Anda di halaman 1dari 17

SAYANG ADA ORANG LAIN

Karya Utuy Tatang Sontani

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 1


Para Pelaku

Hamid (Seorang lelaki berbadan gemuk)


Suminta (Suaminya Mini)
Mini (Istrinya Suminta)
Sum (Penjual perhiasan)
Haji Salim (Seorang lelaki tua berbadan kurus)
Perempuan tua
Laki-laki bermata serigala
Lelaki penjual minyak

Adegan I
DI RUMAH SUMINTA DI KOTA JAKARTA/DI RUANGAN TENGAH YANG
SEMPIT DIALATI OLEH PERABOTAN YANG SERBA REYOD.
PAGI HARI NAMPAK SUASANA MURAM DAN SEPI SEOLAH-OLAH DI
SANA TAK PERNAH ADA MAHLUK BERNYAWA.TIBA-TIBA MUNCUL DARI
PINTU LUAR SEORANG LAKI-LAKI BERBADAN GEMUK SETELAH MELIHAT
RUANGAN YANG KOSONG, IA MELONGOK LALU...

HAMID : Minta!! Kau masih tidur dihari siang begini!(MUNCUL MINI I


STRINYA
SUMINTA DENGAN BADAN DIBUNGKUS PAKAIAN
BAGUS).Suminta ada?
MINI : Ada,kak!kak!kak! ini ada Bung Hamid.
(SUMINTA MUNCUL DENGAN KAOS DAN SARUNG)
HAMID : Loh,aneh!istrinya perlente suaminya kayak gembel.
SUMINTA : Dia mau pergi, ada urusan.
HAMID : Dan kau tunggu rumah? Mengapa tidak sama-sama liburan? Kan ini hari
minggu
SUMINTA : Bagiku hari minggu malah lebih memusingkan dari hari-hari kerja. Uang
tak ada, pergi keluar malah banyak penglihatan yang mengerikan, diam di
rumah malah banyak orang yang menagih.
HAMID : Engkau sih pesimis terus,untung kau tidak ya Mini?
MINI : Perempuan jangan disamakan dengan laki-laki Bung Hamid, tapi
duduklah meskipun tak ada yang di suguhkan. Aku akan pergi, bukan
karna ada tamu, tapi dari tadi juga aku mau pergi.(LALU MINI
MENDEKAT PADA SUMINTA SAMBIL MENICIUM DAHINYA
SUMINTA). AKU PERGI aku pergi ya kak.
HAMID :Aduh kalian seperti yang baru saja kawin.
MINI :Bagi kami lima tahun kawin seperti baru lima hari kawin.(SAMBIL
TERUS JALAN KELUAR)
HAMID : Beruntung, sungguh kau beruntung beristrikan dia, tapi anehnya kau
selalu kelihatan lesu saja seperti bagimu langit ini akan ambruk menimpa
kepala.
SUMINTA : Bagaimana takan lesu kalu gaji tdak cukup (SUARANYA MENGELUH)
coba pikir, gaji buruh sekarang sudah lagi tidak seimbang dengan harga-

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 2


harga kebutuhan dengan yang kuterima sekarang sesungguhnya kami
hanya bisa hidup untuk sepuluh hari saja, dan yang dua puluh hari lagi
mesti ditutup dengan meminjam, menghutang, menggadaikan, kalau perlu
menjual barang yang sudah ada dan keadaan ini sudah berbulan-bulan,
kian lama hutang itu bukan semakin sedikit.Aku takut akhir-akhirnya aku
bekerja bukan buat istriku lagi, tapi semata-mata untuk mereka yang
menghutangkan.
HAMID : Salahmu juga sih. Kan aku sudah beberapa kali menganjurkan supaya
kau mengubah cara berfikir.coba kau berfikir ril,berfikir secara dialektis.
SUMINTA : Kau kira aku pesimis gara-gara gajiku tidak cukup? Tidak! itu tidak benar
lantaran gaji tidak cukup, aku mesti berusaha menggunakan segala
kesempatan,supaya kau bisa membangun rumah tangga yang kuat. Supaya
sudah mempunyai rumah tangga yang kuat pikiran jadi sehat, tidak
diganggu oleh kekurangan, lantas? memangnya aku harus korupsi untuk
menutupi kekurangan sekarang? mesti melakukan perbuatan curang?
HAMID : Siapa yang menganjurkan korupsi ? aku tidak menganjurkan korupsi.
Tapi aku menganjurkan supaya kau berfikir secara dialektis. Dengan
berfikir demikian kau tidak akan melihat, bahwa sesuatu untuk merubah
keadaan itu tidak salah atau benar,tapi kau akan menganggap bahwa
perbuatan itu suatu kemestian untuk hidup tidak kekurangan,supaya
pikiran-pikiran jahat tidak timbul.mengerti kan ? tapi sudahlah!
kedatanganku kesini sebenarnya ada perlu, aku mau pinjam raket
badmintonmu.
SUMINTA : Mana ada.
HAMID : Kemana ?!
SUMINTA : Sudah kujual ! kujual untuk menutupi kekurangan.
HAMID : (TERTAWA) Sudah sampai kesana ? bagaimana kalau nanti tinggal baju,
kaos , sarung yang kau pakai sekarang ? Ah, minta ! kau jangan terus diam
saja, memangnya kau mau menunggu datangnya tuhan dari langit?
SUMINTA : Aku belum tahu apa yang mesti aku lakukan.
HAMID : Kalau kau belum tahu apa yang mesti kau lakukan, mengapa tidak
istrimu yang melakukan ? dia mempunyai hak yang sama seperti kau. Tapi
sudahlah, kalau kau sudah tidak lagi mempunyai raket badminton, aku
akan mencarinya di tempat lain.(PERGI KELUAR. DAN SUMINTA PUN
MASUK KE KAMAR)

Adegan II

T.MINYAK : ( DARI LUAR ) Asalamualaikum !!


SUMINTA : Salam (IA KELUAR DARI KAMARNYA, LALU MEMBUKA PINTU)
T.MINYAK : Saya tukang minyak.
SUMINTA : Oh, mau menagih uang minyak ya? istriku tidak ada.nanti saja datang
lagi ya.
T.MINYAK : (CUKUP DENGAN MENGHELA NAFAS LALU IA PERGI )
SUMINTA : (LALU IAPUN MASUK KEKAMAR LAGI)
SUM : Mini ! MINI! ( YANG DATANG DENGAN DIHIASI PERHIASAN).

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 3


SUMINTA : Siapa ?( IA KELUAR ) oh,engkau sum, Istriku tidak ada.
SUM : Kemana ?
SUMINTA : Katanya sih mau mendatangi kawanya , ada apa sih sum ?.
SUM : ( LALU IA MEMPERLIHATKAN PENITI BROSNYA ) belum lama
istrimu mengatakan ingin memiliki brosku ini.Waktu itu aku tidak mau
kasih. Tapi sekarang boleh saja, sebab aku sudah ada gantinya.
SUMINTA : Maksudmu istriku mau membelinya?
SUM : Ya!
SUMINTA : Mana ada uang ?
SUM : Uangnya tidak usah sekarang.habis bulan juga boleh.
SUMINTA : Sama saja sum, bros ini dibayar, tapi hutang ke toko tidak dibayar, itu
kan berabe.
SUM : Bros ini cuman dua puluh rupiah minta, masa untuk hiasan istrimu
seharga duapuluh rupiah saja mesti kau pikr sulit !
SUMINTA : Jangankan bros ini Sum,semua barang perhiasan di toko mau kujadikan
perhiasan istriku.Tapi kau tahu, gaji pegawai sekarang cukup untuk apa ?
SUM : Bicara tentang gaji ,siapa yang mengatakan tidak kurang, kalau segala
digantungkan pada gaji mana bisa suamiku membelikan barang-barang
perhiasan semacam ini, tapi suamiku sering mendapatkan penghasilan
ekstra.
SUMINTA : Pengahasilan ekstra bagaimana ?
SUM : Suamiku kan mengurus uang pemulihan pegawai. Nah dari para pegawai
yang menerima uang pemulihan itu dia sering menerima persenan sebagai
tanda terima kasih mereka lantaran sudah ditolong diuruskan
SUMINTA : Ya, aku mengerti. Suamimu mengurus uang pemulihan. Kepada mereka
yang menerima uang pemulihan itu dia tentu mengatakan: tidak bisa lekas
diterima, sebab ada ini dan itu. Dan orang-orang yang butuh uang itu lalu
menjanjikan akan mengasih persen, asal bisa lekas diterima. Padahal
mengasih persen itu tidak mesti. Toh itu sudah menjadi kewajiban atau
tugas suamimu.Tahu kau bahwa dalam hal itu suamimu menjalankan
korupsi ?
SUM : Itu bukan korupsi, Minta!! Kalau seorang kondektur kereta api menerima
uang dari penumpang dengan tidak memberikan karcis, itu betul korupsi.
SUMINTA : Ya, tapi bagaimanapun juga bagiku masih jadi pertanyaan apakah di
dunia sekarang ketidak jujuran itu dimestikan?
SUM : Yang memestikan tidak ada, tapi dimana ada bukti yang menyatakan
bahwa yang jujur itu makmur?!
SUMINTA : Itu sih pendapatmu dan pendapatmu adalah satu kebenaran, tapi satu
kebenaran di antara sekian banyaknya yang ada di dunia sekarang.Tapi,
ya, tentang bros itu, kalau kau sudah ada pembicaraan dengan istriku kau
lebih baik bicara lagi saja dengan dia.
SUM : Kapan kira-kira dia datang ?
SUMINTA : Nanti siang dia ada di rumah.
SUM : Baik,nanti saja aku datang lagi.(LALU DIA PERGI KELUAR)
SUMINTA : (KEMBALI MASUK KAMAR)

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 4


Adegan III

TIBA-TIBA MASUK DENGAN TERGOPOH-GOPOH SEORANG LELAKI


TUA BERBADAN KURUS. DAN DENGAN TERGOPOH-GOPOH PULA IA
MEMANGGIL.
H. SALIM : Minta! Minta!
SUMINTA : Ada apa mang Haji? (SERAYA TAMPIL MENGGOSOK-GOSOK
MATA)
H. SALIM : Aku hampir-hampir tidak percaya pada mataku sendiri, Minta, demi
Allah, aku hampir tidak percaya.
SUMINTA : Ada apa sih?
H. SALIM : Istrimu!
SUMINTA : Mengapa? Celaka?
H. SALIM : Bukan celaka, tadi isterimu bilang mau kemana?
SUMINTA : Mau ke rumah kawannya. Mau pinjam duit.
H. SALIM : Dan kau senang-senang, tidur yah?
SUMINTA : Ada apa sih Mang Haji ?
H. SALIM : Barusan kulihat dia naik mobil, minta. Dia naik mobil!
SUMINTA : Naik mobil apa salahnya?
H. SALIM : Ya, naik mobil tidak salah. Aku juga mau naik mobil. Tapi apa yang mau
kau katakan, kalau di dalam mobil itu dia dicuimi laki-laki? Aku sampai
gemetar melihatnya, Minta. Lihat! Tanganku masih gemetar (DAN IA
MEMPERLIHATKAN TANGANNYA YANG GEMETAR). Aku hampir
tidak percaya, Minta, demi Allah aku hampir tidak percaya, bahwa
perempuan yang diciumi laki-laki bukan muhrim itu isterimu, isteri
tetanggaku sendiri. Ya Allah ! mengapa Tuhan memberi aku cobaan
seberat ini?
SUMINTA : Betul Mang Haji?
H. SALIM : Astagfirullah! Kau tidak percaya? Buat apa aku sembahyang tiap waktu?
Kalau aku bicara dusta, kau kira aku ini si Hamid, tetangga kita yang
sudah kufur itu? Coba kau tanyakan kepadanya tentang apa yang terjadi
dengan isterimu tadi! Tentu dia mungkir tidak akan mengaku.
SUMINTA : Hamid ? Apa dia melihat juga?
H. SALIM : Bukan hanya melihat, Minta. Tapi dia ikut serta di dalam mobil, duduk di
depan di samping supir.
SUMINTA : Mana bisa jadi! Dia tadi dari sini, mau pinjam raket.
H. SALIM : apa katamu? Dia tadi dari sini? Kapan dia datang di sini? Sewaktu
isterimu masih di rumah?
SUMINTA : Tepat pada waktu isteriku mau berangkat.
H. SALIM : Setelah isterimu pergi, Si Hamid pun pergi?
SUMINTA : Ya, dia pergi setelah dia tidak jadi pinjam raket.
H. SALIM : Itu dia! Dasar manusia kufur! Tidak terfikir olehmu sekarang betapa
jahatnya kawanmu itu! Aku memang sudah lama tidak percaya kepadanya,
Minta coba kau fikir, Dimana-mana dia selalu mengejek orang yang
percaya kepada Tuhan. Katakanlah dia menganut paham isme ini isme itu.
Tapi bagiku, orang yang tidak mengakui adanya Tuhan itu adalah orang

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 5


murtad, orang yang sudah bejad akhlak, bejad iman, bejad segala-galanya.
Dan sekarang kebejadan akhlaknya itu digunakannya sebagai modal untuk
menjual isteri orang.
SUMINTA : Nanti dulu, Mang Haji. Kita jangan tergesa-gesa menuduh.
H. SALIM : Apa yang menyebabkan jangan tergesa-gesa? Tapi ya, baik. Kita jangan
menuduh Si Hamid. Kita belum tahu rol apa yang dia mainkan. Tapi tahu
kau, Minta, apa hukumnya menurut agama, jika isterimu itu jinah?
SUMINTA : Sudah Mang Haji, jangan dikatan sampai kesana pula. Kepala saya sudah
sakit.
H. SALIM : Lho, aneh! Maksudku datang di sini bukan untuk menyuruh kau sakit.
Aku mengabarkan perbuatan dosa padamu. Kita tak usah membayangkan
perbuatan isterimu itu lebih jauh. Kita lihat bukti saja. Dan aku tadi
melihat bukti bahwa isterimu diciumi orang. Apakah dia tidak berdosa?
Ibumu, Nenekmu, jangankan diciumi laki-laki bukan muhrim. Bertemu
tangan saja sudah dianggap haram. (SUMINTA TERDIAM. DAN
MELIHAT SUMINTA TERDIAM, HAJI YANG BERBADAN KURUS
ITU TERUS MENYUSUL). Ya, ya, aku mengerti, Minta. Aku mengerti
bahwa jaman sudah maju, bahwa sekarang sudah bukan dulu. Tapi agama
tetap agama, aturan Tuhan tetap aturan Tuhan. Kalau kau menganggap
bahwa isterimu yang diciumi orang lain tidak berdosa, kau ikut berdosa,
kau jadi orang bejad akhlak juga, bejad akhlak seperti isterimu, seperti Si
Hamid, seperti kebanyakan penduduk dunia sekarang.
SUMINTA : Lantas apa yang mesti saya lakukan?
H. SALIM : Sebagai suaminya kau mesti menghakimi dia. Kalau dia sudah mengaku
atas kesalahannya, kalau dia sudah mengaku melakukan jinah, jangan kau
ragu-ragu lagi : Jatuhkanlah hukumannya! Tahu kau hukuman apa yang
mesti kau jatuhkan atas dosa jina? Lucuti dia! Lucuti sampai telanjang
meninggalkan rumah, itulah hukumannya.
SUMINTA : ( SEKALI LAGI MEMEGANG KEPALANYA ) Tidak menyangka !
sungguh tidak menyangka. Mang haji tahu, betapa besar cinta Mini kepada
saya. Kalau bukan mang haji yang bukan menyampaikan kabar ini, saya
tidak mungkin percaya.
H. SALIM : Memangya kau mengira, bahawa cinta itu bisa dijadikan pegangan ?
bukan, Minta apa arti cinta, kalau iman tidak ada, kalau agama tidak
diacuhkan, Tuhan dibelakangi ? inilah buktinya ! kau bilang istrimu cinta
kepadamu. Tapi istrimu tidak mengacuhkan agama, istrimu membelakngi
Tuhan.Kejadianya ia berbuat jahat. Apa arti cinta disini ? dan kau Minta,
jangan kau pula mengatakan, bahwa kau cinta kepada istrimu, dan karena
cinta itu kau tidak berdaya menghukum dia.
( SUMINTA TERDIAM LAGI ) ya, ya, ya aku mengerti kau bingung.
Tapi ini adalah cobaan dari tuhan Minta. Atau kau akan jadi umat terkutuk
karena membelakangi kepadanya, atau kau akan jadi umat yang mulia
lantaran menghadap kepadanya. ( SUMINTA MENJATUHKAN BADAN
DIATAS KURSI, LALU IA MERENUNG LALAI, DAN MELIHAT
DEMIKIAN MANG HAJI PUN KELUAR ) nanti aku kesini Suminta.
( SEKALI DUDUK SUMINTA TERUS SAJA MERENUNG, LALU IA

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 6


MASUK KE KAMAR.TAPI TIDAK LAMA IA KELUAR LAGI
DENGAN MEMAKAI PANTOLAN DAN KEMEJA, IA TERUS
BERJALAN AKAN KELUAR, TAPI BARU SAJA DIAMBANG PINTU
IA SUDAH BALIK LAGI. DAN TERUS MERENUNG LAGI IA
BANGUN SETELAH DI LUAR ADA ORANG YANG MEMANGGIL ).

Adegan ke IV

PERM. TUA : Asalamualaikum...


SUMINTA : Ada ap ?
PERM. TUA : Nyonya ada ?
SUMINTA : Tidak ada.
PERM.TUA : Katanya mau bayar hari ini. Didatangi hari ini tidak ada. Bagaimana sih?
Putar-putar terus.
SUMINTA : Lantas mau apa ? gajiku memang tidak cukup !
PERM. TUA : Loh, tuan tak usah marah. Saya tidak perlu tahu cukup atau tidaknya gaji
tuan. Hutang ya tinggal hutang. Dan tiap hutang mesti dibayar. Tidak
cukup hanya dengan janji.
SUMINTA : Tapi kau tidak perlu ngomel. Kalau tidak ada, ya tidak ada, memangnya
aku perlu korupsi ?!
( PEREMPUAN YANG MEMBAWA BAKUL ITU MELONGO, CEPAT-
CEPAT SUMINTA MENUTUPKA PINTU ).Terlalu, terlalu !..( SAMBIL
MENGEPAL-GEPAL TANGN, IA TERUS MENGHELA NAFAS,IA
DUDUK LAGI DAN TREUSMERENUNG LAGI KETIKA PINTU
LUAR ADA YANG MEMBUKA IA LANGSUNG TEGAK, TAPI
SETELAH DILIHATNYA YANG DATANG ADALAH MINI, DAN
IAPUN DUDUK LAGI SAMBIL MERUNDUKAN KEPALA.
MINI : Belum makan, ya kak ? ini saya membawa mie goreng ( DAN IA
TERUS MENGAMBIL PIRING DARI DAPUR. SAMBIL MENARUH
PIRING DIISI MIE GORENG DI ATAS MEJA) Tidak ada tamu tadi kak?
Ohiya barusan di jalan saya bertemu dengan empok penjual sayur. Dia
bilang kakak marah-marah. Saya bilang salahnya juga, sebab seorang
suami tidak mesti tahu urusan dapur. Tapi sekarang sudah beres, sudah
saya bayar barusan.
SUMINTA : Bagus, kau dapat uang banyak ya?
MINI : Empat puluh rupiah ka. Lumayan untuk belanja beberapa hari.
SUMINTA : Dari mana kau dapat uang sebanyak itu? Empat puluh rupiah sama
dengan gajihku dua hari kerja. Dan kau mendapatkannya beberapa jam
saja.
MINI : Saya pinjam.
SUMINTA : Dari siapa?
MINI : Dari Nyonya Kusman, kenalan lama.
SUMINTA : Alangkah dia baik hati, suka meminjamkan uang, ingin aku berkenalan
dengan dia.
MINI : Biarlah lain kali kita bertamu di rumahnya. Tapi, mengapa mie itu tidak
dimakan, kak? Dia nanti dingin.

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 7


SUMINTA : Biarlah dia dingin. Aku tidak mengharapkan kau membawa mie. Aku
mengharapkan kau membawa cerita yang terus terang.
MINI : Ceritera yang terus terang?
SUMINTA : Ya, ceritera yang terus terang, yang tidak putar-putar.
MINI : Apa maksudmu?
SUMINTA : Kau tidak tahu? Atau kau mau pura-pura tidak tahu? Mengapa kau mesti
berputar-putar juga.
MINI : Siapa yang berputar-putar kak?
SUMINTA : (IA MELIRIK KEMBALI, IA KEMBALI MENUNDUKAN KEPALA
LALU) Sebenarnya kau tadi dari mana?
MINI : Dari nyonya Kusman. Habis, dari mana lagi?
SUMINTA : Kau lebih baik terus terang saja, dengan berterus terang orang bisa
mengurangi dosa.
MINI : Dosa ? Kau seperti hakim saja, kak?
SUMINTA : Yang nyata dosamu sekarang tidak mau terus terang.
MINI : Saya tidak mengerti kak. Mengapa kau tiba-tiba saja seolah-olah
mencurigai?
SUMINTA : Aku bukan mencurigai. Aku sudah punya saksi. Dan saksi itu seorang tua
yang patut dipercaya. Tahu kau Haji Salim? Nah, itulah saksinya.
Sekarang kau tinggal mengaku saja.
MINI : Apa yang mesti saya akui?
SUMINTA : Kau belum mau mengaku juga?
MINI : Ya, apa yang mesti saya akui itu?
SUMINTA : Kau tidak mau mengaku juga?
MINI : Apa, kak? Apa yang mesti saya akui?
SUMINTA : Kau tidak mau mengaku, bahwa kau tadi naik mobil bersama seorang
laki-laki dan Si Hamid? Kau tidak mau mengaku, bahwa di dalam mobil
kau diciumi laki-laki itu? Kau tidak mau mengaku? (MINI TERDIAM IA
BANGKIT BERDIRI DARI KURSINYA KARENA MELIHAT MINI
TETAP DIAM) mengaku tidak? (MINI TETAO DIAM, DAN MELIHAT
MINI SELALU DIAM, IA MENGEPALKAN TANGANNYA SAMBIL
MUNCERENGKAN MATANYA) Hmmm.. kau mengaku ya? Kau
menyangka bahwa perbuatan dosa itu dapat disembunyikan? Kau mengira,
bahwa dosa itu dapat kau tutup dengan sebungkus mi goreng? (DAN IA
LALU MELEMPARKAN PIRING MIE GORENG YANG DISIMPAN DI
ATAS MEJA, LALU IA MENGHAMPIRI) di bawa ke hotel mana kau
tadi? Dibawa ke hotel mana? (DAN LANTARAN MINI TETAP
TERDIAM, TERUS SAUA IA MENCEKIK) Mini!Kau tadi disewa ya?
kau di sewa untuk memuaskan orang lain!
HAMID : (TIBA-TIBA) Hei! Hei! Ada apa ini? Isteri sendiri mau disiksa pula,
seperti orang biadab saja.
SUMINTA : Ini dia setannya (IA MELEPASKAN CEKIKKAN, DAN MENUNJUK-
NUNJUK)
HAMID : Nanti dulu, sabar dulu! Bicara dengan nafsu memang gampang.
SUMINTA : Kau setan! Kau yang bikin gara-garanya!

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 8


HAMID : Ya, ya, aku disebut setan boleh, disebut Tuhan juga boleh, sebab setan
dan Tuhan itu cuman ada dalam kepala yang menyebutkannya. Tapi aku
datang di sini tidak sembarangan. Aku mau membereskan. Tapi selama
dalam fikiranmu masih ada setan, aku tidak akan memulai. Sebetulnya aku
bukan kebetulan datang ke sini. Aku barusan didatangi Haji Salim. Dia
berkata, bahwa dia tadi datang padamu dan mengatakan apa yand dia lihat
tentang isterimu. Dan aku tahu siapa dia, orang selemah kau sudah pasti
kena hasutannya.
SUMINTA : Dia bukan meghasut (IA MEMBANTAH) dia menceriterakan apa yang
dia lihat. Dan apa yang dia lihat itu membuktikan, bahwa kaulah
penghasut, penjual isteri orang-orang
HAMID : Nanti dulu! Kau masih saja cara dengan nafsu menuduh. Kau masih saja
kena hasutan si tua bangka itu. Coba dengarkan dengan tenang. Kau tadi
ada keinginan menyiksa isterimu sebenarnya karena apa? Karena isterimu
kau anggap berdosa? Karena menurut perintah Tuhan orang berdosa itu
mesti dihukum? Bukan! Bagiku kau hendak menyiksa isterimu karena kau
gelap mata. Dan apa sebab kau gelap mata? Sebab pikiranmu sempit. Tapi
apa sebab pikiranmu sempit? Sebab selama ini kau selalu kekurangan,
selalu hidup dalam serba susah.
SUMNTA : Sudah jangan banyak bual. Dari kau aku minta keterangan, bukan bualan.
HAMID : Ya, ya, aku juga akan memberikan keterangan. Aku bukan Haji Salim
yang berpikiran sempit, yang karena berpikiran sempit hanya becus
menghasut. Aku akan memberikan keterangan yang seterang-terangnya.
Suatu keterngan yang cukup tenang, bahwa isterimu itu bersih dari dosa
dan beresih dari kesalahan. Kau kira isterimu melakukan perbuatan yang
membuat kau gelap mata itu karena apa? Kau kira kaena dia berpikiran
sempit seperti kau? Bukan! Tapi karena dia berpikir aktif, karena di dalam
hidup serba kekurangan dia tidak mau tinggal diam. Dan untuk apa dia
berbuat demikian? Untuk menutupu kekurangan dalam rumah tangga,
supaya kekurangan itu tidak ada, supaya kamu berdua terlepas dari
kekurangan yang selama ini menyebabkan kau terus-terusan berpikiran
sempit. Coba pikir! Berdosakah dia? Patutkah dia dihukum? Kalau kau
mau mencari siapa yang berdosa, kaulah sebenarnya yang yang berdosa.
Berdosa karena mau menyiksa isteri sendiri yang notabene mempunyai
hak yang sama dengan kau, tapi tidak pesimis seperti kau! Hmm... kau
kira akan berbahagiakah hidup orang dalam rumah tangga yang
ditegakkan dalam kecurangan? Itu dia kau peseimis terus, kapan kau akan
mengubah cara berfikir? Akan menunggu dulu perintah dari Tuhan?
SUMINTA : Sudah!! Tahu kau apa yang tersimpan dalam hatiku sekarang? Aku ingin
membunuh kau, sebab kau sudah menghina aku.
HAMID : E...e..e.. dalil-dalil si tua bangka Haji Salim rupanya masih saja
bersarang dalam otakmu ya? membunuh orang memang gampang, sama
gampanya seperti menghasut, menuduh dosa kepada orang lain. Yang
sudah menolong orang, supaya rumah tangga orang tidak jadi sumber
pesimisme.

