Bullying atau perundungan merupakan tindakan yang menyakiti dan mengintimidasi seseorang yang
dilakukan baik secara fisik maupun verbal dan dilakukan secara sengaja baik tidak sengaja dari seseorang
kepada orang lain. Perundungan kerap sekali terjadi di lingkungan sekolah. Perundungan telah menjadi salah
satu isu global yang menjalar di banyak negara di dunia. Menurut situs resmi UNESCO tahun 2018,
sebanyak satu per tiga orang di dunia pernah mengalami tindakan perundungan. Hal ini menunjukkan betapa
banyaknya orang yang menjadi korban perundungan dari berbagai belahan dunia, termasuk itu Indonesia. Di
Indonesia sendiri, kasus perundungan merupakan salah satu kasus yang marak terjadi dalam lingkungan
sekolah. Perhatikan infografis berikut mengenai kasus perundungan yang terjadi di Indonesia.
Orang tua yang bersifat permisif atau serba mengizinkan, dinilai menjadi salah satu alasan mengapa
perundungan bisa terjadi. Sebab, orang tua dengan sifat demikian lebih cenderung tidak membuat peraturan
yang bisa mengawasi anak-anaknya. Mereka akhirnya bebas melakukan apa saja tanpa ada orang yang
menghukum mereka. Mereka cenderung tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang benar,
sehingga mereka melakukan semau mereka, termasuk perundungan di luar rumah.
Memiliki orang tua yang sangat sibuk, membuat seorang anak merasa kesepian
dan kurang perhatian. Mereka tidak mendapatkan perhatian yang cukup di rumah
karena sering diabaikan dan sering merasa kesepian di rumah. Untuk mendapatkan
perhatian lebih, anak tersebut akan melakukan perilaku perundungan. Semakin
sering dimarahi oleh guru, pelaku akan merasa senang karena merasa mendapat
perhatian.
Lingkungan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi perkembangan seseoang. Salah satu
faktor yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan perundungan di sekolah adalah salah dalam
memilih pergaulan. Karena ketika berada dalam pergaulan, maka seseorang tersebut akan dipengaruhi oleh
teman-temannya untuk mengikuti cara-caranya dalam pergaulan tersebut. Jikalau mereka memilih untuk
berteman dengan sekumpulan anak-anak yang memiliki masalah di
lingkungan sekolahnya, otomatis mereka akan menuruti dan
mengikuti jejak pergaulan mereka
Di era yang serba teknologi ini media sosial sangat berpengaruh terhadap tindakan penindasan. Apalagi tidak
ada anak zaman sekarang yang belum mengenal media sosial. Banyak video-video atau kata-kata yang tidak
baik memenuhi ruang media sosial. Dan sebagai remaja yang masih berada pada titik transisi dan selalu ingin
mencoba banyak hal, apapun yang dilihatnya akan dapat memengaruhi sikapnya. Hal ini akan dapat memicu
adanya tindak kekerasan dan penindasan, apalagi jika orang tua abai dalam mengawasi anak ketika
menggunakan media sosial.
Sejak usia dini, seorang anak harus dibekali rasa empati terhadap sesamanya, untuk menghindari perilaku
mengintimidasi dan membuat anak belajar menghargai perasaan orang lain. Tidak memiliki rasa empati bisa
menyebabkan terjadinya perundungan. Karena dengan melakukan perundungan,
pelaku akan merasa perbuatannya ini hanya bercandaan, padahal korbannya merasa
kesakitan.
Sekolah merupakan tempat di mana siswa mendapatkan pengajaran di bawah pengawasan guru. Selain
memberikan pengajaran, sekolah juga memberikan pengembangan bakat dan pengendalian karakter siswa.
Sudah merupakan kewajiban sekolah untuk mendidik muridnya dengan sangat baik dalam akademik, bakat,
dan sikap. Namun, lemahnya pengawasan sekolah dapat menyebabkan terjadinya perundungan pelaku
merasa bahwa dirinya tidak diawasi oleh sekolah.
Setelah mengetahui beberapa penyebab perundungan, kita mungkin bisa memahami apa yang para
pelaku tersebut rasakan. Tetapi, masih lebih banyak lagi faktor-faktor penyebab perundungan terjadi selain
daripada 8 penyebab yang telah disebutkan di atas. Biarpun demikian, bagaimanapun perilaku yang telah
dilakukan oleh pelaku tetaplah salah dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Lalu, bagaimanakah cara untuk
mengatasi perundungan yang telah terjadi? Ada beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk mengatasi
perundungan, yaitu :
a. Memberikan sosialisasi terkait perundungan supaya mengantisipasi terjadinya perundungan ke
depannya
b. Memberi dukungan pada korban baik berupa dukungan semangat dan motivasi ataupun bentuk
dukungan lainnya
c. Menyikapi para pelaku perundungan dengan tegas dan memberikan bimbingan konseling kepada
mereka
d. Membuat peraturan yang tegas terkait dengan perundungan untuk meminimalkan terjadinya
perundungann di sekolah
f. Menanamkan pola berpikir antibullying kepada anak-anak dengan tidak mengajarkannya berteriak,
memukul, mendorong, dan meledek orang lain, serta,
g. Memberikan motivasi serta keberanian untuk melaporkan kepada guru atau orang tua bila
mengalami atau melihat perilaku bullying atau perundungan di antara teman-temannya.
Bullying atau perundungan merupakan sesuatu hal yang sangat serius sebab dapat berpengaruh
terhadap masa depan seseorang. Penyebab perundungan harus dikenali dan dicegah sejak dini agar tidak
ada orang yang menjadi pelaku atau korban. Supaya tindakan perundungan dapat dicegah dan
diantisipasi dengan baik.