Pengertian Bullying (Perundungan)
Bullying dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai menyakat yang berarti mengusik (supaya
menjadi takut, menangis, dan sebagainya), merisak secara verbal. Sementara itu, menurut
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), bullying atau
perundungan merupakan tindakan penindasan atau merisak.
Jenis-Jenis Bullying (Perundungan)
1. Bullying Fisik
Jenis bullying yang pertama adalah bullying fisik. Perundungan jenis ini seringkali akan
mudah diketahui. Sebab, perundungan jenis ini meninggalkan bekas luka di tubuh
korbannya. Bullying fisik adalah tindakan intimidasi yang bersifat fisik. Pada
jenis bullying ini, pelaku berusaha mengontrol korban dengan kekuatan fisik yang
dimilikinya.
Bullying fisik ini misalnya menendang, memukul, menampar, dan beragam tindakan yang
melukai secara fisik. Perundungan fisik ini bisa berunjung pada tindakan kriminal.
Korban bullying tak hanya terluka secara fisik, melainkan bisa menderita kecacatan bahkan
nyawanya bisa melayang akibat kekerasan fisik secara ekstrem.
2. Bullying Verbal
Bullying verbal adalah perilaku perundungan yang dilakukan dengan kata-kata, pernyataan,
julukan, ataupun panggilan yang menghina. Pelaku perundungan akan terus menerus
melakukan penghinaan untuk meremehkan, merendahkan, dan melukai perasaan korbannya.
Meskipun tidak menyakiti secara fisik, jenis bullying ini bisa menimbulkan dampak yang
serius bagi korban. Bahkan, dari beberapa hasil penelitian, bullying verbal memberikan
dampak yang sangat buruk. Secara mental, korban akan terluka dalam dan tindakan ini akan
meninggalkan perasaan traumatis yang bertahan lama. Bahkan akan memengarui kondisi
psikis korban hingga depresi.
3. Bullying Seksual
Bullying seksual terjadi saat korban disentuh pada bagian-bagian pribadinya, ataupun
dipanggil dengan panggilan yang tidak senonoh. Perundungan seksual tak hanya menjadi
ancaman bagi anak perempuan saja, tak jarang anak lak-laki juga menjadi korban
perundungan seskual.
4. Cyber Bullying
Di era digitalisasi seperti ini, tidak bisa dipungkiri bahwa anak-anak sudah aktif bermain
media sosial. Beragam jenis media sosial yang bisa menambah pengetahuan dan relasi bagi
anak, ternyata menjadi salah satu peluang besar anak menjadi korban perundungan.
Banyak anak menjadi korban perundungan di sosial media. Mulai dari diberi komentar
negatif, disebarkan foto pribadinya tanpa izin, hingga dieksplotasi secara terus-menerus di
media sosial. Tindakan perundungan ini disebut sebagai cyber bullying.
5. Agresi Relasional
Jika ada anak yang terlihat menyendiri dalam lingkungannya, bisa dicurigai anak tersebut
menjadi korban agresi relasional. Agresi relasional ini adalah tindakan perundungan di mana
pelaku mengucilkan korbannya secara sosial.
Korban bullying menjadi tak punya teman. Dia tidak diterima dalam sebuah kelompok
pertemanan. Tentu saja ini akan membuat korban sedih bahkan bisa menjadi depresi. Sebab,
korban menjadi tidak diterima di lingkungan sosialnya.
6. Prejudice Bullying
Korban perundungan prasangka tak hanya diolok-olok dengan ciri sosial dan budaya yang
melekat padanya, namun juga dikucilkan secara sosial.
Selain jenis-jenis bullying di atas, ada juga beberapa contoh perilaku perundungan yang
kerap tidak disadari. Berikut adalah beberapa contoh perilaku bullying yang kerap tak
disadari.
Tidak ada yang salah dengan sebuah kritik. Bentuk kritik yang membangun justru sangat
membantu kita dalam memperbaiki diri dengan baik. Namun, apabila kritik disampaikan
dengan cara yang tidak baik dan di depan umum, tentu saja hal itu adalah tindakan yang
mempermalukan.
Jika sering dikritik di depan umum, bisa jadi Anda menjadi korban perundungan.
Pernahkah bertemu dengan orang yang sering mengomentari penampilan fisik orang lain?
Baginya, ada saja hal negatif dalam penampilan orang lain. Ini adalah tanda bahwa orang
tersebut sedang melakukan tindakan perundungan.
Jika ada orang yang berbuat salah, beri tahu apa kesalahan dan konsekuensi yang harus
ditanggungnya. Tak perlu menghakiminya secara berlebihan. Jika ada orang lain yang
berbuat salah, dan ada yang menghakiminya secara berlebihan, bisa jadi orang tersebut
sedang melakukan tindakan perundungan.
Tidak ada satu pun orang yang senang dibanding-bandingkan dengan orang lain. Jika Anda
sering dibanding-bandingkan dengan orang lain, artinya Anda sedang dirundung. Perilaku
sering membanding-bandingkan orang lain adalah salah satu contoh perilaku bullying yang
kerap tak disadari. Misalkan Anda adalah seorang dengan postur tubuh pendek, sedangkan
yang lainnya memiliki postur tubuh tinggi.
Mengucilkan orang lain tanpa alasan yang jelas juga termasuk contoh
perilaku bullying yang kerap tak disadari seseorang. Perilaku ini sama seperti agresi
relasional.
Perasaan sedih pasti dirasakan oleh orang yang diabaikan dengan sengaja oleh orang lain.
Tidakan mengabaikan orang lain dengan sengaja, bisa disebut sebagai perundungan juga.
Menyebarkan rumor negatif tentang orang lain, tentu bukanlah hal yang bijak. Tindakan ini
tentu merugikan orang yang menjadi korban dari rumor yang negatif tersebut. Hal ini
merupakan contoh perilaku bullying yang kerap tak disadari. Misalkan, orang tua si A
memiliki harta kekayaan yang didapatkan dari hasil korupsi namun tidak ada bukti yang
jelas.
8. Bertindak Manipulatif
Pernahkah Anda melihat orang yang bertindak manipulatif hingga membuat orang lain
seperti berbuat kesalahan? Tindakan ini juga termasuk perundungan yang seringkali tidak
disadari. Beberapa contoh tindakan manipulatif adalah membuat lelucon yang menyinggung
hingga melakukan gaslighting.
9. Menyindir Secara Terang-Terangan
Orang yang suka menyindir orang lain secara terang-terangan, bisa dibilang sedang
melakukan perundungan. Sindirannya sengaja membuat orang lain malu dan sakit hati.
Korban tentu akan sedih bahkan terkadang bisa menimbulkan efek traumatis tersendiri
dalam jangka waktu yang lama.