Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL PENGEMBANGAN DIRI (BK)

“BAHAYA PERUNDUNGAN (BULLYING)”

Di Susun Oleh : Reviana Aulia Sabrina


Kelas : X IPA 1
No Absen : 27

SMA INDOCEMENT

Jl. Raya Puspanegara No 1 Kec. Citeureup Kab. Bogor

Bogor, Jawa Barat, 16810

Telp. 021 - 87940131 Fax 021 – 8763223


KATA PENGANTAR

Puji dan Sykur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas nikmat dan
karunia-nya sehingga saya dapat menyelesaikan Artiel ini. Tujuan pembuatan
Artikel ini adalah untuk memenuhi Tugas Pengembangan Diri serta rasa
keingintahuan saya terhedap Bahaya Bullying di kalangan Remaja.

Artikel ini berisi tentang beberapa informasi tentang macam macam kasus
Bullying sering terjadi dikalangan remaja. Dan dampak – dampak yang akan
ditombulkan dari bahaya Bullying.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak


kekurangan, namun berkat bimbingan maka tugas ini dapat terselesaikan. Untuk
itu saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Drs. Nurokhim
S.Ag sebagai guru mata pelajaran pengembangan diri, yang selalu memberi
bimbingan serta arahan disetiap proses pembelajaran.

Denga artikel ini saya harapkan bisa memupuk rasa solidaritas yang
tinggi,supaya kasus kasus bullying tidak terjadi lagi. Belar untuk selalu
menciptakan kerukunan, kedamaian, saling menghargai dan saling menghormati
tanpa membedakan seseorang. Dan selalu mengingat Allah di setiap ingin
melakukan sesuatu. Dn berfikir panjang sebelum melakukan suatu tindakan.

Saya menyadari artikel ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat memnbangun selalu saya
harapkan, demi kesempurnaan Artikel – Artikel selanjutnya.

Semoga Allah SWT senaniasa meridhai segala usaha kita. Aamiin

Bogor, 09 April 2021


Stop Perundungan

Apa, Dimana, dan Kapan perundungan terjadi?

Pastinya kamu punya banyak impian yang ingin kamu raih. Kemauan,
optimisme, dan semangat yang kamu miliki adalah kunci untuk meraih
impianmu dan mengatasi berbagai rintangan yang menghadang.
Salah satu rintangan yang mungkin menghadang adalah perilaku perundungan
(bullying). Pernahkah kamu mengalami perundungan misalnya dikucilkan atau
dihina teman? Setiap remaja menanggapi perundungan dengan cara yang
berbeda.
Ada yang tak terusik namun ada juga terganggu. Ada yang menderita hingga
mengalami depresi berkepanjangan. Bahkan ada yang kemudian bunuh diri.
Ternyata 50% siswa pernah mengalami perundungan di sekolah (UNICEF,
2015)
Ayo belajar tentang apa itu perundungan, serta kapan dan dimana itu terjadi.

Apa sih perundungan itu?


Perundungan atau bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal,
fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya yang membuat seseorang
merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun
kelompok.
Perundungan dianggap telah terjadi bila seseorang merasa tidak nyaman dan sakit hati
atas perbuatan orang lain padanya.

Perundungan bisa diibaratkan sebagai benih dari banyak kekerasan lain, misalnya:
tawuran, intimidasi, pengeroyokan, pembunuhan, dll.
Sebagai benih kekerasan, bila perundungan bisa ditekan, maka kekerasan yang lebih
parah akan bisa dicegah.
Saat ini kasus bully (perundungan) kian merajalela di lingkungan masyarakat. Tidak
sedikit dampak negatif dari perilaku ini, baik bagi yang mem-bully (pelaku) maupun yang di-
bully (korban). Oleh karena itu, kebiasaan melakukan bully ini harus segera dihentikan
Perundungan dapat menimbulkan dampak luas dan jangka panjang bagi korban. ...
Korban yang sering di-bully umumnya juga merasa marah, sedih, tidak berdaya, frustasi,
kesepian, dan terisolasi dari lingkungannya. Jika dibiarkan terus-menerus, korban
perundungan bisa merasa depresi, bahkan bisa berpikir untuk bunuh diri.

Apa itu cyberbullying?


Cyberbullying (perundungan dunia maya) ialah bullying/perundungan dengan
menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat terjadi di media sosial, platform chatting,
platform bermain game, dan ponsel.
Adapun menurut Think Before Text, cyberbullying adalah perilaku agresif dan
bertujuan yang dilakukan suatu kelompok atau individu, menggunakan media elektronik,
secara berulang-ulang dari waktu ke waktu, terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah
melakukan perlawanan atas tindakan tersebut. Jadi, terdapat perbedaan kekuatan antara
pelaku dan korban. Perbedaan kekuatan dalam hal ini merujuk pada sebuah persepsi kapasitas
fisik dan mental.

Cyberbullying merupakan perilaku berulang yang ditujukan untuk menakuti, membuat


marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran.
Bullying secara langsung atau tatap muka dan cyberbullying seringkali dapat terjadi secara
bersamaan. Namun cyberbullying meninggalkan jejak digital – sebuah rekaman atau catatan
yang dapat berguna dan memberikan bukti ketika membantu menghentikan perilaku salah ini.

Korban Bullying
Anak yang menjadi korban bullying biasanya akan mengalami berbagai masalah serius.
Permasalahan tersebut meliputi masalah kesehatan fisik, sosial, emosial, akademik, dan
mental yang buruk.
Dari perlakuan yang diterima dirinya akan membuat dirinya mengalami berbagai hal
seperti:

1. Depresi dan kecemasan


Korban bullying biasanya akan memiliki gangguan depresi dan kecemasan. Hal ini karena
meningkatnya perasaan sedih dan kesepian pada dirinya. Selain itu, perlakuan bullying yang
diterimanya akan mengubah pola tidur, makan, hilangnya minat pada aktivitas yang biasa
mereka nikmati. Bahayanya, permasalahan ini akan dialaminya jangka panjang hingga
dewasa

2. Keluhan kesehatan
Sebab adanya perlakuan kasar, atau ucapan yang membuatnya depresi, itu akan membuat
dirinya tidak berminat untuk melakukan berbagai hal, seperti makan. Hal itu akan
membuatnya mengalami gangguan kesehatan yang cukup parah.

3. Prestasi akademik menurun


Biasanya korban bullying, nilai akademiknya akan menurun. Hal ini karena perlakuan
bullying yang diterimanya, membuatnya tidak fokus belajar. Selain itu, jika pelakunya berada
di instansi pendidikan yang sama, akan membuatnya sering bolos karena takut bertemu.

Diketahui, sejumlah kecil anak yang mengalami bullying mungkin membalas melalui
tindakan yang sangat kejam. Dalam 12 dari 15 kasus penembakan di sekolah pada 1990-an,
para penembak memiliki riwayat diintimidasi.
Pelaku Bullying
Seseorang yang terbiasa melakukan tindak bullying terhadap orang lain cenderung akan
melakukan hal yang sama hingga dewasa. Lebih parahnya, ia dapat melakukan hal kekerasan
yang menjadikannya seorang kriminal.

1. Menyalahgunakan alkohol dan narkotika


Biasanya anak yang melakukan bullying kepada orang lain, tidak peduli dengan hal yang baik
dan buruk. Oleh karena itu, pelaku bullying sangat berpotensi terjun ke dalam hal buruk
seperti menyalahgunakan alkohol dan narkotika.

2. Sering berkelahi
Seseorang yang melakukan bullying biasanya sering berkelahi, walaupun tidak dengan
korban bullying. Mereka akan merusak properti yang ada di sekelilingnya. Selain i Dewitu ia
juga berisiko putus sekolah karena banyaknya aturan yang telah dilanggarnya.

3. Berpotensi menjadi kriminal


Pelaku bullying sangat berpotensi menjadi seorang kriminal. Hal ini karena kebiasaan yang
dilakukannya sejak usia muda menjadikan dirinya melakukan hal yang sama saat dewasa.
Selain itu, ia juga berpotensi melakukan hal yang lebih buruk sehingga menjadi kriminal.

Anda mungkin juga menyukai