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 9


SUMINTA : Hhh... Monolong orang! Kau kira aku merasa ditolong dengan
perbuatanmu sekeji itu? Kau kira isteriku itu isterimu juga yang boleh
diperdagankan?
HAMID : Siapa sih yang sudah memperdagangkan isteri orang? Kau kira isterimu
itu apa? Benda yang mati? Kaulah benda yang mati, yang tidak ada daya
sehingga hasutan seorang tua bangka semacam Haji Salim kau terima
dengan begitu saja.
SUMINTA : Aku percaya kepadanya. Lebih percaya dari pada kepada kau!
HAMID : Itu hakmu. Bagiku, aku tidak minta kepercayaan dari kau. Sebab aku
bukan seorang Haji yang suka sembahyang seperti dia. Aku Cuma minta
pengertian dari kau. Kau boleh menuduh aku sudah mendagangkan
isterimu, kau boleh menuduh aku sesuka hatimu. Tuduhan tinggal
tuduhan. Tapi kau mesti mengerti, bahwa bagiku apa yang kulakukan itu
adalah karena mengingat isterimu mempunyai hak yang sama dengan kau
dalam hal menggunakan kesempatan, karenanya apa yang kulakukan itu,
itu untuk kebaikan kamu berdua.
SUMINTA : Aku tidak bisa terima!
HAMID : Kalau kau tidak bisa menerima, itu terserah. Cuma dengan begitu
jelaslah bagiku bahwa berlainan dengan isterimu, kau ini adalah benda
yang mati. Dan terhadap benda yang mati aku tidak bisa bicara lagi.
(LALU IA PERGI KELUAR)
SEPENINGGALNYA HAMID, SUMINTA TINGGAL DIAM DAN MINIPUN
DIAM.DAN MEREKA TERDIAM SAMBIL SALING MEMBELAKANGI.
SUMINTA : (SUARANYA MENGELUH) Aku jadi bertanya, siapa diantara kita yang
mesti menghilang? Masing-masing dari kita mempunyai kebenaran yang
salah bagi pihak lain. (IA TERDIAM LAGI) aku tidak menyangka, Mini.
Sungguh aku tidak menyangka bahwa kau akan sampai hati membenarkan
sesuatu kebenaran yang tidak bisa kubenarkan. Bertahun-tahun kita
mendirikan rumah tangga. Bertahun-tahun pula rumah tanga yang kita
dirikan itu kita pelihara, kita pupuk dengan cinta. Tiba-tiba sekarang.
(DAN IA TERUS MENGELUH). Ya, aku mengerti, Mini aku mengerti
apa sebab kau sampai hati mengerjakan ini semua. Kau mau menutupi
kekurangan ongkos rumah tangga, bukan? Tapi tidak terpikir olehmu,
Mini, tidak terpikir olehmu, bahwa sebenarnya kau sudah melumpuhkan
aku?
MINI : Hukumlah aku kak, hukumlah aku sesuka hatimu!
SUMINTA : Tidak Mini. Bukan kau yang mesti kuhukum, tapi aku. Aku mesti
menghukum diriku sendiri demi kebenaran orang lain yang tidak bisa
kubenarkan. Tahum kau Mini, hukuman apa yang mesti kujatuhkan atas
diriku sendiri? Aku sudah salah karena tidak mampu memberikan rumah
tangga yang sempurna kepada seorang isteri yang kucintai. Tapi selain dari
itu, aku juga tidak sanggup menghapus perasaan malu lantaran dihina oleh
isteriku.
MINI : Aku cinta padamu Kak, aku tidak mau melihat kau terus-terusan susah
meikirkan kita berdua.

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 10


SUMINTA : Aku juga mengerti, Mini. Kau mau menggunakan hakmu yang sama
bukan? Tapi selama kau bernama manusia, dapatkah kau menghapus
perasaan malu karena dihina? Aku tidak dapat, Mini. Karena itu aku harus
menghapuskan diriku sendiri.

TIBA-TIBA HAJI SALIM DATANG SAMBIL ISTIGFAR


H. SALIM : Sampai jadi aku yang istigfar, Minta! Kau kira menghapuskan diri itu
apa? Aku sudah lama mendengarkan di luar. Tadinya aku tidak akan
masuk. Tapi aku tidak tahan. Aku tidak tahan menyaksikan gelegat yang
serupa ini. Seolah-olah dunia ini sudah kiamat saja. setelah isterimu
berdosa, kau pula mau bunuh diri? Kau kira membunuh diri itu kau tidak
lebih berdosa, tidak lebih bejat akhlak dari isterimu.
SUMINTA : Saya tidak tahu siapa sebenarnya yang bersalah.
H. SALIM : Kau tidak tahu? Kau tidak mau mengaku adanya kebenaran, bahwa
isterimu yang bersalah melakukan jinnah? Ya Allah! Kemana dibuangnya
akhlakmu, Minta? Kemana?
MINI : Mang Haji, alangkah gampang Mang Haji melemparkan tuduhan jinah
kepada saya.
H. SALIM : Lantas? Kau mau mungkir? Kau tak akan mengaku, bahwa kau di ciumi
laki-laki yang bukan muhrim di dalam mobil? Aku melihat itu semua,
Mini, Aku melihat! Dan aku tahu apa pula yang tidak kulihat. Kau tadi
dibawa kehote!
MINI : Itu sangkaan!!..
H. SALIM : Jadi kau mau bukti? Baik, aku tahu siapa laki-laki itu. Akan kubawa
nanti dia kesini.
MINI : Memang haji ini suami saya, mau banyak tutur campur?
H. SALIM : Betul aku bukan suamimu, tapi waktu kau kawin secara apa? Secara
islam, bukan artinya kau mengaku agama islam. Tapi sekarang larangan
agama kau injak-injak dengan melakukan perbuatan jinah. Memengnya
kau mengaku beragama islam hanya untuk kawin saja? sedang diluar
waktu kawin kau bukan beragama islam? Itu suatu penghinaan, tahu?
Suatu penghinaan terhadap setiap oerjuangan agama islam.
MINI : Apa mang Haji pernah menymbang saya dalam kekurangan ongkos
rumah tangga.
H. SALIM : Apa? Maksudmu kau mau mengatakan, bahwa kau berbuat dosa karena
kekurangan? Karena benda? Karena kau membenarkan faham si Hamid,
itu orang kufur? Istriku juga kekurangan, tapi mereka tidak membuat dosa
seperti kau, sebab mereka tidak bejat iman seperti kau!!.
MINI MENANGIS, TAPI HAJI SALIM TERUS SAJA
MENINGGALKANNYA.
Minta! nanti aku kesini lagi.
SUMINTA YANG SEJAK TADI TERDIAM TINGGAL TETAP
TERDIAM, DAM MINI TERUS MENANGIS.
MINI : (MERATAP) Mengapa aku merasa dihina...... kak, kau tahu, bahwa
orang lain tidak turut campur menghina aku.

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 11


UMINTA : Memang sayang, Mini,.... sayang ada orang lain, orang lain dengan
kebenarannya yang berlain-lain. Dan sebagai suamimu aku tidak berdaya
melindungi kau, sebagai suami aku sudah kau hina dengan adanya itu
orang lain!!.
MINI : Kak..... (SERAYA MENGHAMPIRI TAPI SUMINTA BURU-BURU
MENJAUH).
SUMINTA : Jangan kau dekat, Mini. Tah kau bagaimana fikiranku kalau aku
membayangkan apa yang sudah kau lakukan bersama denagn itu orang
lain? Tahu kau? (MENDENGAR SEMUA ITU MINI MEJATUHAN
DIRINYA KELANTAI SAMBIL MENAGIS).
NINI : Aku tahu,Kak, Aku tahu. Hukumlah aku sesuka hatimu. Jangan orang
lain yang menghukum aku.
SUMINTA : Aku tidak ada hak menghukum kau, Mini, tapi akupun tidak ada hak
untuk menahan kau untuk terus diam dirumah dengan Aku!!.
MINI : Katakanlah, bahwa aku harus pergi sekarang juga, Kak (LALU DIA
BANGKIT) aku pun akan rela pergi, sebab bagiku sudah terang, nahwa
aku salah jalan. (DAN IA TERUS MEMANDANG SUMINTA,
SUMINTA TETAP MEMBELAKANGI, LALU MINIPUN MASUK
KAMAR, SEBENTAR KEMUDIAN IA KELUAR LAGI MEMBAWA
KOPER, LALU IA TERUS MELANGKAH KELUAR) Kau, tahu kak,
kau tahu, bahwa aku sudah tidak beribu tidak berbapak. Aku tidak tahu
aku akan pergi. Tapi ketahuilah kak, bahwa aku rela menerima hukuman
ini. MENDENGAR PERKATAAN DEMIKIAN. SUMINTA YANG
DITINGGALKAN JADI BINGUNG. IA MENGGIGIT-GIGIT BIBIR,
LALU IA MENYUSUL KELUAR.
SUMINTA : Mini! ( DAN SEBENTAR KEMUDIAN MEREKA BERDUA SUDAH
MUNCUL LAGI, TAPI MEREKA SALING TERDIAM DAN SALING
BELAKANG MEMBELAKANGI). Mini, kau maafkan aku?
MINI : Kau tetap kucintai kak, (SUARA SERAK).
SUMINTA : Ya, kau cinta padaku, aku juga cinta padamu. Tapi kau sudah menghina
aku, lantaran gajiku tidak cukup. Mini, akhirnya aku jadi menyesal,
mengapa kita ini bukan anjing.
TIBA-TIBA DARI LUAR.
T.MINYAK : Asalamualaikum.
MINI : Oh,tukang minyak.(SETELAH MEMBUKAKAN PINTU) Tinggal
berapayang belum di bayar? Lima rupiah lagi,bukan?
T.MINYAK : Betul,neng.
MINI : Saya bayar semuanya. Tapi saya ambil lagi, ya?
T.MINYAK : Boleh, tentu saja boleh. Masakan orang yang bayar tidak dikasih lagi.
MINI : Tunggu sebentar. Saya ambil botol dulu ( IA PERGI KE DAPUR DAN
MELIHAT MINI PERGI KE DAPUR. SUMINTAPUN PERGI
KEKAMAR KEMUDIAN MINI MUNCUL LAGI MEMBAWA
BOTOL )
T. MINYAK : Satu liter, neng ?
MINI : Ya, dan ini uang yang lima rupiah ( MENGAMBIL BOTOL MINYAK
DAN PERGI KEDAPUR, LALU IA MUNCUL LAGI MEMBAWA

