Anda di halaman 1dari 5

Naskah BIDANG MONOLOG

Monolog
NASIB SIAL SEORANG BADUT
AGUS NOOR

Musik riang mengawali pertunjukan. Musik pengiring atraksi badut. Atau musik sirkus. Bisa juga
dangdutan, atau mungkin musik atraksi topeng monyet.

Aktor yang memainkan monolog ini bisa muncul datu sudah ada di panggung. Ia berpakaian
gaya badut. Tapi bisa dikombinasikan dengan jas atau pakaian lainnya. Riasannya gaya badut.
Bisa juga pada awal atraksi ia memakai semacam tpeng badut, tapi nanti, saat mulai bicara,
kemudian melepaskannya.
Buku Panduan FLS2N 2020

Pertunjukan dimulai dengan trasi badut itu. Akan menarik bila aktor mengusai atraksi-atraksi
badut, seperti memainkan tiga bola atau tiga botol yang dilempar bergantian, atau muncul
dengan sepda roda satu atau melakukan atraksi hola hop. Sementara musik membangun suasana
riang, badut itu melakukan atraksi-atraksi kocaknya: gerakan-gerakan yang dimaksukan untuk
mengundang tawa, gerakan-gerakan slapstic atau lainnya, yang kadang konyol. Mungkin gerakan
itu tidak mengundang tawa, tapi memunculkan ironi.

Sampai badut itu menyadari kalau atraksinya tak menarik perhatian. Ia terdiam. Musik berhenti.
Wajah badut itu makin terlihat kusut.

BADUT:
Tak ada yang lebih sial dari seorang yang ingin melucu, tapi sama sekali tak lucu. Jangankan
orang lain tertawa, saya sendiri tak tertawa oleh lelucon saya.

Duduk terpekur, seakan menyesali nasibnya.

BADUT:
Mungkin kalian menyangka, menjadi badut adalah pekerjaan paling gampang. Tinggal
bertingkah kocak, dan orang akan tertawa. Bila kalian menjadi saya. kalian akan mengerti:
tak gampang membuat orang tertawa. Apalagi ketika kamu sedang tidak ingin tertawa.

Lagi pula, di jaman ketika orang-orang gampang tersinggung dan marah, membuat lelucon
tidaklah semudah yang kalian bayangkan. Bisa-bisa, karena lelucon, kamu bisa dipidanakan.
Dianggap menghina dan mencemarkan nama baik.

Kawan baik saya, seorang pelawak, dipenjara hanya karena membawakan lelucon, yang
kemudian dianggap menghina. Dia bercerita tetang seorang yang memanjat pohon kelapa

Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional Jenjang SMA 2020


pada jam 10 pagi, dan dari atas pohon kelapa, orang itu mengumandangkan adzan subuh.

Tentu saja itu membuat gempar seluruh kampung. Orang-orang langsung berbondong
mendatangi orang itu. Berteriak-teriak menghujatnya, bahkan ada yang ingin membunuhnya.
“Dasar kafir, turun kamu!” begitu orang-orang kampung berteriak marah.“Berani-beraninya
kamu melakukan penghinaan, adzan subuh jam sepuluh pagi! Dasar orang aneh! Kafir!”

Tapi dengan tenang, orang itu menjawab. “Lho siapa yang aneh? Siapa yang kafir? Coba
kalian pikir, saya adzan subuh jam 4 di masjid, tapi tak ada satu pun kalian yang datang ke
masjid. Begitu saya adzan subuh jam sepuluh, kok kalian pada berdatanagan? Coba kalian
pikir, siapa yang nggak taat? Siapa yang aneh? Siapa yang kafir?!”

Mendengus dan geleng-geleng.

BADUT:
Orang kok gampang mengkafor-kafirkan orang. Hanya karena berbeda menjadi bermusuhan.
Sekarang, orang sepertinya senang bertengkar. Kalau Descartes bilaang “aku berfikir maka
aku ada”. Orang sekarang seperti bilang “aku bertengkar maka aku ada”. Pertengkaran menjadi
komiditi. Diperjual-belikan. Bahkan seringkali diberi pembenaran atas nama keyakinan. Ayat-

Buku Panduan FLS2N 2020


ayat digunakan untuk kepentingan kekuasaan.

Makanya, sekarang ini suah membuat orang tertawa. Saya menjadi badut, meneruskan ayah
saya. Dulu ayah saya juga seorang badut. Karna Bapak saya badut, saya pun jadi badut.
Sekarang kan sedang ngetrend, anak meneruskan orang tuanya. Kalau bapaknya presiden,
ya anaknya pingin jadi presiden. Eh, nggak ding, anaknya nyalon jadi gubernur. Bahkan ada
yang nyalon jadi walikota.

Ah, sudah ah, jangan ngomong ngelantur. Nanti saya malah ditangkap.

Dulu, kata bapak saya, jadi badut itu lumayan enak. Penghasilannya lumayan. Bapak saya
sering diundang, karena orang-orang butuh hiburan. Badut dan pelawak dianggap masih
lucu. Lah, kalau sekarang, pelawak saja kalah lucu kok sama politikus

Terdiam sesaat. Musik membangun suasana. Badut itu mendadak terhenyak, menatap ke satu
arah: seakan ada yang mendadak muncul. Badut itu merapikan diri, agak gugup, lalu mendekati.

BADUT:
(Menyapa, seakan ada orang di hadapannya). Aduh, aku nggak nyangka kamu akan datang…
Silakan-silakan. Maaf berantakan. (membereskan tempatnya. Menyodorkan kursi panjang,
kursi yang biasa ada di warung) Duduklah… Eee, mau minum apa? Atau mau makan? (ia
mencari-cari makanan di antara barang-barangnya yang berantakan, tapi tak menemukan
makanan apa pun) Kamu nggak haus? Nggak lapar? Syukurlah.. Kebetulan saya tak punya
apa-apa. Tapi bisa pesen gofood kok… tapi kamu yang bayar ya…

Lalu bicara kepada penonton…

Lampiran
BADUT:
Yang datang pacar saya. Lho, jangan tersenyum ngejek begitu. Badut kayak saya juga
manusia. Bisa falling in love dan punya pacar. Lihat itu, cantik nggak pacar saya. Namanya
Raisa …. Lengkapnya Raisa Bayar.

Lalu kembali mendekati ke arah dimana seakan duduk pacarnya.

BADUT:
Terima kasih kamu mau menemui saya. Saya kira kamu sudah melupakan saya.. (tersenyum
bahagia) Terima kasih kalau kamu terus ingat saya. kamu pasti kangen, ya… Saya juga… Rindu
itu berat, kamu nggak akan kuat. Biar aku saja…

Bergaya-malu-malu, duduk di kursi panjang itu, seakan pacarnya ada di sampingnya, dan sambil
bicara ia pelan-pelan bergeser mendekati pacarnya itu.

BADUT:
Aku kira kamu sudah nggak mau sama saya… (duduknya bergeser mendekati pacarnya)
Katanya kamu punya pacar baru… (pelan bergeser mendekat)…lebih tampan… (makin
bergeser)… lebih kaya… (makin bergeser mendekat, hingga sampai di ujung kursi panjang itu)…
Buku Panduan FLS2N 2020

tapi percayalah… apa pun yang terjadi aku tetap cinta kamu (menyanyikan lagu) “Sumpah
I love youu.. I miss youuuuu….” (makin bergeser mendekat ke ujung kursi) Boleh aku peluk
kamu…. Boleh aku cium kamu…

Dengan gaya malu-malu ia terus mendekati pacarnya, hingga tanpa sadar ia sudah ada di ujung
kursi panjang itu, dan akhirnya terjatuh tergelimpang dari kursi.

Ia menjadi tersadar, celingukan, melihat sekeliling.

BADUT:
(Memanggil-manggil) Raisa! Raisa… Raisa…

Tak ada siapa-siapa. Tak ada yang datang. Badut itu langsung murung.

BADUT:
Ternyata hanya khayalan saya saja. Nggak ada pacar. Saya badut jomblo. Coba kalian
bayangkan betapa sialnya saya. Sudah jadi badut, jomblo pula. Nasib saya
benar-benar ambyar. Percayalah, jadi badut itu berat. Kamu nggak akan kuat. Biar saya saja.

Musik membangun suasana. Antara romantis dan sedih. Badut itu memandangi wajahnya di
cermin, kemudian menangis terisak. Kadang di antara isak tangisnya ia terihat terkekeh pedih.
Sembari nahan isak tangisnya pelan-pean badut itu mengganti pakaiannya, atau secara ternik, ia
membuka pakaiannya dan di dalamnya ia sudah memakai pakaian yang lebih rapi.

Kini badut itu sudah memakai pakaian yang lebih necis. Seperti telah berubah menjadi orang
penting. Ia bergaya dengan pakaian barunya itu, dengan gerakan yang tetap serupa badut.

Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional Jenjang SMA 2020


BADUT:
Kenapa kalian menatap saya seperti itu? Apa ada yang aneh dengan saya?

Sudah saya katakan, saya ini orang yang sial! Tapi nasib memang aneh. Nasib selalu punya
kejutan-kejutan yang tidak pernah saya duga.

Kalian lihat penampilan saya, begitu keren dan perlende. Kini saya berpakaian bagus. Tapi
sebenarnya saya tetaplah seorang badut. Saya sama sekali tak pernah memimpikan ini. Tapi
barangkali inilah takdir saya.

Suatu hari saya diminta untuk mengisi hiburan pada kampaye partai. Menurut saya,
penampilan saya biasa-biasa saja. Sama sekali tak lucu. Tapi entah kenapa, semua yang hadir
tertawa terpingkal-pingkal. Saya hanya menjetikjentikkan jari seperti ini.. (menggerakkan
jari-jarinya) tapi semua orang tertawa. Saya hanya mengoyang-goyangkan bokong saya...
semua tertawa. Bahkan ketika saya hanya
berdiri diam, semua orang makin tertawa terbahak. Mereka terhibur dengan penampilan
saya yang begitu bodoh dan tolol. Sungguh saya tak pernah merasa setolol saat itu.

Lalu pimpinan partai itu mendatangi saya, menjabat saya, memuji-muji saya. katanya saya

Buku Panduan FLS2N 2020


adalah sosok yang karismatik. Sayapnya bakat untuk disukai semua orang. Dan itulah
kekuatan seroang pemimpin.

Ia bilang pada saya, “Sekarang ini, menjadi pemimin tak perlu cerdas atau pintar, yang
penting disukai banyak orang. Demokrasi membuat seseorang menjadi pemimpon bukan
lantaran kecerdasannya, tapi karena kemampuan disukai banyak orang. Semakin banyak
orang menyukaimu, memujamu, maka kamu akan menjadi pemimpin. Pendukungmu akan
memujamu habis-habisan. Tak peduli kamu salah atau benar, yang penting kamu tetap disukai
banyak orang. Kamu boleh bohong atau ngibul sesukamu, yang penting orang tetap percaya
kamu dan menyukai kamu! Dan kamu punya bakat besar seperti itu. Orang menertawaimu,
tapi sesungguhnya mereka menyukaimu. Orang seperti kamulah yang dibutuhkan partai.”
Saya kemudian mereka dandani menjadi necis seperti ini. Didaftarkan ikut Pilkada. Padahal
saya nggak tahu apa itu Pilkada. Saya nggak tahu beda Pilkada dan Pil KB. Tapi ada yang
bilang, Pil KB itu nggak boleh coba-coba buat anak. Kalau Pilkada boleh coba-coba buat
anak. Makanya banyak anak pejabat dan pemimpin yang coba-coba ikut Pilkada.

Saya benar-benar nggak tahu, mengapa mereka menyuruh saya ikut Pilkada. Padahal ijasah
pun saya tak punya. Tapi mereka bilang

“Tenang saja, ijasal bisa dipalsukan. Jangankan ijasah, kebenaran pun bisa dipalsukan!”

Dan betapa sialnya saya! Saya menang Pilkada. Baranagkali jaman memang sudah gila.
Mereka memilih saya karena dianggap bisa menghibur mereka. Saya dianggap orang paling
lucu yang bisa membuat hidup mereka bahagia.

Ketika saya menjadi badut, saya tak pernah berhasil membuat orang tertawa. Tapi ketika

Lampiran
jadi pemimpn, berkali-kali saya membuat orang tertawa.

Itulah kenapa saya bilang, betapa sialnya hidup saya.

Tiba-tiba terdengar teriakan orang yangbersora-sorai penuh pemujaan, mereka berteriak-teriak


mengelu-elukan, “Hidup Pemimpin Kita! Hidup pempimpin Kita! Panjang umur Pemimpin Kita…
Hidup pemimpin kita… Hidup pemimpin kita”. teriakan-teriakan itu terus bergema makin keras
dan antusias.

Badut itu berdiri di atas meja, memandang sekeliling, bagai melihat jutaan manusia yang mengelu-
elukannya.

BADUT:
Betapa sialnya hidup saya. Dulu menjadi badut, menjadi pemimpin pun tetap jadi badut.
Badut yang bisa mereka atur. Badut yang membuat mereka terhibur…

Sungguh saya memang badut yang sial…

Percayalah. Menjadi badut itu berat. Kamu nggak akan kuat. Biar para pemimpin saja….
Buku Panduan FLS2N 2020

Kembali terdengar sorak-sorai. Teriakan-teriakan pemujaan. “Hidup Pemimpin Kita! Hidup


pempimpin Kita! Panjang umur Pemimpin Kita… Hidup pemimpin kita… Hidup pemimpin kita”.
teriakan-teriakan itu terus bergema makin bertambah keras.

Sementara badut itu berdiri dan terkekeh aneh di atas meja.

Cahaya perlahan padam.

SELESAI

CATATAN
1. Nama “Raisa” di sini bisa diganti dengan nama lainnya, bila pemeran lakon ini perempuan, bisa
menggantinya dengan nama laki-laki. Nama bisa disesuaikan dengan kontkes saat pertunjukan ini.
Misal, bila di sekolah, nama bisa diganti dengan nama seorang yang favorit dikelas, atau nama guru
atau bintang yang sedang terkenal.
2. Lagu ini pun bisa diganti dan disesuaikan, misal dengan lagu dangdut atau lagu yang sedang popular.

Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional Jenjang SMA 2020

Anda mungkin juga menyukai