Anda di halaman 1dari 18

DESKRIPSI PEMAHAMAN CYBERBULLYING DI MEDIA

SOSIAL PADA MAHASISWA

Fasya Syifa Mutma


Program Pasca Sarjana, Strategic Corporate Communication
London School of Public Relations, Jakarta
Email : fasya.syifa@upj.ac.id

ABSTRACT

The development of internet technology and social media is accelerating the process of disseminating
information. This certainly makes it easier for human life. But, besides that, the rapid pace of
information technology can have a negative impact if it is not put to good use. At the moment there is a
rampant cyberbullying case, which is the bullying that occurs through cyber media, in this case, social
media. Cyberbullying has a bad impact on victims such as causing depression, so that the worst is
causing death due to suicide. Cyberbullying is often a big problem both in the national and global order.
There have been many cases that have occurred, the most numerous being teenagers who committed
suicide due to experiencing cyberbully. Because of this, researchers are interested in researching more
about cyberbullying. In this study, researchers wanted to find out how much the level of understanding
of adolescents towards cyberbullying behavior. This study uses a positivistic paradigm with data
collection methods, namely questionnaire survey. The sample of this study were students from one of
the universities in South Tangerang.

Keywords : cyberbullying, bullying, social media

Abstrak
Perkembangan teknologi internet dan media sosial semakin mempercepat proses penyebaran informasi.
Hal ini tentu mempermudah manusia kehidupan manusia. Namun pesatnya teknologi informasi dapat
berdampak negatif jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Saat ini tengah marak kasus cyberbullying,
yaitu perlakuan bully yang terjadi melalui media cyber dalam hal ini yaitu media sosial. Cyberbullying
memiliki dampak yang buruk terhadap korban seperti menyebabkan depresi, hingga yang terparah
yaitu menyebabkan kematian karena bunuh diri. Cyberbullying kerap menjadi masalah besar baik di
tatanan nasional hingga global. Telah banyak kasus yang terjadi, yang paling banyak yaitu remaja
yang bunuh diri karena mengalami cyberbully. Karena hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti
lebih lanjut tentang cyberbullying. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui seberapa besar
tingkat pemahaman remaja terhadap perilaku cyberbullying. Penelitian ini menggunakan paradigma
positivistik dengan metode pengumpulan data yaitu survei kuesioner. Sampel penelitian ini adalah
mahasiswa dari salah satu Universitas di Tangerang Selatan.

Kata Kunci : cyberbullying, bullying, media sosial

165
166 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 165-182

PENDAHULUAN dalam menjalani kehidupannya, serta dapat


meningkatkan kualitas hidupnya. Tetapi disam-
Perkembangan zaman semakin memicu
ping banyaknya manfaat yang ditimbulkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
dari keberadaan internet, dampak buruk juga
Perkembangan tersebut disebabkan dampak
telah terjadi karena perkembangan teknologi
globalisasi di seluruh dunia. Globalisasi dan
internet ini. Seperti contohnya pornografi,
perkembangan teknologi tersebut seperti
kasus penipuan, hingga kekerasasn yang semua
sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia
terjadi dalam dunia maya (Kominfo, 2016).
yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan
Fenomena yang marak terjadi di dunia maya
teknologi ini salah satunya yaitu Internet
saat ini yaitu cyberbullying.
(Giovanni, 2014:1).
Media sosial yang merupakan pengem-
Internet memungkinkan semua orang
bangan dari internet juga turut andil dalam
terhubung satu sama lain, tanpa adanya batasan
mendukung aksi cyberbullying. Media sosial
ruang dan waktu. Saat ini masyarakat meman-
atau situs jejaring sosial adalah suatu media
faatkan internet bukan hanya untuk sekadar
atau sarana untuk berbagi data atau informasi
terhubung dengan pengguna lainnya di seluruh
personal, saling berkomunikasi, saling berbagi
dunia, namun juga untuk pemenuhan kebutuhan
cerita, memposting tulisan, gambar atau video.
atas segala aspek dalam kehidupannya. Peng-
Media sosial yang kini digunakan oleh hampir
guna internet pun tidak hanya orang dewasa
semua pengguna internet yaitu seperti Facebook,
yang mungkin sudah mengerti tentang baik dan
Twitter, Ask.fm, Instagram, Path, dan lain-lain.
buruknya suatu hal, namun internet juga kerap
digunakan oleh remaja, hingga anak–anak Tindak Cyberbullying tidak bisa dire-
(Aulia, 2014:1). mehkan. Angkanya terus menanjak. Yang meng-
khawatirkan adalah sebanyak 90% remaja yang
Menurut data statistic Kementerian
pernah menyaksikan cyberbullying mengaku
Komunikasi dan Informasi, pengguna internet
tidak mempedulikannya (Tim Internet Sehat,
di seluruh dunia yaitu sebanyak 3 miliar orang
2012).
tahun 2015. Kemudian pada tahun 2018 nanti,
diperkirakan pengguna internet mencapai 3,6 Menurut studi yang dilakukan Online
miliar orang (Kominfo, 2014). College.org belum lama ini, sebanyak 42%
remaja pengguna sosial media mengaku pernah
Kementerian Komunikasi dan Informa-
mengalami cyberbullying dalam beberapa
tika (Kemkominfo) menyatakan bahwa peng-
tahun terakhir (Tim Internet Sehat, 2012).
guna internet di Indonesia hingga saat ini
telah mencapai 82 juta orang. Dengan capaian Perkembangan yang pesat dalam tekno-
tersebut, Indonesia mendapat peringkat ke-8 di logi internet menyebabkan kejahatan baru,
dunia. Kemudian dari jumlah pengguna internet yaitu cyberbullying. Telah banyak kasus cyber-
terebut, 80% diantaranya adalah remaja berusia bullying yang berdampak buruk bagi pengguna
15-19 tahun (Kominfo, 2016). internet, bahkan tidak sedikit dari mereka
yang nekat mengakhiri hidupnya karena tidak
Teknologi dapat mempermudah manusia
Deskripsi Pemahaman Cyberbullying di Media Sosial Pada Mahasiswa... (Fasya Syifa Mutma ) 167

