Abstrak
Setiap individu pasti memiliki self esteem pada dirinya karena hal ini berkaitan dengan membentuk identitas diri
dan memiliki kaitan erat dengan dunia remaja dalam menilai atau mengevaluasi diri. Korban maupun pelaku
bullying akan memiliki tingkat self esteem yang berbeda-beda, karena setiap individu memiliki penilaian diri yang
berbeda. Maka dari itu tujuan penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan tingkat self esteem siswa korban
bullying dan pelaku bullying kelas XI MA Roudlotul Banat Taman Sidoarjo. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas XI MA Roudlotul Banat Taman Sidoarjo. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan kuisioner psikologis self esteem yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Dalam uji validitas
didapatkan hasil 40 item dinyatakan valid dan terdapat 8 item dinyatakan tidak valid.Teknik pengambilan sampel
adalah purposive sampling, sehingga siswa yang dipilih sesuai kriteria dalam penelitian ini adalah 6 siswa korban
bullying dan 4 siswa pelaku bullying. Teknik analsis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Mann-
Whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,01 < 0,05. Maka dapat
dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan
tingkat self esteem siswa korban bullying dengan pelaku bullying.
Kata kunci : Korban Bullying, Pelaku Bullying, Self-Esteem
Abstract
Every individual must have self-esteem in himself because this is related to forming self-identity and has a close
relationship with the world of adolescents in assessing or evaluating themselves. Victims and perpetrators of
bullying will have different levels of self-esteem because each individual has a different self-assessment.
Therefore the purpose of this study was to examine the differences in the level of self-esteem of students who
were victims of bullying and those who bullied class XI MA Roudlotul Banat Taman Sidoarjo. The method used
in this research is descriptive comparative research with a quantitative approach. The subjects of this study were
students of class XI MA Roudlotul Banat Taman Sidoarjo. Data collection techniques were carried out by
researchers using psychological self-esteem questionnaires that have been tested for validity and reliability. In the
validity test, the results obtained were 40 items declared valid and 8 items declared invalid. The sampling
technique was purposive sampling, so the students selected according to the criteria in this study were 6 students
who were victims of bullying and 4 students who were perpetrators of bullying. The data analysis technique used
in this study is the Mann-Whitney test. The results of this study indicate the value of Asymp. Sig. (2-tailed) of
0.01 <0.05. Then it can be stated that Ho is rejected and Ha is accepted. Thus it can be said that there are
differences in the level of self-esteem of students who are victims of bullying and those who do it.
Keywords: Victims of bullying, perpetrators of bullying, self-esteem
96
Self Esteem pada Siswa Korban Bullying, Pelaku Bullying
kalangan remaja yang patut dijadikan perhatian oleh 2019); (b) Bullying secara sosial, tindakan ini
berbagai pihak. mengakibatkan rusaknya reputasi seseorang atau
Dari berbagai macam permasalahan yang hubungan. Intimidasi sosial ini misalnya, mengajak
ada di lingkungan sekolah seringkali masih dijumpai anak-anak lain untuk tidak berteman dengan
perilaku bullying. Perilaku bullying telah menjadi sesorang, menyebarkan rumor tentang seseorang,
menjadi masalah yang sering dijumpai di sekolah. mempermalukan seseorang di depan umum (Nasir,
Perilaku bullying sendiri telah menjadi bagian dari 2018); (c) Cyberbullying, yaitu Bullying
dinamika sekolah dalam kurun waktu yang cukup menggunakan telepon seluler atau internet. Bentuk
lama. Berdasarkan catatan KPAI selama tahun 2021 dan metode tindakan Cyberbullying berupa pesan
sendiri masih tercatat 17 kasus bullying yang ancaman melalui email, mengunggah foto yang
melibatkan siswa dan pendidik (KPAI, 2021). mempermalukan korban, membuat status web untuk
Secara umum bullying lebih dikenal dengan istilah menyebar fitnah dan mengolok-olok korban hingga
pengolok-olokan, pengucilan, intimidasi. Bullying mengakses akun jejaring sosial orang lain untuk
biasanya dilakukan seseorang yang merasa dirinya mengancam korban dan membuat masalah (Nasir,
lebih kuat atau berkuasa kepada korbannya yaitu 2018); (d) Bullying secara fisik, tindakan ini
seseorang yang lebih lemah atau kurang percaya menyakiti seseorang secara fisik, intimidasi fisik ini
diri. meliputi misalnya, memukul, menggigit,
Sebuah tindakan dapat dikategorikan mendorong, menjambak, menginjak, mencubit,
perilaku bullying jika diniatkan untuk melukai atau mencakar, memeras, menjewer dan mecekik
mencederai target (Chakrawati, 2015). Tidak hanya (Hertinjung, 2013).
