Anda di halaman 1dari 4

BULLYING

Bullying atau perundungan merupakan fenomena yang saat ini banyak terjadi. Lantas,
apa sebenarnya bullying itu?Bullying biasanya terjadi di lingkungan akademik, namun tidak
menutup kemungkinan bisa terjadi di rumah atau di lingkungan sekitar. Tindakan tersebut
sangat beragam bahkan terkadang seseorang tidak sadar akan tindakan bullying yang sedang
terjadi. Oleh karena itu, penting untuk memahami tentang bullying agar tindakan tersebut
bisa diatasi. Nah untuk lebih jelasnya, berikut pengertian bullying, jenis, dampak, hingga cara
mencegahnya.

Jenis Bullying
Melansir dari laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA),
ada 6 jenis tindakan bullying yang kerap terjadi, yaitu:

1. Kontak Fisik Langsung


Jenis bullying ini lebih mudah diidentifikasi karena tindakan dan akibatnya bisa
dilihat dengan mata. Contoh bullying fisik, yaitu tindakan memukul, mendorong, menggigit,
menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit dan sejenisnya.

2. Kontak Verbal Langsung


Bullying verbal merupakan jenis bullying yang sering ditemui, bahkan seseorang
kadang tidak sadar kalau dia telah melakukan bullying karena menganggap hal tersebut
sebagai hal yang biasa. Contoh bullying ini, seperti mencela, merendahkan, mempermalukan,
sarkasme, memaki, menyebarkan gosip dan tindakan lain yang dilakukan dengan mengatakan
sesuatu yang menyakiti hati seseorang

3. Perilaku Non-verbal Langsung


Jenis bullying ini dilakukan dengan menggunakan bahasa tubuh. Contoh tindakannya, seperti
melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, atau
tindakan lainnya yang disampaikan tanpa menggunakan kata-kata secara langsung.

4. Perilaku non-verbal tidak langsung


Bullying non-verbal merupakan tindakan bullying secara tidak langsung atau biasa disebut
bullying relasional.

Tindakan bullying ini berupa pengabaian, pengucilan, dan segala bentuk tindakan untuk
mengasingkan seseorang.

5. Cyber Bullying
Tindakan ini menyakiti orang lain melalui dunia maya. Jenis bullying ini marak terjadi seiring
dengan perkembangan teknologi.

Ngerinya, tindakan cyber bullying bahkan dilakukan oleh orang yang tidak dikenal. Contoh
tindakan bullying ini seperti mengomentari postingannya seseorang dengan kata-kata tidak
sopan, menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau memposting foto memalukan di
media sosial.

6. Pelecehan seksual
Pelecehan seksual atau sexual bullying ini merupakan bullying yang tindakannya bisa berupa
fisik atau verbal. Contoh sexual bullying adalah komentar kasar, gerakan vulgar, sentuhan
tanpa persetujuan kedua belah pihak, hingga memanggil seseorang dengan nama yang tak
pantas.

Dampak Bullying
Bullying merupakan perilaku tidak baik dan tentu saja menimbulkan dampak yang tidak baik.
Namun, tidak hanya bagi korban, ternyata bullying juga bisa berdampak bagi pelaku bahkan
bagi yang menyaksikannya.Berikut dampak bullying:

Dampak Bullying bagi Korban


Dampak bullying bisa berdampak pada mental korban yang mengakibatkan depresi, stress,
hingga gangguan mental
Dalam beberapa kasus, bullying juga berdampak pada akademik korban. Hal tersebut terjadi
karena korban sudah tidak memiliki semangat untuk bertemu seseorang dan memilih untuk
mengasingkan diri, apalagi jika tindakan bullying yang terjadi dalam lingkungan akademik
Dampak lain yang dirasakan korban adalah menurunnya skor tes kecerdasan (IQ) dan
kemampuan analisis.
Dampak Bullying bagi Pelaku
Pelaku memiliki rasa percaya diri yang tinggi, cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang
pro terhadap kekerasan
Kurang berempati dan memiliki toleransi yang rendah terhadap orang lain
Merasa memiliki kekuasaan tinggi sehingga akan terus melakukan bullying.

Faktor Penyebab Terjadinya Bullying


Mengutip dari jurnal Universitas Padjajaran yang berjudul Faktor yang Mempengaruhi Remaja
dalam Melakukan Bullying, disebutkan bahwa faktor penyebab terjadinya bullying menurut
Ariesto (2016) adalah sebagai berikut:

a. Keluarga
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah seperti orang tua yang sering
menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan
permusuhan. Hal tersebut yang menyebabkan anak melakukan bullying.

b. Sekolah
Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya, anak-anak sebagai
pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan
intimidasi terhadap anak lain.

Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah. Sering memberikan masukan
negatif pada siswa, misalnya berupa hukuman yang tidak membangun sehingga tidak
mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah.

c. Faktor Kelompok Sebaya


Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, kadang kala
terdorong untuk melakukan bullying.

Beberapa anak melakukan bullying karena ingin membuktikan bahwa mereka bisa masuk
dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku
tersebut.

d. Kondisi lingkungan sosial


Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying. Salah
satu faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan.

Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan
hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering pemalakan antar siswanya.

e. Tayangan televisi dan media cetak


Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka
tampilkan. Survey yang dilakukan Kompas (Saripah, 2006) memperlihatkan bahwa 56,9%
anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya (64%)
dan kata-katanya (43%).

Cara Mencegah Terjadinya Bullying


Bullying sering dialami oleh anak-anak. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru sangat
penting dalam membangun karakter anak sehingga mencegah mereka menjadi pelaku ataupun
korban bullying.

Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah bullying seperti dilansir dari
Buku Panduan Melawan Bullying yang diterbitkan oleh Komunitas Antibullying "Sudah
Dong":

1. Ajarkan Cinta Kasih Antar Sesama


Mengajarkan anak untuk mencintai orang lain adalah cara paling efektif untuk mencegah
mereka menjadi korban bullying atau pelaku bullying di kemudian hari. Anak-anak yang hidup
dalam lingkungan penuh kasih sayang sejak dini akan mencegah mereka untuk menjadi korban
dan pelaku bullying. Hal ini karena mereka menyadari pentingnya mencintai orang lain.

2. Ajarkan Etika Terhadap Sesama


Sejak dini, ajarkan anak untuk peduli dan menghargai sesama. Ajak mereka untuk mengenal
karakter di lingkungan sosialnya, sehingga mereka belajar untuk bertenggang rasa dengan
sekitar serta menyadarkan mereka bahwa mereka hidup bersama dengan orang lain.
3. Berikan Teguran Mendidik Jika Anak Melakukan Kesalahan
Tindakan-tindakan tidak terpuji biasanya sering dilakukan karena orang tua tidak pernah
menegur anak dan membiarkannya melakukan hal tersebut. Namun cara mendidik seperti ini
kurang tepat, menegur anak jika melakukan tindakan yang tidak pantas merupakan salah satu
cara untuk mencegah terjadinya bullying, karena dapat membuat anak tidak terbiasa
melakukan tindakan tidak terpuji, termasuk bullying.

4. Pemberdayaan Siswa Untuk Pro-Sosial, Aktif & Berprestasi


Penindasan sering kali dikaitkan dengan ego seseorang untuk mencapai eksistensi di
komunitasnya. Jadi, sebaiknya guru mendorong siswa untuk meningkatkan eksistensinya lewat
hal-hal positif seperti kegiatan sosial dan prestasi di sekolah dibandingkan dengan melakukan
tindakan bullying.

5. Pembentukan nilai-nilai persahabatan


Pembentukan nilai-nilai persahabatan sangat penting dilakukan di lingkungan sekolah agar
tercipta hubungan pertemanan yang saling menghargai diantara murid-murid di sekolah, serta
menjauhkan mereka dari kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai