Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH BULLYING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI REMAJA

Makalah
Untuk memenuhi tugas akhir matakuliah Bahasa Indonesia
yang dibina oleh Bapak Agung Setyawanto, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Muhammad Naufal Ramadhan 215020307111091

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI


FAKULTAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang banyak terjadi kasus bullying, bahkan banyak di bicarakan sehubungan
dengam meluasnya kasus penghinaan yang diserti oleh ejekan di dunia maya maupun secara
langsung, khususnya terhadap remaja. Kasus Bullying dari waktu kewaktu selalu menghantui anak-
anak, remaja maupun orang dewasa.
Bullying Merupakan suatu hasrat mengintimidasi seseorang yang berbeda dan lebih lemah,
kasus ini terjadi disegala usia tetapi lebih banyak terjadi pada kalangan remaja, di daerah sekolah
maupun lingkungan masyrakat.
Kasus bullying ini dapat menyebabkan menurunnya kepercayaan diri seseorang bahkan bisa
menyebabkan terjadinya depresi terhadap korban. Tidak diragukan lagi di Indonesia banyak
terjadinya kasus bunuh diri yang disebabkan oleh kasus bullying menurut hasil survei dari “Global
Schoola-Based Student Health Survey di Indonesia pada 2015 menyatakan terdapat 1 dari 20 remaja
pernah merasa ingin bunuh diri. Ide bunuh diri mencapai 5,9 persen pada remaja perempuan dan 3,4
persen pada remaja laki-laki. Sebanyak 20,7 persen remaja yang telah mengalami bullying”.
Dalam kasus ini saya akan mebeberkan beberapa informasi mengenai dampak kasus bullying
khususnya yaitu mengurangnya kepercayaan diri pada remaja yang dapat menyebabkan penyakit
mental yaitu depresi hingga bisa terjadinya kasus bunuh diri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan paparan pendahuluan tersebut, maka penulis memfokuskan kajian pada
permasalahan berikut.
1. Apa pengaruh bullying terhadap kepercayaan diri remaja?
2. Bagaimana cara mengatasi kasus bullying ?
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bullying


Bullying berasal dari bahasa inggris yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang
merunduk kesana kemari. Dalam bahasa indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggeretak,
orang yang mengganggu orang yang lemah. Sedangkan menurut para ahli devinisi bullying menurut
Ken Rigby dalam Astuti (2008; 3, dalam aristo, 2009) adalah “sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat
ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara
langsung oleh seseorang atau sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya
berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang”.

2.2 Bentuk Bentuk Bullying


Dalam kasus bulling terdapat berbagai bentuknya tergantung bagaimana pelaku melakukan
kegiatannya seperti apa kepada korban diantaranya sebagai berikut:
1. Phisical Bullying (Bullying Secara Fisik)
Kasus ini terjadi dengan adanya kontak fisik antara pelaku dan korban dan terlihat secara
kasat mata. Kasus ini belakangan kerap terjadi di kalangan remaja terutama di sekolah. Bullying
seperti ini tidak hanya melakukan tendangan, pukulan, atau kekerasan fisik yang melibatkan
perkelahian dua pihak, tetapi juga seperti menjebak seseorang agar orang tersebut tampak bersalah
dengan memberikan obat yang sudah dicampurkan pada minuman sehingga si korban menjadi sakit,
sengaja melukai secara halus, melakukan pelecehan sexual di depan teman sekelas, serta memainkan
alat kesehatan si korban seperti inhealer, kacamata atau yang lainnya. Menurut beberapa pandangan
ini hanya sekedar main-main dan tidak ada unsur kesengajaan, tetapi hal tersebut justru melukai
korban. Ironisnya apabila hal ini dilakukan di sekolah, para guru hanya menganggap bukan masalah
serius dan hanya kejahilan biasa yang dilakukan oleh siswa.
Kasus seperti ini tidak hanya terjadi dalam dunia pendidikan. Di segala lingkungan juga dapat
terjadi. Termasuk dalam keluarga. Contohnya, saat orang tua memukul anak di depan saudara yang
lain atau di depan keluarga yang lain.

2. Verbal Bullying (Bullying secara ucapan)


Kasus ini tidak kasat mata tetapi dapat melukai perasaan sseseorang. Seperti ejekan, hinaan,
celaan, dan sebagainya. Kasus ini tidak hanya membawa masalah fisik namun juga seputar SARA,
etnis, status ekonomi, hingga orientasi seksual. Verbal bullying ini berdampak serius yang pada
akhirnya seseorang merasa tidak percaya diri dan menghindari pergaulan.
Kasus yang berbeda juga kerap ditemukan di lingkungan sekolah atau di lingkungan
keluarga. Ironisnya pelaku dari Verbal bullying ini bukan hanya remaja teteapi orang dewasa yang
seharusnya menjadi pendidik dan panutan si korban. Contoh Verbal Bullying dalam lingkungan
pendidikan adalah guru mengolok – olok seorang siswa di depan kelas atau para siswa yang lain.
Contoh verbal bullying yang ada di lingkungan keluarga adalah memperkatakan hal buruk tentang
anak, atau saat marah memaki anak dan membandingkannya dengan saudaranya.

3. Social Bullying (Bullying secara Sosial)


Bulying secara social sangat kerap terjadi di masyarkat umum, biasanya kegiatan ini
dilakukan oleh masyarakat sekitar tempat tinggal. Bullying seperti ini sangat berbahaya karena dapat
mempengaruhi pendapat orang lain untuk membenci dan menjauhi seeseorang dalam kehidupan
social bermasyarkat. Bullying jenis ini dapat mematikan karakter seseorang. Bullying semacam ini
tidak hanya terjadi dalam lingkungan masyarkat tetapi dalam segala lingkungan seperti lingkungan
pekerjaan dan lingkungan pendidikan.

4. Cyber Bullying (Bullying di Internet)


Karena semakin berkembangnya dunia digital dan dunia maya, maka banyak orang
memanfaatkan teknologi. Mulai daripekerjaan, pendidikan hingga mencari teman mealalui dunia
maya. Sayangnya dengan semakin majunya teknologi semakin banyak orang yang menggunakan
dengan tidak bijak. Banyak yang menyalahgunakan teknologi salah satunya melakukan bullying di
dunia maya atau lebih akrab disebut dengan Cyber Bullying. Banyak para nitizen yang mengolok,
mencaci, memaki di dunia maya bahkan menyuruh seseorang untuk melakukan bunuh diri dengan
sebelumnya menjatuhkan mental si korban dengan ketikan yang menyudutkan, menyakiti dan
mengintimidasi. Hal ini harus mendapat perhatian khusus, karena Cyber bullying ini bedampak
sangat serius karena pembacanya pun bukan hanya kalangan yang mengenal si korban, tetapi orang
lain yang tidak mengenal korban, tetapi opini dan asumsi mereka digiring untuk membenci si korban.

2.3 Pengaruh Bullying Pada Remaja


Bullying bisa pada siapa saja, tetapi lebih sering dialami anak-anak dan remaja. Bullying adalah
masalah serius yang dapat memberi efek yang negative bagi kesehatan secara keseluruhan. Biasanya
pelaku bullying akan melakukan intimidasi terhadap korbannya dan membuat korbannya tidak
berdaya. Selain kesehatan fisik juga berdampak pada kesehatan mental, seperti:
1. Mengalami masalah mental. Bullying dapat memicu perasaan rendah diri, depresi, cemas,
serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Kondisi ini juga menyebabakan si korban memiliki
keinginan untukmenyakiti diri sendiri.
2. Memicu masalah kesehatan, sebab dampak bullyimg bisa membuat si korban beresiko
merusak atau menyakiti diri sendiri, misalnya dengan mengonsumsi makanan tidak sehat atau
hal lain yang bisa berdampak paada kesehatan tubuh.
3. Merasa takut dan malas untuk berangkat ke sekolah. Si korban yang menglami bullying juga
lebih mungkin berbohong untuk menutupi perilaku yang diterimanya.
4. Mengalami penurunan prestasi akademik. Hal ini bisa terjadi akibat korban tidak memiliki
keinginan lagi untuk belajar atau merasa kesulitan untuk focus dalam menerima pelajaran.
5. Berpikiran untuk membalas dendam. Ini adalah dampak bullying yang paling berbahaya.
Sebab korban akan berpikiran untuk melakukan kekerasan pada orang lain sebagai upaya
balas dendam atas perundungan yang dialami.
2.4 Cara Mengatasi Bullying
Bullying dapat dicegah jika anak, orangtua, dan pihak sekolah mau bekerjasama. Bagi orang tua
dapat dapat melakukan pencegahan bullying seperti:
1. Berikan dukungan pada anak Hal pertama yang harus dilakukan orangtua adalah berbicara
dengan anak terutama jika dia menjadi korban bullying.
2. Menjadi panutan yang baik
3. Membekali anak dengan pengetahuan tentang bullying
4. Mendirikan komunitas stop bullying
5. Ajarkan anak untuk melawan bullying
6. Biarkan anak melakukan hobinya
7. Ciptakan lingkungan penuh kasih sayang di rumah
8. Membantu pelaku bullying untuk menghentikan perilaku buruknya
9. Meminta saksi mata untuk tidak takut melaporkan kasus bullying
10. Meingkatkan kesadaran bullying di antara orangtua
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kasus Bullying merupakan kasus yang disebabkan oleh hasrat seseorang unuk menindas yang
lebih lemah dan banyak macam bentuknya tergantung seperti apa Tindakan pelaku melakukan
bullying. Kasus yang sering terjadi pada saat ini yaitu bullying berbentuk cyber atau internet dengan
melontarkan sebuah ejekan yang diselimuti dengan hinaan. Kasus ini akan terjadi diberbagai
kalangan usia tetapi lebih banyak terjadi pada kalangan anak-anak dan remaja.
Bullying dapat mempengaruhi kehidupan setiap orang yang mengalaminya contohnya pada
kalangan anak-anak dan remaja mereka yang terkena bullying akan berkurangnya kepercayaan diri
mereka dalam segala hal bahkan bisa menyebabkan terjadinya trauma berat. Ternyata bullying bisa
dicegah dengan berbagai cara yaitu dengan pencegahan dari pihak orang tua dan pendidikan.
Daftar Pustaka
 Tim CNN Indonesia. 2019. Bullying Jadi Pintu Masuk Ide Bunuh Diri pada Remaja. (online).
(https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191009115236-255-438016/bullying-jadi-
pintu-masuk-ide-bunuh-diri-pada-remaja). Diakses pada tanggal 28 November 2021

 Humaedi Sahadi dkk. 2017. “FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA DALAM


MELAKUKAN BULLYING” Jurnal Penelitian & PPM. ISSN: 2442-448X. Vol 4. No: 2.
Hal: 129- 389. (online) https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/viewFile/14352/6931.
Diakses pada tanggal 1 desember 2021.

 Sya, H, M. 2015. Mensos: Bunuh Diri Anak Indonesia 40 Persen karena Bullying. (online).
(https://www.liputan6.com/news/read/2361551/mensos-bunuh-diri-anak-indonesia-40-
persen-karena-bullying). Diakses pada tanggal 1 Desember 2021

 Novitasari, T. 2017. PENCEGAHAN PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH. (Online).


(https://www.academia.edu/35294966/PENCEGAHAN_PERILAKU_BULLYING_DI_SEK
OLAH). Diakses pada tanggal 4 Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai