Anda di halaman 1dari 8

15 Akibat Pergaulan Bebas di Kalangan Pelajar

Dalam masa pubertas yang dialami remaja, banyak perubahan yang terjadi dalam
diri remaja baik secara fisik maupun psikologis. Masa peralihan dari masa anak-
anak ini menjadi masa rentan dalam proses perkembangan manusia. Pada masa
ini, remaja memiliki keingintahuan yang tinggi mengenai suatu hal, seperti
kehidupan orang dewasa, hingga seringkali tidak dapat menyikapi dan
mengendalikannya dengan bijak. Oleh karena itulah masa ini juga disebut sebagai
masa labil.

ads

Berbicara mengenai remaja, tentu tidak lepas dari pelajar. Mengenyam


pendidikan di bangku sekolah bukan berarti pelajar terlepas dari proses
“kelabilan” remaja. Hal ini karena pergaulan bebas disebabkan oleh faktor-faktor
seperti pelampiasan masalah keluarga (disharmoni keluarga) hingga kebosanan
atau kebencian dengan dunia persekolahan. Banyak dampak negatif yang
diakibatkan oleh pergaulan bebas bagi pelajar, diantaranya akibat pergaulan
bebas di kalangan pelajar :

1. Prestasi akademik menurun

Pelajar tidak lagi berkonsentrasi dengan ilmu yang disampaikan oleh para guru di
kelas. Pikirannya hanya akan fokus pada bagaimana cara bersenang-senang
tanpa peduli lagi akan pelajaran, ujian, maupun nilai. Ilmu yang didapat di sekolah
pun akan semakin mudah luntur dan memudar. Saat pelajar terjerumus pergaulan
bebas, ia akan mulai malas belajar. Ditambah dengan tidak fokusnya ia saat
pelajaran sedang disampaikan, ilmu itu bisa juga akan hilang dari ingatannya.

2. Drop out dari sekolah

Menurut data dari UNICEF, pada tahun 2015 terdapat 2,5 juta anak Indonesia yang
tidak dapat melanjutkan sekolah mereka, yaitu 600 ribu untuk anak usia SD dan
1,9 juta untuk usia SMP. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut,
diantaranya yaitu kemiskinan dan dampat dari pergaulan bebas. Karena pengaruh
pergaulan bebas ini, pelajar bertindak seenaknya tanpa memikirkan konsekuensi
karena menurut mereka hal yang dilakukan adalah yang paling benar. Daripada
akal sehat, mereka lebih mementingkan ego. Dan juga karena mereka sudah
sangat jengah dengan dunia persekolahan mulai dari kegiatan pembelajaran
sampai hukuman kedisiplinan sekolah, mereka lebih memilih drop out dari
sekolah.

Hingga masalah yang terus menggunung dan belum terselesaikan adalah seks
bebas yang menyebabkan banyak siswi hamil di luar nikah. Karena malu, sudah
pasti ia keluar dari sekolah atau sebaliknya, dikeluarkan dari sekolah karena
sudah melakukan pelanggaran berat dan mencoreng nama baik sekolah. Berawal
dari itu pula, kasus aborsi dikalangan pelajar makin popular.

Takut akan orangtua, hinaan masyarakat atau memang tidak siap untuk memiliki
anak, pelajar akan melakukan aborsi sebagai jalan keluar terbaik. Hal ini dapat
memicu kematian pelajar tesebut jika tidak dilakukan dengan prosedur yang
benar, karena sudah pasti dilakukan secara illegal. Dengan adanya kasus-kasus
ini, tentu berdampak juga pada makin terpuruknya perekonomian negara kita
karena kemiskinan yang disebabkan pendidikan dan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) rendah.

3. Kesehatan bermasalah

Diantara kondisi memprihatinkan dari pergaulan bebas adalah kesehatannya


bermasalah. Banyak pelajar terjangkit penyakit berbahaya seperti kanker hati dan
gangguan liver. Mengonsumsi alkohol dan obat terlarang mengakibatkan kanker
hati dan gangguan fungsi vital hati yaitu menyerap kandungan racun dalam tubuh
manusia. Mereka juga dapat terjangkit atau tertular HIV/AIDS dan kanker pada
alat reproduksi.

