Anda di halaman 1dari 6

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum Wr.Wb

1. Sebelum belajar jangan lupa berdoa supaya bimbingan klasik ini berjalan lancer
2. Silahkan isi absen di link di bawah ini
https://forms.gle/9dTvibY8guUWiSjB6
3. Isi evalusi hasil di link dibawah ini
https://forms.gle/xQVeBoFfWaeHCqzV9

AYO BERANTAS BULLYING!

Sebelum kalian mencatat materi di bawah kalian bisa membaca salah satu komik online yang ada
di bawah ini:
1. https://komik.pendidikan.id/online/komik/bullying/
2. https://komik.pendidikan.id/online/komik/ayo_lawan_si_bully/

Setelah membaca materi Ayo Pahami “AYO BERANTAS BULLYING!”


DEFINISI BULLYING
Pengertian bullying, yang juga dikenal dengan istilah perundungan, merupakan perilaku
agresif yang tidak diinginkan di antara anak-anak (khususnya usia sekolah), yang melibatkan
ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban yang terjadi berulang.
Beberapa tindakan yang juga termasuk dalam bullying, di antaranya perbuatan yang dapat
membahayakan anak lain, menyebarkan rumor yang merugikan korban, melakukan penyerangan
secara fisik atau verbal, dan juga mengucilkan anak dari sebuah kelompok secara sengaja.

PERBEDAAN BULLYING DAN CANDAAN


Ada kalanya, bullying dan bercanda tidak bisa dibedakan karena keduanya bisa jadi
bersifat iseng atau mengerjai anak yang menjadi korban. Namun, ada batasan yang sangat
jelas antara bullying dan bercanda.
Bercanda dilakukan anak-anak sebagai
1. Salah satu cara komunikasi dan bentuk interaksi sosial.
2. Dapat mempererat hubungan pertemanan di antara anak karena mereka dapat tertawa
bersama dan menjadi lebih akrab
3. Bentuk candaan mungkin hanya dapat dilakukan pada anak-anak yang berteman akrab

Sementara itu, Perbedaan mencolok pengertian bullying dari candaan adalah


1. Tujuan pelaku yang melakukan perundungan karena perasaan benci dan bermaksud
menyakiti
2. Tujuan melakukan bullying bukanlah untuk membangun hubungan, melainkan untuk
mempermalukan dan menyakiti korban sehingga pelaku merasa lebih hebat
3. Namun, perlu diwaspadai bahwa walaupun bercanda tidak memiliki tujuan awal
buruk, tapi hal yang lucu bagi seorang anak, mungkin tidak menyenangkan bagi anak
lainnya. Pada saat candaan yang tidak menyenangkan terus dilakukan berulang kali
dan membuat anak lainnya tersakiti, maka bercanda pun bisa berubah menjadi
bullying.

JENIS-JENIS BULLYING
Terdapat berbagai jenis bullying yang dapat terjadi di tengah lingkungan pergaulan anak.
Perundungan fisik
Bullying fisik adalah tindakan intimidasi yang dilakukan sebagai usaha mengontrol
korban dengan kekuatan yang dimiliki pelakunya. Termasuk di antaranya menendang,
memukul, meninju, menampar, mendorong, dan serangan fisik lainnya. Bullying fisik
merupakan jenis bullying yang paling mudah dikenali dan biasanya orangtua maupun guru lebih
peka terhadap tipe perundungan ini.
Bullying verbal
Bullying verbal merupakan jenis perundungan dengan menggunakan kata-kata,
pernyataan, dan sebutan atau panggilan yang menghina. Pelaku perundungan verbal akan
terus melakukan penghinaan untuk meremehkan, merendahkan, dan melukai orang lain.Hasil
sebuah penelitian menunjukkan bahwa intimidasi verbal dan pemberian nama panggilan yang
buruk memiliki konsekuensi serius pada korban dan dapat meninggalkan bekas luka emosional
yang dalam.
Agresi relasional/Sosial
Agresi relasional adalah tipe perundungan yang dilakukan secara emosional dan kerap luput
dari perhatian orangtua dan guru. Padahal tipe perundungan ini tidak kalah berbahaya. Dalam
agresi relasional, biasanya pelaku berusaha menyakiti korban dengan menyabotase status sosial
mereka dengan cara:
 Mengasingkan korban dari kelompok
 Menyebarkan gosip atau fitnah
 Pelaku berusaha menaikkan kedudukan sosial sendiri dengan mengendalikan atau
mengintimidasi korban.
Cyberbullying
Cyberbullying adalah tindakan perundungan yang terjadi secara online di dunia maya.
Ini merupakan tindakan perundungan yang paling jarang disadari oleh orangtua dan guru. Pelaku
melakukan perundungan dengan cara melecehkan, mengancam, mempermalukan, dan
menargetkan korban melalui media online. Besar kemungkinan seorang anak korban bullying
tidak bicara terus terang jika dia mengalami perundungan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda
mulai lebih peka jika anak-anak menunjukkan perubahan perilaku yang tidak biasa.Untuk
menyelesaikan masalah perundungan, mungkin akan diperlukan kerjasama oleh beberapa pihak,
termasuk dengan pihak sekolah. Mungkin pihak kepolisian harus dilibatkan jika perundungan
telah melibatkan kekerasan fisik atau pemerasan.

DAMPAK BULLYING TERHADAP ANAK


Bullying memiliki dampak yang luas. Selain bagi anak-anak yang menjadi korban, dampak
negatif juga dapat dirasakan pelaku perundungan hingga mereka yang menyaksikan
perundungan. Tindakan perundungan telah banyak dikaitkan dengan dampak negatif pada
perkembangan anak, termasuk gangguan kesehatan mental, penggunaan narkoba, depresi,
hingga bunuh diri.
Bagi anak korban perundungan
Anak korban perundungan dapat mengalami masalah kesehatan fisik, sosial, emosional,
mental dan juga masalah akademik. Mereka juga bisa merasakan gejala-gejala, seperti depresi,
cemas, meningkatnya perasaan sedih, perubahan pola tidur dan makan, serta hilangnya minat
untuk melakukan aktivitas sehari-hari.Tidak jarang korban perundungan kemudian melakukan
tindakan balasan yang sangat kejam. Masalah anak-anak ini juga dapat bertahan hingga usia
dewasa.
Bagi anak pelaku perundungan
Anak pelaku perundungan dapat terlibat dalam perilaku kekerasan dan berisiko lainnya, di
mana perilaku ini bisa terbawa hingga dewasa. Mereka akan cenderung agresif dan terlibat
penyalahgunaan alkohol, narkoba, melakukan tindak pelecehan, perusakan, bahkan melakukan
tindakan pidana setelah dewasa.
Bagi anak-anak yang menyaksikan bullying
Anak-anak yang menyaksikan bullying dapat mengalami peningkatan penggunaan tembakau,
alkohol atau obat-obatan, memiliki masalah kesehatan mental, temasuk depresi dan kecemasan
serta membolos sekolah.

CIRI PELAKU DAN KORBAN BULLYING


Ciri-ciri pelaku bullying adalah memiliki kekuasaan yang lebih tinggi sehingga pelaku dapat
mengatur orang lain yang dianggap lebih rendah. Menurut Astuti (2008),
Ciri-ciri pelaku bullying antara lain adalah sebagai berikut:
1. Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siswa di sekolah. 
2. Menempatkan diri ditempat tertentu di sekolah/sekitarnya.
3. Merupakan tokoh populer di sekolah.
4. Gerak-geriknya seringkali dapat ditandai, yaitu sering berjalan di depan, sengaja
menabrak, berkata kasar, menyepelekan/melecehkan.
Sedangkan menurut Susanto (2010), ciri-ciri korban bullying antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Secara akademis, korban terlihat lebih tidak cerdas dari orang yang tidak menjadi korban
atau sebaliknya. 
2. Secara sosial, korban terlihat lebih memiliki hubungan yang erat dengan orang tua
mereka.
3. Secara mental atau perasaan, korban melihat diri mereka sendiri sebagai orang yang
bodoh dan tidak berharga. Kepercayaan diri mereka rendah dan tingkat kecemasan sosial
mereka tinggi. 
4. Secara fisik, korban adalah orang yang lemah, korban laki-laki lebih sering mendapat
siksaan secara langsung, misalnya bullying fisik. Dibandingkan korban laki-laki, korban
perempuan lebih sering mendapat siksaan secara tidak langsung misalnya melalui kata-
kata atau bullying verbal. 
5. Secara antar perorangan, walaupun korban sangat menginginkan penerimaan secara
sosial, mereka jarang sekali untuk memulai kegiatan-kegiatan yang menjurus ke arah
sosial. Anak korban bullying kurang diperhatikan oleh pembina, karena korban tidak
bersikap aktif dalam sebuah aktivitas.

CARA MEMBELA DIRI DARI BULLYING


Ketika membahas membela diri saat anak atau teman menghadapi bullying, bukan berarti
soal memukul atau balik memaki, maupun mengajarkan tentang membenci atau membalas
dendam pada pelaku bullying. Namun ada beberapa hal bijak yang bisa dilakukan anak-anak,
remaja maupun teman kita saat menghadapi tindakan perundungan ini. 
Perlihatkan kepercayaan diri
Memiliki kepercayaan diri akan membuatnya terhindar dari bullying. Membangun tingkat
kepercayaan diri bisa dimulai dengan bahasa tubuh yang meyakinkan, berjalan dengan tenang,
dan berani melakukan tatap mata. Latih anak atau teman kita agar dapat melakukan hal itu
dengan baik sekalipun ia sedang merasa ketakutan maupun tak percaya diri. Membangun mental
adalah kunci utama agar tak ditindas. 
Membentuk grup pertemanan
Pelaku bullying atau perundungan biasanya tidak menjadikan anak atau seseorang yang
punya teman sebagai target. Mereka biasanya menyerang anak-anak atau remaja, atau rekan
kerja yang tampak tak punya teman. Jika orang tersebut tipenya suka menyendiri atau tak punya
teman, maka ajari dia menjalin persahabatan walau hanya dengan satu teman. Grup pertemanan
akan mencegah perundungan.
Belajar untuk lebih peka

Ajak anak maupun remaja untuk lebih waspada dengan lingkungan sekitarnya. Apalagi
jika terasa ada sesuatu yang tak beres di sekelilingnya. Melatih kepekaan mereka tentang
lingkungan tak dapat dilakukan dalam waktu sehari. Mengajari membela diri dengan melatih
kewaspadaannya, bertujuan untuk menghindarkannya dari keadaan terpojok dan tempat sepi saat
dikeroyok. 
Hindari perkelahian
Kadang, menghindari perkelahian dianggap sebagai tindakan pengecut. Namun, orang tua
atau kita sebagai teman bisa mengatakan pada anak atau teman bahwa menghindari perkelahian
sama saja sedang mencegah situasi yang lebih buruk terjadi. Maka, sebelum situasi jadi lebih
runyam, lari adalah cara terbaik untuk mencegahnya. Ajari mereka kepekaan untuk
mempertajam instingnya kapan tanda bahaya untuk lari diperlukan.
Gunakan suara yang tegas
Para perundung biasanya tak akan menyerang orang yang memiliki kepercayaan diri
dalam suaranya. Namun, hal ini perlu latihan khusus, terutama dalam situasi darurat. Suara yang
tegas juga dapat menjadi teror mental para perundung bahwa lawannya bukanlah orang yang
lemah. Sehingga lawan akan berpikir ulang soal serangan yang ia rencanakan. 
Selalu cari pintu keluar
Kemanapun anak atau remaja pergi ke suatu tempat apalagi tempat tertutup, ajari mereka
untuk selalu mencari di mana letak pintu keluar. Hal ini akan berguna jika nantinya mereka
dikepung di sebuah tempat oleh segerombol orang di ruangan tertentu.
Berteriak
Cara membela diri lainnya adalah saat terjadi perundungan adalah dengan cara berteriak
kapanpun ia merasa akan diserang. Selain akan mengacaukan konsentrasi lawan, selain itu
kemungkinan besar akan ada bantuan yang datang untuk menolong. Yang jelas, diam bukanlah
ide yang baik dalam keadaan darurat.
Mengikuti kelas bela diri
Bullying seringkali melibatkan serangan fisik. Dengan mengikuti kelas bela diri, anak
atau remaja akan dapat membela diri saat dirundung. Mereka juga dapat mengetahui bagaimana
caranya merespon serangan. Selain itu, olahraga bela diri juga dapat meningkatkan kepercayaan
diri dan membuat mereka dapat melindungi orang sekitarnya yang ditindas oleh perundung. 
Gunakan teknik bela diri
Orangtua sering takut jika anaknya terlibat dalam perkelahian fisik. Namun, dalam
menghadapi perundung yang melakukan serangan fisik, hal itu diperlukan. Di dalam teknik bela
diri ada banyak cara yang gunanya bukan menyerang, namun menghindar. Ajari anak untuk
fokus pada menghindari serangan dibanding dengan menghadapi serangan.
Laporkan ke pihak yang berwajib
Apabila kasus bullying sudah sampai ke tingkat yang lebih parah seperti kekerasan,
ancaman, bahkan sempat mendapat pemerasan, maka sebaiknya laporkan hal tersebut kepada
pihak polisi. Namun, sebelum itu, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan pihak sekolah,
tempat kerja atau melalui keluarga lebih dahulu. Sebab, jika sudah masuk ranah hukum,
urusannya akan lebih panjang.

Anda mungkin juga menyukai