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 12


SAPU DAN MENYAPUKAN MIE YANG BERHAMBURAN DI
LANTAI, TIBA-TIBA SUM DATANG MEMBAWA PERHIASAN ).
SUM : Mini. tadi aku kesini. Kau tidak ada. Bagaimana dengan maksud kau
membeli brosku ini ? jadi ?
MINI : Berapa jadinya akan kau jual ?
SUM : Murah, murah. Dua puluh rupiah.
MINI : Tapi sayang, Sum , aku tidak ada uang.
SUM : Itu perkara gampang, bisa kau bayar nanti habis bulan.
MINI : ( IA BERFIKIR ). tidak,sum, aku tidak berani, bukan aku tidak mau
memilikinya. Tapi....kami mesti menghemat pengeluaran Sum.
SUM : Apa yang mesti dihemat, kalau setiap menerima gaji memangya sudah
kekurangan dalam keadaan sekarang, mini, bukan kita mesti menghemat,
sebab sudah tidak ada lagi yang mesti dihemat. Tahu kau yang mesti
dilakukan? Lihat aku ! bagiku sekarang didunia ini mesti cakap bermain
sandiwara. Kekurangan tinggal kekurangan, banyak hutang tinggal banyak
hutang, tetapi badan kita mesti tetap berisi, tetap dihias, biar hiasan itu
didapat dengan jalan memperbanyak hutang.
MINI : Betul Sum, tapi aku tidak berani.
SUM : Jadi bros ini tidak jadi dibeli? Meskipun dimurahkan? Dan meskipun
tidak kontan?
MINI : Tawarkanlah pada orang lain, sum.
SUM : Kau tidak akan menyesal ?
MINI : Apa boleh buat. Kalu memang ada miliku,akhir-akhirnya aku akan
memilikinya juga. ( SUM MENGELA NAFAS, LALU IA PERGI
MENINGGALKAN MINI. KEMUDIAN MINI MENERUSKAN
MEMBERSIHKAN LANTAI, DAN IA MASUK KEKAMAR DAN
TIDAK MUNCUL LAGI )

Adegan V

( DENGAN TERGOPOH-GOPOH HAJI SALIM DAN HAMID ITU


DATANG LAGI, DAN MEREKA DATANG DENGAN DIGIRINGI
SEORANG LAKI-LAKI MASIH MUDA BERMATA SERIGALA.)
HAMID : Terlalu!sungguh terlalu Mang Haji ini. Soal tet-tek benget dibesar-
besarkan Minta..( MINTA MUNCUL DARI KAMAR ) begini, inilah
kelakuan mang haji. Maunya menghasut, terus menghasut. Sampai-sampai
ia dibawa sama orang lain kesini.
H. SALIM : Kau yang menghasut, kau memang kufur.justru aku datang lagi hendak
membuktikan, bahwa kaulah biang keladinya. Minta, Inilah orang yang
menciumi istrimu didalam mobil. Dia mengaku sudah membawa istrimu
ke hotel, mana istrimu ?
HAMID : Mang haji ! dari tadi saya sudah bilang, bahwa perbuatan semacam ini
tidak perlu terjadi. Sekarang lihat itu suminta ! sudah selesu itu dia.
Mengapa ditambah menghasut lagi ? ayo kembali!
H. SALIM : Dihasut! Dihasut! Siapa yang menghasut ? aku tidak sudi, tahu ? aku
tidak sudi ikut berdusa lantaran akumenutupi sesuatu perbuatan dosa yang

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 13


menolok mata.kau sebagai orang kufur memangnya menginginkan supaya
didunia ini lebih lebih banyak lagi orang kufur. Tapi aku tidak!
HAMID : Enak saja kau membenarkan diri sendiri, menyalahkan orang lain. Dasar
tua bangka.Tadinya aku tidak marah, tapi sekarang aku marah, tahu ?
(DAN HAMID TERUS MENJEMBA BAJU HAJI SALIM DAN TERUS
AKAN MEMUKUL, TAPI LAKI-LAKI BERMATA SERIGALA
LANGSUNG TERTAWA.)
LAKI2 BS : Apa ini semua? ribut perkara tai kebo !
HAMID : kau lebih baik kembali saja, Din! Tak usah kau perdulikan omong kosng
si tua bangka ini.
LAKI2 BS : Kau kira pergiku kesini lantaran memperdulikan omongan orang lain?
Kau tahu aku tidak terikat pada apapun juga.
HAMID : Tapi untuk apa ? untuk apa kau datang kesini.
LAKI2 BS : Pak tua ini bilang, aku mesti mengatakan apa yang terjadi tadi. Dan aku
jawab baik. Bagaimana sekarang pak tua ? teruskan?
H. SALIM : Mana istrimu?
SUMINTA : Tidak perlu, saya sendiri sudah cukup.
HAMID : Apa perlunya ini semua? Apa perlunya Din, kepadamu aku minta sekali
lagi, aku minta supaya kau pergi dari sini.
LAKI2 BS : Memang apa perlunya ? di dunia ini tidak ada apa-apa. Tapi orang
goblok maunya riburibut.
H.SALIM : Bukan makan perempuan, tapi saudara sudah menduri istri orang lain.
LAKI2 BS : Istri orang lain ?! apa itu istri ? dan apa itu orang lain ? Aku hanya tahu,
ada perempuan makanan saya.
H SALIM : Tapi saudara suadah mengaku bukan? bahwa perempuan tadi dibawa ke
hotel.Apa yang terjadi di dalam hotel ?
HAMID : Sudah !tak perlu!! ( TAPI LAKI-LAKI ITU TERTAWA )
LAKI2 BS : Apa yang aku lakukan? Tentu saja dia kubikin memuaskan hatiku.
SUMINTA : Sudah! Sekarang aku bertanya : mau kau kawini dia ?
LAKI2 BS : Apa? kawin?
SUMINTA : Ya...( TANGANYA DIKEPALKAN ) kau mesti kawin dengan dia, itu
tuntutan!! ( LAKI_LAKI ITU TERTAwa kembali )
LAKI2 BS : Tuntutan? Ya, ya,ya, setiap orang boleh menuntut. itu sih kemaun.dan
kemauan adalah kemauan! ( DAN MENDENGAR JAWABAN
DEMIKIAN, SUMINTA YANG MENGEPALKAN TANGAN TERUS
SAJA MENYERBU. DAN TERUS HENDAK MENYERBU/MENINJU.
TAPI HAMID MENGHALANGI DAN LAKI-LAKI BERMATA
SERIGALAPUN CEPAT MUNDUR ) kau mau membunuh aku, ya? itulah
manusia: bertanya berfikir, mencari, dan akhirnya mau membunuh. Hanya
sedikit saja dengan binatang!
SUMINTA : Pergi kau!pergi!
LAKI2 BS : Tentu saja aku akan pergi dengan tanpa kau suruh lagi. Sebab aku bukan
binatang lunak seperti kau. Selamat tinggal dalam kandang, kebo piaraan!
( LAKI-LAKI BERMATA SERIGALA ITU SENANG KELUAR ).
H. SALIM : Nanti dulu! Jangan pergi dulu karna persoalan ini belum selesai.

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 14


LAKI2 BS : Apa itu soal ? ( SAMBIL MELANGKAH PERGI KELUAR )kau kira ini
apa menganggap dunia ada soal yang mesti dibereskan ? cih, kebo semua.
H. SALIM : Audubillahimindalik! Sampai serusak itu ahlak manusia sekarang.
HAMID : Dan kau sudah membawanya pula kesini, seperti kau ini hakim.
H. SALIM : Memangnya aku mesti diam ? mesti kudiamkan setiap perbuatan dosa
yang menyorot mata ? alangkah belum bejad seperti ahlak kamu, tahu ?
HAMID : Siapa yang melakukan perbuatan dosa ? kau atau orang lain ? pikir dulu
sebelum kau menuduh.yang salah itu bukan apa yang kau pikirkan. Tapi
pikiranmu itu setumpuk benak dalam kepalamu, itulah yang salah. Sebab
benakmu mengira bahwa perempuan tidak berhak menggunakan
kesempata. Dan benakmu juga menyangka, bahwa di atas kepalamu itu
ada tuhan yang memerintahkan mesti begini mesti begitu terhadap sesuatu
perbuatan yang dilakukan orang lain.
H. SALIM : Berani pula kau mengurus aku dengan is-me mu? Cih, kau kira aku ini
siapa setelah menghasut orang lain, setelah mendagangkan istri orang lai,
berani pula kau mengurus aku?
HAMID : Aku tidak menghasut tua bangka ! kaulah yang menghasut. Kau dengan
otakmu yang beku.
H. SALIM : kufur ! kau kufur !
SUMINTA : Sudah ! sudah ! kalian ini sebenarnya mau apa ? aku tidak tahu siapa
diantara kalian yang mesti kusebut penghasut. Tapi aku minta supaya
kalian berhenti, mengacau pikiranku.
H. SALIM : Minta, kau mesti tahu Minta....
SUMINTA : Sudah mang haji, saya sudah tidak mau lagi mendengar pendapat orang
lain. Pendapat kalian memang ada yang mengandung kebenaran. Tapi
kalian tidak merasakan apa yang orang lain rasakan, tidak merasakan apa
yang kurasakan. Kepada kalian aku jadinya tidak mengerti.Sungguh, aku
tidak mengert, karena itu aku minta kalian meninggalkan aku.
H. SALIM : Betul Minta, kau sudah tidak membutuhkan aku ? baik, kalu aku mesti
pergi akupun pergi. ( DAN HAJI SALIMPUN ITU TERUS
MELANGKAH AKAN KELUAR. TAPI KETIKA DILIHATNYA
HAMID MASIH BERDIRI DIHADAPAN SUMINTA,IA BERHENTI
MELANGKAH ). Buat apa kau masih berdiri, kufur ? emangnya mau
semena-menanya kau menghasut ?( LALU IAPUN KELUAR ).

Adegan VI

( SETELAH LAMA DUDUK SENDIRIAN, SUMINTA MEMANGGIL )


SUMINTA : Mini!.....(MINI MUNCUL ) Mini, kau tahu betapa besar cintaku padamu.
aku juga tahu betapa besar cintamu padaku. Baik kau, maupun aku akan
merasa untuk bercerai, kaerna kita sudah melakukan perbuatan yang indah
untuk dijadikan kenangan. Baik kau, maupun aku tidak mungkin bisa
melupakan masa kita lalu, sebab masa kita yang lalu adalah kekayaan
batin kita berdua. ( SAMPAI DISITU IA TERUS DIAM TAPI TIDAK
LAMA KEMUDIAN ). Tapi tahu kau, Mini, tahu kau apa artinya
kenangan yang indah bagi kita, kita gelap melihat ke hari ini ? keta jadi

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 15


kehilangan kemerdekaan, mini. Kita jadi terombang –ambing, diombang-
ambingkan keadaan. Karena itu Mini, karena itu aku ada pikiran lebih baik
jadi manusia yang melihat hari depan dengan mata terbuka, daripada jadi
manusia yang terikat kepada kenangan. Lebih baik menyerah kepada hari
besok daripada terkubur oleh hari kemarin.Mengerti kau Mini ?
MINI : Aku mengerti, kak, aku, aku mengerti...
SUMINTA : Banyak Mini, banyak sekali orang yang ingin aku katakan. Tapi aku
tidak tahu bagaimana mengatakanya,sudikah kau menolang aku, Mini ?
menolong mengemas pakaianku kedalalam koper dan membawanya kesini
?
MINI : Kak, kau kau kau mau kemana ? kau mau meninggalkan aku ?
SUMINTA : Jangan bimbang Mini. Nanti kuterangkan.
( SAMBIL MENYAPU-NYAPU MATA, MINI MASUK KEKAMAR
DAN SEBENTAR KEMUDIAN IA MUNCUL LAGI SAMBIL
MEMBAWA KOPER LALU DILETAKAN DI HADAPAN SUMINTA )
dengan koper ini, Mini, aku akan pergi meninggalkan kau.aku tahu, kita
akan berpisah dengan hati yang remuk, lebih remuk dari tadi. Tapi aku
harap, Mini, aku harap kau tidak lagi jadi istriku, kau akan melihat hari
depanmu dengan mata terbuka, kuharap akan berbahagialah kau nanti di
dalam menempuh hidaup bersama orang lain. Orang lain yang berlainan
dengan aku, tapi mungkin juga berlebihan dengan aku.
MINI : Tidak mungkin, kak, tidak mungkin.
SUMINTA : Apa yang tidak mungkin.
MINI : Tidak mungkin aku mencintai orang lain selain kau..
SUMINTA : Sangkamu aku akan mudah mencintai orang lain dengan cinta yang
pernah kukasihkan padamu? Tidak Mini, didalam saling memberikan
cinta, kita tidak mesti mengikatkan diri kita. Mulai saat ini setiap dari kita
adalah kepunyaan kita masing-masing. Kau adalah kepunyaanmu dan
bukan kepunyaan siapapun juga. Mengerti kau Mini ? mulai saat ini kau
adalah kepunyaamu, bukan kepunyaanku dan bukan kepunyaan siapapun
juga.
( MINI YANG MENYAPU MATA TIDAK MEMBALAS. DAM
MELIHAT MINI TIDAK MEMBALAS SUMINTA TERUS SAJA
MELANGKAH MEMBAWA KOPER).
SUMINTA : Aku pergi Mini, ( TAPI SEBEUM MENGHULANG KELUAR ) selamat
tinggal kekasihku ! aku pergi dengn perasaan sepi sendirian, tapi inilah
pilihanku. ( DAN MINI YANG DITINGGALKAN HANYA BISA
MENANGIS )
MINI : Kak…( IA TERUS SAJA MENANGIS DAN MENANGIS)

SELESAI

Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 16


Bank Naskah Teater LKK UNIMED | 17

Anda mungkin juga menyukai