Anda di halaman 1dari 7

JIECO: Journal of Islamic Education Counseling, Vol 1. No.

2 Juni 2022 e-ISSN :2808-0203


p-ISSN :2808-0068

STUDI KEPUSTAKAAN PERAN BIMBINGAN KONSELING DALAM


MENCEGAH KASUS BULLYING DI SEKOLAH

Siti Nurajijah
STIT Buntet Pesantren, Cirebon
sitinurajijah064@gmail.com

Zulaehatus Sofiyah
STIT Buntet Pesantren, Cirebon
sofiyah6zulaeha@gmail.com

Abstract
This study was conducted to determine the role of counseling guidance in preventing cases of bullying
in schools. In this modern era, bullying cases are becoming more and more common. The perpetrators
of this bullying usually start with verbal words through social media or other means. Especially among
teenagers. It’s no wonder that nowadays there are so many bullies in schools. In addition, man y victims
of bullying experience adverse effects on their physical and psychological aspects. To prevent this
bullying behavior. This study aims to provide ideas for preventing bullying by using counseling
guidance services and using individual counseling to prevent cases of bullying in schools. In this case,
the researcher uses the library research method. The data collection method used by the researcher is
the documentation method. The data collection technique used is content analysis. The results of this
study are, what factors are the causes of bullying cases, and how bullying cases occur with the help of
counselors through individual counseling and counseling services.
Keywords: Counseling Guidance, prevention, bullying

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran bimbingan konseling dalam pencegahan kasus
bullying di sekolah. Di era modern ini, kasus bullying semakin marak terjadi. Para pelaku bullying ini
biasanya memulai dengan kata-kata verbal melalui media sosial atau sarana lainnya. Terutama di
kalangan remaja. Tak heran jika saat ini banyak sekali pelaku bully di sekolah. Selain itu, banyak
korban bullying mengalami efek buruk pada aspek fisik dan psikologis mereka. Untuk mencegah
perilaku bullying ini. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan ide-ide pencegahan bullying dengan
menggunakan layanan bimbingan konseling dan menggunakan konseling individu untuk mencegah
kasus bullying di sekolah. Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode penelitian kepustakaan. Metode
pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah metode dokumentasi. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah analisis isi. Hasil dari penelitian ini adalah, faktor apa saja yang menjadi
penyebab terjadinya kasus bullying, dan bagaimana kasus bullying terjadi dengan bantuan konselor
melalui layanan konseling dan konseling individu.
Kaya Kunci: Bimbingan Konseling, mencegah, bullying

Studi Kepustakaan Peran Bimbingan


Konseling dalam Mencegah Kasus Bullying
Siti Nurajijah, Zulaehatus Sofiyah
di Sekolah
23
JIECO: Journal of Islamic Education Counseling, Vol 1. No. 2 Juni 2022 e-ISSN :2808-0203
p-ISSN :2808-0068

Pendahuluan sebuah perundungan yang mengakibatkan


perkelahian dan pertikaian karena tidak
Masa remaja adalah masa di mana terima dengan temannya yang terus-
remaja mencari jati dirinya. Selain mencari menerus merundungnya.
jati diri, rasa ingin tahu pada remaja
semakin tinggi. Tak jarang banyak remaja Di lingkungan sekolah terdapat
yang terbawa pergaulan yang salah. Selain berbagai karakter siswa yang beragam.
itu, masa remaja merupakan masa Perilaku siswa pun ada yang negatif dan ada
peralihan, di mana rasa ingin tahu akan yang positif. Salah satu contoh perilaku
sesuatu semakin besar. Dan rasa ingin tahu yang negatif adalah adanya perilaku
itu bisa didapat dari lingkungan sekitarnya, bullying di mana yang kuat mengintimidasi
seperti: lingkungan sekolah, lingkungan yang lemah, sehingga korban bullying
keluarga dan lingkungan masyarakat. merasa tidak percaya diri, merasa
Pengetahuan yang baru didapat remaja ketakutan, dan merasa terintimidasi oleh
tersebut bisa diterima dan ditanggapi oleh pelaku bullying. Hal ini tentu akan sangat
masing-masing individu sesuai berpengaruh terhadap prestasi atau hasil
kepribadiannya. Akan tetapi, menerima dan belajar siswa—korban bullying. Selain itu
mengetahui pengetahuan baru tersebut dapat menghambat proses perkembangan
merupakan tantangan tersendiri bagi remaja korban bullying dalam proses pembelajaran
dalam perkembangan kepribadiannya yang di sekolah.
dibentuk dari lingkungan keluarga, Menurut (Sullivan, 2011) Bullying
masyarakat, maupun lingkungan sekolah. merupakan aksi agresi atau tindakan
Menurut (Priyatna, 2013) Bullying manipulasi dan pengucilan yang disengaja,
yaitu tindakan yang dilakukan oleh si dengan dilakukan secara berulang-ulang
pelaku pada korbannya dengan sengaja oleh satu orang atau lebih terhadap orang
tanpa adanya kelalaian. Dan Tindakan lain.
tersebut benar-benar murni disengaja. Bullying adalah tindakan menyakiti
Karakter bullying biasa terjadi karena atau merundung individu baik secara
pelaku merasa memiliki popularitas di verbal, fisik, atau psikis dan perilaku
kalangan siswa. Selain itu, adanya bullying juga bisa melalui media sosial
kesenjangan di antara siswa, bisa karena iri, (cyberbullying). Sehingga, korban akan
ingin mempermalukan atau balas dendam. merasa depresi, trauma, bahkan pasrah.
Dan kebanyakan pelaku bullying itu juga Dan juga banyak kasus bunuh diri karena
ada yang tidak sadar bahwa ia sudah mem- perundungan. Seorang yang melakukan
bully. Hal itu bisa terjadi saat bercanda bullying tidak mengenal gender, jenis
dengan temannya, pelaku bullying kelamin, dan umur.
mengolok-olok, merendahkan, mengejek,
dan mengucilkan. Saat mem-bully pelaku Kasus pelaku bullying tidak hanya
hanya menganggap itu sebuah lelucon atau terjadi antar teman sejawat, tetapi ada juga
hanya sebuah candaan. Namun, bagi si dari kakak kelas terhadap adik tingkatnya.
korban perbuatan tersebut merupakan Sehingga korban akan merasa takut dan
Studi Kepustakaan Peran Bimbingan
Konseling dalam Mencegah Kasus Bullying
Siti Nurajijah, Zulaehatus Sofiyah
di Sekolah
24
JIECO: Journal of Islamic Education Counseling, Vol 1. No. 2 Juni 2022 e-ISSN :2808-0203
p-ISSN :2808-0068

trauma. Banyak juga korban bullying yang bahkan sampai depresi ingin bunuh diri dan
bolos atau tidak masuk sekolah karena takut melakukan sesuatu hal di luar kendali.
di-bully. Banyak sekali dampak yang
Menurut (Rohani dan Tamsil, 2021)
disebabkan oleh pelaku bullying. Oleh
yang dikutip oleh (Wiyani, 2012) paparan
karena itu, perlu adanya pencegahan untuk
hasil dari penelitian menunjukkan banyak
mengentaskan masalah tersebut.
dampak yang terjadi pada korban individu
Dampak bullying yang dikemukakan yang mengalami bullying. Korban biasanya
(Rohani dan Tamsil, 2021) dalam akan mengalami kesulitan dalam bergaul
penelitian (Yandri, 2014) ada beberapa karena memiliki rasa ketakutan dan trauma
dampak yang cukup memprihatinkan akibat yang tinggi, di mana korban merasa takut
adanya kekerasan fisik, baik berupa luka, ketika hendak berangkat ke sekolah. Hal ini
memar, lebam, dan rasa sakit yang timbul tentunya mengakibatkan absensi siswa
di seluruh bagian tubuh si korban. menjadi buruk dan tertinggal banyak
Kemudian dampak psikis yang ditimbulkan pelajaran. Bukan hanya itu, korban juga
dari perilaku bullying ini dapat berupa akan mengalami kesulitan fokus dalam
kondisi adaptasi yang buruk dan efeknya mengikuti pembelajaran di sekolah. Selain
bisa jangka panjang terhadap si korban pembelajaran terganggu, kesehatan mental
bullying ini. Dampak yang ditimbulkan dari maupun fisik korban pun ikut terpengaruh
perilaku bullying antara lain: siswa menjadi baik itu dalam jangka panjang maupun
pendiam atau murung, merasa ketakutan, jangka pendek. Oleh karena itu, perilaku
mudah cemas, menjadi seseorang yang bullying di sekolah akan menimbulkan
suka individualis, mengalami tingkat dampak yang buruk pada siswa yang
kegelisahan yang tinggi dan sering menjadi korbannya.
berbohong.
Peran seorang konselor di sekolah
Menurut (Diniaty, 2018) dampak sangat penting, terutama dalam mencegah
psikologis yang paling ekstrem adalah terjadinya perilaku bullying yang dilakukan
kemungkinan timbulnya gangguan oleh siswa di sekolah. Maka dari itu, peran
psikologis pada diri korban berupa: rasa guru bimbingan dan konseling dalam
takut, depresi, ingin bunuh diri, dan gejala- mencegah perilaku bullying di lingkungan
gejala stres pasca trauma (post-traumatic sekolah sangat dibutuhkan dengan
stress disorder). Bukan hanya itu, korban memberikan bantuan layanan bimbingan
juga akan mengalami perasaan tertekan, konseling dan menggunakan konseling
takut bertemu dengan pelaku bullying, individual untuk mengentaskan perilaku
bullying.

Metode Penelitian Menurut (Arum, 2019) di dalam buku


(Sugiyono, 2012) penelitian ini

Studi Kepustakaan Peran Bimbingan


Konseling dalam Mencegah Kasus Bullying
Siti Nurajijah, Zulaehatus Sofiyah
di Sekolah
25
JIECO: Journal of Islamic Education Counseling, Vol 1. No. 2 Juni 2022 e-ISSN :2808-0203
p-ISSN :2808-0068

menggunakan jenis penelitian yang berupa skema/peta penulisan, dan format catatan
studi kepustakaan (library research). Studi penelitian.
pustaka berkaitan dengan kajian teoretis
Teknik analisis data yang digunakan
dan beberapa referensi yang tidak akan
dalam penelitian kepustakaan ini adalah
lepas dari literatur-literatur ilmiah. Adapun
metode analisis isi (content analysis).
langkah-langkah penelitian kepustakaan
Penelitian ini disusun atas prinsip
yang akan dilakukan dalam penelitian ini,
kesederhanaan dan kemudahan. Prinsip
menurut (Zed, 2004) yang dikutip oleh
tersebut dipilih mengingat keterbatasan
(Arum, 2019) meliputi;1) persiapan
kemampuan peneliti yang belum mampu
kelengkapan alat, 2) menyusun bibliografi
melakukan kajian pustaka secara mendalam
kerja, 3) mengatur waktu, 4) membaca dan
dan lebih detail. Selain itu, tujuan dari
membuat catatan penelitian.
penggunaan asas kesederhanaan dan
Instrumen penelitian yang digunakan kemudahan adalah mempermudah
peneliti adalah daftar check-list klasifikasi pembaca memahami inti isi mengenai
bahan penelitian berdasarkan fokus kajian, pencegahan bimbingan dan konseling
dalam mencegah terjadinya kasus bullying.

Hasil Dan Pembahasan dirinya. Atau bisa juga karena kesal dan
ingin balas dendam, seorang anak
1. Hasil
melampiaskannya ke orang lain.
A. Faktor-faktor Penyebab
Terjadinya Kasus Bullying b. Faktor sekolah

Berikut ada beberapa faktor penyebab Selain dari lingkungan keluarga ada
terjadinya kasus bullying menurut juga faktor perilaku Bullying yang
(Ramdani,2016) yang di kutip oleh disebabkan oleh lingkungan sekolah yang
sering memberikan masukan negatif
(Setiawan, 2014) sebagai berikut.
kepada siswanya, seperti adanya hukuman
a. Faktor Keluarga yang tidak membangun sehingga tidak
Kasus bullying biasanya terjadi saat mengembangkan rasa menghargai dan
seorang anak yang melihat orang tuanya menghormati antara sesama anggota
atau saudaranya melakukan perilaku sekolah. Selain itu ada juga faktor karena
bullying, tanpa di sadari si anak pun senioritas. Hal ini sering terjadi di sekolah-
biasanya akan mengembangkan perilaku sekolah pada umumnya.
bullying. Contohnya, ketika seorang anak c. Faktor teman sebaya
menerima pesan negatif berupa hukuman
fisik di rumah, dengan pengalaman tersebut Faktor yang terakhir berasal dari
si anak cenderung akan lebih dulu teman sebaya. Salah satu faktor yang paling
menyerang orang lain sebelum mereka mempengaruhi perilaku bullying adalah
diserang. Bullying dimaknai oleh anak teman sejawat. Hal ini dilakukan atas dasar
sebagai sebuah kekuatan untuk melindungi adanya keinginan diakui dan diterima oleh
diri dari lingkungan yang mengancam kelompok sosial, meskipun individu

Studi Kepustakaan Peran Bimbingan


Konseling dalam Mencegah Kasus Bullying
Siti Nurajijah, Zulaehatus Sofiyah
di Sekolah
26
JIECO: Journal of Islamic Education Counseling, Vol 1. No. 2 Juni 2022 e-ISSN :2808-0203
p-ISSN :2808-0068

tersebut tidak sesuai dengan persepsi dalam bidang pribadi, sosial, belajar
kelompok tersebut. maupun karier berdasarkan informasi yang
diperolehnya yang memadai. Selain itu
Berdasarkan penjelasan di atas dapat
layanan informasi berfungsi untuk
disimpulkan bahwa keluarga adalah faktor
pencegahan dan pemahaman.
yang paling utama penyebab terjadinya
perilaku bullying. Setelah lingkungan Menurut (Ramdani, 2016) dalam
keluarga anak akan melakukan perilaku buku Priyatno (2012: 50) mengemukakan
bullying di sekolah. Hanya saja faktor- bahwa layanan informasi berusaha
faktor yang terjadi di sekolah adalah memenuhi kekurangan individu akan
pemicu faktor perilaku bullying di rumah. informasi yang mereka perlukan. Informasi
Dalam kasus bullying yang terjadi di itu kemudian diolah dan digunakan oleh
lingkungan keluarga, anak akan individu untuk kepentingan hidup dan
mempunyai persepsi dan mempelajari perkembangannya. Berdasarkan hal
bahwa perilaku bullying itu diwajarkan. tersebut, layanan ini dapat membantu siswa
Lantaran ia juga mendapatkan perlakuan mengerti tentang bahaya atau efek dari
seperti itu dan tidak mendapatkan perilaku bullying sesuai informasi yang
dukungan. Oleh karena itu, perilaku diberikan oleh guru Bimbingan Konseling
bullying tertanam sejak dini di dalam diri atau konselor. Selanjutnya layanan yang
anak. dapat diberikan oleh guru Bimbingan
Konseling atau konselor yaitu layanan
B. Peran Bimbingan dan Konseling
konseling perorangan yang memungkinkan
dalam Mencegah Terjadinya Kasus
siswa mendapatkan layanan langsung tatap
Bullying
muka (secara perorangan) untuk
Dalam mencegah terjadinya kasus mengentaskan permasalahan yang
bullying di sekolah ada beberapa alternatif dihadapinya dan perkembangan dirinya.
yang bisa digunakan, seperti layanan
bimbingan dan konseling dan konseling Menurut (Ramdani, 2016) yang
individual. Menurut (Ramdani, 2016) yang mengutip dari buku Prayitno (2012: 105)
dikutip dalam buku (Prayitno 2012: 253) mengemukakan konseling perorangan
tugas guru Bimbingan Konseling atau merupakan layanan konseling yang
konselor dalam pelayanan konseling antara diselenggarakan oleh seorang konselor
lain membantu mengatasi masalah melalui terhadap seorang klien dalam rangka
berbagai jenis layanan. Layanan informasi pengentasan masalah pribadi klien. Jadi,
merupakan layanan bimbingan dan layanan ini dapat membantu siswa per
konseling yang memungkinkan siswa individu dalam mengentaskan masalah
menerima dan memahami berbagai tentang bullying yang dibantu oleh guru BK
informasi (seperti: informasi belajar, atau konselor.
pergaulan, karier, dan pendidikan lanjutan). Lebih lanjut Layanan konseling
Tujuan layanan informasi adalah individual perlu untuk dilakukan karena
membantu siswa agar dapat mengambil memungkinkan siswa memperoleh
keputusan secara tepat tentang sesuatu, kesempatan untuk pembahasan dan
Studi Kepustakaan Peran Bimbingan
Konseling dalam Mencegah Kasus Bullying
Siti Nurajijah, Zulaehatus Sofiyah
di Sekolah
27
JIECO: Journal of Islamic Education Counseling, Vol 1. No. 2 Juni 2022 e-ISSN :2808-0203
p-ISSN :2808-0068

pengentasan permasalahan pribadi melalui 10. Memiliki kotak masalah sekolah tempat
konseling individual, dengan tujuan agar anak-anak dapat melaporkan masalah,
siswa dapat memperoleh kesempatan untuk kekhawatiran dan menawarkan saran.
pembahasan dan mengentaskan
11. Mengajarkan kegiatan pembelajaran
permasalahan pribadi tentang perilaku
kooperatif.
bullying melalui konseling individual.
Selain itu, konselor sekolah perlu bicara 12. Membantu pengganggu dengan
dengan korban bullying dengan melakukan pengendalian amarah dan pengembangan
konseling individual membahas segala apa empati.
yang telah terjadi. Strategi yang dapat
13. Mendorong hubungan teman sebaya
diperhatikan konselor dalam mengatasi
yang positif.
permasalahan bullying di sekolah. Menurut
kutipan buku (Diniaty, 2018) dalam 14. Menawarkan berbagai ekstrakurikuler
penelitian yang dilakukan Olweus, dkk aktif yang menarik bagi berbagai minat.
yaitu :
15. Ajari anak Anda untuk membela diri
1. Pastikan orang dewasa mengetahui apa secara verbal dan fisik, jika diperlukan.
yang terjadi pada anak-anak mereka.
16. Ingatlah berbagai kemungkinan
2. jelaskan bahwa intimidasi tidak pernah penyebab: mis. Medis. Psikiatrik,
dapat diterima. Fisiologis, perkembangan, masalah
keluarga, dll.
3. mengakui bahwa intimidasi dapat terjadi
di semua tingkatan dalam hierarki sekolah. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan konselor dalam konteks harus
4. Mengadakan hari konferensi sekolah
bisa menjalankan fungsi advokasi ketika
atau forum yang ditujukan untuk pelaku
menangani masalah bullying serta perlu
atau korban masalah.
melakukan kegiatan “politik“ yaitu
5.Tingkatkan pengawasan orang dewasa di melakukan berbagai pendekatan-
halaman, aula, dan kamar kecil, lebih pendekatan untuk pengambil kebijakan
banyak lagi pengawasan. agar bisa memberantas pelaku bullying agar
mereka juga jera dan tidak mengulang
6. Menekankan kepedulian, rasa hormat
kembali perbuatan mereka. Perhatian dan
dan keamanan.
empati kepada pelaku bullying perlu
7. Menekankan konsekuensi menyakiti diberikan di samping kontrol dan
orang lain. meminimalkan peluang-peluang terjadinya
penindasan. Selain itu kerja sama dengan
8. Menegakkan konsekuensi yang
berbagai pihak seperti kepala sekolah,
konsisten dan segera untuk perilaku agresif.
wakil kurikulum, dan guru mata pelajaran
9. Meningkatkan komunikasi antara serta orang tua perlu dilakukan oleh
administrator sekolah, guru, orang tua, dan konselor sekolah. Hal ini penting, agar
siswa. koordinasi dan supervisi terhadap
pemberantasan kasus bullying benar-benar
Studi Kepustakaan Peran Bimbingan
Konseling dalam Mencegah Kasus Bullying
Siti Nurajijah, Zulaehatus Sofiyah
di Sekolah
28
JIECO: Journal of Islamic Education Counseling, Vol 1. No. 2 Juni 2022 e-ISSN :2808-0203
p-ISSN :2808-0068

terjalin sehingga bullying tidak menjadi DAFTAR PUSTAKA


tradisi dan hal yang dianggap biasa atau
Priyatna, A. (2013). Lets End Bullying.
wajar. Elex Media Komputindo.
Kesimpulan Sullivan, K. (2010). The Anti-Bullying
Handbook. Sage.
Di sekolah banyak sekali terjadi
kasus bullying, di mana perilaku bullying Diniaty, A. (2018). Dinamika Perubahan
itu sendiri terjadi karena beberapa faktor, Dalam Konseling: Memahami
salah satunya faktor keluarga yang menjadi Permasalahan Klien Dan
Penanganannya.
pemicu utama terjadinya korban bullying di
sekolah. Selain itu, dampak perilaku Ramdani, R. (2016). Peran Guru
bullying sangat merugikan individu. Bk/Konselor Dalam Mengentaskan
Dampak tersebut bisa berpengaruh ke aspek Perilaku Bullying Participant Of
The Teachers Bk/Counselors To
fisik maupun psikis. Baik dalam jangka
Alleviate Bullying
pendek atau jangka panjang. Untuk Behavior. Cahaya
mengentaskan perilaku bullying maka guru Pendidikan, 2(1).
Bimbingan Konseling atau konselor harus
Putri, A. E. (2019). Evaluasi Program
melakukan beberapa upaya melalui layanan
Bimbingan Dan Konseling: Sebuah
bimbingan konseling maupun konseling Studi Pustaka. Jurnal Bimbingan
individual. Hal ini dilakukan untuk Konseling Indonesia, 4(2), 39-42.
menyadarkan siswa agar bisa menghindari
Gultom, R. (2021). Peran Guru Bimbingan
perilaku bullying.
Dan Konseling Dalam Mencegah
Perilaku Bullying Siswa Kelas X
Ips 2 Di Sma Hang Tuah 4 Surabaya
Tahun Ajaran 2020/2021. Helper:
Jurnal Bimbingan Dan
Konseling, 38(2), 79-87..

Studi Kepustakaan Peran Bimbingan


Konseling dalam Mencegah Kasus Bullying
Siti Nurajijah, Zulaehatus Sofiyah
di Sekolah
29

Anda mungkin juga menyukai