Anda di halaman 1dari 11

Accelerat ing t he world's research.

Cyberbullying di Kalangan Remaja


(Studi tentang Korban Cyberbullying
di Kalangan Remaja di Surabaya
Kimhee xxx

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Persepsi Guru t ent ang Pengungkapan Kekecewaan Siswa SMA Melalui Pesan T wit t er yang M…
Winda Carmelit a

Rescue II, T he Last


Ganda Saput ra

Membaca Islam Aceh - Agama, Kearifan Lokal dan Negosiasi Ident it as (buku full t ext )
Muhammad Ansor, LPPM IAIN Langsa
Cyberbullying di Kalangan Remaja
(Studi tentang Korban Cyberbullying di Kalangan Remaja di Surabaya)

Oleh: Yana Choria Utami


NIM: 071014058

Program Studi Sosiologi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga
Semester Genap/Tahun 2013/2014

Abstrak

Cyberbullying adalah intimidasi yang terjadi di dunia maya terutama pada


media sosial. Bentuk dari cyberbullying adalah ejekan, ancaman, hinaan, ataupun
hacking. Fenomena cyberbullying banyak bermunculan dan akibat fatal dari
tindakan ini adalah bunuh diri. Akan tetapi cyberbullying yang terdapat di
Indonesia masih menjadi hal yang sepele.
Permasalahan tersebut dianalisa mengggunakan teori kekerasan simbolik
dari Pierre Bourdieu. Bourdieu menyebutkan terdapat tiga konsep dalam teorinya,
yaitu Habitus, Lingkungan(field), dan modal. Metodologi yang digunakan adalah
metodologi kualitatif, dengan tipe penelitian deskriptif dan berparadigma
fenomenologi. Informan yang diambil dalam penelitian ini berjumlah empat
remaja, dengan karakteristik informan di bawah 18 tahun. Penelitian ini dilakukan
di Surabaya yang dipilih secara snowball. Pengumpulan data diambil dengan
menggunakan indept interview dan studi pustaka. Sementara itu, teknik analisis
data menggunakan transkrip, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa, habitus dan lingkungan siswa
mempunyai pengaruh dalam penggunaan media sosial di kalangan remaja, serta
didukung oleh modal atau alat untuk mengakses dunia maya. Keberadaan habitus
dan lingkungan yang mendukung, menyebabkan munculnya kekerasan simbolik
yang dilakukan di media sosial atau disebut sebagai cyberbullying. Cyberbullying
tersebut didapatkan melalui direct attact dan by proxy. Direct attact , yaitu
berbentuk pesan langsung/ hinaan, ejekan, dan ancaman. Sedangkan by proxy
adalah pengambilan alih account. Dampak dari cyberbullying mengakibatkan
perubahan sikap dan timbulnya pengucilan terhadap korban.

Kata Kunci: Remaja, Dunia Maya, Bullying, Cyberbullying, dan Kekerasan


Simbolik.

Abstract

Cyberbullying is bullying happens in cyberspace mainly on social media.


A form of cyberbullying is ridicule, threats, insults, or hacking. The phenomenon
of cyberbullying and fatal consequences emerging from this action was suicidal.
But cyberbullying that occur in Indonesia is still a trivial thing.
These problems were analyzed using the theory of symbolic violence of
Pierre Bourdieu. There were three mentions of Bourdieu's concept of Habitus in
theory, namely, the environment (field), and capital. The methodology used is the
methodology of qualitative, descriptive research with type berparadigma and
Phenomenology. Informants are taken in this research totalled four teens, with the
characteristics of the informant under 18 years of age. This research was
conducted in Surabaya who is selected by a snowball. Data collection taken using
indept interview and study of literature. Meanwhile, data analysis techniques
using the transcript, the reduction of the data, the presentation of data, and
conclusions.
The results of this research say that environmental and habitus, students
have an influence in social media usage among teenagers, as well as supported by
capital or tools to access the virtual world. The existence of the habitus and
supportive environment, causing the emergence of symbolic violence committed
in social media or so-called cyberbullying. Cyberbullying is obtained through
direct attact and by proxy. Direct attact, namely direct mail/form of insults,
ridicule, and threats. Whereas by proxy is the acquisition of an account. The
effects of cyberbullying resulting in a change in attitude and the incidence of
exclusion against the victim.