Penyakit ini kebanyakan menyerang perempuan dan sangat beresiko terkena


kanker serviks dan Rahim jika terjadi pada perempuan usia dibawah 17 tahun
yang melakukan hubungan intim pra nikah apalagi dengan pasangan yang
berbeda-beda. Resiko lainnya adalah kemandulan, radang panggul, infeksi lapisan
rahim, kerusakan leher rahim, serta mengalami sobek pada rahim.

4. Kriminalitas bertambah

Selain itu, dengan penggunaan obat terlarang juga memicu tindakan kriminal
pelajar. Dikarenakan harga “barang” tersebut mahal dan juga uang saku tidak
mencukupi, lalu mereka akan melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhan
mereka atas barang adiktif tersebut dengan melakukan kejahatan, seperti
mencuri uang, mengkorupsi uang SPP, merampok, dan sebagainya. Mereka akan
mengalami sakaw jika kebutuhan itu tidak terpenuhi, dimana badannya kejang,
gemetar dan cemas berlebih karena kecanduan.

5. Mental terganggu

Psikologis tidak stabil menyebabkan pelajar tetap membanggakan pergaulan yang


dijalani, padahal bertentangan dengan nilai dan norma. Karena kepribadian
menyimpang ini, pelajar tidak memahami kesalahan tindakan yang dilakukan.
Mental ini mendasari degradasi moral pada pelajar. Penyimpangan sosial seperti
berkurangnya rasa simpati maupun empati pada orang lain, tidak respect lagi
pada orang yang lebih tua adalah sekelumit contohnya. Egoisme dan hedonisme
meninggi untuk mencapai kesenangan sendiri.

Pelaku penyimpang biasanya juga mengalami krisis percaya diri. Ia lebih senang
berada di tempat jauh dari hiruk pikuk daripada mengaktualisasikan diri dan
bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat. Ini semakin memperburuk kondisi
psikologisnya karena interaksi sosial sangat penting dan diperlukan untuk
membentuk kepribadian dan karakter terutama di usia remaja.

6. Meningkatkan disharmoni keluarga

Salah satu penyebab pergaulan bebas adalah permasalahan keluarga. Karena


belum dapat berpikir bijak dan mencari solusi atas masalah tersebut, seorang
anak memilih melampiaskan kekesalan dan emosinya agar dapat melupakannya.

Dengan bergaul secara bebas dengan teman-teman, bukannya masalah hilang,


justru bertambah lagi karena sebagian besar orangtua belum tahu bagaimana
cara mengatasi kenakalan anaknya yang menginjak usia remaja. Orangtua
cenderung akan memarahi bahkan menggunakan kekerasan pada anak. Jika
sudah seperti ini, komunikasi kelurga akan semakin renggang jika tidak ada salah
satu pihak yang mengalah untuk mengkomunikasikan masalah keluarga mereka.

7. Hamil diluar nikah

Biasanya orang yang melakukan pergaulan bebas ini akan dapat hamil diluar
nikah. Untuk itu sangat penting cara mendidik anak perempuan dan juga cara
mendidik anak laki-laki yang baik dan benar. Agar tidak terjadi hal-hal negatif
seperti hamil diluar nikah seperti itu. Berikan pula pengertian pada anak
mengenai cara menghindari zina bagi ramaja dan kaula mudaagar anak tidak ikut
terjebak pada zina dan maksiat yang pada akhirnya akan menimbulkan hamil
diluar nikah itu.

8. Dikucilkan

Salah satu akibat dari pergaulan bebas adalah dikucilkan, wajarlah orang akan
dikucilkan ketika sudah terlibat pergaulan bebas. Maka sebagai orang tua, jika
memang anaknya itu adalah anak yang nakal segeralah cari tahu mengenai cara
mengatasi anak nakal sehingga kenakalan pada anak dapat diatasi agar anak
tidak dikucilkan nantinya.

9. Anak menjadi jauh dari orang tua dan liar

Terkadang pergaulan bebas membuat anak malah menjadi liar. Apalagi pada saat
anak masih di banggu sekolah maka perlu sekali orang tua untuk mengetahui
mengenai cara menjadi orang tua yang baik sehingga anak akan tetap nurut dan
patuh kepada orang tua, dengan menjadi orang tua yang baik juga
merupakan solusi pergaulan bebas yang cukup mudah dilakukan.

Untuk menjadi orang tua yang baik adalah dengan menunjukan rasa sayang pada
anak. Jangan pula memanjakan anak dengan kemanjaan yang terlalu manja, jika
memang ingin memanjakan anak maka pahami dulu cara memanjakan anak agar
anak nantinya tidak terllau merasakan dimanjakan dan menjadi anak nakal
nantinya. Ketika mendidik anak jangan pula selalu menggunakan kekerasan.
Karena kekerasan dari keluarga dapat membuat anak liar dan terjerumus pada
pergaulan bebas jadi pahami pula bahaya menampar anak agar anak tidak
menjadi anak yang keras

10. Kematian

Akibat dari pergaulan bebas yang paling parah adalah kematian, kadang anak
yang sudah terjerumus pada pergaulan bebas akan mengalami sakit bila itu
narkoba, dan kematian lain seperti dibunuh setelah dicabuli atau hal lainnya.
Namun ketika ini terjadi harus dipahami pula bahwa terkadang pergaulan bebas
tidak hanya karena kenakalan semata tapi karena ini merupakan dampak broken
home terhadap anaksehingga anak terjerumus pada pergaulan bebas seperti itu.

11. Tawuran
Biasanya jika sudah terjebak pada pergaulan bebas, akan terjebak pada tauran
juga, sehingga tawuran tidak bisa dilepaskan dari remaja yang sudah terkena
pergaulan bebas ini. Bahkan bagi para pelajar, pergaulan bebas yang seperti ini
akan menjadikan citra dalam pelajar menjadi rusak, bahkan tidak hanya dirinya
saja yang rusak tetapi teman-teman dan bahkan akan membawa citra buruk pada
keluarganya dan sekolahnya juga.

Sebenarnya banyak pula cara menghindari pergaulan bebas yang dapat


diupayakan jika seorang anak mau menuruti dan patuh dengan apa yang
dikatakan orang tuanya. Tetapi jika sudah kejadian terkena pergaulan bebas
segeralah beri batasan pada anak.

12. Menanggung malu

Seorang pelajar yang sudah terkena pergaulan bebas akan menanggung malu
bahkan malu ini bisa sepanjang hayat hidupnya. Yang pertama malu dengan orang
tuanya, yang kedua malu dengan keluarga yang laiin, yang ketiga malu dengan
teman-teman sekolahnya. Karena seorang yang sudah kebablasan terkena
pergaulan bebas ini akan cenderung mendapat hukuman seperti drobout dari
sekolahnya.

Namun biasanya jika ada teman yang baik dan benar benar tulus ketika temannya
mendapat masalah itu ia akan berusaha untuk mencari cara memberikan
motivasi pada teman agar teman yang terkena pergaulan bebas itu mampu untuk
bangkit dan tidak begitu malu.

13. Ditinggalkan teman-temannya

Seorang yang sudah jauh terkena pergaulan bebas biasanya akan ditinggalkan
teman-temannya bahkan sampai pada tahap dikucilkan. Tentunya hal ini akan
membuat anak yang terkena pergaulan bebas ini menjadi galau, sehingga
perlunya cara menghilangkan galau agar kesedihan tidak begitu larut. Dan
bahkan untuk kedepannya orang yang terkena pergaulan bebas ini harus
memahami bagaimana cara mempertahankan hubungan agar tidak terjadi
pristiwa dikucilkan seperti itu kedepannya.

14. Stress

Bagi pelajar yang terlibat pada pergaulan bebas ini pasti akan stress jika sudah
terlalu jauh bahkan sampai ketagihan dengan narkoba dan sejenisnya. Meskipun
sudah taubat tetap saja sulit untuk melupakan masalalunya yang kelam itu
sehingga perlunya seseorang untuk memotivasi denga menggunakan cara
melupakan masa lalu yang diberikan kepada anak itu agar ia mampu untuk
melupakan masa lalunya yang silam dan menyeramkan itu, sehingga anak dapat
bangkit dan menjadi orang yang baik lagi.

Untuk menjadi orang yang baikpun tidak mudah. Sebagai teman yang baik
bimbinglah orang itu agar dapat menjadi orang baik. Meskipun dapat dipelajari
melalui ciri-ciri orang baik hati tetap saja membutuhkan bimbingan orang lain
untuk menjadi orang yang baik.
15. Akibat lain adalah menjadi LGBT

Salah satu penyebab LGBT adalah pergaulan bebas yang benar-benar tidak
terkontrol, sehingga pelajarpun dapat menjadi LGBT ketika tidak memperhatikan
hal-hal yang perlu diperhatikan itu. Bahkan hal ini justru akan membuat pegaulan
bebas dikalangan remaja semakin marak. Bahkan LGbt akan membuat pelajar
menjadi sulit untuk melanjutkan sekolahnya kelak. Karena sudah dipandang
sebagai seorang yang tidak normal.