melukai secara fisik, tetapi juga psikis. Saat target Perilaku bullying tentunya merupakan
terluka, pelaku akan merasa senang melihat sebuah kasus kekerasan yang mencoreng citra
penderitaan targetnya. Pendapat yang hampir sama pendidikan yang dimana setiap perilaku agresif,
juga dikemukakan oleh Priyatna dalam (Andri, apapun bentuknya pasti memiliki dampak buruk
2010) Bullying merupakan perilaku agresif dengan bagi korbannya. Hal ini disebabkan adanya
menyakiti, mendominasi dengan unsur kesengajaan ketidakseimbangan kekuasaan sehingga korban
baik secara fisik maupun psikis, serta dilakukan merasa tidak berdaya karena tidak dapat melakukan
dengan cara berulang-ulang. perlawanan.
Bullying “merupakan tindak kekerasan Berdasarkan wawancara yang telah
yang di lakukan oleh seorang siswa atau sekelompok dilakukan kepada 27 siswa dan 7 guru di MA
siswa terhadap teman sebayanya” (Wiyani, 2012). Roudlotul Banat. Diketahui bahwa masih terdapat
Bullying dapat terjadi dalam setiap konteks dimana beberapa kasus bullying yang terjadi di sekolah.
manusia berinteraksi satu sama lain, seperti sekolah, Terdapat kasus bullying secara sosial seperti
keluarga, tempat kerja, rumah dan lingkungan. dikucilkan oleh satu kelasnya sehingga
Bullying lebih pada perasaan superior, mengakibatkan siswa keluar dari sekolah karena dia
sehingga seseorang merasa memiliki hak untuk tidak tahan dengan bullying yang dia alami.
menyakiti, menghina atau mengendalikan orang lain Terdapat juga kasus yang tidak berdampak parah
yang dianggap lemah, rendah, tidak berharga, dan yaitu hanya mengakibatkan siswa menjadi lebih
tidak layak untuk mendapatkan rasa untuk pendiam dan enggan untuk maju berpendapat
menyakiti, menghina atau mengendalikan orang lain dikelas.
yang dianggap lemah, rendah, tidak berharga, dan Berdasarkan informasi tersebut diketahui
tidak layak untuk mendapatkan rasa hormat. terdapat beberapa dampak yang bisa dialami oleh
Bullying merupakan perilaku yang harus dicegah korban bullying yaitu mengalami berbagai macam
terhadap perbedaan dan kebiasaan(Galih, 2020). gangguan yang meliputi kesejahteraan psikologis
Terdapat beberapa jenis bullying yang rendah, dimana korban akan merasa tidak
diantaranya seperti: (a) bullying secara verbal, nyaman, takut, rendah diri, serta dampak yang
misalnya dengan cara berkata-kata atau menuliskan dominan yaitu korban merasa tidak berharga
sesuatu yang bermuatan sindiran, mengejek, sehingga terjadi penyesuaian sosial yang buruk
komentar yang tidak pantas, mengancam, dimana korban merasa takut ke sekolah bahkan tidak
mempermalukan, member panggilan nama yang mau pergi sekolah lagi. Siswa yang yang dibully
buruk, mencela, memaki, memarahi, membentak, secara berulang-ulang akan timbul penilaian diri
memerintah, menyebarkan gosip (Wakhid et al., yang rendah pada dirinya sendiri maupun orang lain.
97
Self Esteem pada Siswa Korban Bullying, Pelaku Bullying
Hal tersebut akan menyebabkan siswa menarik diri jika memiliki self esteem yang kurang. Self esteem
dari lingkungan pergaulannya. Dalam psikologi merupakan salah satu komponen penting bagi
penilaian terhadap diri sendiri dikenal dengan istilah pertumbuhan dan perkembangan individu.
self esteem. Berdasarkan penelitian oleh (Maria &
Self esteem adalah suatu proses membentuk Novianti, 2016) yang meneliti tentang Pengaruh
identitas diri dan memiliki kaitan erat dengan dunia Pola Asuh Dan Bullying Terhadap Harga Diri (Self
remaja yang menilai atau mengevaluasi diri. esteem) Pada Anak Kelompok B TK Di Kota
Perkembangan self esteem pada seorang remaja akan Pekanbaru Tahun 2016, menunjukkan bahwa tingkat
menentukan keberhasilan maupun kegagalannya di Self esteem pelaku bullying lebih tinggi dari pada
masa mendatang (Santrock, 2003). Siswa yang tingkat Self esteem korban bullying. Dibuktikan juga
memiliki self esteem tinggi secara otomatis akan dalam penilitian Pengaruh Social Support dan Self-
memiliki rasa percaya diri yang tinggi, rasa Esteem terhadap Subjective Well-Being Remaja
optimisme yang tinggi, rasa berguna serta rasa Korban Bullying di Pondok Pesantren yang
bahwa kehadirannya diperlukan di lingkungannya. dilakukan oleh (Rahmanillah et al., 2018)
Selain itu remaja yang memiliki self esteem dapat didapatkan bahwa korban bullying memiliki tingkat
mencapai prestasi yang dia dan kebanyakan orang self esteem yang rendah dari pada tingkat self esteem
idamkan, dan pada tahapan selanjutnya, remaja akan pelaku bullying.
termotivasi secara bersungguh-sungguh untuk Berdasarkan latar belakang yang telah
mencapai apa yang dicita-citakan. Sementara itu dipaparkan, rumusan masalah pada penelitian ini
remaja dengan self esteem rendah akan lebih rentan adalah “apakah terdapat perbedaan tingkat self
berperilaku negatif karena self esteem dapat esteem pada korban bullying dengan pelaku bullying
mempengaruhi perilaku seseorang (Clemes & Bean, di MA Roudlotul Banat Taman Sidoarjo?”
2012)
Siswa yang sering mendapat perlakuan METODE PENELITIAN
bullying akan mengakibatkan penilaian negatif Jenis penelitian yang akan dilakukan
terhadap dirinya dan orang lain. Penilai tersebut berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari
seperti siswa menganggap bahwa dirinya tidak penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif
berguna dikarenakan lingkungannya selalu dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian
meremehkan dia. Sehingga siswa korban bullying komparatif adalah penelitian yang difokuskan untuk
akan menjauh dari lingkungannya. Penilaian membandingkan beberapa variabel terikat dengan
terhadap diri sendiri maupun orang lain ini biasa beberapa kelompok subjek memberikan pengaruh
disebut dengan harga diri. Self esteem pada remaja yang berbeda (Sugiyono, 2017).
sering dikaitkan dengan pencarian identitas diri Peneliti memilih metode kuesioner untuk
dengan berusaha mencari status sebagai seorang memperoleh data yang dibutuhan dan sesuai dengan
yang berdiri sendiri tanpa bantuan orang tua tujuan penelitian. Dalam kuisioner ini disediakan 2
(Mujiyati, 2015). alternatif jawaban yaitu Ya dan Tidak. Item dalam
Menurut para ahli Lautser sebagai dikutip pernyataan kuisioner tersebut terdiri dari item-item
oleh (Komalasari et al., 2011), bahwasannya Self yang favorable atau item yang menilai positif
Esteem merupakan suatu sikap atau keyakinan atas terhadap pernyataan dalam kuisioner tersebut dan
kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan- item-item yang unfavorable atau item yang menilai
tindakanya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk negatif terhadap pernyataan dalam kuisioner
melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan tersebut.
dan tanggung jawab atas perbuatanya, sopan dalam
berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan, Subjek Penelitian
prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan Pada penilitan ini teknik pemilihan sampel
kekurangan diri sendiri. Lauser menggambarkan yang digunakan adalah purposive sampling.
bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri Purposive sampling digunakan untuk mencari
memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri sampel yang sesuai dengan kriteria yang sudah
(toleransi) , tidak membutuhkan dorongan orang ditentukan sebelumnya oleh peniliti (Priyono,
lain, optimis dan bergembira (Marwan, 2013). 2016). Sampel yang diambil pada penelitian ini
Kesuksesan dibidang apapun tidak akan adalah 6 siswa korban bullying dan 4 siswa pelaku
mungkin dicapai oleh seseorang dengan cara mudah bullying kelas XI IPS MA Roudlotul Banat Taman
Sidoarjo. Sampel tersebut didapatkan dari hasil
98
Self Esteem pada Siswa Korban Bullying, Pelaku Bullying
kuisioner yang diberikan kepada siswa yang Hasil dari uji validitas item diketahui bahwa dari 48
dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling MA item terdapat 8 item pernyataan yang tidak valid.
Roudlotul Banat Taman Sidoarjo. Sehingga jumlah item yang harus diisi oleh subjek
sebanyak 40 item.
Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan Skala Psikologis Self esteem
instrumen self esteem. Pengumpulan data pada Indikator No item
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Prediktor
(+) (-)
observasi serta instrumen yang sudah melalui tahap 1. Menerima 1.1 Mensyukuri
uji validitas dan reliabilitas. Instrumen yang diri sendiri Kelebihan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen dimiliki 24 10
psikologis self esteem. Instrumen ini digunakan 1.2 Menyadari
Kekurangan pada
untuk mengukur perasaan konseli dan diri 19
menggambarkan karakter konseli. Indikator pada 1.3 Menerima
Instrumen psikologis self esteem yang disurun Kekurangan yang
dimiliki 34 7
mengacu pada (Maliana, 2016). Instrumen
2. Berfikir 2.1 Tidak
penelitian ini disusun mengacu pada skala guttman. positif membanding-
Instrumen ini memiliki dua pilihan jawaban yaitu Ya bandingkan
dan Tidak. Instrumen terdiri dari dua jenis penyataan dengan orang
lain 28 3,41
yaitu pernyataan favorable dan pernyataan
2.2 Tidak iri
unfavorable. Pernyataan favorable menggambarkan dengan
perilaku yang mendukung variabel yang diukur, kehidupan orang
sedangkan pernyataan Unfavorable lain 5,36
3. Memiliki 3.1 Memiliki
menggambarkan perilaku yang tidak mendukung aktivitas jadwal kegiatan
variabel yang diukur. Di bawah ini merupakan yang sehari-hari 12,37
penentuan skor pada instrumen skala psikologis self cenderung 3.2 Yakin dapat
esteem : untuk melakukan hal-
memperbaiki hal baik 2 4,48
Skor Skala Psikologis Self esteem diri 3.3 Bertanggung
Alternatif Skor jawab dengan
Jawaban Favorable Unfavorable diri sendiri 20,23
3.4 Pekerja keras
Ya 1 0
dalam mencapai
Tidak 0 1 keinginan 16 13
4. Evaluasi 4.1 Melakukan
Sebelum dilakukan penyebaran instrumen diri introspeksi diri
ketika gagal 38
kepada subjek, peniliti akan melakukan uji validitas 4.2 Tidak mudah
dan uji reliabilitas instrumen. Berikut hasil uji putus asa/
reliabilitas instrumen : Optimis 4 26
4.3 Menerima
masukan dari
Uji Reliabilitas orang lain 11
Cronbach's Alpha N of items 5. Aktif 5.1 Mampu
disekitar bersosialisasi
0,715 48 lingkungan dengan baik 43 44
5.2 Mudah
Jika nilai Cronbach’s Alpa > 0,60 maka bergaul dengan
teman 32
instrumen dinyatakan reliabel, dan jika nilai 6. Percaya 6.1 Yakin akan
Cronbach’s Alpha < 0,60 maka instrumen dengan kemampuan diri 9,27
dinyatakan tidak reliabel. Berdasar tabel hasil uji kemampuan
6.2 Berusaha
yang dimiliki
reliabilitas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s melakukan yang
Alpha 0,715 > 0,60 maka instrumen dapat terbaik 17,31
7. 7.1 Mudah
dinyatakan reliabel. Penyesuaian menyesuaikan
diri dengan diri 22 6
Item yang dikatakan valid adalah item yang lingkungan 7.2 Memiliki rasa
menunjukkan nilai signifikansi Pearson < 0,05. toleransi 14
99
Self Esteem pada Siswa Korban Bullying, Pelaku Bullying
100
Self Esteem pada Siswa Korban Bullying, Pelaku Bullying
101
Self Esteem pada Siswa Korban Bullying, Pelaku Bullying
102