tahan menerima perlakuan bully. Menurut riset Cyberbullying merupakan intimidasi


terdahulu, satu dari 5 anak korban cyberbullying yang dilakukan seseorang pada orang lain yang
berpikir untuk melakukan bunuh diri. Dalam dilakukan melalui chatroom, media sosial,
setahun, ada sekitar 4500 anak yang bunuh e-mail, website dalam bentuk seperti fitnah,
diri karena tindak cyberbullying (Tim Internet penghinaan, pengancaman atau dibocorkannya
Sehat, 2012). aib mengenai seseorang (Giovanni, 2014:2).
Cyberbullying berasal dari kata bully. Fenomena cyberbullying tentu didukung
Dalam bahasa Indonesia, secara harfiah kata oleh teknologi yang kini terus menerus
bully berarti penggertak, orang yang meng- berkembang. Pengetahuan tentang internet
ganggu orang lemah. (Rudi, 2010:3). Contoh dan tentang cyberbullying sudah seharusnya
perilaku bullying antara lain mengejek, dimiliki oleh semua pengguna internet, agar
menyebarkan rumor, menghasut, mengucilkan, semua dapat menghindari tindakan tersebut.
menakut-nakuti (intimidasi), mengancam, me- Namun, pada kenyataannya tidak semua
nindas, memalak, atau menyerang secara fisik orang dapat membedakan mana perilaku yang
(mendorong, menampar, memukul). merupakan cyberbullying mana yang tidak.
Bullying tentu mengakibatkan dampak Sebagian dari mereka bahkan tidak menyadari
yang negatif, memang terkadang bagi pelaku tentang adanya tindak cyberbullying di internet.
bully, tindakan bullying yang dilakukannya Seperti yang terjadi di kalangan mahasiswa
kadang tidak Ia sadari. Bullying dapat menim- Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) yang
bulkan perasaan tidak aman, terisolasi, perasaan rata-rata berstatus ekonomi menengah keatas,
harga diri yang rendah, depresi atau menderita yang mempunyai gadget dengan beragam
stress yang dapat berakhir dengan bunuh diri macam fitur dan mempunyai akses data untuk
seperti kasus-kasus yang marak terjadi di mengakses internet. Kemudian sebagian besar
seluruh belahan dunia (Rudi, 2010:5). dari mereka merupakan pengguna internet,
bahkan mereka merupakan pengguna aktif,
Sehubungan dengan perkembangan yang setiap harinya selalu mengakses internet.
teknologi informasi dan komunikasi, seperti Semua yang ada di internet dimanfaatkan oleh
contohnya yaitu internet, menyebabkan peri- mahasiswa UPJ untuk menunjang kemudahan
laku bullying semakin mudah dilakukan. Internet hidupnya, seperti berkomunikasi, mencari dan
kini dijadikan media untuk melakukan bully berbagi informasi terkait mata kuliah maupun
oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung- diluar mata kuliah, saling berbagi cerita, dan
jawab. Bullying melalui internet biasa disebut lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk
cyberbullying. mengetahui sejauh mana pemahaman tentang
cyberbullying di media sosial pada mahasiswa.
Cyberbullying merupakan perlakuan
bullying melalui internet dan teknologi digital.
Efek Komunikasi Massa – Teori
Tujuannya adalah untuk mengganggu, mengan-
Determinisme Teknologi
cam, mempermalukan, menghina, mengucilkan
secara sosial, atau merusak reputasi orang lain Saputro, (2011:70) menyatakan bahwa
(Rudi, 2010:15). secara garis besar, determinisme teknologi
168 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 165-182

menjadi seperti yang dijelaskan diatas karena Bullying


ketiadaan kontrol manusia terhadap per- Professor Dan Olweus mengatakan bahwa
kembangan dari teknologi. Hal ini bukan terdapat dua tipe bullying yaitu secara langsung
disebabkan oleh ketidakmampuan manusia (direct bullying) misalnya penyerangan secara
dalam mengontrol teknologi tersebut, melain- fisik dan perilaku secara tidak langsung
kan karena memang manusia tidak peduli (indirect bullying) misalnya pengucilan secara
terhadapnya. Artinya, manusia menerima begitu sosial. Jadi, bullying adalah perilaku agresif
saja teknologi yang dipakainya. dan negatif seseorang atau sekelompok orang
Bersandar pada teori determinisme secara berulang kali yang menyalahgunakan
teknologi, terlihat jelas bahwa masyarakat ketidakseimbangan kekuatan dengan tujuan
zaman sekarang cenderung terdominasi oleh untuk menyakiti targetnya (korban) secara
teknologi. Hal ini semakin memperkuat dasar mental atau secara fisik (Rudi, 2010:4).
teori ini, bahwa benar teknologi mempengaruhi Perilaku bullying antara lain kekerasan
penggunanya. Seperti contohnya sekarang fisik (mendorong, menendang, memukul,
orang-orang semakin terpaku dengan gadget- menampar). Perilaku bullying secara verbal
nya yang semakin berkembang zaman semakin (Misalnya panggilan yang bersifat mengejek
canggih. Melihat pada kasus-kasus cyberbullying atau celaan). Perilaku bullying secara mental
yang marak terjadi, jelas sekali bahwa pelaku (mengancam, intimidasi, pemerasan, pema-
dan korban cyberbullying ini seakan telah lakan). Perilaku bullying secara sosial, misalnya
terdominasi oleh media sosial sehingga mereka menghasut dan mengucilkan (Rudi, 2010:5).
terus menerus mengakses media sosial. Pola perilaku para bully ini cenderung
impulsif, agresif, intimidatif dan suka memu-
Internet & Media Sosial kul. Motivasi seseorang untuk melakukan
bullying bisa berdasarkan kebencian, perasaan
Kemunculan internet kemudian memicu
iri dan dendam. Bisa juga karena untuk
munculnya teknologi baru yaitu media sosial
menyembunyikan rasa malu dan kegelisahan,
yang merupakan situs dimana sorang bisa
atau untuk mendorong rasa percaya diri dengan
memiliki web page atau akun pribadi. Media
sosial digunakan untuk saling berbagi infor- menganggap orang lain tidak ada artinya.
masi, pengalaman, dan cerita, dan saling berko- Bullying tentu mengakibatkan dampak yang
munikasi. Media sosial terbesar contohnya negatif, memang terkadang bagi pelaku bully,
adalah Facebook, plurk, my space, Instagram, tindakan bullying yang dilakukannya kadang
Path, Ask.fm dan Twitter. Jika media tradisional tidak Ia sadari (Rudi, 2010:5).
menggunakan media cetak dan media broad-
cast, media sosial menggunakan media baru Cyberbullying
yaitu internet. Media sosial mengajak kita untuk
Bullying yang terjadi di dunia maya
berpartisipasi secara aktif dengan memberi
memiliki beberapa karakteristik seperti, materi-
respon terhadap segala aktifitas yang dilakukan
nya biasanya berupa tulisan, foto, atau video
orang lain di media sosial (Lesmana, 2012).
yang dapat didistribusikan secara worldwide
Deskripsi Pemahaman Cyberbullying di Media Sosial Pada Mahasiswa... (Fasya Syifa Mutma ) 169

dan seringkali tidak bisa dihilangkan, kemudian 5. Outing: menyebarkan rahasia orang lain,
pelaku bullying biasanya bersifat anonim, atau foto-foto pribadi orang lain
menggunakan nama lain atau berpura-pura 6. Trickery (tipu daya): membujuk seseorang
sebagai orang lain, lalu kejadiannya bisa kapan dengan tipu daya agar mendapatkan rahasia
saja dan dimana saja, karena segala sesuatu atau foto pribadi orang tersebut
yang dilakukan di dunia maya tidak terbatas 7. Exclusion (pengeluaran): secara sengaja
ruang dan waktu (Rudi, 2010:15). dan kejam mengeluarkan seseorang dari
grup online.
Kejahatan cyberbullying banyak meng-
ambil target remaja dan anak-anak dikarenakan 8. Cyberstalking: mengganggu dan mence-
kehidupan dua jenjang usia tersebut masih markan nama baik seseorang secara intens
sehingga membuat ketakutan besar pada
sangat fasih dan dekat dengan teknologi digital,
orang tersebut.
ditambah lagi pada usia tersebut mereka belum
bisa membedakan mana yang baik mana yang Dalam penelitian yang dilakukan Price
buruk (Sudarwanto, 2009:9). dan Dalgleish (2010) pada 548 remaja Australia
Cyberbullying dapat menyebabkan kor- dan juga didukung oleh penelitan-penelitian
ban memiliki perasaan harga diri rendah, lainnya (Patchin, 2009), bentuk-bentuk cyber-
depresi atau menderita stress yang dapat bullying yang ditemukan antara lain: (Akbar
berakhir dengan bunuh diri seperti kasus-kasus dan Utari, 2015:12-14)
yang marak terjadi di seluruh belahan dunia
a. Called Name (Pemberian Nama Negatif):
(Rudi, 2010:5). Memanggil orang dengan nama negatif di
Dalam buku Save Our Children From media sosial.
School Bullying, menyebutkan macam-macam b. Image of Victim Spread (Penyebaran Foto):
jenis cyberbullying sebagai berikut (Dewi dan Menyebarkan foto aib orang lain di media
Purwanti, 2014:4): sosial.

1. Flaming (terbakar): yaitu mengirimkan c. Threatened Physical Harm (Mengancam


pesan teks yang isinya merupakan kata- Keselamatan Fisik): Mengancam orang
kata yang penuh amarah dan frontal. lain di media sosial.

2. Harassment (gangguan): pesan-pesan yang d. Opinion Slammed (Pendapat Yang Meren-


berisi gangguan pada Email, sms, maupun dahkan): Merendahkan atau menghina
pesan teks di jejaring sosial dilakukan orang lain di media sosial.
secara terus menerus
3. Denigration (pencemaran nama baik): yaitu
METODE PENELITIAN
proses mengumbar keburukan seseorang di
internet dengan maksud merusak reputasi Dalam penelitian ini jenis dan sifat
dan nama baik orang tersebut penelitiannya adalah penelitian kuantitatif
4. Impersonation (peniruan): berpura-pura dengan sifat deskriptif. Pendekatan atau
menjadi orang lain dan mengirimkan paradigma yang digunakan dalam penelitian
pesan-pesan atau status yang tidak baik ini adalah pendekatan positivistik. Sedangkan,
170 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 165-182

teknik yang digunakan dalam penelitian ini 3. Apa pernah melihat tindak cyberbullying
adalah teknik survei. Fre-
Percent
Valid Cumulative
quency Percent Percent
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Ya 57 95.0 95.0 95.0

Valid
Tidak 3 5.0 5.0 100.0
sistem random sampling. Teknik pengumpulan Total 60 100.0 100.0
data dengan menggunakan kuesioner yang
Dari data diatas terbukti bahwa hampir
disebarkan kepada sampel. Teknik analisa data
semua pengisi kuesinoner pernah melihat
menggunakan analisa deskriptif.
tindak cyberbullying. Karena pengisi
kuesioner merupakan pengguna media
HASIL DAN PEMBAHASAN sosial dan media sosial merupakan tempat
terbanyak terdapatnya cyberbullying.
1. Usia
Fre- Valid Cumulative
Hal ini sesuai dengan teori yang
Percent
quency Percent Percent dikatakan oleh Dewi & Purwanti, 2014
17 1 1.7 1.7 1.7
18 9 15.0 15.0 16.7 yaitu “Cyberbullying marak terjadi di
19 24 40.0 40.0 56.7
media sosial”, sehingga pengguna media
Valid

20 12 20.0 20.0 76.7


21 10 16.7 16.7 93.3 sosial sudah pasti sering melihat tindak
22 4 6.7 6.7 100.0
cyberbullying tersebut.
Total 60 100.0 100.0
4. Apa pernah mengalami cyberbullying
Dari tabel diatas terbukti bahwa pengisi
Freq- Per- Valid Cumulative
kuesioner terbanyak yang juga merupakan uency cent Per-cent Percent
pengguna media sosial adalah usia 18-21 Pernah 15 25.0 25.0 25.0
Tidak
tahun, karena pada usia tersebut sedang
Valid

45 75.0 75.0 100.0


Pernah
marak-maraknya mengikuti tren. Seperti Total 60 100.0 100.0

contohnya tren menggunakan media sosial.


Dari data diatas dapat disimpulkan
2. Media sosial yang sering digunakan bahwa sebagian besar pengguna media
No Media Sosial Pengguna sosial sudah dapat menggunakan media
1 Facebook 31 sosial dengan baik sehingga mengurangi
2 Ask.fm 14
resiko terkenanya tindak cyberbullying,
3 Twitter 32
4 Instagram 58
namun sebagian kecil pernah mengalami-
5 Path 53 nya di media sosial karena pada dasarnya
6 Email 54 mereka tidak dapat menahan respon
7 YouTube 45
buruk yang terjadi di media sosial
Menurut data diatas, terlihat bahwa sehingga menganggapnya sebagai tindak
Instagram merupakan media yang cyberbullying.
paling sering digunakan oleh hampir
Hal ini sesuai dengan teori yang
seluruh responden, meskipun ada yang
diungkapkan oleh Rudi, 2010, “Bullying
menggunakan lebih dari satu media sosial.
tentu mengakibatkan dampak yang negatif,
memang terkadang bagi pelaku bully, tinda-
Deskripsi Pemahaman Cyberbullying di Media Sosial Pada Mahasiswa... (Fasya Syifa Mutma ) 171

kan bullying yang dilakukannya kadang 2 Ask.fm 27


tidak Ia sadari. Sementara bagi orang lain, 3 Twitter 15
4 Instagram 43
sekali aksi negative terjadi padanya dapat
5 Path 5
menjadi pengalaman bullying”, sama saja 6 Email 7
jika dikaitkan dengan cyber, sehingga 7 YouTube 19

pengguna media sosial kadang salah meng-


Menurut data diatas, dari 60 responden
artikan respon dimedia sosial dan kadang
mahasiswa UPJ, media sosial yang paling
menganggapnya sebagai tindak cyber-
banyak berisi tindak cyberbullying adalah
bullying.
Instagram. Tindak cyberbullying yang
5. Apa pernah melakukan cyberbullying sering terjadi di Instagram adalah komentar
Freq- Per- Valid Cumulative negatif pada posting-an orang, dan konten-
uency cent Percent Percent
konten yang berbau penghinaan bagi orang
Pernah 15 25.0 25.0 25.0
Tidak lain.
44 73.3 73.3 98.3
Valid

Pernah
Missing 1 1.7 1.7 100.0 7. Sebab orang melakukan cyberbullying
Total 60 100.0 100.0 (marah)
Dari data diatas dapat disimpulkan Freq- Per- Valid Cumulative
uency cent Percent Percent
bahwa sebagian besar mahasiswa UPJ tidak Sangat Tidak
1 1.7 1.7 1.7
Setuju
pernah melakukan cyberbullying, kemudian
Tidak Setuju 16 26.7 26.7 28.3
sebagian kecil pernah melakukannya.
Valid

Setuju 39 65.0 65.0 93.3


Hal ini dikarenakan orang cyberbullying Sangat
4 6.7 6.7 100.0
Setuju
dilatarbelakangi oleh berbagai macam hal
Total 60 100.0 100.0
seperti marah, sakit hati, balas dendam,
frustasi, haus kekuasaan, karena bosan, Dari data ini, pernyataan “setuju”
ingin cari hiburan, karena kemudahan lebih besar pernyataan lainnya. Hal ini
teknologi internet yang cepat, tidak terbatas menunjukkan kebenaran bahwa marah
ruang, dan dapat diakses 24 jam yang dapat bisa menjadi penyebab dan motivasi orang
terjadi kepada pelaku-pelaku cyberbullying. untuk melakukan cyberbullying. Karena
orang yang marah dapat menjadi emosi
Hal ini sesuai dengan teori yang
kemudian nekat melakukan cyberbullying
diungkapkan oleh Rudi, 2010, bahwa
kepada orang yang membuatnya marah
alasan orang melakukan cyberbullyig
atau bahkan kepada orang lain hanya untuk
adalah karena marah, sakit hati, balas
melampiaskan amarahnya.
dendam, frustasi, haus kekuasaan, dan juga
karena kemudahan teknologi. Hal ini relevan dengan teori yang
diungkapkan oleh Rudi, 2010, bahwa
6. Di media sosial mana sering terdapat
marah merupakan salah satu alasan orang
tindak cyberbullying
melakukan bullying maupun cyberbullying.
No Media Sosial Frekuensi
1 Facebook 23
172 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 165-182

8. Sebab orang melakukan cyberbullying pelampiasan untuk melegakan pikirannya


(sakit hati) yang sedang frustasi.
Freq- Per- Valid Cumulative
uency cent Percent Percent Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
Sangat Tidak
1 1.7 1.7 1.7
oleh Rudi, 2010, bahwa frustasi merupakan
Setuju
Tidak Setuju 6 10.0 10.0 11.7
salah satu alasan orang melakukan bullying
maupun cyberbullying.
Valid

Setuju 43 71.7 71.7 83.3


Sangat
Setuju
10 16.7 16.7 100.0 10. Sebab orang melakukan cyberbullying
Total 60 100.0 100.0 (haus kekuasaan)
Freq- Per- Valid Cumulative
Dari data diatas dapat disimpulkan uency cent Percent Percent
bahwa pernyataan “setuju” lebih besar dari Sangat Tidak 1 1.7 1.7 1.7
Setuju
pernyataan lainnya. Hal ini menunjukkan Tidak Setuju 18 30.0 30.0 31.7

Valid
kebenaran bahwa sakit hati bisa menjadi Setuju 25 41.7 41.7 73.3
Sangat
penyebab dan motivasi orang untuk mela- Setuju
16 26.7 26.7 100.0

kukan cyberbullying. Karena orang yang Total 60 100.0 100.0

sakit hati memiliki niat yang besar untuk Dari data diatas dapat disimpulkan
dapat melegakan perasaan sakitnya dan bahwa pernyataan “setuju” lebih besar dari
akhirnya melakukan cyberbullying. pernyataan lain. Hal ini menandakan kebe-
Hal ini sesuai dengan teori yang naran bahwa ingin menunjukkan kekuasaan
diungkapkan oleh Rudi, 2010, bahwa sakit atau kekuatan bisa menjadi penyebab
hati merupakan salah satu alasan orang dan motivasi orang untuk melakukan
melakukan bullying maupun cyberbullying. cyberbullying. Karena terkadang pelaku
9. Sebab melakukan cyberbullying cyberbullying selalu ingin menunjukkan
(frustasi) bahwa dirinya kuat dan berkuasa sehingga
Freq- Per- Valid Cumulative
ia menindas dan menyakiti orang lain.
uency cent Percent Percent
Sangat Tidak
Hal ini sesuai dengan teori yang
7 11.7 11.7 11.7
Setuju diungkapkan oleh Rudi, 2010, bahwa ingin
Tidak Setuju 22 36.7 36.7 48.3
menunjukkan kekuasaan atau kekuatan
Valid

Setuju 28 46.7 46.7 95.0


Sangat merupakan salah satu alasan orang
3 5.0 5.0 100.0
Setuju
melakukan bullying maupun cyberbullying.
Total 60 100.0 100.0
11. Sebab orang melakukan cyberbullying
Dari data ini, pernyataan “setuju” (tidak harus tatap muka)
lebih besar dari pernyataan lain. Hal ini
Freq- Per- Valid Cumulative
menunjukkan kebenaran bahwa frustasi uency cent Percent Percent
Tidak Setuju 7 11.7 11.7 11.7
bisa menjadi penyebab dan motivasi orang
Setuju 31 51.7 51.7 63.3
untuk melakukan cyberbullying. Karena
Valid

Sangat
22 36.7 36.7 100.0
orang frustasi memiliki perasaan yang tidak Setuju
Total 60 100.0 100.0
menentu sehingga terkadang ia mencari
Deskripsi Pemahaman Cyberbullying di Media Sosial Pada Mahasiswa... (Fasya Syifa Mutma ) 173

Dampak orang yang mengalami diungkapkan oleh Rudi, 2010, bahwa


cyberbullying (harga diri rendah) depresi adalah salah satu dampak cyber-
Freq- Per- Valid Cumulative bullying terhadap korbannya.
uency cent Per- Percent
cent
13. Dampak orang yang mengalami
Tidak
Setuju 6 10.0 10.0 10.0 cyberbullying (bunuh diri)
Setuju 41 68.3 68.3 78.3
Valid Freq- Per- Valid Cumulative
Sangat uency cent Percent Percent
13 21.7 21.7 100.0
Setuju
Sangat Tidak
Total 60 100.0 100.0 3 5.0 5.0 5.0
Setuju
Tidak Setuju 13 21.7 21.7 26.7
Dari data diatas dapat disimpulkan

Valid
Setuju 30 50.0 50.0 76.7
bahwa pernyataan “setuju” lebih besar dari Sangat
14 23.3 23.3 100.0
Setuju
pernyataan lainnya. Hal ini menunjukkan
Total 60 100.0 100.0
kebenaran bahwa cyberbullying dapat
berdampak pada harga diri korban yang Dari data ini, dapat disimpulkan bah-
menjadi rendah. Korban yang mengalami wa pernyataan “setuju” lebih besar dari
cyberbullying dapat memiliki harga diri yang pernyataan lain. Hal ini menunjukkan
rendah karena ia terus ditekan oleh pesan- kebenaran bahwa cyberbullying dapat
pesan negatif dari pelaku cyberbullying. berdampak pada kematian karena banyak
korban yang akhirnya bunuh diri. Terkadang
Hal ini sesuai dengan teori yang
korban menjadi depresi dan terkadang
diungkapkan oleh Rudi, 2010, bahwa
nekad mengakhiri hidupnya.
harga diri rendah adalah salah satu dampak
cyberbullying terhadap korbannya. Hal ini sesuai dengan teori yang diung-
kapkan oleh Rudi, 2010, bahwa bunuh diri
12. Dampak orang yang mengalami
cyberbullying (depresi) adalah salah satu dampak cyberbullying
terhadap korbannya.
Freq- Per- Valid Cumulative
uency cent Percent Percent
14. Bentuk cyberbullying (mengirim kata
Tidak Setuju 7 11.7 11.7 11.7
penuh amarah)
Setuju 34 56.7 56.7 68.3
Valid

Sangat Setuju 19 31.7 31.7 100.0 Freq- Per- Valid Cumulative


uency cent Percent Percent
Total 60 100.0 100.0
Sangat Tidak
Data diatas, pernyataan “setuju” Setuju
3 5.0 5.0 5.0

lebih besar dari pernyataan lainnya. Tidak Setuju 2 3.3 3.3 8.3
Valid

Hal ini menunjukkan kebenaran bahwa Setuju 44 73.3 73.3 81.7

cyberbullying dapat berdampak pada psikis Sangat


Setuju
11 18.3 18.3 100.0
korban yang menjadi depresi. Orang yang Total 60 100.0 100.0
mengalami cyberbullying dapat menjadi
depresi karena ia terus mendapat pesan- Dari data diatas dapat disimpulkan
pesan buruk dan negatif terus-menerus bahwa pernyataan “setuju” lebih besar
sehingga membuatnya tertekan dan dari pernyataan lain. Hal ini menunjukkan
berakhir pada keadaan depresi. kebenaran bahwa mengirim pesan teks
Hal ini sesuai dengan teori yang berupa kata kasar yang penuh amarah
174 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 165-182

kepada orang lain melalui media sosial Dari data diatas dapat disimpulkan
adalah salah satu bentuk cyberbullying. Hal bahwa pernyataan “setuju” lebih besar
ini dikarenakan kata kasar penuh amarah dari pernyataan lain. Hal ini menunjukkan
dapat menyakiti orang lain. kebenaran bahwa mengirim pesan-pesan
Hal ini sesuai dengan teori yang yang berisi pesan kekerasan secara terus
diungkapkan oleh Dewi dan Purwanti, menerus kepada orang lain melalui
2014, yang menyatakan bahwa mengirim media sosial adalah salah satu bentuk
pesan berupa kata kasar yang penuh amarah cyberbullying. Hal ini dikarenakan pesan-
merupakan salah satu bentuk cyberbullying. pesan berisi pesan kekerasan tersebut dapat
mengganggu bahkan menyakiti orang
15. Bentuk cyberbullying (mengirim pesan
lain, pesan tersebut juga mungkin dapat
berbau pelecehan seksual)
membuat orang lain merasa tertekan.
Freq- Per- Valid Cumulative
uency cent Percent Percent
Hal ini sesuai dengan teori yang
Sangat Tidak
3 5.0 5.0 5.0
Setuju diungkapkan oleh Dewi dan Purwanti, 2014,
Tidak Setuju 12 20.0 20.0 25.0 yang menyatakan bahwa mengirim pesan-
Valid

Setuju 34 56.7 56.7 81.7


pesan berisi pesan kekerasan merupakan
Sangat Setuju 11 18.3 18.3 100.0
Total 60 100.0 100.0 salah satu bentuk cyberbullying.
Dari data diatas dapat disimpulkan 17. Bentuk cyberbullying (mengumbar
bahwa pernyataan “setuju” lebih besar keburukan orang lain)
dari pernyataan lain. Hal ini menunjukkan
Freq- Per- Valid Cumulative
kebenaran bahwa mengirim pesan-pesan uency cent Percent Percent
yang berisi pesan pelecehan seksual secara Sangat Tidak
1 1.7 1.7 1.7
Setuju
terus menerus kepada orang lain melalui
Tidak Setuju 3 5.0 5.0 6.7
media sosial adalah salah satu bentuk
Valid

Setuju 40 66.7 66.7 73.3


cyberbullying. Sangat Setuju 16 26.7 26.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Hal ini sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Dewi dan Purwanti, Dari data diatas dapat disimpulkan
2014, yang menyatakan bahwa mengirim bahwa pernyataan “setuju” lebih besar
pesan-pesan berisi pesan pelecehan seksual dari pernyataan lain. Hal ini menunjukkan
merupakan salah satu bentuk cyberbullying. kebenaran bahwa mengumbar aib orang lain
16. Bentuk cyberbullying (mengirim pesan di media sosial dengan tujuan merusak nama
kekerasan) baik orang tersebut merupakan salah satu
Freq- Per- Valid Cumulative
bentuk cyberbullying. Hal ini dikarenakan
uency cent Percent Percent pesan yang bersifat mengumbar keburukan
Sangat Tidak
Setuju
3 5.0 5.0 5.0 orang lain dapat merusak nama baik orang
Tidak Setuju 3 5.0 5.0 10.0 tersebut sehingga hal itu dapat berdampak
Valid

Setuju 42 70.0 70.0 80.0


buruk terhadap orang tersebut.
Sangat Setuju 12 20.0 20.0 100.0
Total 60 100.0 100.0 Hal ini sesuai dengan teori yang
Deskripsi Pemahaman Cyberbullying di Media Sosial Pada Mahasiswa... (Fasya Syifa Mutma ) 175

diungkapkan oleh Dewi dan Purwanti, 19. Bentuk cyberbullying (membujuk orang
2014, yang menyatakan bahwa mengumbar untuk mendapat rahasia pribadinya)
keburukan orang lain di media sosial dan Freq- Per- Valid Cumulative
uency cent Percent Percent
media internet dengan tujuan merusak Sangat Tidak
1 1.7 1.7 1.7
nama baik orang tersebut merupakan salah Setuju
Tidak Setuju 21 35.0 35.0 36.7
satu bentuk cyberbullying.

Valid
Setuju 33 55.0 55.0 91.7
18. Bentuk cyberbullying (menggunakan Sangat Setuju 5 8.3 8.3 100.0

account palsu) Total 60 100.0 100.0

Freq-
uency
Per-
cent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Bentuk cyberbullying (menyebar
Sangat Tidak rahasia orang)
1 1.7 1.7 1.7
Setuju Freq- Per- Valid Cumulative
Tidak Setuju 2 3.3 3.3 5.0 uency cent Percent Percent
Valid

Setuju 41 68.3 68.3 73.3 Tidak Setuju 6 10.0 10.0 10.0


Sangat Setuju 16 26.7 26.7 100.0 Setuju 40 66.7 66.7 76.7

Valid
Total 60 100.0 100.0 Sangat Setuju 14 23.3 23.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa pernyataan “setuju” lebih besar Dari 2 tabel diatas dapat disimpulkan
dari pernyataan lain. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan “setuju” lebih besar
kebenaran bahwa menggunakan account dari pernyataan lain. Hal ini menunjukkan
palsu untuk mengirim pesan-pesan tidak kebenaran bahwa membujuk seseorang
baik di media sosial merupakan salah satu dengan tipu daya dengan tujuan untuk
bentuk cyberbullying. Hal ini dikarenakan mendapat rahasia pribadi dan menyebarkan
menggunakan account palsu atas nama rahasia pribadi orang lain di media sosial
orang lain kemudian mengirim pesan merupakan bentuk cyberbullying.
tidak baik kepada orang lainnya dapat Hal ini sesuai dengan teori yang
mengganggu dan menyakiti orang tersebut, diungkapkan oleh Dewi dan Purwanti,
hal ini juga pasti dapat berdampak buruk 2014, yang menyatakan bahwa membujuk
terhadap orang yang dipakai namanya seseorang dengan tipu daya agar mendapat
untuk kejahatan tersebut. rahasia pribadi dan menyebarkan rahasia
Hal ini sesuai dengan teori yang pribadi orang lain di media sosial merupakan
diungkapkan oleh Dewi dan Purwanti, 2014, salah satu bentuk cyberbullying.
yang menyatakan bahwa menggunakan
account palsu untuk mengirim pesan-pesan
tidak baik di media sosial merupakan salah
satu bentuk cyberbullying.
176 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 165-182

20. Bentuk cyberbullying (membujuk orang 21. Bentuk cyberbullying (menyebarkan aib
untuk mendapat foto pribadinya) orang)
Fre- Per- Valid Cumulative Freq- Per- Valid Cumulative
quency cent Percent Percent uency cent Percent Percent
Sangat Tidak Tidak Setuju 4 6.7 6.7 6.7
1 1.7 1.7 1.7
Setuju
Setuju 41 68.3 68.3 75.0

Valid
Tidak Setuju 18 30.0 30.0 31.7
Sangat Setuju 15 25.0 25.0 100.0
Valid

Setuju 35 58.3 58.3 90.0


Total 60 100.0 100.0
Sangat Setuju 6 10.0 10.0 100.0
Total 60 100.0 100.0 Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa pernyataan “setuju” lebih besar
Bentuk cyberbullying (menyebar foto
dari pernyataan lain. Hal ini menunjukkan
pribadi orang)
Freq- Per- Valid Cumulative kebenaran bahwa menyebarkan aib orang
uency cent Percent Percent
lain di media sosial merupakan bentuk
Sangat Tidak
Setuju
3 5.0 5.0 5.0 cyberbullying. Hal ini dikarenakan aib yang
Tidak Setuju 6 10.0 10.0 15.0 telah tersebar tersebut dapat berdampak
Valid

Setuju 41 68.3 68.3 83.3


kepada emosi korban karena ia mungkin
Sangat Setuju 10 16.7 16.7 100.0
Total 60 100.0 100.0 saja mendapat komentar buruk dari orang
lain karena aib tersebut, kemudian ia dapat
Dari data diatas dapat disimpulkan
saja merasa terhina dan tertekan karena
bahwa pernyataan “setuju” lebih besar
komentar dari orang lain.
dari pernyataan lain. Hal ini menunjukkan
kebenaran bahwa membujuk seseorang Hal ini sesuai dengan teori yang
dengan tipu daya dengan tujuan untuk diungkapkan oleh Dewi dan Purwanti, 2014,
mendapat foto pribadi orang dan yang menyatakan bahwa menyebarkan aib
menyebarkan foto-foto pribadi orang orang lain di media sosial merupakan salah
lain di media sosial merupakan bentuk satu bentuk cyberbullying.
cyberbullying. 22. Bentuk cyberbullying (meneror orang
lain)
Hal ini sesuai dengan teori yang
Freq- Per- Valid Cumula-
diungkapkan oleh Dewi dan Purwanti, uency cent Percent tive Percent
2014, yang menyatakan bahwa membujuk Tidak Setuju 1 1.7 1.7 1.7

seseorang dengan tipu daya agar mendapat Setuju 45 75.0 75.0 76.7
Valid

Sangat Setuju 14 23.3 23.3 100.0


foto pribadi orang dan menyebarkan foto-
Total 60 100.0 100.0
foto pribadi orang lain di media sosial
merupakan salah satu bentuk cyberbullying. Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa pernyataan “setuju” lebih besar
dari pernyataan lain. Hal ini menunjukkan
kebenaran bahwa meneror orang secara
terus menerus di media sosial sehingga
menimbulkan ketakutan besar merupakan
salah satu bentuk cyberbullying.
Deskripsi Pemahaman Cyberbullying di Media Sosial Pada Mahasiswa... (Fasya Syifa Mutma ) 177

Hal ini sesuai dengan teori yang 24. Bentuk cyberbullying (mengirim pesan
diungkapkan oleh Dewi dan Purwanti, kata “mati”)
2014, yang menyatakan bahwa meneror Freq- Per- Valid Cumulative
orang secara terus menerus di media sosial uency cent Percent Percent
Sangat Tidak
sehingga menimbulkan ketakutan besar Setuju
1 1.7 1.7 1.7

merupakan salah satu bentuk cyberbullying. Tidak Setuju 15 25.0 25.0 26.7

Valid
Setuju 33 55.0 55.0 81.7
23. Bentuk cyberbullying (memanggil Sangat Setuju 11 18.3 18.3 100.0
dengan panggilan kasar) Total 60 100.0 100.0

Freq- Per- Valid Cumula-tive


uency cent Percent Percent Dari data diatas dapat disimpulkan
Sangat Tidak
1 1.7 1.7 1.7 bahwa pernyataan “setuju” lebih besar dari
Setuju
Tidak Setuju 12 20.0 20.0 21.7 pernyataan lainnya. Hal ini menunjukkan
Valid

Setuju 32 53.3 53.3 75.0


Sangat Setuju 15 25.0 25.0 100.0
kebenaran bahwa mengancam dengan
Total 60 100.0 100.0 mengirim kata “mati” di media sosial
Dari data diatas dapat disimpulkan merupakan bentuk cyberbullying. Hal ini
bahwa pernyataan “setuju” lebih besar dari karena kata-kata seperti “mati aja lo”, “orang
pernyataan lainnya. Hal ini menunjukkan kaya lo mending mati ajadeh”, “mati aja lo,
kebenaran bahwa memanggil orang gak pantes hidup” dan kalimat berisi kata
lain dengan panggilan kasar di media “mati” yang kasar lainnya dapat menyakiti
sosial merupakan bentuk cyberbullying. hati korban dan orang lain, tentu juga akan
Panggilan kasar yang biasa terlihat di mengganggu psikisnya karena dirinya
media sosial contohnya adalah memanggil merasa terancam dan tidak aman, bisa saja
orang lain dengan nama binatang (anjing, karena kata-kata tersebut korban menjadi
babi, monyet, dll), bentuk tubuh orang tertekan dan depresi kemudian terpikir
(gendut, pendek, ceking, dll) dan kata-kata untuk mati saja dan memutuskan untuk
kasar lainnya. bunuh diri. Kejadian ini tentu merupakan
bentuk cyberbullying.
Hal ini sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Akbar dan Utari, 2015, Hal ini sesuai dengan teori yang diung-
yang menyatakan bahwa memanggil orang kapkan oleh Akbar dan Utari, 2015, yang
lain dengan panggilan kasar di media sosial menyatakan bahwa mengancam dengan
merupakan salah satu bentuk cyberbullying. mengirim kata “mati” di media sosial
merupakan salah satu bentuk cyberbullying.
178 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 165-182

25. Bentuk cyberbullying (menganggap Hal ini sesuai dengan teori yang
orang lain buruk) diungkapkan oleh Akbar dan Utari, 2015,
Freq- Per- Valid Cumulative yang menyatakan bahwa menganggap diri
uency cent Percent Percent
Tidak Setuju 9 15.0 15.0 15.0
lebih hebat dibandingkan orang lain di
Setuju 39 65.0 65.0 80.0 media sosial merupakan salah satu bentuk
Valid

Sangat Setuju 12 20.0 20.0 100.0 cyberbullying.


Total 60 100.0 100.0
27. Media yang paling sering berisi cyberbullying
Dari data diatas dapat disimpulkan (Facebook)
bahwa pernyataan “setuju” lebih besar dari Freq- Per- Valid Cumula
pernyataan lainnya. Hal ini menunjukkan uency cent Percent tive Percent
Tidak Setuju 15 25.0 25.0 25.0
kebenaran bahwa menganggap orang lain Setuju 35 58.3 58.3 83.3

Valid
lebih buruk daripada dirinya di media Sangat Setuju 10 16.7 16.7 100.0

sosial merupakan bentuk cyberbullying. Total 60 100.0 100.0

Hal ini karena pelaku cyberbullying kadang Dari data diatas dapat disimpulkan
mengirim pesan yang merendahkan orang bahwa pernyataan “setuju” lebih besar dari
lain karena ia merasa orang tersebut lebih pernyataan lainnya. Hal ini menunjukkan
buruk dari dirinya. Kata-kata yang pelaku kebenaran bahwa Facebook merupakan
lontarkan pun sangat jahat karena bersifat media sosial yang paling banyak berisi
merendahkan korban. tindak cyberbullying. Hal ini dikarenakan
Hal ini sesuai dengan teori yang Facebook merupakan media sosial yang
diungkapkan oleh Akbar dan Utari, 2015, masih banyak diminati orang. Di Facebook
yang menyatakan bahwa menganggap sering terjadi kasus penyebaran foto-foto
orang lain lebih buruk daripada dirinya di dan rahasia pribadi orang lain yang dapat
media sosial merupakan salah satu bentuk berdampak negative terhadap kehidupan
cyberbullying. orang tersebut.
26. Bentuk cyberbullying (menganggap Hal ini sesuai dengan teori yang
dirinya hebat) diungkapkan oleh Giovanni, 2014, yang
Freq- Per- Valid Cumulative menyatakan bahwa cyberbullying meru-
uency cent Percent Percent
Tidak Setuju 11 18.3 18.3 18.3
pakan intimidasi yang dilakukan seseorang
Setuju 31 51.7 51.7 70.0 pada orang lain yang dilakukan melalui
Valid

Sangat Setuju 18 30.0 30.0 100.0 chatroom, media sosial (Facebook, Ask.fm,
Total 60 100.0 100.0
Instagram, Twitter, Path, dan YouTube),
Dari data diatas dapat disimpulkan e-mail, website dalam bentuk seperti fitnah,
bahwa pernyataan “setuju” lebih besar dari penghinaan, pengancaman atau dibocor-
pernyataan lainnya. Hal ini menunjukkan kannya aib mengenai seseorang.
kebenaran bahwa menganggap diri lebih
hebat dibandingkan orang lain di media
sosial merupakan bentuk cyberbullying.
Deskripsi Pemahaman Cyberbullying di Media Sosial Pada Mahasiswa... (Fasya Syifa Mutma ) 179

28. Media yang paling sering berisi tindak cyberbullying. Di YouTube sering
cyberbullying (Instagram) ditemukan tindak cyberbullying pada
Freq- Percent Valid Cumulative komentar-komentar negative yang
uency Percent Percent
Tidak Setuju 11 18.3 18.3 18.3 dilontarkan orang pada postingan video
Setuju 29 48.3 48.3 66.7
seseorang. Komentar tersebut kadang
Valid

Sangat Setuju 20 33.3 33.3 100.0


Total 60 100.0 100.0 terkesan sangat kejam sehingga mungkin
Dari data diatas dapat disimpulkan dapat menyakiti korban. Di dalam video
bahwa pernyataan “setuju” lebih besar dari yang ada di YouTube juga sering terdapat
pernyataan lainnya. Hal ini menunjukkan tindak cyberbullying seperti kata-kata yag
kebenaran bahwa Instagram merupakan menghina dan merendahkan orang lain.
media sosial yang paling banyak berisi Hal ini sesuai dengan teori yang
tindak cyberbullying. Hal ini dikarenakan diungkapkan oleh Giovanni, 2014,
Instagram merupakan media yang paling yang menyatakan bahwa cyberbullying
banyak diminati pengguna internet, di merupakan intimidasi yang dilakukan
Instagram juga dapat men-share foto, video seseorang pada orang lain yang dilakukan
dan konten lain dengan leluasa. melalui chatroom, media sosial (Facebook,
Hal ini sesuai dengan teori yang Ask.fm, Instagram, Twitter, Path, dan
diungkapkan oleh Giovanni, 2014, YouTube), e-mail, website.
yang menyatakan bahwa cyberbullying 30. Sifat pelaku cyberbullying (dominasi)
merupakan intimidasi yang dilakukan Frquen- Per- Valid Cumulative
cy cent Percent Percent
seseorang pada orang lain yang dilakukan Tidak Setuju 11 18.3 18.3 18.3

melalui chatroom, media sosial (Facebook, Setuju 36 60.0 60.0 78.3


Valid

Sangat Setuju 13 21.7 21.7 100.0


Ask.fm, Instagram, Twitter, Path, dan Total 60 100.0 100.0

YouTube), e-mail, website. Dari data diatas dapat disimpulkan


29. Media yang paling sering berisi bahwa pernyataan “setuju” lebih besar dari
cyberbullying (YouTube) pernyataan lainnya. Hal ini menunjukkan
Fre- Per- Valid Cumulative kebenaran bahwa pelaku cyberbullying
quency cent Percent Percent
Sangat Tidak
2 3.3 3.3 3.3
memiliki niat untuk mendominasi korban.
Setuju
Hal ini dikarenakan pelaku memiliki sifat
Tidak Setuju 6 10.0 10.0 13.3
Valid

Setuju 39 65.0 65.0 78.3 agresif yang selalu ingin mendominasi


Sangat Setuju 13 21.7 21.7 100.0 korban. Pelaku sering mengirim pesan
Total 60 100.0 100.0
negative, pelaku sering memperkeruh
Dari data diatas dapat disimpulkan komentar orang lain terhadap korban,
bahwa pernyataan “setuju” lebih besar dari pelaku terus-menerus mengirim pesan
pernyataan lainnya. Hal ini menunjukkan buruk kepada korban, pelaku selalu ingin
kebenaran bahwa YouTube merupakan menujukkan kekuatannya kepada korban
media sosial yang paling banyak berisi dengan menguasainya.
180 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 165-182

Hal ini sesuai dengan teori yang karena pada usia tersebut sedang marak-
diungkapkan oleh Akbar & Utari, 2015, bahwa maraknya mengikuti tren.
pelaku cyberbullying memiliki sifat agresif, 2. Iphone yaitu sebanyak 31 orang atau 51.7%,
dimana ia selalu ingin mendominasi orang lain. kemudian untuk pengguna Android yang
31. Sifat korban cyberbullying (melindungi berselisih sedikit yaitu sebanyak 29 orang
diri sendiri)
atau 48.3%.
Fre- Per- Valid Cumulative
quency cent Percent Percent
3. Instagram adalah media sosial yang paling
Tidak Setuju 11 18.3 18.6 18.6 banyak digunakan
Setuju 37 61.7 62.7 81.4
Valid

Sangat Setuju 11 18.3 18.6 100.0 4. Mahasiswa biasanya mengakes internet


Total 59 98.3 100.0 selama 6-10 jam perhari.
Missing System 1 1.7
Total 60 100.0 5. Mahasiswa biasanya mengakes media
sosial selama 6-10 jam perhari.
Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa pernyataan “setuju” lebih besar dari 6. Sebagian besar mahasiswa UPJ
pernyataan lainnya. Hal ini menunjukkan telah mengetahui dan pernah melihat
cyberbullying. Kemudian beberapa orang
kebenaran bahwa korban cyberbullying
juga mengaku pernah menjadi korban dan
cenderungakan melindugi diri dari ancaman
pelaku cyberbullying karena ada motif-
pelaku. Hal ini dikarenakan korban motif tertentu.
memiliki sifat defensif, dimana defensif
7. Tindak cyberbullying paling sering terjadi
dipilih korban untuk melindungi diri dari
di Instagram.
ancaman yang ditanggapinya dalam situasi
8. Cyberbullying paling besar disebabkan oleh
komunikasi ketimbang memahami pesan
sakit hati, marah, dan dendam yang semakin
orang lain. Bereaksi membela diri dengan
didukung dengan kemudahan teknologi
menghina kembali pelaku yang terus seperti akses internet 24 jam. Karena
menerus menghina korban. Korban kadang orang yang marah, sakit hati dan memiliki
defensif untuk membela harga dirinya. dendam lebih bermotif untuk melakukan
cyberbullying untuk melampiaskan emosi,
Hal ini sesuai dengan teori yang
amarah, sakit hati dan membalaskan
diungkapkan oleh Akbar & Utari, 2015,
dendamnya kepada orang tersebut atau
bahwa korban cyberbullying memiliki sifat orang lain.
defensif, dimana ia selalu berusaha untuk
9. Cyberbullying dapat berdampak besar
melindungi diri dari ancaman orang lain
pada korban yaitu membuat harga dirinya
menjadi rendah. Hal ini disebabkan karena
korban menerima pesan dan perlakuan
PENUTUP
buruk dari orang lain secara terus menerus
Terdapat beberapa kesimpulan yang yang terkadang mungkin membuat dirinya
ditemukan sebagai berikut : merasa tidak berguna. Hal ini tentu
berdampak pada kepercayaan dirinya dan
1. Usia pengguna Internet dan media sosial
kepada harga dirinya.
terbanyak di UPJ adalah 18-21 tahun,
10. Dari beberapa bentuk cyberbullying yang
Deskripsi Pemahaman Cyberbullying di Media Sosial Pada Mahasiswa... (Fasya Syifa Mutma ) 181

telah dijelaskan sebelumnya, yang paling DAFTAR PUSTAKA


menggambarkan tindakan cyberbullying
Akbar, Muhammad, A. & Utari, Prahastiwi. (2015).
adalah meneror secara terus menerus Cyberbullying pada Media Sosial (Studi
sehingga menimbulkan ketakutan besar, Analisis Isi tentang Cyberbullying pada
mengirim pesan teks berupa kata kasar Remaja di Facebook). eJournal yang
penuh amarah, dan mengirim pesan berisi diunduh pada tanggal 7 Oktober 2016
pesan kekerasan. Hal ini dikarenakan dari http://www.jurnalkommas.com/docs/
meneror, mengirim pesan kasar penuh JURNAL%20-%20FIX.pdf
amarah, dan mengirim pesan kekerasan Aulia, Fanny. (2014). Opini Siswa terhadap
dapat berdampak negatif terhadap korban Tindakan Cyberbully di Media Sosial.
yang menerimanya. eJournal yang diakses pada tanggal 27
September 2016 dari http://etd.repository.
11.
Youtube, Facebook dan Instagram ugm.ac.id/index.php?mod=download&su
merupakan media sosial yang paling b=DownloadFile&act=view&typ=html&i
sering berisi tindak cyberbullying. Hal d=79205&ftyp=potongan&potongan=S1-
ini dikarenakan Youtube, Facebook, dan 2015-296988-chapter1.pdf
Instagram merupakan media sosial yang
Dewi & Purwanti. (2014). Pengaturan Cyber
paling sering digunakan oleh orang. Media Bullying dalam Undang-Undang Nomor
sosial sosial tersebut juga memiliki fitur 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
yang mudah digunakan. Dalam Youtube, Transaksi Elektronik. eJournal yang
Facebook dan Instagram, orang lain bebas diunduh pada tanggal 26 September
berkomentar pada post orang lain, terkadang 2016 dari http://ojs.unud.ac.id/index.php/
komentar tersebut bersifat negatif bahkan kerthawicara/article/download/9110/6870
hingga menyakiti orang tersebut. Hal ini Giovanni, Simorangkir. (2014). Tindakan
sangat sering terjadi di media sosial, selain Mahasiswa FISIP USU terhadap
itu saling menghina juga sering ditemukan cyberbulling yang dialami melalui media
dalam komentar di media sosial Youtube, online. eJournal yang diunduh pada tanggal
Facebook, dan Instagram. 25 September 2016 dari http://repository.
usu.ac.id/bitstream/123456789/42287/5/
12. Cyberbullying cenderung memiliki niat Chapter%20I.pdf
untuk mencelakai korban. Hal ini dikarena-
Kominfo. (2014). Pengguna Internet Indonesia
kan pelaku cyberbullying memang pasti
Nomor Enam Dunia. Artikel yang diakses
punya niat jahat terhadap korbannya, ia pada tanggal 26 September 2016 dari
cenderung suka menindas dan menyakiti https://kominfo.go.id/content/detail/4286/
orang lain. pengguna-internet-indonesia-nomor-
enam-dunia/0/sorotan_media
13. Kemudian korban cyberbullying cenderung
ingin melindungi diri dari ancaman pelaku. Kominfo. (2016). Kemkominfo: Penggunaan
Hal ini dikarenakan terkadang korban Internet di Indonesia Capai 82 Juta. Artikel
terlalu berekasi terhadap perilaku pelaku, yang diakses pada tanggal 26 September
korban cenderung ingin melindungi diri 2016 dari https://kominfo.go.id/index.
php/content/detail/3980/Kemkominfo%3
dari ancaman pelaku dengan bereaksi
A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+Ca
terhadapnya, seperti membalas pesan- pai+82+Juta/0/berita_satker
pesan negatif pelaku negatif lainnya
182 Komunikasi, Vol. XIII No. 02, September 2019: 165-182

Lesmana, I Gusti Ngurah Aditya. (2012). Analisis Sudarwanto, Sentot. (2009). Cyberbullying
Pengaruh Media Sosial Twitter Terhadap Kejahatan Dunia Maya Yang
Pembentukkan Brand Attachment (Studi “Terlupakan”. eJournal yang diunduh
: PT. XL Axiata). Diunduh pada tanggal pada tanggal 20 Oktober 2016 dari http://
21 Desember 2015 dari http://lib.ui.ac.id/ journal.unpar.ac.id/index.php/projustitia/
file?file=digital/20333231-T32242-I%20 article/viewFile/1081/1048
Gusti%20Ngurah%20Aditya%20
Lesmana.pdf Tim Internet Sehat. (11 Juli, 2012). 1 dari 10
Korban Cyberbully Lakukan Bunuh
Rudi, Trisna. (Maret, 2010). Informasi Perihal Diri!. Artikel yang diakses pada tanggal
Bullying. E-book yang diunduh pada 29 September 2016 dari http://ictwatch.
tanggal 26 September 2016 dari com/internetsehat/2012/07/11/1-dari-10-
https://bigloveadagio.files.wordpress. korban-cyberbully-lakukan-bunuh-diri/
com/2010/03/informasi_perihal_bullying.
pdf

Saputro, R. (Juli, 2011). Determinisme Teknologi:


Kajian Filsafat Mengenai Pengaruh
Teknologi terhadap Perkembangan
Masyarakat. eJournal yang diunduh
pada tanggal 2 Oktober 2016 dari http://
lib.ui.ac.id/file?file=digital/20172101-
T28737-Determinisme%20teknologi.pdf

Anda mungkin juga menyukai