SUMBER : https://cintalia.com/kehidupan/remaja/akibat-pergaulan-bebas-di-
kalangan-pelajar

CONTOH

6. Tawuran.

Kejahatan remaja yang satu ini tengah naik daun pasca tawuran pelajar SMAN
70 dengan SMAN 6 yang menewaskan Alawi, siswa kelas X SMA 6. Tawuran pelajar
seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perilaku pelajar. Meski sudah
banyak jatuh korban, ‘perang kolosal’ ala pelajar terus terjadi. Data dari Komnas
Anak, jumlah tawuran pelajar sudah memperlihatkan kenaikan pada enam bulan
pertama tahun 2012. Hingga bulan Juni, sudah terjadi 139 tawuran kasus tawuran
di wilayah Jakarta. Sebanyak 12 kasus menyebabkan kematian. Pada 2011, ada 339
kasus tawuran menyebabkan 82 anak meninggal dunia (Vivanews.com, 28/09/12).

Tawuran antar pelajar merupakan fenomena sosial yang sudah dianggap lumrah oleh masyarakat di Indonesia.
Bahkan ada sebuah pendapat yang menganggap bahwa tawuran merupakan salah satu kegiatan rutin dari
pelajar yang menginjak usia remaja. Tawuran antar pelajar sering terjadi di kota-kota besar yang seharusnya
memiliki masyarakat dengan peradaban yang lebih maju.
Para pelajar remaja yang sering melakukan aksi tawuran tersebut lebih senang melakukan perkelahian di luar
sekolah daripada masuk kelas pada kegiatan belajar mengajar. Tawuran tersebut telah menjadi kegiatan yang
turun temurun pada sekolah tersebut. Sehingga tidak heran apabila ada yang berpendapat bahw tawuran sudah
membudaya atau sudah menjadi tradisi pada sekolah tertentu.
Kerugian yang disebabkan oleh tawuran tidak hanya menimpa korban dari tawuran saja, tetapi juga
mengakibatkan kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut. Tentunya kebanyakan dari para pelaku
tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan. Biasanya mereka hanya lari
setelah puas melakukan tawuran. Akibatnya masyarakat menjadi resah terhadap kegiatan pelajar remaja.
Keresahan tersebut sendiri merupakan kerugian dari tawuran yang bersifat psikis. Keresahan ini akan
menimbulkan rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya menjadi agen perubahan bangsa.
Dari segi politik, hal tersebut dimanfaatkan oleh para pemegang otoritas untuk melanggengkan status quo-nya.
Mereka memanfaatkannya dengan cara membangun opini publik bahwa para pemuda di Indonesia masih balum
mampu menduduki otoritas kekuasaan politis di Indonesia.
~http://insenia-ten.blogspot.co.id/2012/02/tawuran-pelajar-indonesia.html
7. Geng motor.
Karena longgarnya pengawasan dan ketidaktegasan terhadap geng motor, para
angota geng motor semakin leluasa bertindak brutal. Lembaga pengawas kepolisian
Indonesia (IPW) mencatat ada tiga prilaku buruk geng motor yaitu balapan liar,
pengeroyokan dan judi berbentuk taruhan. Tak tanggung-tanggung, menurut data
IPW, judi taruhan tersebut berkisar pada Rp 5 sampai 25 juta per sekali balapan
liar. IPW juga mencatat aksi brutal yang dilakukan geng motor di Jakarta telah
tewaskan sekitar 60 orang setiap tahunnya. Mereka menjadi korban aksi balap liar,
perkelahian, maupun korban penyerangan geng motor
(http://www.radioaustralia.net.au, 18/4/12).