Keywords: Teen, Virtual World, Bullying, Cyberbullying, and Symbolic


Violence.

Pendahuluan sebuah sistem komunikasi yang


Pada jaman yang serba mampu menghubungkan jaringan-
moderen dan canggih ini, kurikulum jaringan komputer di seluruh dunia.
menuntut para remaja yang masih Beberapa bentuk jaringan yang
duduk dibangku sekolah untuk lebih berbeda dapat bertukar informasi
aktif dalam pelajaran, sehingga melalui perangkat yang disebut
mereka dapat mengetahui hal-hal protokol TCP/IP (Ramadhan,
lebih luas sebelum atau sesudah guru 2005:1). Para remaja dapat
terangkan di dalam kelas. Kurikulum berselancar mencari informasi, data-
yang ada tersebut membutuhkan data atau materi-materi pelajaran
refrensi-refrensi buku, artikel atau secara mudah dengan menggunakan
jurnal-jurnal yang dapat mendukung internet.
kegiatan belajar para siswa. Oleh Pengguna internet di
karena itu untuk mempersingkat Indonesia pada tahun 2012 mencapai
waktu, siswa menggunakan internet 63 juta orang atau 24,23 persen dari
untuk mendapatkan materi-materi total populasi negara ini. Tahun
pelajaran yang dikuti dengan mudah. depan, angka tersebut diprediksi
Internet adalah singkatan dari akan naik sekitar 30 persen menjadi
Interconnected Network. Pada tahun 82 juta pengguna, dan terus tumbuh
1972, kemudian e-mail menjadi 107 juta pada 2014, dan 139
diperkenalkan. Penggunaan e-mail juta atau 50 persen total populasi
ini dapat mempermudah para peneliti pada 2015 (Kompas.com, Diakses 12
untuk mengirim data dan informasi Juni 2013). Kenaikan pengguna
(Darma Dkk, 2009:2). internet ini akan semakin bertambah
Pada tahun 1972 internet banyak seiring bergantinya jaman,
diperkenalkan untuk menyebarkan karena manusia tidak akan berhenti
informasi, Internet merupakan membuat inovasi-inovasi baru.
Sebagian besar pengguna individu ataupun secara
internet di Indonesia ternyata berusia berkelompok. Menurut Kim (2006)
muda. Hasil penelitian Yahoo dan dalam Adilla (2009:57) bullying
Taylor Nelson Sofres (TNS) dapat dilakukan secara verbal,
Indonesia menunjukkan bahwa, psikologis dan fisik.
pengakses terbesar di Indonesia Sebagian besar dari kita
adalah mereka yang berusia antara hanya menggetahui bullying yang
15-19 tahun. Hasil survei ini dilakukan secara langung atau
menyebutkan bahwa sebanyak 64 bertemu langsung dengan target
persen adalah anak muda, dari 2.000 (sebutan untuk seorang korban)
responden yang mengikuti survei. bullying menggunakan kontak fisilk
Sementara pada peringkat kedua maupun verbal. Namun sekarang ini,
ditempati oleh pengguna berusia 20- bullying tidak hanya terjadi
24 tahun dengan prosentase dikehidupan nyata saja, bullying
42 persen dan urutan terakhir sekarang juga terjadi di dunia
ditempati usia 45-50 tahun. Sumber : internet atau cyber. Bullying yang
kompas.com (penelitian oleh yahoo terjadi di internet atau cyber dijuluki
dan TNS) dengan cyberbullying. Cyberbullying
Munculnya internet sama dengan bullying yang terjadi
merupakan salah satu penemuan pada umumnya, yaitu sama-sama
yang berharga, karena dengan mengintimidasi ataupun
menggunakan internet kita bisa mengganggu orang yang lemah,
mendapatkan informasi-informasi cyberbullying ini pada umumnya
yang dibutuhkan, dan seseorang banyak terjadi dimedia sosial.
dapat berkomunikasi dengan Perbedaan antara Cyberbullying
menggunakan internet walaupun dengan bullying adalah tempat di
jaraknya jauh. Seiring berjalannya mana seorang pembully atau
waktu, akses internet menjadi mobbing (julukan untuk satu
semakin mudah. Hal ini didukung kelompok pem-bully) melakukan
dengan banyaknya tempat-tempat intimidasi, ancaman, pelecehan, dll
dengan fasilitas wi-fi serta kartu terhadap target. Cyberbullying
provider yang menawarkan paket adalah kejadian ketika seorang anak
internet lewat handphone dengan atau remaja diejek, dihina,
harga yang terjangkau. Jadi, mereka diintimidasi, atau dipermalukan oleh
dapat mengakses situs-situs apapun anak atau remaja lain melalui media
termasuk media sosial dengan internet, teknologi digital atau
mudah. telepon seluler. Cyberbullying
Adanya media sosial di dianggap valid bila pelaku dan
kalangan remaja membuat mereka korban berusia di bawah 18 tahun
dapat berhungan dengan teman- dan secara hukum belum dianggap
teman lamanya. Namun dengan dewasa. Apabila salah satu pihak
munculnya media sosial di kalangan yang terlibat (atau keduanya) sudah
remaja juga membawa dampak berusia di atas 18 tahun, maka kasus
negatif. Salah satu dampak yang terjadi akan dikategorikan
negatifnya adalah bullying. Bullying sebagai cybercrime atau
dalam bahasa Indonesia berarti cyberstalking (sering juga disebut
mengintimidasi atau mengganggu cyber harassment) (Potret-
orang yang lemah baik, secara Online.Com, 12 Agustus 2013).
Namun, apabila anak tersebut belum saat ini belum ada data statistik yang
mencapai 18 tahun, maka hal ini konkret tentang anak yang terkena
termasuk dalam perkara anak nakal. kasus cyberbullying di Indonesia.
Menurut Undang-Undang nomor 3 Manfaat yang dapat diambil
tahun 1997 tentang peradilan anak dari penelitian ini adalah diharapkan
menyebutkan bahwa, orang yang dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam perkara anak nakal adalah maupun merangsang bagi penelitian-
anak yang telah mencapai umur 8 penelitian yang relevan. Penelitian
(delapan) tahun tetapi belum ini dapat menambah ilmu
mencapai 18(delapan belas) tahun pengetahuan yang sangat berguna
dan belum pernah kawin. bagi peneliti, yaitu berupa
Cyberbullying lebih mudah pengalaman, di samping
dilakukan daripada kekerasan membandingkan antara ilmu yang
konvensional karena si pelaku tidak diperoleh selama kuliah dengan
perlu berhadapan muka dengan kenyataan yang ada dimasyarakat.
orang lain yang menjadi targetnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Korban yang terkena cyberbullying memberi informasi kepada
juga jarang yang melaporkan kepada mashasiswa dan mahasiswi sebagai
pihak yang berwajib, sehingga sumbangan pemikiran dan sebagai
banyak orang tua yang tidak bahan pertimbangan dalam
mengetahui bahwa anak-anak mengatasi permasalahan yang
mereka terkena bullying di dalam penulis kemukakan.
dunia maya. Para peneliti melakukan
analisis terhadap 4.500 remaja, dan Kajian Teori dan Metode
anak-anak menyatakan memiliki Penelitian
tingkat depresi yang lebih tinggi dari Kajian Teori
kelompok lain yang hanya dipukuli Habitus yaitu kebiasaan yang
atau diejek. (inet.detik.com, 24 digunakan oleh aktor untuk
september 2010). Bentuk-bentuk menghadapi kehidupan sosial (Ritzer
cyberbullying yang banyak terjadi & Goodman, 2004:552). Setiap
seperti mengganti foto account individu mempunyai habitus atau
seseorang, menghina seseorang, dan kebiasaan yang berbeda-beda, di
membajak account seseorang dengan mana mereka bisa mendapatkan
mengganti password. kebiasaan tersebut melalui
Beberapa penjelasan di atas pengalaman maupun sejarah yang
dapat diketahui bahwa cyberbullying sudah ada. Kebiasaan ini juga
sudah banyak terjadi dibeberapa muncul karena lamanya kehidupan
negara termasuk Indonesia. Namun, sosial seorang individu disuatu
anak-anak yang menerima tempat dan posisi apa yang
cyberbullying di Indonesia hampir dimilikinya. Misalnya dalam kasus
tidak ada yang menceritakan hal cyberbullying, seorang individu lebih
tersebut ke orang tua atau sering bertemu dengan dunia maya
melaporkannya kepihak yang daripada dengan dunia nyata, dan di
berwajib. Jadi, cyberbullying di lingkungangnya seorang individu
Indonesia masih tidak muncul tersebut mempunyai sifat pemarah
dikalangan masyarakat awam yang karena ia merupakan anak tunggal.
tidak mengetahui dan mempunyai Seseorang yang sifatnya pemarah
media sosial. Oleh karena itu, sampai selalu mengungkapkan kemarahan
secara langsung maupun tidak bertarung dan berjuang di arena,
langsung di dunia maya, dengan akan tetapi tidak mempunyai modal,
menghina atau mengolok-olok orang maka prosentase individu itu sangat
yang ia tidak suka. Jadi, habitus atau kecil untuk menang.
kebiasaan merupakan tindakan dan Kekerasan simbolik adalah
prilaku yang diciptakan oleh bentuk kekerasan yang dilakukan
kehidupan sosial. dengan cara-cara halus melalui
Lingkungan yaitu suatu mekanisme tertentu, misalnya
tempat berinteraksi antar individu kekuasaan, sehingga tidak nampak
maupun antar kelompok untuk sebagai kekerasan (Anwar Dan
menjalin kebersamaan. Menurut Adang, 2008:199). Kekerasan
Bourdieu, lingkungan merupakan simbolik menurut Bourdieu adalah
tempat pertarungan dan perjuangan, tindakan tidak langsung yang
tempat beradu kekuatan, dan tempat umumnya melalui mekanisme
di mana adanya konflik individu atau kultural (Ritzer & Goodman,
konflik antar kelompok untuk 2004:526). Cyberbullying bukan
mendapatkan suatu posisi. Akan kekerasan yang bisa membuat orang
tetapi, keberadaan seseorang dalam terluka fisik akibat pukulan atau
lingkungan ditentukan oleh modal. hantaman yang dilakukan oleh
Contohnya dalam cyberbullying, seseorang. Sedangkan kekerasan
seorang individu mempunyai cyberbullying lebih kepada
pengetahuan lebih tentang dunia kekerasan yang menuju kepada
maya (dalam hal ini anak tersebut psikis seseorang, sehingga orang
bisa membobol akun seseorang) dari tersebut menjadi malu dan
pada individu lain di lingkungannya. tersudutkan. Kekerasan simbolik
Ketika terjadi masalah, individu jauh lebih kuat dari pada kekerasan
tersebut menggunakan kelebihannya fisik, maka dari itu kekerasaan
untuk mengalahkan orang lain. simbolik menjadi hal yang
Individu tersebut menang dalam menakutkan bagi setiap kehidupan
sebuah pertarungan dunia maya, dan setiap individu.
individu yang kalah tersebut menjadi
pihak yang terintimidasi, karena ia Metode Penelitian
kurang berjuang dan beradu Tipe Penelitian
kekuatan untuk mempertahankan Tipe penelitian ini merupakan
akun yang dimilikinya. penelitian deskriptif kualitatif yaitu
Modal yaitu sejenis pasar penelitian tentang data yang
kompetisi yang ada dalam dikumpulkan dan ditanyakan dalam
lingkungan untuk mempertahankan bentuk kata-kata dan gambar.
posisi seorang individu. Menurut Metodologi kualitatif sebagai
Bourdieu ada 4 jenis modal yaitu prosedur penelitian yang
modal ekonomi, modal kultural, menghasilkan data deskriptif berupa
modal sosial, dan modal simbolik. kata-kata tertulis atau lisan dari
Keempat modal ini mempengaruhi orang-orang dan perilaku yang dapat
nasib setiap individu baik diri sendiri diamati (Moleong, 1989:3).
maupun orang lain. Modal Penelitian ini menggunakan
merupakan aspek pendukung dari penelitian kualitatif, karena ingin
lingkungan. Jika sesorang individu memperoleh informasi selengkap
mempunyai kekuatan untuk mungkin tentang cyberbullying yang
terjadi di kalangan remaja dengan memahami lebih dari pada sekedar
penggalian informasi menggunakan menjelaskan. Ketika melakukan
wawancara mendalam atau indept wawancara mendalam, peneliti
interview. Pendekatan yang menggunakan acuan pertanyaan
digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman wawancara agar saat
adalah pendekatan fenomenologis. wawancara berlangsung tidak
Pandangan fenomenologis berusaha melebar ke masalah-masalah yang
memahami arti peristiwa dan kaitan- lain.
kaitannya terhadap orang-orang biasa Selain menggunakan
dalam situasi tertentu (Moleong, wawancara mendalam penelitian ini
1989:9). juga menggunakan studi pustaka atau
literatur. Studi pustaka yang
Informan Penelitian dimaksud merupakan data skunder.
Pemilihan informan dalam Data skunder sendiri adalah data
penelitian ini dengan menggunakan yang diperoleh dari penelitian
teknik pengambilan bola salju terdahulu seperti, artikel, jurnal,
(snowball), alasan pengambilan serta internet yang dapat mendukung
informan dengan snow ball karena data pada topik permasalahan.
dalam penelitian ini belum banyak
mengetahui populasi informan yang Teknik Analisis Data
menerima cyberbullying dan peneliti Penelitian ini menggunakan
hanya mendapatkan satu informan teknik analisis transkrip, reduksi
kunci. Informan memiliki usia di data, penyajian data, dan
bawah 18 tahun, dan penelitian ini kesimpulan/verifikasi. Pertama
dilakukan di Surabaya. Jumlah mentranskrip semua data yang
informan yang sesuai dengan kriteria diperoleh saat melakukan wawancara
sebanyak empat informan. Tiga mendalam, studi literatur, dan
informan adalah perempuan dan satu dokumentasi atau potret yang
informan laki-laki. didapat. Kedua melakukan reduksi
data atau mapping, dalam proses ini
Teknik Pengumpulan Data peneliti dapat melanjutkan ringkasan,
Teknik pengumpulan data pengkodean, menemukan tema, dan
yang digunakan adalah wawancara reduksi data berlangsung selama
mendalam atau indept interview. Hal penelitian di lapangan sampai
tersebut digunakan agar informasi pelaporan selesai (Iskandar,
yang diperoleh mengenai dapat lebih 2008:223). Ketiga penyajian data,
terperinci. Informan dapat saat melakukan reduksi data, data
menceritakan semua informasi yang yang diperoleh mulai dianalisis dan
diketahui dengan secara jelas dan memberikan hasil wawancara di
lengkap sehingga mendapatkan lapangan. Keempat mengambil
jawaban yang akurat dan unik, kesimpulan/verivikasi data yang
dengan melakukan wawancara merupakan proses terakhir dari data
mendalam atau indepth interview. yang telah diperoleh.
Selain itu, menurut Spardley 1979
dalam (Denzin Dan Lincoln,
2009:508) untuk mengukuhkan
hubungan antara manusia dengan
responden dan hasrat untuk
Pembahasan kehidupan sosial. Habitus atau
Intensitas Pemakaian di Dunia Maya kebiasaan muncul di bawah tingkat
Intensitas penggunaan di kesadaran menyediakan prinsip-
dunia maya semakin lama semakin prinsip yang digunakan dalam
bertambah, terlihat dengan maraknya kehidupan sosial. Remaja di bawah
penjualan handphone atau tablet kesadarannya mereka membentuk
yang dijual. Selain itu, aplikasi- sendiri habitusnya dengan cara
aplikasi yang mendukung di melihat realita yang ada disekitarnya,
dalamnya semakin banyak, maupun usaha redefinisi ekspresi
bervariasi dan lebih muda untuk terhadap nilai yang selama ini
digunakan. Hal ini yang membuat diyakini sebagai kebenaran. Ini
kalangan muda tertarik untuk terlihat ketika mereka memutuskan
menggunakannya. Intensitas untuk membuat account media
penggunaan dunia maya dalam social, secara tidak langsung ia pasti
sehari minimal bisa 6 jam, entah itu mempunyai intensitas yang lebih
digunakan untuk browsing atau untuk memeriksa account yang
untuk membuka account media dimilikinya. Habitus atau kebiasaan
sosial yang mereka miliki. remaja ini terbentuk karena lamanya
Berdasarkan hasil wawancara posisi siswa tersebut dalam
yang dilakukan dengan para kehidupan dunia maya.
informan RR, AG, AC dan MD,
intensitas mereka menggunakan Identifikasi di Dunia Maya
dunia maya dalam satu hari minimal Bourdieu melihat lingkungan
6 jam. Alat yang sering mereka bukan sebagai interaksi atau ikatan
gunakan untuk mengakses dunia lingkungan Bourdieu melihat
maya adalah handphone. Selain itu, lingkungan sebagai arena
intensitas penggunaan dunia maya pertarungan. Lingkungan digunakan
yang dilakukan memiliki motif sebagai tempat untuk melindungi
tersendiri seperti, pernyataan RR, atau meningkatkan posisi mereka
yang setidaknya RR harus absen di untuk mendapatkan pengakuan.
dunia maya dalam sehari. Lingkungan di sekitar mereka yang
Intensitas dan motif ini menyebabkan mereka membuat
merupakan kebiasaan (habitus) yang account media sosial. Selain itu,
dilakukan oleh remaja dalam siswa-siswa ini ingin meningkatkan
kehidupan sehari-hari mereka. posisi mereka juga di media sosial
Habitus adalah struktur untuk agar tidak dikatakan gaptek ataupun
menghadapi kehidupan sosial. ketinggalan jaman.
Menurut Bourdieu habitus Lingkungan seseorang yang
merupakan produk historis yang terkena cyberbullying juga didukung
menciptakan tindakan individu oleh keadaan lingkungan sekitarnya,
maupun kelompok. Tindakan ini baik di dunia nyata ataupun di media
terbentuk karena adanya pola yang sosial. Jika di lingkungannya korban
ditimbulkan oleh sejarah atau masa terbiasa untuk tetap berontak
lalu. terhadap kesalahan, maka saat ia
Kita dapat melihat bahwa mendapatkan intimidasi di manapun,
habitus atau kebiasaan dapat ia akan berontak dan berusaha
menghasilkan kehidupan sosial dan menjaga harga dirinya. Jika
habitus juga dapat dihasilkan dari sebaliknya korban merupakan orang
yang simple atau orang yang tidak kuis mau tidak mau semua murid
mau memperpanjang masalah, maka menuruti gurunya. seperti halnya
dia akan mendapatkan intimidasi dengan kekerasan simbolik yang
yang lebih intens. Sepeti yang terjadi terjadi di media social, kekerasan ini
pada AG, AG tidak mau berontak langsung menuju phisikis seseorang.
terhadap cyberbullying yang Kekerasan di media sosial ini biasa
diterimanya AG lebih memilih diam, disebut cyberbullying. Menurut
sehingga ia mendapatkan ejekan dan keempat informan yang telah
tuduhan-tuduhan terus menerus dari diwawancarai cyberbullying adalah
temannya. mengolok-olok di dunia maya dan
Kita dapat melihat bahwa mengambil alih account atau bisa
lingkungan juga membentuk karakter disebut dibajak
seseorang setelah habitus dari Perlakuan-perlakuan yang
penjelasan di atas. Habitus dan tidak sopan yang didapatkan oleh
lingkungan tidak dapat dipisahkan, keempat informan adalah kekerasan
karena lingkungan mengkondisikan simbolik, dan yang terkena pertama
habitus. Sedangkan habitus kali adalah mental. Kekerasan
menyusun lingkungan sebagai simbolik merupakan kekerasan yang
sesuatu yang mempunyai arti dan lunak. Menurut Bourdieu kekerasan
mempunyai nilai. simbolik merupakan tindakan ttidak
Remaja membutuhkan modal langsung yang umumnya dalam
untuk mempertahankan lingkungan bentuk kultural. Kekerasan simbolik
dalam media sosial yang mereka ini terbentuk karena habitus dan
miliki. Menurut Bourdieu ada 4 jenis lingkungan seseorang. Dikarenakan,
modal yaitu modal ekonomi, modal kebiasaan dan sifat seseorang
kultural, modal sosial dan modal terbentuk dari kesehariannya dan
simbolik. Empat jenis modal yang lingkungan di sekitar mereka.
dikemukakan oleh Bourdieu Hal yang telah disebutkan di
merupakan modal untuk mendukung atas dapat menyebabkan muncul
seseorang agar bisa bertahan pada kekerasan simbolik seperti yang
suatu lingkungan. Jika seorang siswa dikatakan Bourdieu, kebiasaan
tidak memiliki modal ini, maka individu diperoleh dari pengalaman
siswa tersebut tidak akan bisa hidupnya. Siswa yang terkena
bertahan dan meningkatkan cyberbullying tidak memiliki
posisinya. Habitus lingkungan dan kekuatan lebih untuk melindungi
modal merupakan suatu kesatuan dirinya dan siswa yang terkena
yang tidak dapat terpisahkan. cyberbullying menjadi pihak yang
terintimidasi.
Gambaran Kekerasan Simbolik yang
Terjadi Pada Anak Remaja di Dunia Reaksi dan Dampak Dari Kekerasan
Maya Simbolik
Kekerasan simbolik adalah Respon dan dampak yang
kekerasan yang tidak nampak, diperlihatkan oleh keempat informan
kekerasan tidak menyebabkan luka tersebut merupakan hasil dari
secara fisik, melainkan luka secara kekerasan simbolik, yang menyerang
psikis. Kekerasan simbolik dapat langsung pada psikis atau mental
terjadi di mana saja, misalnya di seseorang. Hal tersebut
sekolah guru tiba-tiba mengadakan mengakibatkan luka yang didapatkan
akan sulit hilang, karena membekas bullying adalah tempat
di pikiran dan perasaan sesseorang melakukannya. Cyberbullying
tersebut. Sama halnya dengan mengunakan alat perantara seperti
keempat informan, mereka tidak handphone, atau media sosial untuk
mendapatkan luka yang nampak, mengintimidasi seseorang,
akan tetapi mereka mendapatkan sedangkan bullying tidak
luka yang tersembunyi yang orang menggunakan perantara namun
lain tidak dapat melihatnya. langsung bertemu atau berhadapan
Selain tidak melaporkan dengan korban.
kepada pihak yang berwajib ke Masalah cyberbullying ini
empat informan juga tidak muncul dikarenakan intensitas
menceritakan kejadian tersebut ke penggunaan internet yang meningkat
orang tua mereka. Alasannya karena dan munculnya media sosial, yang
hanya masalah sepele dan tidak perlu sering diakses para siswa.
orang tua tahu, karena jika mereka Mengakses dunia maya merupakan
tahu masalah akan menjadi besar. sebuah habitus (kebiasaan) yang
Masalah sepele ini muncul karena dilakukan para siswa selain mereka
adanya konflik individu atau antar belajar. Intensitas penggunaan dunia
kelompok, di mana konflik tersebut maya para siswa dalam satu hari
hanya diketahui oleh orang-orang mereka mengakses minimal 6 jam.
yang berkonflik saja, konflik ini bisa Mereka mereka akan menerima
disebut dengan konflik laten. Konflik dampak negatif akibat terlalu sering
laten adalah konflik yang tidak mengakses dunia maya, yaitu para
muncul di permukaan konflik yang remaja menjadi malas belajar, serta
hanya diketahui orang tertentu. Sama dampak paling buruk mereka akan
halnya dengan konflik cyberbullying, menerima cyberbullying.
yang tahu hanya teman-teman Temuan data di lapangan
tertentu saja. Cyberbullying yang menunjukkan bahwa, terdapat
terjadi di kalangan remaja di bentuk-bentuk cyberbullying yang
Surabaya masih menjadi konflik diterima mulai facebok di-hack
laten, yaitu konflik yang masih sampai diolok-olok atau dihina di
tersembunyi oleh orang tua mereka. media sosial. Bentuk-bentuk
cyberbullying tersebut, yaitu
Kesimpulan cyberbullying direct attact dan
Cyberbullying adalah Cyberbullying by proxy. Bentuk
tindakan yang merugikan orang lain cyberbullying disini berbentuk
baik secara mental maupun fisik. tulisan yang langsung ditujukan
Akan tetapi cyberbullying lebih cepat terhadap korban, bisa melalui pesan
menyerang pada mental seseorang langsung atau pun timeline di-
karena mereka dipermalukan ataupun facebook atau twitter. Cyberbullying
diolok-olok seenaknya sendiri tanpa by proxy bentuk cyberbullying ini
pandang bulu. Bentuk dari berbeda dengan yang pertama pada
cyberbullying dikategorikan menjadi bentuk ini account seseorang diambil
dua cyberbullying direct attact dan alih dan semua informasi bisa
cyberbullying by proxy. diganti-ganti tanpa sepengetahuan
Cyberbullying sebenarnya sama pemilik account.
dengan bullying pada umumnya. Dapat dilihat di sini bahwa
Perbedaan antara cyberbullying dan cyberbullying yang diperoleh siswa
remaja tidak hanya dalam bentuk Web
direct attact. Mereka juga Yusuf, Oik. (2012) 2013, Pengguna
mendapatkan bullying dalam bentuk Internet Indonesia Bisa
proxy. Hal tersebut menandakan Tembus 82 Juta. Diakses pada
bahwa pelaku lebih pintar dalam hal 12 Juni 2013.
teknologi informasi, atau http://tekno.kompas.com/read/
pengetahuan dalam dunia teknologi 2012/12/
informasi mereka sudah di atas rata- 13/10103065/2013.pengguna.
rata daripada korban, sehingga internet.indonesia.bisa.tembus.
mereka dengan mudah membobol 82.juta
account. Wahyudi, Reza. (2011) Naik 13 Juta,
Pengguna Internet Indonesia
Daftar Pustaka 55 Juta Orang. Diakses pada
Buku 12 Juni 2013.
Anwar, Y. Adang. (2008) Pengantar http://tekno.kompas.com/read
Sosiologi Hukum. Jakarta: /2011/10/28/16534635/Naik.
Gramedia Widyasarana 13.Juta..Pengguna.Internet.Ind
Indonesia. onesia.55.Juta. Orang
Darma et al. (2009) Buku Pintar Bemoe, Agnes. (2012) Cyber
Menguasai Multimedia. Bullying Mengintip Sekolah.
Jakarta: Mediakita. Diakses pada 28 12
Denzin, K. N dan Lincoln, Y. S. Agustus 2013. http://potret-
(2009) Qualitative research. online.com/index.php/news-
Yogyakarta: PustakaPelajar. flash/852- cyber-
Iskandar. (2008) Metodologi bullying-mengintip-sekolah
Penelitian Pendidikan dan Inet.detik.com
Sosial (Kualitatif dan
Kuantitatif). Jakarta: Gaung
Persada Press.
Moleong, Lexy J. (1989) Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Ramadhan, Arief. (2005). SQL
Server dan Visual Basic 6.0.
Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Ritzer dan Goodman. (2004) Teori
Sosiologi Modern. Jakarta:
Kencana Perdana
Media Group

Jurnal
Adilla, Nissa. (2009) Pengaruh
Kontrol Sosial Terhadap
Prilaku Bullying Pelajar
Di Sekolah Menengah
Pertama. Jurnal Kriminologi
Indonesia, 5, (1). 56-66.

Anda mungkin juga menyukai