Anda di halaman 1dari 19

Pada masa remaja berkembang social cognition,

yaitu keterampilan untuk memahami orang lain dan


lingkungan sosial. Remaja memahami sifat orang lain
sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat-
sifat pribadi, minat nilai-nilai maupun perasaannya.
Pemahaman ini mendorong remaja untuk menjalin
hubungan sosial yang lebih akrab dengan remaja
lainnya terutama teman sebayanya, baik melalui
jalinan persahabatan maupun percintaan.

Dapat dipahami bahwa masa remaja merupakan


masa dimana kita dapat memahami arti berteman,
dapat memiliki kemampuan sosial dan berteman
dengan baik, seperti kemampuan memahami orang
lain, kemampuan empati dan lain-lain.

Meskipun tidak ada peraturan atau kewajiban


yang harus dilakukan dalam bersosial, namun, kita
sebagai manusia sebaiknya kita belajat untuk menjadi
pribadi yang baik terutama dalam berteman.
Berikut rangkuman hal apa yang harus dilakukan
dan dihindari demi terciptanya kehidupan sosial yang
baik.

1. Empati
Empati merupakan kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk menolong, merasakan
pikiran, serta mendengar perasaan orang lain
dengan tulus dan ikhlas.

sikap empati diterapkan dalam pertemanan


seperti:
a. Menerima pendapat teman
b. Menghargai perasaan teman
c. Ikut merasakan kesedihan teman
d. Ikut merasakan kebahagiaan teman
e. Mendengarkan curhatan teman
f. Menolong teman yang sedang kesusahan
g. Dan lain sebagainya
Sikap empati perlu diasah agar hati menjadi
lembut dan seakan-akan turut meringankan
kebutuhan orang lain.

2. Tidak membully ( no bullying )


Bullying itu apa sih?
Pengertian bullying, yang juga dikenal
dengan istilah perundungan, merupakan
perilaku agresif yang tidak diinginkan di
antara anak-anak (khususnya usia sekolah),
yang melibatkan ketidakseimbangan kekuatan
antara pelaku dan korban. Sebuah tindakan
dapat dikategorikan sebagai perundungan
apabila perilaku tersebut sangat agresif dan
mencakup:
Ketidakseimbangan kekuatan antara anak
yang melakukan perundungan, baik berupa
kekuatan fisik, akses informasi pada hal yang
memalukan korban, atau memiliki
popularitas sehingga mampu mengendalikan
dan membahayakan korban
Terjadi pengulangan perilaku intimidasi atau
berpotensi untuk terjadi lebih dari satu kali.
Beberapa tindakan yang juga termasuk
dalam bullying, di antaranya perbuatan yang
dapat membahayakan anak lain,
menyebarkan rumor yang merugikan korban,
melakukan penyerangan secara fisik atau
verbal, dan juga mengucilkan anak dari
sebuah kelompok secara sengaja.

Perbedaan pengertian bullying dan bercanda

Ada kalanya, bullying dan bercanda tidak


bisa dibedakan karena keduanya bisa jadi
bersifat iseng atau mengerjai anak yang
menjadi korban. Namun, ada batasan yang
sangat jelas antara bullying dan bercanda.
Bercanda dilakukan anak-anak sebagai salah
satu cara komunikasi dan bentuk interaksi
sosial. Bercanda dapat mempererat
hubungan pertemanan di antara anak karena
mereka dapat tertawa bersama dan menjadi
lebih akrab. Bahkan, sebagian bentuk
candaan mungkin hanya dapat dilakukan
pada anak-anak yang berteman akrab.
Sementara itu, perbedaan mencolok
pengertian bullying dari candaan adalah
tujuan pelaku yang melakukan perundungan
karena perasaan benci dan bermaksud
menyakiti. Tujuan melakukan bullying
bukanlah untuk membangun hubungan,
melainkan untuk mempermalukan dan
menyakiti korban sehingga pelaku merasa
lebih hebat.
Namun, perlu diwaspadai bahwa walaupun
bercanda tidak memiliki tujuan awal buruk,
tapi hal yang lucu bagi seorang anak,
mungkin tidak menyenangkan bagi anak
lainnya. Pada saat candaan yang tidak
menyenangkan terus dilakukan berulang kali
dan membuat anak lainnya tersakiti, maka
bercanda pun bisa berubah menjadi bullying.
Dampak bullying terhadap anak
Bullying memiliki dampak yang luas. Selain
bagi anak-anak yang menjadi korban, dampak
negatif juga dapat dirasakan pelaku
perundungan hingga mereka yang
menyaksikan perundungan. Tindakan
perundungan telah banyak dikaitkan dengan
dampak negatif pada perkembangan anak,
termasuk gangguan kesehatan mental,
penggunaan narkoba, depresi, hingga bunuh
diri.
1. Bagi anak korban perundungan
Anak korban perundungan dapat mengalami
masalah kesehatan fisik, sosial, emosional,
mental dan juga masalah akademik. Mereka
juga bisa merasakan gejala-gejala, seperti
depresi, cemas, meningkatnya perasaan
sedih, perubahan pola tidur dan makan,
serta hilangnya minat untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
Tidak jarang korban perundungan kemudian
melakukan tindakan balasan yang sangat
kejam. Masalah anak-anak ini juga dapat
bertahan hingga usia dewasa.
2. Bagi anak pelaku perundungan
Anak pelaku perundungan dapat terlibat
dalam perilaku kekerasan dan berisiko
lainnya, di mana perilaku ini bisa terbawa
hingga dewasa. Mereka akan cenderung
agresif dan terlibat penyalahgunaan alkohol,
narkoba, melakukan tindak pelecehan,
perusakan, bahkan melakukan tindakan
pidana setelah dewasa.
3. Bagi anak-anak yang menyaksikan bullying
Anak-anak yang menyaksikan bullying dapat
mengalami peningkatan penggunaan
tembakau, alkohol atau obat-obatan,
memiliki masalah kesehatan mental, temasuk
depresi dan kecemasan serta membolos
sekolah.
Jenis-jenis bullying
Terdapat berbagai jenis bullying yang dapat
terjadi di tengah lingkungan pergaulan anak.
1. Perundungan fisik
Bullying fisik adalah tindakan intimidasi yang
dilakukan sebagai usaha mengontrol korban
dengan kekuatan yang dimiliki pelakunya.
Termasuk di antaranya menendang,
memukul, meninju, menampar, mendorong,
dan serangan fisik lainnya.
Bullying fisik merupakan jenis bullying yang
paling mudah dikenali dan biasanya orangtua
maupun guru lebih peka terhadap tipe
perundungan ini.
2. Bullying verbal
Bullying verbal merupakan jenis perundungan
dengan menggunakan kata-kata, pernyataan,
dan sebutan atau panggilan yang menghina.
Pelaku perundungan verbal akan terus
melakukan penghinaan untuk meremehkan,
merendahkan, dan melukai orang lain.
Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa
intimidasi verbal dan pemberian nama
panggilan yang buruk memiliki konsekuensi
serius pada korban dan dapat meninggalkan
bekas luka emosional yang dalam.
3. Agresi relasional
Agresi relasional adalah tipe perundungan
yang dilakukan secara emosional dan kerap
luput dari perhatian orangtua dan guru.
Padahal tipe perundungan ini tidak kalah
berbahaya. Dalam agresi relasional, biasanya
pelaku berusaha menyakiti korban dengan
menyabotase status sosial mereka dengan
cara:
Mengasingkan korban dari kelompok
Menyebarkan gosip atau fitnah
Pelaku berusaha menaikkan kedudukan sosial
sendiri dengan mengendalikan atau
mengintimidasi korban.
4. Cyberbullying
Cyberbullying adalah tindakan perundungan
yang terjadi secara online di dunia maya. Ini
merupakan tindakan perundungan yang
paling jarang disadari oleh orangtua dan
guru. Pelaku melakukan perundungan dengan
cara melecehkan, mengancam,
mempermalukan, dan menargetkan korban
melalui media online.

Maka sebaiknya ketika kita bercanda lebih


baik hindari bercandaan yang melibatkan
candaan fisik, dan candaan keluarga.

3. Komunikasi yang baik


Cara berkomunikasi yang baik
Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda
coba sebagai cara berkomunikasi yang baik.

a. Diam dan dengarkan


Saat sedang berbicara dengan orang lain,
Anda tidak hanya perlu membuka mulut,
tetapi juga telinga. Saat lawan bicara
sedang mengutarakan pemikirannya, jangan
memotongnya tetapi diam dan dengarkan
kalimat yang diucapkan.
Hal ini bukan hanya membuat Anda bisa
berkonsentrasi mendengarkan apa yang
dikatakan oleh lawan bicara Anda, tetapi
juga membuatnya merasa dihargai.

b. Fokus saat sedang mendengarkan


Cara berkomunikasi yang baik merupakan
gabungan dari mendengarkan dan
menanggapi, tetapi seringkali Anda mungkin
kurang melatih kemampuan mendengarkan
Anda.
Anda mungkin pernah menyadari bahwa
Anda sering melamun saat seseorang sedang
berbicara. Padahal, mendengarkan lawan
bicara berarti benar-benar fokus pada apa
yang dibicarakan dan tidak memikirkan hal-
hal lainnya.

c. Cari tahu apa yang sebenarnya ingin


sampaikan
Terkadang orang lain belum tentu bisa
memberitahukan isi pikiran dan perasaan
dengan lancar. Salah satu cara berkomunikasi
yang baik adalah mencari tahu apa yang
sebenarnya ingin disampaikan oleh lawan
bicara Anda.
Anda dapat meminta lawan bicara untuk
mengulang kembali perkataannya lebih jelas
ataupun menanyakan bagian ucapannya yang
tidak dimengerti.
Perhatikan gestur tubuh lawan bicara
Berkomunikasi dengan orang lain juga
meliputi memperhatikan gestur tubuh dari
lawan bicara Anda. Hal ini penting karena
sebagian besar komunikasi kita menggunakan
bentuk non-verbal. Gestur tubuh orang lain
dapat menampilkan bagaimana pemikiran
atau perasaan lawan bicara terhadap Anda.
Misalnya, melipat lengan menunjukkan bahwa
lawan bicara merasa defensif atau kurangnya
kontak mata menandakan bahwa orang
tersebut tidak tertarik melanjutkan
pembicaraan dengan Anda.
Jangan lupa untuk memperhatikan juga
gestur tubuh Anda, karena lawan bicara juga
dapat menganalisis Anda melalui gestur
tubuh yang ditampilkan.

d. Terbuka dan jujur


Salah satu kunci cara berkomunikasi yang
baik adalah dengan menjadi terbuka dan
jujur dalam menyampaikan pemikiran serta
perasaan Anda.
Tidak mengungkapkan yang sebenarnya tidak
hanya merusak kepercayaan orang lain
terhadap Anda, tetapi juga membuat orang
lain tidak ingin terbuka dan berbicara lagi
dengan Anda.
Bila Anda baru saja berkenalan dengan orang
baru, sampaikan saja hal-hal benar yang
memang tidak masalah jika diberitahukan
kepada orang lain daripada mengarang-
ngarang kisah hidup yang tidak benar.

e. Menghargai apa yang disampaikan


Selalu hargai tiap perkataan, pemikiran,
perasaan, maupun masukan dari orang lain,
karena semua orang memiliki perspektifnya
masing-masing. Jangan hanya menuntut
agar pendapat Anda dihargai, tetapi
hargailah juga pendapat orang lain.

f. Sisipkan humor
Anda tidak perlu menjadi orang yang lucu
atau selalu melontarkan lelucon, tetapi
Anda dapat sesekali menyisipkan humor ke
dalam percakapan dengan orang lain untuk
membuat diskusi menjadi lebih
menyenangkan. Untuk menambah
perbendaharaan humor, Anda bisa membaca
buku atau menonton film dan video komedi.
g. Mencari solusi jika ada masalah
Saat ada masalah, jangan saling
menyalahkan. Cara berkomunikasi yang baik
berpusat pada mencari solusi yang terbaik
dan melakukannya.
Fokus pada pemecahan masalah dan
berbaikanlah setelah konflik selesai, seperti
meminta maaf, berpelukan, dan sebagainya.

h. Jangan terbawa emosi


Mudah untuk terbawa emosi saat Anda
sedang berdebat atau berdiskusi dengan
sengit. Namun, membicarakan suatu hal
dengan emosi justru tidak akan memberikan
jalan keluar, Anda justru akan terus
mengeluhkan atau menekankan pemikiran
yang dimiliki.

i. Pusatkan pada masalah yang dibahas


Terkadang Anda dan lawan bicara yang
sudah terbawa emosi akan terus komplain
dengan satu sama lainnya dan malah
membahas masalah lain yang tidak
berhubungan dengan fokus masalah saat itu.
Pastikan bahwa Anda tidak melenceng dari
masalah yang sedang dibahas. Jika lawan
bicara membahas perkara yang lain,
sampaikan kepadanya untuk fokus pada
masalah yang sedang dihadapi sekarang ini.

j. Jangan takut kompromi


Saat sedang dalam perdebatan atau diskusi,
Anda akan cenderung mempertahankan
pendapat yang dimiliki karena merasa bahwa
pemikiran tersebutlah yang benar. Namun,
Anda juga harus paham bahwa tidak semua
orang memiliki perspektif yang sama.
Cara berkomunikasi yang baik mampu
mempertahankan suatu hubungan, karenanya
jangan takut untuk berkompromi atau
mencari jalan tengah yang dapat
mentoleransi pendapat masing-masing orang.
k. Ingat bahwa Anda tidak dapat
mengendalikan orang lain
Jangan memaksa orang lain ketika jalan
kompromi tidak tercapai. Orang lain tidak
bisa mengendalikan Anda begitupun juga
Anda yang tidak dapat mengatur orang lain.
Ketika solusi tidak didapatkan dan lawan
bicara tetap ngotot, maka tidak ada
salahnya untuk membahas masalah tersebut
di lain waktu atau memutuskan untuk
melakukannya dengan cara masing-masing.
Tugas

Ceritakan pengalaman kamu atau


temanmu tentang bullying!

Anda mungkin juga menyukai