Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH BULLYING TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA

Andy Mega Saputra


Program Studi Pendidikan Agama Islam, 5A
STAI Al-Azhary Cianjur
Email: andymegas29@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana fenomena perilaku


bullying pada siswa. Fenomena bullying atau perundungan tidak hanya terjadi di
lingkungan luar saja, tetapi juga di sekolah. Anak-anak mencontoh tayangan
televisi atau sosial media yang mudah diakses. Sayangnya, perundungan atau
perilaku bullying ini tentunya sangat mengganggu bagi kondisi psikologis. Bukan
hanya pada korban, tetapi juga pelakunya.

Kata Kunci : Kesehatan mental siswa, pengaruh bullying

Abstract

The purpose of the study was to find out how the phenomenon of bullying
behavior in students. The phenomenon of bullying or bullying does not only occur
in the outside environment, but also in schools. Children model television or
social media shows that are easily accessible. Unfortunately, bullying or bullying
behavior is certainly very disturbing for the psychological condition. Not only on
the victim, but also the culprit.

Keywords : Mental health of students, influence of bullying

PENDAHULUAN

Bullying merupakan salah satu perilaku agresif yang sengaja dilakukan oleh
sekelompok orang atau seseorang secara berulang dari waktu ke waktu terhadap
seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah. Kasus
bullying biasanya marak terjadi di dalam dunia pendidikan dan hal ini sudah
menjadi rahasia umum atau tidak asing lagi bagi masyarakat serta tenaga
pendidikan. Namun terlepas dari itu, kasus bullying ternyata tidak hanya terjadi
dalam dunia pendidikan, akan tetapi bullying juga banyak terjadi melalui sosial
media. Dilansir dari kpai.go.id, KPAI mencatat dalam kurun waktu 9 tahun, dari
tahun 2011 sampai 2019, terdapat 2.743 laporan kasus bullying baik dari dunia
pendidikan maupun media sosial. Jika dilihat dari presentase angka tersebut,
banyaknya kasus bullying yang terjadi di Indonesia sangatlah memprihatinkan.
Dalam dunia pendidikan, kasus bullying dapat terjadi karena banyak faktor seperti
misalnya adanya rasa tidak suka terhadap korban, memiliki dendam terhadap
korban, iri dengan pencapaian korban, dan masih banyak lagi. Bullying memiliki
dampak yang sangat buruk bagi pelaku maupun korban. Bagi korban, bullying
dapat mengganggu kesehatan mental korban dan membuat korban menjadi takut
untuk pergi ke sekolah, tidak fokus dalam belajar, depresi, trauma, dan bahkan
dapat membuat korban bunuh diri.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif.


Metode deskriptif adalah motode pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau
masalah aktual dan bersumber pada artikel serta jurnal.

PEMBAHASAN

Bullying itu bersal dari kata bully, yang artinya penggertak, atau orang yang
mengganggu orang yang lemah. Pada kebanyakan kasus di Indonesia, istilah
bullying ini sering kali dikaitkan dengan fenomena yang berbau penindasan,
penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau intimidasi.

Perilaku bullying bukanlah perkara remeh. Ini adalah suatu tindakan


mengintimidasi seseorang melalui sikap, tindakan dan perkataan. Jadi perilaku ini
tidak terbatas pada kekerasan secara fisik saja, tetapi juga menyerang psikis.
Gosip, mengejek hingga pengucilan adalah salah satu contoh tindakan
mengintimidasi yang bisa menyerang psikis orang.
Tentunya perilaku bullying ini bisa membuat anak merasa tidak nyaman. Dan
tanpa disadari, kesehatan mental anak bisa terganggu. Berikut adalah beberapa
pengaruh bullying yang bisa mempengaruhi kesehatan mental anak:

1. Perasaan Kecemasan Hingga Depresi

Korban bullying anak akan merasa tertekan secara terus menerus hingga
mengakibatkan gangguan psikosomatis atau keluhan fisik akibat tekanan pikiran
dan batin.

Anak yang menjadi korban bullying sering mengalami gejala psikosomatis akibat
cemas. Contohnya merasa sakit perut dan pusing saat hendak ke sekolah padahal
kondisi fisiknya tidak bermasalah.

2. Prestasi Akademis Turun

Anak korban bullying akan merasa sulit berkonsentrasi ketika belajar, baik di
sekolah maupun di rumah. Hal ini dapat mengakibatkan sang anak tidak mampu
menyerap pelajaran dengan baik.

Hal ini secara langsung bisa menurunkan prestasi akademiknya. . Korban bullying
juga bisa saja untuk membolos (bahkan sering) karena merasa takut untuk
bertemu yang membully-nya di sekolah.

3. Tidak Percaya Diri

Salah satu tanda akibat bullying terhadap kesehatan mental ialah anak akan
menjadi tidak percaya diri seperti biasanya, merasa rendah diri dan merasa dirinya
tidak berharga di mata orang lain. Hal ini bakal menganggu kemampuan
bersosialisasi anak bahkan ketika telah berusia dewasa.

4. Suka Menyendiri

Korban bullying secara perlahan akan menarik diri dari segala kehidupan sosial
dan mengurung diri. Ia akan menghindari hubungan dengan teman atau orang
lain, bahkan bisa menghindari keluarganya sendiri. Perasaan trauma ini yang sulit
dihadapi, tetapi juga sang korban tidak tahu harus membicarakannya kepada
siapa. Artinya, korban tidak percaya kepada siapapun.

5. Memiliki Keinginan Bunuh Diri

Pengaruh bullying terhadap kesehatan mental anak yang cukup berbahaya dan
tidak boleh disepelekan. Anak yang mengalami bullying dapat mengalami depresi
yang tak berujung hingga memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup. Walaupun
itu hanya candaan saja ketika sedang mengobrol bersama seseorang, jangan
dianggap remeh.

Dampak buruk tersebut bukan tidak mungkin akan berdampak hingga sang anak
dewasa. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan dari orang tua, guru, maupun
tenaga profesional. pencegahan kejadian bullying di sekolah harus dilakukan
dengan cepat dan tepat. Adapun beberapa cara pencegahan terjadinya bullying di
sekolah antara lain:

1. Edukasi mengenai bullying 

Edukasi mengenai bullying di sekolah merupakan langkah awal dalam


memberikan pengetahuan yang jelas mengenai bullying itu sendiri. Guru harus
memberikan arahan dan juga informasi mengenai bullying, faktor-faktor serta
dampak yang mungkin ditimbulkan akibat dari perilaku bullying. Melalui
kegiatan edukasi ini, diharapkan siswa mendapatkan pengetahuan serta
meningkatkan awareness atau kesadaran mengenai betapa pentingnya menjauhi
perilaku bullying di sekolah dan lingkungan sosial.

2. Melakukan bimbingan intensif terhadap pelaku bullying

Bimbingan intensif yang dimaksud disini adalah berupa pemberian arahan,


peringatan serta teguran terhadap pelaku bullying. Bimbingan ini dimaksudkan
untuk memberikan arahan bahwa perilaku yang ia lakukan tidak pantas untuk
dilakukan. Selain itu, dalam bimbingan ini juga dilakukan perbaikan moral dan
tindakan pelaku melalui berbagai bimbingan psikologis. Kegiatan bimbingan ini
dapat dilakukan oleh guru, guru BK (Bimbingan Konseling) dan kerja sama
dengan orang tua.

3. Pendampingan kepada korban bullying

Selain bimbingan terhadap pelaku, bimbingan serta pendampingan terhadap


korban bullying juga merupakan hal yang amat penting untuk dilakukan. Hal ini
meninjau dari kemungkinan adanya gangguan mental serta penurunan motivasi
belajar yang dihadapi oleh korban. Dalam kegiatan ini, guru harus bekerja sama
dengan guru BK serta orang tua dalam upayanya memperbaiki kondisi mental
korban bullying secara intensif.

4. Ajarkan konsep kesetaraan

Perilaku perundungan sering kali terjadi karena relasi yang timpang dikarenakan
ada pihak-pihak yang merasa lebih superior sedangkan korban dianggap lebih
inferior. Oleh sebab itu, penting menumbuhkan prinsip kesetaraan kepada anak.

5. Ajarkan empati diri dan validasi diri

Ajarkan kepada anak untuk berempati kepada diri sendiri dengan menerima
kegagalan atau kekurangan, dan tetap berfokus untuk mencoba lebih baik di lain
kesempatan. Bukan hanya berempati kepada diri sendiri, anak juga perlu diajarkan
untuk memvalidasi kelebihan dan kekurangan diri sendiri sehingga tidak terlalu
memerlukan validasi dari orang lain. Empati kepada diri sendiri dapat membantu
menurunkan kecemasan terhadap diri sehingga dapat membentuk mentalitas yang
lebih kuat.

SIMPULAN

Perilaku bullying merupakan perilaku yang menyerang fisik maupun mental dari
korban secara sengaja. Perilaku ini didasari atas keinginan mencederai atau
menyerang psikologis korban karena para pelaku bullying ingin diakui kekuasaan
dan kekuatannya.Perlakuan bullying adalah sebuah perlakuan atau tindakan yang
sangat tidak baik bagi setiap korban yang mengalami bullying, dan dampak dari
pada perlakuan bullying ini seperti yang sudah dipaparkan di dalam penulisan ini,
tentunya dari perlakuan bullying ini bisa mengakibatkan kesehatan mental anak
yang mengalami perlakuan bullying akan menjadi sangat terganggu, dan
kesehatan mental anak bisa mempengaruhi kehidupan mereka ketika telah
beranjak dewasa.

DAFTAR PUSTAKA

Andi Dewa Ketut Sukardi. 2008. PENGANTAR PELAKSANAAN PROGRAM


BIMBINGAN DAN KONSELING. Dalam Jurnal “Bullying dalam
pendidikan”. Volume 1, Number 2

Hariyanto Wibowo. 2021. FENOMENA PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH.


Dipublish di Universitas Indraprasta PGRI

Ani Sarifah Hidayati. 2019. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB


BULYYING DI KALANGAN PESERTA DIDIK ERA MILENIAL. Dipublish
di Universitas Muhammadiyah Surakarta

Langkah Mengatasi Trauma akibat "Bullying" (2022) Diakses pada tanggal 24


Oktober 2022 https://edukasi.kompas.com/read/2022/01/04/124803771/5-
langkah-mengatasi-trauma-akibat-bullying?page=2

Teori Bullying Dalam Psikologi yang Wajib Diketahui () Diakses pada tanggal 24
Oktober 2022 https://dosenpsikologi.com/teori-bullying-dalam-psikologi

Mendeteksi Gangguan Kesehatan Mental pada Siswa. (10 September 2021)


Diakses pada tanggal 24 Oktober 2022.
https://www.refoindonesia.com/mendeteksi-gangguan-kesehatan-mental-
pada-siswa/

Anda mungkin juga menyukai