Anda di halaman 1dari 13

ANTONINAN ARTAUD

Latar Belakang
• Perubahan situasi dan kondisi sosial dan politik,
ekonomi, sains, teknologi, dan seni yang terjadi di
Eropa pada sekitar awal abad ke-20 amat
mengagumkan, revolusif, dan berdampak besar bagi
kehidupan umat manusia. Pergantian era ini ternyata
diikuti perubahan penting dalam berbagai hal. Pada
bidang sains ditandai lahirnya Teori Relativitas Albert
Einstein, Teori Quantum Max Planck, Psikoanalisis
Sigmund Freud; sementara dalam bidang teknologi
ditemukannya radio, radium, sinar X, dan pesawat
terbang yang keseluruhannya berpengaruh begitu
besar bagi kehidupan manusia (Sylvester. 1993:9).
• Teater yang digagas Artaud adalah reaksi terhadap
teater realisme konvensional yang di masa hidupnya
dianggapnya merosot.
• Kebudayaan Eropa telah merosot karena memisahkan
antara kebudayaan dengan hidup.
• Pada masa itu orang yang dianggap berbudaya adalah
orang yang paham akan sistem-sistem, yang berpikir
dalam formula-formula, tanda-tanda dan ungkapan-
ungkapan – yaitu makhluk yang mampu menyimpulkan
pikiran dari tindakan, bukan makhluk yang mampu
menysatukan pemikiran dan tindakan.
• Dampak yang paling buruk adalah diproduksinya mesin-mesin
pembunuh – senapan, meriam, tank baja – yang ironisnya
diatasnamakan kemajuan teknologi. Hal tersebut terbukti dengan
meletusnya Perang Dunia I2 pada tahun 1914 yang membunuh 10
juta orang di Eropa.
• Dalam kesenian pun terjadi beberapa perubahan penting yang
dilakukan para seniman terhadap apa yang dikenal sebagai tradisi
Eropa. Tradisi selama ini yang merupakan arus besar semenjak
zaman Renaissance dianggap tidak mampu lagi membuka
kemungkinan baru dalam berkesenian dan para seniman
berkehendak merubah tatanan lama tersebut. Zaman yang penuh
gejolak dan mengakibatkan frustasi berkepanjangan tampaknya
justru mengakibatkan seniman mendapatkan pencerahan atau
kesadaran baru dalam berkreasi.
• Beberapa perubahan penting dalam kesenian di
antaranya adalah diperluasnya batas nada diatonis
dalam musik, dibebaskannya syair dari rima dan irama,
dan dalam bidang seni rupa para pelukis mencoba
menghindari bentuk-bentuk peniruan atau
representasi alam dalam lukisannya. Penolakan
terhadap kaidah tradisional atau mainstream ini
sekaligus membawa seniman untuk menggunakan
media baru dalam berkesenian sekaligus melahirkan
bentuk-bentuk ungkapan yang baru sama sekali.
• Gerakan penting yang muncul dalam seni: Dadaisme
dan surealisme.
Teater Artaud
• Keluhan Artaud terhadap teater, bahwa teater pada
masa itu terlalu tergantung pada kata-kata,
mengungkapkan segala hal yang jelas dalam kata-kata.
• Teater menjadi tergantung kepada dialog, dan dengan
demikian teater terjajah oleh sastra.
• Di samping itu, teater telah menjadi dangkal, karena
hanya mengungkapkan masalah-masalah yang
berhubungan dengan pacaran, keputusan pergi
berperang atau menjadi pengecut, masalah kecil
tentang hati nurani, masalah-masalah psikis, dan jarang
meningkat ke tingkat kemasyarakatan dan hanya pada
taraf pribadi saja.
• Artaud mengatakan bahwa ia muak oleh teater yang sibuk
dengan urusan pribadi, kecuali tiga atau empat sastra
lakon, semua pertunjukan pada masanya bersifat anti-
puitik dan merosot (decadent), xserta berbau busuk seperti
nanah.
• Artaud mengatakan bahwa sistem kemasyarakatan yang
dianut pada masanya adalah jahat dan harus dihancurkan.
Jika Brecht mendukung revolusi marxis, maka Artaud
membayangkan revolusi yang lebih mendasar, yaitu
menyentuh kepribadian manusia itu sendiri. Tugas itu salah
satunya terletak pada teater.
• “Aku katakan, keadaan masyarakat dewasa ini berada
dalam ketidakadilan dan siap untuk dihancurkan. Jika itu
memang pekerjaan teater untuk menceburkan diri ke
dalamnya, maka tugas itu akan terlaksana melebihi kerja
sebuah senapan mesin.”
Teater harus seperti sampar
• Menurut Artaud teater harus seperti sampar.
Historis: Pada abad pertengahan, 1347, sampar
menyebabkan kematian lima puluh juta
penduduk Eropa. Sampar tidak hanya
menyebabkan kematian. Gejala-gejala yang tidak
terduga muncul dalam tingkah-tingkah laku yang
aneh, terutama orang-orang yang terancam oleh
sampar. Orang-orang menghadapi kesakitan dan
kematian yang paling pasti. Segala daya yang
terendam dalam keadaan normsal terungkit
dengan kuat.
• Keserakahan, nafsu hewani dan kejahatan yang tidak
tanggung-tanggung muncul dan dilakukan orang. Di
samping itu, terdapat pula orang-orang yang tidak
tanggung-tanggung memperlihatkan sifat-sifat mulia,
yaitu dengan menolong dan menghibur mereka yang
menghadapi kematian atau mereka yang ditinggalkan
mati.
• Teater harus mengingatkan tentang daya-daya rohani,
baik yang merusak maupun yang membangun, yang
diperlukan. Teater harus menginngatkan tentang
bahaya-bahaya yang menghadang manusia, yakni
bahwa hidup tidak aman dan langit bisa runtuh dengan
tiba-tiba.
Theater of Cruelty
• Menrut Artaud, teater seharusnya
mengguncangkan manusia hingga ke dasar
kepribadiannya.
• Teater serupa itu disebut oleh artaud sebagai
Teater Kekejaman (Theater of Cruelty).
• Dalam teater kekejaman bukan berarti harus ada
adegan pembantaian atau sejenisnya, tetapi
teater yang membuat penonton gelisah, karena
terguncang secara rohani dan tidak memberi
ruang kepada mereka bahwa yang dilihatnya itu
sesuatu yang menyenangkan atau hiburan belaka.
• Teater kekejaman adalah teater yang tanpa tedeng aling-
aling mengajarkan kepada kita tentang apa yang bisa terjadi
terhadap kehidupan ini; kita tidak bisa bebas karena langit
sewaktu-waktu masih bisa menimpa kepala kita.
• Kekejaman itu sendiri, pertama-tama diderita oleh para
awak, pemeran dan sutradara; karena menciptakannya
tidak mudah.
• Seorang pemeran itu seperti kurban dalam upacara-
upacara ritual yang siap dibakar.
• Menurut Artaud, seni Eropa sudah pikun secara spiritual,
karena telah merancukan antara seni dan estetisme. Seni
lukis hanyalah seni lukis, tidak dihubungkan dengan
kehidupan yang sebenarnya.
• Teater kekejaman membawa kembali manusia (Eropa)
untuk berhadapan dengan masalah-masalah azasi yang
hendak dilupakan itu.
Bahasa Teater
• Jika teater harus memiliki dampak seperti sampar dan merupakan suatu
kekejaman, bagaimanakah wujudnya di atas pentas?
• Teater harus lepas dari penjajahan sastra. Teater harus memiliki
bahasanya sendiri, yaitu bahwa bahasa teater itu “mise en scene”.
• Pertama, sebagai perwujudan visual dan plastis daripada bahasa (sastra
lakon); kedua, sebagai bahasa dari segala hal yang dapat diungkapkan di
panggung tanpa ada hubungan dengan bahasa verbal, yaitu segala hal
yang menemukan pengungkapannya dalam ruang dan dapat terpengaruh
dan rusak oleh (kekeliruan dalam) penggunaan ruang sendiri.
• Bahasa teater semacam itu merupakan perpaduan sikap (gesture), gerak
(movements), bunyi, musik, bentuk, warna, cahaya, kata-kata, pendeknya
bahasa ruang yang warna-warni.
• Dalam bahasa teater itu kata-kata masih dapat digunakan, akan tetapi
dengan cara lain, yaitu menjadi bagian bahasa teater dengan bunyinya
yang seperti dalam mantera-mantera.
• Teater pun harus bersifat metafisik. Teater bukan
bersifat psikologis dan humanitis, seperti halnya
dalam teater realisme konvensional. Teater
metafisik adalah teater yang mengungkapkan
dimensi misterius dalam diri manusia, yaitu
dimensi religius-mistis.
• Teater Bali yang ditonton Artaud pada tahun
1931, merupakan contoh teater metafisik seperti
yang diinginkan Artuad.

Anda mungkin juga menyukai