Anda di halaman 1dari 6

ABSTRAK

Hubungan pertemanan adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan remaja,
karena mereka mulai mengembangkan identitas sosial dan mencari jati diri mereka melalui
interaksi sosial dengan teman sebaya, di sinilah peran BK dalam menghadapi problematika
pertemanan remaja menjadi sangat penting di kalangan remaja dan teman sebaya, Masa remaja
adalah waktu rentan dalam hidupnya di mana pada masa ini remaja sekarang berusaha mencoba
menemukan identitas jati diri mereka pada masa perkembangannya sedangkan teman sebaya
adalah anak-anak atau remaja yang usia dan kematangan cara berpikir hal yang sama, remaja
yang introvert umumnya mempunyai teman yang sedikit, tetapi persahabatan mereka lebih
akrab, di sekolah, remaja mulai membentuk persahabatan dengan teman sebaya yang sekaligus
dapat membantu perkembangan kognitif, para ahli di sekolah seperti guru, pembimbing, dan
psikolog sekolah memainkan peran yang penting untuk 4 memberi dukungan kepada mereka,
bimbingan konseling adalah bantuan untuk siswa sendiri atau kelompok untuk agar mampu
memecahkan masalah yang mereka hadapi dan mampu mengembangkan ideal dalam kehidupan
pribadi, sosial, studi dan profesional dari segi pentingnya bimbingan dan konseling yang
mendalam sudah jelas kebutuhan akan bimbingan dan nasehat sangat besar untuk memantapkan
arah generasi muda yang masih hidup.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami
pergaulan remaja dan teman sebaya, Metode yang di gunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif untuk mencari kebenaran relative, hasil dari penelitian ini adalah terdapat beberapa
factor yang menjadi penyebab masalah pertemanan pada siswa MTs 7 Tulungagung di antaranya
adalah Setiap remaja memiliki lingkungan yang berbeda-beda serta latar belakang ekonomi yang
berbeda, pergaulan, keluarga, dan pendidikan, Media sosial telah mengubah cara berpikir,
berkomunikasi, dan berinteraksi para remaja dengan orang lain, Salah satu permasalahan yang
terjadi pada siswa di sekolah adalah permasalahan interaksi sosial dengan teman sebaya.

Kata kunci: BK, Pertemanan, Remaja


ABSTRAK
Dakwah adalah mengajak atau menyeru oranglain berada di jalan yang Allah, Dakwah juga
merupakan bagian yang tak dapat di pisahkan dari sejarah perkembangan islam, Pemahaman
tentang hakikat dakwah sangat di perlukan sebab etika dakwah merupakan landasan filosofis dan
normative untuk menggerakkan dakwah dengan berbagai kalangan masyarakat salah satunya
masyarakat modern, masyarakat modern merupakan masyarakat yang sebagian besar warga nya
mempunyai orientasi nilai budaya kearah peradaban masa kin, Dalam situasi masyarakat yang
demikian alur perkembangan dalam era globalisasi dakwah sebagai pembimbing manusia yang
benar. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memahami definisi dakwah, mengtahui
sifat-sifat yang menyebabkan gagalnya dakwah, seperti apa dakwah di tengah budaya global,
mengetahui apa saja problematika sputar pendakwah, dan upaya menjawab tantangan
problematika dakwah tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah dakwah merupakan ajakan kepada
orang lain berada di jalan Allah SWT, ada beberapa sifat yang menybabkan gagalnya dakwah
diantaranya tutur, isfraaf, kafarrut, ittiba’ ul-hawa, faudhal wakti, dan al mira waj al,

KATAKUNCI : Dakwah,Globalisasi,Problematika
Bullying
Oleh: Muhammad Ridlo Fani Dzakiy Ilmawan

PENDAHULUAN
Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang disengaja dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap
seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah (Soetjipto, 2012).
Bullying adalah tindakan menindas orang yang kemampuannya di bawah yang menindas.
Bullying sering kali terjadi pada masa anak-anak hingga remaja terutama pada massa
SD,SMP,SMA. Akan tetapi Bullying bisa terjadi di dunia maya melalui media sosial salah
satunya hate coment. Prilaku Bullying ini dapat terjadi karna termotivasi dengan lingkungannya.
Menurut Semai Jiwa Amini (Sejiwa, 2008) dampak yang terjadi akibat perilaku bullying ialah
menyendiri, menangis, minta pindah sekolah, konsentrasi anak berkurang, prestasi belajar
menurun, tidak mau bersosialisasi, anak jadi penakut, gelisah, berbohong, depresi, menjadi
pendiam, tidak bersemangat, menyendiri, sensitif, cemas, mudah tersinggung, hingga
menimbulkan gangguan mental.
PEMBAHASAN
Faktor Penyebab Bullying, Bullying dapat terjadi dimana saja, di perkotaan, pedesaan,
sekolah negeri, sekolah swasta, di waktu sekolah maupun di luar waktu sekolah. Bullying terjadi
karena interaksi dari berbagai factor yang dapat berasal dari pelaku, korban dan lingkungan
dimana bullying tersebut terjadi. Pada umumnya, factor resiko anak korban bullying yaitu:
dianggap“berbeda”, misalnya memiliki ciri fisik tertentu yang mencolok seeprti lebih
kurus,gemuk, tinggi, atau pendek dibandingkan dengan yang lain, berbeda dalam status ekonomi,
memiliki hobi yang tidak lazim, atau menjadi siswa/ siwi baru, dianggap lemah atau tidak dapat
membela diri, memiliki rasa percaya diri yang rendah, kurang popular dibandingkan denga yang
lain, tidak memiliki banyak teman.
Sedangkan untuk pelaku bullying meliputi beberapa karakteristik seperti: peduli dengan
popularitas, memiliki banyak teman, dan senang menjadi pemimpin diantara temantemannya.
Mereka dapat berasal dari keluarga yang berkecukupan, memiliki rasa percaya diri tinggi, dan
memiliki prestasi bagus di sekolah. Biasanya mereka melakukan bullying untuk meningkatkan
status dan popularitas di antara teman-teman mereka, pernah menjadi korban bullying sehingga
mengalami kesulitan diterima dalam pergaulan, kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah,
mudah terbawa emosi, merasa kesepian dan mengalami depresi, memiliki rasa percaya diri yang
rendah, atau mudah dipengaruhi oleh teman-temannya. Mereka dapat menjadi pelaku bullying
karena mengikuti perilaku teman-teman mereka yang bullying, baik secara sadar maupun tidak
sadar.(Yuyarti, 2018, hlm 55-56)
Bulliying dikelompokkan jadi beberapa kategori diantaranya adalah : kontak fisik
langsung (memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang
dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang
dimiliki orang lain), kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan,
mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs),
mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip), Perilaku non-verbal
langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang
merendahkan, mengejek, atau mengancam; biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal),
Perilaku non-verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan
sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng),
Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal), (Sulisrudatin, 2015,
hlm 60)
Upaya mencegah dan mengatasi bullying di sekolah bisa dimulai dengan langkah-
langkah berikut Menciptakan Budaya Sekolah yang Beratmosfer Belajar yang Baik
(Menciptakan budaya sekolah yang beratmosfer belajar tanpa rasa takut, melalui pendidikan
karakter, menciptakan kebijakan pencegahan bullying di sekolah dengan melibatkan siswa,
menciptakan sekolah model penerapan sistem anti- bullying, serta membangun kesadaran tentang
bullying dan pencegahannya kepada stakeholders sampai ke tingkat rumah tangga dan tempat
tinggal ), Menata Lingkungan Sekolah Dengan Baik (nyaman juga merupakan faktor yang sangat
berpengaruh dan akan membantu untuk pencegahan bullying), Dukungan Sekolah terhadap
Kegiatan Positif Siswa (Sekolah sebaiknya mendukung kelompok-kelompok kegiatan agar
diikuti oleh seluruh siswa. Selanjutnya sekolah menyediakan akses pengaduan atau forum dialog
antara siswa dan sekolah, atau orang tua dan sekolah, dan membangun aturan sekolah dan sanksi
yang jelas terhadap tindakan bullying), (Rachma, 2022)
Dalam pencegahan perilaku bullying guru menjelaskan kepada peserta didik untuk selalu
berbuat baik dengan sesama, selalu memotivasi untuk berperilaku baik dan memberi hukuman
yang mendidik kepada para pelaku bullying dan memberi mereka motivasi untuk tidak
melakukan bullying lagi. Perilaku bullying di sekolah dapat dicegah dengan membetuk
kepribadian dan karakter yang baik bagi siswa-siswi. Guru selalu memberi peringatan dengan
tegas ketika terjadi perilaku bullying. Guru sangat penting dalam memberi peranan dan contoh
baik dalam mengurangi perilaku bullying peserta didik (Hendriati,2009). Dalam penelitian
bahwa perilaku guru memberikan juga pengaruh kepada perilaku bullying peserta didik. Guru
yang memiliki perilaku interpersonal baik akan menurunkan tingkat perilaku bullying pada siswa
sebagaimana menurut (Darajat,2005) Pekerjaan guru dapat dipandang suatu profesi yang secara
keseluruhan harus memiliki kepribadian yang baik dan mental yang tangguh, karena mereka
dapat menjadi contoh bagi siswnya dan masyarakat sekitarnya.( Firmansyah, 2021)
KESIMPULAN
Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang disengaja dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap
seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah, factor korban bullying
memiliki ciri fisik yang mencolok sepertis kurus gemuk dll, status ekonomi yang berbeda, di
anggap lemah, kurang popular, kurang percaya diri. Sedangkan factor pelaku bulliying meliputi
peduli popularitas, miliki banyak teman, dan senang menjadi pemimpim. Bullying di
kelompokkan menjadi beberapa jenis diantaranya kontak fisik langsung, kontak verbal langsung,
dan prilaku non verbal langsung. untuk mencegah bullying kita bisa lakukan beberapa upaya
menciptakan budaya sekolah tanpa rasa takut, ciptakan pencegahan tanpa bullying, menerapkan
sistematik bullying.
DAFTAR RUJUKAN
Yuyarti. 2018. MENGATASI BULLYING MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER. 9 (1). hlm 55-56

Sulisrudatin Nunuk. 2015. KASUS BULLYING DALAM KALANGAN PELAJAR (SUATU TINJAUAN

KRIMINOLOGI). 5 (2). hlm 60.

Rachma, Widya Ayu. 2022. UPAYA PENCEGAHAN BULLYING DI LINGKUP SEKOLAH UPAYA PENCEGAHAN

BULLYING DI LINGKUP SEKOLAH. Jurnal Hukum dan Pembangunan Ekonomi. 10 (2).

Firmansyah, Arif Fitriawan. 2021. Peran Guru Dalam Penanganan Dan Pencegahan Bullying di Tingkat

Sekolah Dasar. Jurnal Al Husna. 2 (3).

Anda mungkin juga menyukai