Geng motor merupakan kelompok anak muda (remaja) karena ada kesamaan latar belakang,
sekolah, daerah dan lain-lain yang tergabung dalam suatu komunitas pengguna kendaraan bermotor
roda dua. Komunitas bermotor saat ini bukan hanya menjadi trend masyarakat perkotaan,
melainkan sudah menjamur sampai pelosok pedesaan. Hal tersebut selain semakin mudahnya cara
masyarakat memiliki kendaraan berotor roda dua, juga karena kebutuhan akan transportasi maupun
sebagai gaya hidup bagi sebagaian orang.

Geng motor dalam dapat menjadi sebuah masalah sosial di beberapa daerah tertentu yang ada di
Indonesia namun tidak di daerah yang lainnya. Dimensi patologis yang disebabkan maraknya geng
motor yang bermunculan di beberapa daerah yang ada di Indonesia sejatinya sudah menjadi sebuah
akar permasalahan yang memang bisa menyebabkan terjadinya konflik sosial.

Banyak hal yang kemudian menyebabkan permasalahan sosial muncul dari geng motor yang
berkeliaran di beberapa daerah tertentu yang kemudian menjadi sebuah penyakit sosial. Fenomena
geng motor menyebabkan beberapa masalah soaial baik dalam ranah norma dan nilai masyarakat
maupun dalam konteks Negara dalam mengayomi masyarakat yang kemudian melatarbelakangi
penulis untuk mengkaji fenomena ini sebagai salah satu dimensi sosial dalam masyarakat.

Geng motor adalah kumpulan orang-orang pecinta motor yang suka melakukan kebut-kebutan,
tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai. Perlu dibedakan antara geng motor dengan Club
Motor. Club Motor biasanya mengusung merek tertentu atau spesifikasi jenis motor tertentu
dengan perangkat organisasi formal, seperti HDC (Harley Davidson Club), Scooter (kelompok pecinta
Vesva), kelompok Honda, kelompok Suzuki, Tiger, Mio. Ada juga Brotherhood kelompok pecinta
motor besar tua. Tapi kalau soal aksi jalanan, semuanya sama saja. Kebanyakan sama-sama merasa
jadi raja jalanan, tak mau didahului, apalagi disalip oleh pengendara lain.

Mulanya kumpul-kumpul sesama pecinta motor, kemudian berubah jadi geng yang beranggotakan
puluhan bahkan ratusan orang. Di jalanan, mereka membentuk gaya hidup yang terkadang
menyimpang dari kelaziman demi menancapkan identitas kelompok. Ngetrack, kebut-kebutan, dan
tawuran adalah upaya dalam pencarian identitas mereka. Selama ini banyak anggota geng motor itu
dari kalangan anak-anak Sekolah Mengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan
menggunakan berbagai jenis motor. Mereka berkeliaran di malam hari sekitar pukul 23.00 sampai
03.00, dan melakukan berbagai keonaran, penganiayaan dan kejahatan lainnya, bahkan sampai
membunuh.
Geng motor merupakan wadah yang mampu memberikan gejala watak keberingasan anak muda.
Perkembangannya, tak lepas dari trend and mode yang sedang berlangsung saat itu. Aksi brutal itu
perlu diredam. Mulanya berbuat jahat dari yang ringan seperti bolos sekolah, lama-lama mencuri,
merampok dan membunuh. Lumrahnya jika sudah berani jahat ada indikasi mereka mengkonsumsi
narkoba.

Begitu pun membenci melawan orang tua. Mereka sadar karena masih sekolah sumber keuangan
ada di orang tua. Oleh karenanya, jika orang tua tak memberi uang cukup, mereka terpaksa
membenci dan mengancam orangtuanya tadi. Sedang aksi kejahatan berupa perampasan dan
perampokan, merupakan jalan lain untuk mendapatkan penghasilan.

Salah satu sebabnya kebrutalan adalah selain dekat dengan minuman keras, anggota geng motor
juga akrab dengan obat-obatatan terlarang. Bahkan, ada satu geng motor yang ketua dan anggotaya
bahkan merupakan pengedar dan pengguna obat-obatan.

Alasan lain untuk menunjukkan eksistensi diri dan mencari uang. Mereka ingin diakui
keberadaannya. Tapi ada juga yang asal mulanya hanya karena senang kebut-kebutan. Soal sebab
tawuran antar geng motor, banyak hal yang bisa menjadi pemicunya. Mulai dari masalah rebutan
wanita, daerah kekuasaan, hingga wilayah pemasaran obat-obatan. Seperti disebutkan tadi, tidak
sedikit anggota geng motor yang terlibat dalam perdagangan narkoba.

Di tiap wilayah mereka selalu mempunyai pemimpin. Kalau motor hilang dirampas geng musuh atau
polisi, mereka tidak akan rugi. Karena rata-rata mereka memiliki motor itu dari hasil menjambret
atau meminjam motor. Anggota geng sebagian besar adalah remaja tanggung atau masih duduk di
bangku SMU. Mereka belum mempunyai penghasilan sendiri. Karena itulah mereka sering
melakukan kejahatan agar bisa membeli obat-obatan tersebut.

Mengapa ada sebagian kalangan remaja yang mudah terbujuk untuk mengikuti geng motor?
Benarkah seluruh fenomena itu sekadar persoalan psikologis, ataukah justru lebih bercorak
sosiologis?

Apabila problem sosial itu dilihat dari perspektif psikologistis, maka penilaian yang muncul adalah
kaum remaja yang menjadi anggota geng motor tersebut sedang melampiaskan hasrat
tersembunyinya.

Dalam bahasa psikoanalisis Sigmund Freud (1856-1939), kaum remaja itu lebih mengikuti kekuatan
id (dorongan-dorongan agresif) ketimbang superego (hati nurani). Keberadaan ego (keakuan)
mereka gagal untuk memediasi agresivitas menjadi aktivitas sosial yang dapat diterima dengan baik
dalam kehidupan sosial (sublimasi).

Namun, pendekatan psikologis itu sekadar mampu mengungkap persoalan dalam lingkup individual.
Itu berarti nilai-nilai etis yang berdimensi sosial cenderung untuk dihilangkan. Padahal, kehadiran
geng motor lebih banyak berkaitan dengan problem sosiologis.

Definisi tentang geng itu sendiri sangat jelas identik dengan kehidupan berkelompok. Hanya saja
geng memang memiliki makna yang sedemikian negatif. Geng bukan sekadar kumpulan remaja yang
bersifat informal. Geng dalam bahasa Inggris adalah sebuah kelompok penjahat yang terorganisasi
secara rapi. Dalam konsep yang lebih moderat, geng merupakan sebuah kelompok kaum muda yang
pergi secara bersama-sama dan seringkali menyebabkan keributan. Tentunya sangat banyak faktor
penyebab remaja terjerumus ke dalam kawanan geng motor. Namun, salah satu penyebab utama
mengapa remaja memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya perhatian dan kasih
sayang orangtua. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh terlalu sibuknya kedua orang tua mereka dengan
pekerjaan, sehingga perhatian dan kasih sayang kepada anaknya hanya diekspresikan dalam bentuk
materi saja. Padahal materi tidak dapat mengganti dahaga mereka akan kasih sayang dan perhatian
orang tua.

Pada dasarnya setiap orang menginginkan pengakuan, perhatian, pujian, dan kasih sayang dari
lingkungannya, khususnya dari orang tua atau keluarganya, karena secara alamiah orang tua dan
keluarga memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Pada saat pengakuan, perhatian, dan kasih sayang
tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka mereka akan mencarinya di tempat lain. Salah satu
tempat yang paling mudah mereka temukan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah di
lingkungan teman sebayanya. Sayangnya, kegiatan-kegiatan negatif kerap menjadi pilihan anak-anak
broken home tersebut sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan eksistensinya.

Faktor lain yang juga ikut berperan menjadi alasan mengapa remaja saat ini memilih bergabung
dengan geng motor adalah kurangnya sarana atau media bagi mereka untuk mengaktualisasikan
dirinya secara positif.

Remaja pada umumnya, lebih suka memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Namun, ajang-
ajang lomba balap yang legal sangat jarang digelar. Padahal, ajang-ajang seperti ini sangat besar
manfaatnya, selain dapat memotivasi untuk berprestasi, juga sebagai ajang aktualisasi diri. Karena
sarana aktualisasi diri yang positif ini sulit mereka dapatkan, akhirnya mereka melampiaskannya
dengan aksi ugal-ugalan di jalan umum yang berpotensi mencelakakan dirinya dan oranglain

~http://duniaapriansyah.blogspot.co.id/2014/10/masalah-sosial-kenakalan-remaja-kasus.html

SUMBER : http://evotama.blogspot.co.id/2014/10/kliping-kenakalan-remaja.html

Anda mungkin juga menyukai