa ini?

JAKSA
Di Rumah Sakit

HAKIM A
Dan wagner?

JAKSA
Di Kamp Konsentrasi

HAKIM A (sedikit agak lega)


Yah, yah. Menilik keadaannya benar juga bahwa Khun tidak berani menuntut
S.A. dan Wagner tidak akan banyak cerewet untuk membela namanya. Tapi
orang-orang S.A pasti tidak akan merasa puas apabila mereka melihat ada
orang Yahudi yang bias lolos dari hukuman pengadilan

JAKSA
HAKIM A

Tetapi pengadilan harus menegaskan bahwa ketiga orang S.A itu telah dipancing
untuk bertengkar. Tidak begitu penting bagi mereka, apakah si pemancing itu
adalah orang
Yahudi atau Komunis

HAKIM A (masih ragu-ragu)


Ah itu tidak benar. Betapapun selama pertengkaran antara Wagner dengan
orang-orang S.A toko perhiasan itu rusak dan beberapa intan telah hilang. jadi
banyak sedikitnya S.A terlibat dalam masalah ini

JAKSA
Yah, anda toh tidak bias memuaskan segala pihak. Tetapi saya percaya bahwa
perasaan patriotic anda pasti bias member bimbingan siapa yang harus dibela
haknya. Dan saya menekankan satu hal, saya dinasehatkan dan nasehat ini
dating dari kalangan tinggi didalam S.A bahwa dewasa ini Negara lebih
membutuhkan dukungan para hakim

HAKIM A (menarik napas panjang, mengeluh)


Saya bingung. Sangat sukar untuk tahu dengan pasti mana keadilan yang
dikehendaki, bukan Splitz? Anda harus mengetahui hal ini.

JAKSA
Tentu saja. Tetapi, Menteri Kehakiman kita telah mengutarakan satu ucapan
yang brilian yang barangkali bias dipakai sebagai pedoman. “Apa saja yang
bergema bagi rakyat Jerman itulah yang disebut keadilan”

HAKIM A (Tanpa perasaan)


Ya, tentu saja

JAKSA
Ucapkanlah ittu dengan sedikit gembira Tuan Hakim (ia berdiri) Wah, sekarang
anda tahu latar belakangnya. Seharusnya sekarang tidak ada kesulitan apa-apa
lagi. Sampai ketemu Yang Mulia. (ia meninggalkan kamar. Hakim A merasa
gelisah. Ia berdiri sejenak dimuka jendela, menghisap cerutu lalu pergi ke meja,
membolak-balik laporanlaporan dengan pikiran yang melayang ke soal yang lain.
Akhirnya ia membunyikan bel. Seorang pengawal masuk)

HAKIM A
Panggilkan Inspektur Tallinger. Ia berada di kamar saksi. Jagalah jangan sampai
menarik perhatian orang. (pengawal pergi, kemudian inspektur masuk) Tallinger,
untung saja tidak meneruskan nasehatmu sebagai provokasi dari pihak Khun.
Saya dengar bahwa Herr Von Niel bersedia memberikan kesaksian dibawah
sumpah bahwa Wagnerlah yag melakukan provokasi bukannya Khun

INSPEKTUR (Seperti batu)


Memang betul Yang Mulia

HAKIM A
“memang betul” Nah apa sekarang maksudmu?

INSPEKTUR
Bahwa memang Wagnerlah yang melakukan provokasi

Jadi begitulah kebenarannya?

INSPEKTUR
Yang Mulia, kebenaran atau bukan kita tidak bisa

HAKIM A (dengan pasti)


Dengarkan, Bung. Anda berdiri didalam pengadilan Jerman. Apakah Wagner
mengaku salah atau tidak?

INSPEKTUR
Yang Mulia, terus terang saja, saya tidak dating ke Kamp Konsentrasi untuk
bertemu sendiri dengan Wagner. Tetapi didalam laporan Tanya jawab yang
resmi dimana disebutkan bahwa Wagner sedang sakit ginjal, disstu disebutkan
bahwa ia telah mengaku bersalah, hanya saja…

HAKIM A
Baiklah ia mengaku bersalah, tetapi apa maksudmu dengan “hanya saja” itu?

INSPEKTUR
Wagner adalah veteran perang dunia I. ia menderita cacat karena tembakan di
kepalanya dan menurut Herr Stau -ialah partner Khun- ia tidak bias bersuara
keras. Maka sebenarnya tidak mungkin bahwa Von Niel yang waktu itu berada di
tingkat ke II bias mendengar ia memaki-maki orang S.A itu, sebab tidak…

HAKIM A
Ah, ya tentu saja satu provokasi tidak perlu dilakukan dengan suara keras. Satu
gerakan tangn saja bias menimbulakan satu provokasi. Saya mendapatkan
kesan bahwa pihak Kejaksanaan ingin memberikan lubang bagi S.A. ya memang
begitulah tepatnya keinginan mereka.
HAKIM A

INSPEKTUR
Demikianlah Yang Mulia

HAKIM A
Apa kata Khun

INSPEKTUR
Khun mengatakan bahwa sama sekali ia tidak berada di toko itu dan ia luka di
bagian kepalanya karena ia jatuh dari tangga. Itu saja yang bias dikatakan

HAKIM A
Orang itu mungkin benar-benar tidak bersalah, tetapi secara sial terlibat dalam
perkara ini

INSPEKTUR
Yang Mulia

HAKIM A
Janganlah seperti orang gial. Berhentilah berkata “Yang Mulia”!!

INSPEKTUR
Yang Mulia

HAKIM A
Apalagi maksudmu! Janganlah engkau salah tafsir Tallinger. Engkau harus sadar
bahwa saya agak gelisah. Saya yakin kau cukup bias dipegang kata-katanya,
tetapi etika kau member nasehat itu kepadaku, apa sebenarnya maksudmu?
Inspektur : Apak anda tidak pernah berfikir bahwa mungkin jaksa itu
menginginkan jabatan anda sekarang? Dan karenanya ia member jalan yang
keliru kepada anda, hal semacam itu sudah biasa di jaman sekarang. Yahudi itu
tidak bersalah. Bahwa ia tidak pernah memberikan provokasi untuk bertengkar,
bahkan waktu itu ia tidak berada di tempat pertengkarn itu. Dan mendapatkan
luka dikepalanya lantaran tidak sengaja. Maka lalu ia kemudian kembali
ketokonya. Herr Stau tidak bias menghalang-halangi dan toko itu sudah
menderita kerugian 11.000 Mark. Sekarang Herr Stau, sebagai partnernya,
karena tidak bias menuntut kalau ia harus ikut menanggung kerugian itu, maka
Stau akhirnya nanti menuntut ganti kerugian kepada S.A. ya, ia akan berbuat
begitu karena saya tahu betul sifat orang ini. Tentu saja ia tidak akan
berhadapan dengan orang-orang S.A seorang diri secara pribadi sebab ia sudah
menjadi partner seorang Yahudi, ialah yang menuntut istilah sekarang “ia telah
menjadi begundal oarng Yahudi” ….Lalu ia akan meminjam tangan, lalu akan
disebutkan nanti bahwa orang-orang S.A di dalam antusiasme patriotiknya telah
menyita intan-intan seharga 11.000 Mark. Nah bias anga bayangkan nanti
bagaimana orang-orang S.A akan menerima akibat keputusan anda nanti.
Khayalak ramai juga tidak bias menerima keputusan seperti itu. Sebab di dalam
Reight III, bagaimana mungkin seorang Yahudi menyalahkan S.A (terdengar
huru-hara di belakang panggung, makin lama makin keras)

HAKIM A
Kenapa gaduh itu? Nanti dulu Tallinger (mengebel pengawal, pengawal masuk)
Apa artinya kegaduhan itu?

PENGAWAL
Ruang pengadilan penuh sesak. Orang-orang berdesak-desakan sehingga tidak
ada jalan masuk lagi. Tapi tiba-tiba datanglah orang-orang S.A, mereka
mendesak minta jalan masuk. Mereka bilang, mereka diperintahkan
pemimpinnya untuk hadir dalam siding pengadilan ini. (pengawal pergi, Hakim A
kelihatan ketakutan)

INSPEKTUR
Hati-hatilah sekarng. Nampaknya tekanan dari pihak S.A terhadap anda cukup
nyata.
Dengan sangat saya nasehatkan pada anda, titik beratkanlah semuanya pada
Khun.
Janganlah berani mengusik-usik S.A
(tertunduk, putus asa, ia pegang kepalanya dengan kedua tangannya.
Ia
ampak lelah)
Baiklah Tallinger semuanya akan saya pikirkan

INSPEKTUR
Benar, pikirkanlah baik-baik Yang Mulia (ia pergi keluar, hakim A dengan susah
payah berdiri dan membunyikan bel dengan gaduh, pengawal masuk)
Panggilkan Hakim Basserman. Dengan hiormat saya mengharapkan
kedatangannya sebentar saja. (pengawal keluar, Babu masuk membawa
kantong makanan siang)

BABU I
Jangan jadi linglung Yang Mulia. Sungguh kelewatan, lihatlah, apa yang tuan
lupakan hari ini. Tuan lupa membawa makan siang tuan, lalu nanti tuan harus
membeli asal roti saja dan akhirnya tuan akan sakit perut lagi seperti seminggu
yang lalu. Ini menunjukkan bahwa anda kurang memelihara diri

HAKIM A
HAKIM A

Baik, baik Flora

BABU I
Say hampir-hampir tidak bias masuk. Seluruh gedung penuh dengan orang-
orang S.A yang akan menyaksikan perkara ini. Tetapi sekarang orang-orang S.A
yang sombong itu akan mendapatkan ganjarannya, bukan? Orang-orang itu
galak dan tidak punya perikemanusiaan. Sungguh orang-orang S.A akan
menginjak Jerman. Di toko-toko daging orang-orang berkat “ untunglah masih
ada keadilan didunia” Sungguh tidak bias dibenarkan bahwa mereka memukul
seorang pedagang seenaknyasaja, dan beramai-ramai pula. Biarpun seorang
Yahudi tidak pantas diperlakukan seperti itu. Dan bayangkanlah cara mereka
merampok perhiasan-perhiasan itu. Seenaknya saja. Seakan-akan semuanya itu
barang-barang mereka sendiri. Seluruh orang tahu bahwa separuh anggota S.A
adalah anggota bekas criminal, seandainya tidak ada hakim dan pengadilan lagi,
bahkan cathedral pasti akan mereka rampok

BABU II
Barangkali memukuli orang sekedar untuk merampok perhiasan. Salah satu dari
mereka yang bernama Schmit dan kawin dengan seorang gadis yang enam
bulan yang lalu berkeliaran di jalan menawarkan dirinya. Dan mereka juga
menyerang Wagner, pekerja kasar itu, selagi ia menyekop salju di jalan. Semua
orang melihatnya. Merak terangterangan mengerjakannya. Seluruh distrik telah
diteror oleh mereka. Dan apabila seseorang berani mengatakan sesuatu, maka
ia dipukuli oleh mereka, ia pasti tidak akan bias bangun kembali untuk selama-
lamanya

HAKIM A
Baiklah, Flora, baiklah. Sekarang pergilah

BABU V
Ditoko daging tadi, dihadapan orang banyak saya telah berkata “Hakim Richter
akan member perhitungan pada mereka, mereka akan tahu betul watak tuanku.
Dengan seluruh jiwa raganya ia mengabdi undang-undang. Bukankah benar
kata-kata saya, Yang Mulia? Semua orang yang terhormat di pihak anda.
Janganlah khawatir apapun. Hanya ingatlah, jangan makan terlalu cepat,
kunyahlah pelan-pelan. Itu baik untuk kesehatan anda. Sekarang saya harus
pergi. Saya tidak akan mengganggu anda, tuan. Tuan akan segera akan
menghadapi perkara sulit, tapi janganlah kehilangan kesabran dan tetap harus
makan pelan-pelan. Palin-paling toh hanya akan memakan waktu dua atau tiga
menit, dan itu tidak akan membuat perbedaan apa-apa. Tetapi sekali-sekali
janganlah makan dengan urat syaraf gelisah. Nah jaglah diri baik-baik!
Kesehatan adalah pangkal kebahagiaan. Sekarang saya pergi. Saya lihat tuan
sudah gelisah untuk segera membuat pernyataan dengan orang-orang S.A itu
dan saya harus segera berbelanja (babu pergi, Hakim B yang lebih tua dari
Hakim A masuk)

HAKIM B
Ada apa Richter?

HAKIM A
Basserman, saya ingin bicara sebentar denganmu. Sebentar saja, siang ini saya
menhadapi satu perkara yang gawat

HAKIM B (duduk)
Ya, perkara dengan S.A

HAKIM A (kaget)
Siapa yang menceritakan padamu?

HAKIM B
Masalah itu dibacarakan dengan hangat di kementrian Kehakiman. Memang
gawat
(Hakim A mulai berjalan hilir mudik)

HAKIM A
Apa kata mereka disana?

HAKIM B
Mereka kasihan padamu (menyelaam menyelidik) Apa yang akan kau lakukan
sekarang?

HAKIM A
Saya tidak tahu. Tambahan pula saya tidak menyangka bahwa perkara ini
menjadi perhatian umum

HAKIM B (merasa aneh)


Oh, ya?

HAKIM A
Ada orang mengatakan Herr Stau -partner Khun itu- agak berbahaya

HAKIM B
Memang benar. Tetapi Von Niel, pemilik gedung itu juga bukan orang pengalah

HAKIM A
Apa saja yang diketahui tentang dia?

HAKIM B
Cukup banyak. Ia punya relasi-relasi penting (keterangan yang tegang)

HAKIM A
Relasi penting dikalangan tinggi?

HAKIM B
Dikalangan tinggi (pause tegang lagi) (dengan taktis) Apabila kau bebaskan
Yahudi itu dank au bebaskan pula Schmit, Kelliner dan Gaunitser dengan alas an
mereka dipancing bertengkar dengan Wagner, bukankah orang-orang S.A akan
cukup puas? Batapapun juga Yahudi itu tidak akan berani menuntut kerugian
kepada S.A untuk barang-barangnya yang hilang

HAKIM A(tegang)
Engkau lupa bahwa Yahudi itu punya partner. Ia akan berani menuntut S.A dan
lalu akhirnya nanti seluruh pimpinan markas akan menerkam pundakku

HAKIM B (argumentasi itu agak membuat ia terdiam dan berfikir sejenak)


Dan apabila kau hanya membebaskan Yahudi itu semata-mata tanpa
memberinya hak untuk menuntut ganti kerugian, Von Niel pasti marah-marah.
Mungkin kau tidak tahu betapa banyaknya utang Von Niel di bank? Yahudi
itulah satu-satunya orang yang bias menolongnya

HAKIM A (kaget)
Utang di bank? (ada ketokan dipintu)

HAKIM B Masuk!

PENGAWAL (masuk)
Yang Mulia, saya betul-betul terdesak keadaan. Semua kursi sudah ditempati.
Tiba-tiba Jaksa Agung dan Presiden Pengadilan daerah dating, mereka harus
mendapat tempat duduk. Bagaimana akan mengatasinya? (Hakim A pusing)

HAKIM B (bertindak dingin)


Sediakan 2 kursi. Tutup mulutmu dan jangan ganggu. Keluar! (pengawal pergi)
HAKIM A
Itulah kartu S.A terakhir

HAKIM B
Von Nier takkan mungkin membiarkan Khun hancur. Ia sangat membutuhkannya

HAKIM A
Untuk dijadikan sapi perahan?

HAKIM B
Say tidak berkata begitu. Janganlah engkau menyangka yang tidak-tidak tentang
saya. Kata-kata semacam itu terlampau keras untuk diucapkan Herr Von Niel. Ini
penting, saya tidak mau disaangka pernah mengucapkan kata-kata jijik tentang
Von Niel. Sungguh tidak enak untuk secara langsung menuduh Von Niel perlu
sapi perahan

HAKIM A
Janganlah main gampang tersinggung. Ingatlah akan hhubungan kita

HAKIM B
Apa yang kau maksud dengan “hubungan kita”? saya tidak bias mencampuri
perkaramu. Apakah engkau akan memihak Menteri Kehakiman atau orang-orang
S.A. itu urusanmu sendiri. Di jaman sekarang ini orang harus mengurusi diri
sendiri

HAKIM A
Kau piker apa yang tengah kita bicarakan? Aku tengah mengurus diriku sendiri.
Tapi aku tidak tahu jalan mana yang harus ku tempuh (suara hiruk pikuk dari
luar, hakim mendengar dengan tertegun)

HAKIM B
Nasib sial!

HAKIM A
Ya, Tuhan. Kau harus mengerti Basserman, aku mau berbuat apa saja.
Katakanlah apa yang harus ku perbuat? Nampaknya engkau telah jauh sekali
berubah. Aku akan berbuat apa saja yang mereka kehendaki, tetapi aku mesti di
beri tahu apa sebenarnya yang mereka mau? Kalau begini keadaannya, ini
artinya tak ada lagi keadilan.

HAKIM B
Kalau saya jadi kamu, saya akan berteriak tak ada lagi keadilan.
HAKIM A
Ya, Tuhan. Saya salah lidah. Bukan itu maksud saya, saya bermaksud untuk
mengatakan bahwa…….apabila ada kontradiksi semacam ini……

HAKIM B
Kita harus menganggap diri kita “saudara sesama manusia”

HAKIM A
Ya, tentu saja. Saya tidak pernah mengatakan sesuatu yang berbeda tentang itu.
Saya harap janganlah terlalu mempertimbangkan setiap perkataan yang saya
ucapkan.

HAKIM B
Mengapa tidak? Saya seorang hakim.

HAKIM A (Berkeringat)
Sahabatku Basserman, apabila kita harus mempertimbangkan setiap ucapan
dari seorang hakim, maka…… Saya bersedia memeriksa perkara ini dengan
sungguh-sungguh dan teliti dan keras, tetapi saya harus di beri tahu keputusan
yang manakah yang dikehendaki oleh pihak kalangan tinggi. Apabila saya
biarkan Yahudi itu bebas, maka pemilik gedung akan marah….ah, bukan pemilik
gedung, maksud saya partnernya….. Aduh saya benarbenar pusing dan
bingung. Dan apabila pekerja kasar ittu menjadi sebab provokasi, maka pemilik
gedung itu – siapa namanya? Von Niel tentu ingin…. Saya tak mau kehilangan
jabatan saya yang sekarang, saya tak mau dipindah ke desa kecil. Jantung saya
lemah sekali. Dan saya tak ingin bermusuhan dengan orang-orang S.A. ingatlah
saya punya keluarga, sangat gampang bagi istri saya untuk menasehatkan agar
supaya saya secara jujur mengadili perkara, tapi tahu-tahu saya nanti ada di
rumah sakit. Haruskah sekalian ini saya menekankan pada pertengkaran atau
provokasi? Apakah sebenarnya yang mereka inginkan dari saya? tentu saja saya
tidaka akan menjatuhkan kesalahan-kesalahan pada orang S.A, tetapi harus
kupilih apakah Yahudi itu, ataukah pekerja kasar itu? Yang mana? Bagaimana
saya bias memilih antara pekerja kasar itu dan orang Yahudi itu? Bagaimanapun
saya tidak mau dipindahkan ke sebuah distrik kecil. Ini tidak bias dipersoalkan
lagi. Saya lebih suka di Kamp Konsentrasi. Janganlah memandang saya
bersedia melakukan nasehat apapun juga asal jelas..

HAKIM B
Sekedar bersedia saja tidak cukup sobat (ia berdiri)

HAKIM A
Lantas bagaimana yang seharusnya?
HAKIM B
Pad umumnya hati nurani hakim akan membimbingnya, ingatlah itu. Selamat
tinggal

HAKIM A
Ya, tentu saja! “keputusan diambil berdasarkan pengetahuannya dan hati
nuraninya” Tetapi soalnya sekarang apa yang harus kupilih? Apa Basserman?
Katakanlah! Apa? (sementara itu Hakim B meninggalkan ruang. Hakim A
menurutkannya dengan pandangan matanya, diam, termangu, telpon bordering,
mengangkat telpon) Ya, Emi? Mereka tidak bias dating kesana? Kepesta ulang
tahun- Siapa yang meneleponmu? – Jaksa Senior? Dari mana dia tahu? Apa
maksud saya? 0-aku harus memutuskan suatu perkara (telpon diletakkan
dengan menddak. Pengawal masuk. Suara hiruk pikuk terdengar diluar)

PENGAWAL
Schmit, Killner dan Gaunitser telah tiba Yang Mulia

HAKIM A (mengumpulkan kertas-kertasnya)


Aku pun siap

PENGAWAL
Kursi wartawan telah penuh, Jaksa Senior berkata “ Kursi Hakim harus tetap
kosong, jangan sampai salah ditempat penonton, supaya hakim tidak terpaksa
harus mengadili dengan berdiri di lantai” :

HAKIM A
Betapapun aku tidak akan menghinakan diri semacam itu

PENGAWAL
Marilah Yang Mulia. Dimana map Yang Mulia tadi?

HAKIM A (sangat bingung)


Ya, itulah yang saya mau. Tanpa laporan-laporan itu saya bias keliru nanti. Siapa
sebenarnya yang tertuduh. Betul-betul ini suatu banyolan. Bagaimana nanti sikap
kita kepada Jaksa Senior?

PENGAWAL
Astaga! Yang Mulia keliru, itu bundel majalah, bukan map laporan. Nah inilah
map laporan itu (ia menitipkan map laporan itu keketiak Hakim A) (dengan
pikiran melayang dan menyeka keringat dari dahinya, Hakim A pergi ke kamar)
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai