BAB 1
PENDAHULUAN
dilakukan oleh teman sebaya di media sosial yang dapat diakses dan
dilihat oleh orang dengan jumlah besar. Pada kondisi ini hal yang menjadi
sasaran adalah psikologis pada diri remaja yang dihujat, suatu hal yang
sangat berdampak negatif pada perkembangan hidup remaja yang masih
panjang. Tindakan intimidasi dunia maya yang dilakukan oknum tak
berperasaan terhadap orang lain, atau terhadap remaja yang sedang
mencari jati diri pada umur-umur yang masih memiliki emosi yang tidak
terkendalikan. Pencarian jati diri pada umur remaja kemungkinan besar
akan mendorong remaja untuk melakukan suatu hal yang baru, berusaha
mencari kecocokan untuk gaya hidupnya di masa yang akan datang.
Namun sayangnya, semua tidak bisa diterima begitu saja, apalagi ketika
seseorang mempublikasikan ekspresi diri mereka. Ketika satu pihak tidak
suka dengan apa yang ia posting di media sosialnya, lontaran rasa tidak
suka dan merasa jika remaja itu bertindak tidak pantas akan mengalir
dengan cepat.
Tingginya angka perilaku cyberbuliing yang semakin tertanam
pada jiwa remaja masa kini, dimana mereka begitu memperhatikan
penampilan agar bisa diterima semua kalangan manusia. Hal itu membuat
para remaja akan kehilangan rasa percaya diri dan rasa mencintai diri
sendiri, karena mereka hidup di dunia yang sudah berteknologi canggih,
namun berbahaya jika digunakan dengan cara yang salah. Kasus yang
berakibat fatal sampai memakan korban karena cyberbuliing sudah sering
terjadi, apalagi matinya rasa percaya diri seorang remaja untuk lebih
berkarya. Pesatnya dunia informasi dan komunikasi yang harus diimbangi
dengan individu yang kreatif dan aktif dalam mengontrol diri agar tidak
ditunggangi oleh teknologi, karena itulah mau tidak mau seorang individu
harus belajar dengan perkembangan dunia. Dengan melihat kasus seperti
yang terjadi pada beberapa remaja di Indonesia yang kehilangan semangat
belajar karena mendapat hujatan dan pengiriman pesan benci yang
mengganggu. Bukan hanya itu, banyak kejadian memilukan sampai
merenggut kebahagiaan orang lain yang sudah tidak kuat dengan apa yang
ia dapat dari ketidak sukaan orang lain padanya. Hal ini mendorong kami
3
1.5 Manfaat
Maka untuk kegunaan dari program pengajuan proposal untuk kegiatan
penelitian atas “Impresi “Cyberbuliing” Terhadap Perkembangan
Intelektual Siswa Kelas XI IPS 1SMAN 1 Subang” dapat bermanfaat
sebagai berikut.
1. Membantu dalam meningkatkan kreativitas dan rasa kepedulian
terhadap sesama manusia sehingga untuk ke depannya cyberbuliing
akan mengurang di kehidupan remaja khususnya di SMA Negeri 1
Subang.
2. Mengembangkan rasa percaya diri terhadap remaja untuk lebih
mencintai diri sendiri terutama dalam perkembangan intelektual di
sekolah khususnya di SMA Negeri 1 Subang
3. Memberikan kajian dan penggambaran jika cyberbuliing tetap terjadi
akan membahayakan kualitas sumber daya manusia, terutama terhadap
siswa yang ada di SMA Negeri 1 Subang.
1.6 Hipotesis
Jika Cyberbuliing yang terjadi di kelas XI IPS 1, maka dampak
negatif yang terjadi lebih dominan dibandingkan dengan dampak positif
yang mungkin berpengaruh terhadap intelektual siswa.
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
BAB 3
METODE PENULISAN
3.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal KBM sekolah.
3.2 Variabel Penelitian
Kegiatan penelitian ini memiliki variabel sebagai berikut.
1. Variabel bebas : Cyberbuliing
2. Variabel terikat : Perkembangan intelektual
3. Variabel kontrol : Siswa mengalami penurunan mental
karena cyberbuliing
2. Tahap Pelaksanaan
NO Kegiatan Bulan
1. Pesiapan : penyusunan proposal. Januari 2020
Penyusunan instrumen, pembuatan
angket, dan studi dokumentasi
2. Presentasi proposal Januari 2020
3. Pelaksanaan penelitian Januari Februari
2020
4. Analisis data Februari 2020
5. Penyusunan laporan Februari 2020
6. Presentasi hasil penelitian dan Februari 2020
penyerahan laporan hasil penelitian
16
BAB 4
4.1 Hasil
Tabel 1. Apakah setiap anda merasa sedih anda curahkan ke media sosial?
Tabel 5. Apakah anda pernah merasa kesal jika melihat postingan seseorang
di media sosial?
Tabel 6. Apakah anda merasa cemburu ketika melihat kesenangan orang lain
di media sosial?
Tabel 7. Jika anda teman anda melakukan cyberbullying terhadap orang lain,
apa anda menegurnya?
Sering 3 11%
Tidak pernah 6 21%
Tabel 10. Apakah anda pernah memberikan komentar negatif pada orang
lain?
39%
50%
7%
4%
39%
50%
7%
4%
20
25%
75%
7%
7%
86%
14%
32%
25%
29%
21
36%
53%
11%
21%
11% 54%
14%
36%
46%
14%
4%
22
32%
64%
4%
21%
4%
54%
21%
4.2 Pembahasan
berupa foto atau tulisan yang sensitif atau bisa dikatakan lebai. Salah
satunya adalah mengirim curahan hati atau kekesalan kita pada status
sosial media, hal ini bisa mengundang rasa kesal dari orang lain atau
tidak suka karena terlihat mencari perhatian. Di kelas XI IPS 1 hanya
39% siswa yang pernah mencurahkan kekesalan mereka, 50% tidak
pernah, 4% jarang dan 7 % sering. Data ini bisa menjelaskan bahwa
siswa XI IPS 1 sudah mengerti dalam pembatasan dari
mengekspresikan diri di sosial media.
Setiap manusia pasti pernah mendapatkan komentar negatif dari
orang lain, seperti halnya dengan siswa kelas XI IPS 1 dimana 50%
dari sampel pernah mendapatkan komentar negatif. Pemberian
komentar ini bisa berasal dari kesalahan kita yang memancing orang
lain untuk berkomentar negatif atau karena pelaku memang sudah
tidak menyukai kita. Cyberbullying identik dengan dijatuhkannya
harga diri seperti dipermalukan di sosial media, namun siswa di kelas
XI IPS 1 dengan 61% tidak pernah dipermalukan di sosial media
sedangkan sisanya 39% pernah dipermalukan, namun tidak sering.
Perkembangan intelektual siswa akan berkembang jika tidak
adanya tekanan dan emosi yang tinggi dalam melakukan suatu hal.
Pada beberapa kasus cyberbullying yang pernah terjadi, kebanyakan
dari mereka dibulli karena fisik yang tidak sesuai atau tidak bisa
diterima oleh orang lain. Pemahaman dan kepandaian memilah
infromasi yang kita dapatkan memang salah satu dampak dari
perkembangan intelektual yang baik karena bisa merealisasikan pada
kehidupan sebenarnya. Pada nyatanya, rasa kesal terhadap postingan
orang lain sering kali dirasakan oleh banyak orang begitupun dengan
siswa kelas XI IPS 1. Dengan 9 orang yang pernah dan 7 orang yang
sering sudah mewakili jika tindakan melakukan hujatan disebabkan
karena rasa kesal dan cemburu.
Ada beberapa siswa yang menyatakan dirinya pernah mendapatkan
komentar negatif tentang dirinya, namun kecil sekali persenan jika hal
itu memperburuk keadaan intelektual mereka. Dari data yang kami
26
dapatkan hanya dua orang yang pernah dan dua orang yang sering
merasa tidak nyaman dengan komentar orang lain dan mengganggu
belajar mereka. Namun 86% siswa kelas XI IPS 1 tidak pernah merasa
ujaran negatif tentang mereka akan berpengaruh terhadap proses
belajar dan perkembangan intelektual mereka. Hal ini sangat luar
biasa karena jumlah siswa yang tidak pernah depresi ataupun stress
karena hujatan orang lain relatif besar dan sangat mendominasi.
Dalam hal ini kami mendapat gambaran jika cyberbullying akan
berpengaruh kepada proses belajar seorang siswa dilihat dari tingkat
keparahan. Melihat dari lingkungan sekolah yang bisa dikatakan baik
dan disiplin dimana anak-anak diwajibkan untuk menghargai dan
menjaga sopan santun kepada semua orang. Hal ini bisa
menggambarkan jika tingkat keparahan cyberbulling bisa dilihat dari
lingkungan yang mereka rasakan. Dampak cyberbullying terkadang
akan terasa semakin parah jika mengenai seseorang yang menjadi
publik figur, memiliki banyak penggemar dimana-mana, setiap
perilaku yang dia lakukan akan sangat dipantau. Berbeda dengan
siswa yang lebih dominan fokus terhadap pelajaran dan sekolah,
meski tidak semuanya demikian.
Sejauh ini dengan data yang kami dapatkan dari angket yang sudah
kami sebar. Pengaruh cyberbullying memang tidak berdampak terlalu
berbahaya terhadap perkembangan siswa kelas XI IPS 1. Pemahaman
dan kontrol emosi yang sudah dipelajari dan dikembangkan dalam
kehidupan asli mengurangi dampak dari cyberbullying tersebut. 54%
Siswa kelas XI IPS 1 pernah mengirim komentar negatif pada orang
lain, dibandingkan menjadi korban, siswa kelas XI IPS 1 memiliki
frekuensi lebih besar dalam kata pernah mengirim komentar buruk
kepada orang lain. Namun hal ini tidak berjalan terus menerus, hanya
dalam kurun waktu beberapa jam saja, dan itu pun dalam bentuk rasa
cemburu.
BAB 5
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Riadi, Muchlisin. 2018. Pengertian, Unsur, Jenis, Ciri-ciri dan Skenario Buliig.
https://www.kajianpustaka.com/2018/01/pengertian-unsur-jenis-ciri-ciri-
dan-skenario-buliing.html?m=1 (14 Januari 2020)
Suwarni, Sri dkk. 2018. Bahasa Indonesia Kebanggaan Bangsaku. Solo : PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
LAMPIRAN