Anda di halaman 1dari 5

BAB 3 : KECERDASAN EMOSI

Tugas Pengebangan Diri (BP/BK)

Nama : Reviana Aulia Sabrina


Keas : XI - IPA 1
No.Absen : 27

 Tuiskan pengalaman anda saat berada pada kondisi tidak mampu lagi menahan
amarah. Sertakapula solusi yang semestinya anda lakukan untuk meredam kemarahan
tersebut!

 Penjelasan dan Jawaban :

Pengertian Kecerdasan Emosi


Istilah kecerdasan emosional muncul secara luas pada pertengahan tahun 1990-an.
Sebelumnya Gardner  mengemukakan 8 kecerdasan pada manusia (kecerdasan majemuk).
Menurut Goleman  menyatakan bahwa kecerdasan majemuk yang dikemukakan oleh Gardner
adalah manisfestasi dari penolakan akan pandangan intelektual quotient (IQ). Salovey
menempatkan kecerdasan pribadi dari Gardner sebagai definisi dasar dari kecerdasan
emosional. Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan
intrapribadi. Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi individu pada porsi yang tepat,
memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah inti dari
hubungan sosial yang baik.

1. Goleman :
“Kecerdasan emosi merupakan kemampuan emosi yang meliputi kemampuan untuk
mengendalikan diri, memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu masalah, mampu
mengendalikan impuls, memotivasi diri, mampu mengatur suasana hati, kemampuan
berempati dan membina hubungan dengan orang lain”
Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi seseorang pada porsi yang tepat,
memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah inti dari
hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati
individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas
yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta
lingkungannya.
2. Mayer dan Salovey :
“Kecerdasan emosi sebagai suatu kecerdasan sosial yang berkaitan dengan
kemampuan individu dalam memantau baik emosi dirinya maupun emosi orang lain, dan juga
kemampuannya dalam membedakan emosi dirinya dengan emosi orang lain, dimana
kemampuan ini digunakan untuk mengarahkan pola pikir dan perilakunya”.

3. Robert dan Cooper


Mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami
dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, emosi,
koneksi dan pengaruh yang manusiawi.
Individu yang mampu memahami emosi individu lain, dapat bersikap dan mengambil
keputusan dengan tepat tanpa menimbulkan dampak yang merugikan kedua belah pihak.
Emosi dapat timbul setiap kali individu mendapatkan rangsangan yang dapat mempengaruhi
kondisi jiwa dan menimbulkan gejolak dari dalam.
Emosi yang dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan untuk mendukung keberhasilan
dalam berbagai bidang karena pada waktu emosi muncul, individu memiliki energi lebih dan
mampu mempengaruhi individu lain. Segala sesuatu yang dihasilkan emosi tersebut bila
dimanfaatkan dengan benar dapat diterapkan sebagai sumber energi yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas,mempengaruhi orang lain dan menciptakan hal-hal baru.

4. Shapiro
Mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan suatu fungsi jiwa yang
melibatkan kemampuan memantau intensitas perasaan atau emosi, baik pada diri sendiri
maupun pada orang lain. Individu memiliki kecerdasan emosional tinggi memiliki keyakinan
tentang dirinya sendiri, penuh antusias, pandai memilah semuanya dan menggunakan
informasi sehingga dapat membimbing pikiran dan tindakan.

 Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas saya dapat menyimpulkan


bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang yang
dapat merasakan serta memahami apa yang harus dilakukan ketika
mendapatkan suatu masalah, memotivasi diri, mampu mengatur suasana hati,
dan mampu memahami perasaan orang lain dengan cara yang efektif atau
menempatkan emosi di posisi yang tepat dan baik.
 Pengalaman saya dalam Pengelolaan Emosi

Pengalaman saya dalam pengelolaan emosi, contoh yang paling mudah adalah waktu
saya sedang berdebat dengan teman saya. Didalam perdebatan tersebut pasti antara satu dan
yang lain berbeda prinsip dan pemahaman. Sama seperti waktu saya berdebat dengan teman
saya. Waktu itu saya sangat berpegang teguh dengan prinsip saya, begitu juga dengan teman
saya sehingga membuat perdebatan tersebut sangat lama dan agak ada unsur ingin emosi.
Setelah itu sayapun mulai sadar, bahwa perdebatan ini mulai tidak wajar bagi saya
karena mulai sedikit muncul unsur – unsur emosi. Sayapun mengalah, karena saya sadar
bahwa ini adalah hal sepeleh sehingga tidak harus diperdebatkan sampai segitunya, meskipun
saya masih tidak terima dengan prinsip teman saya dan saya masih berpegang teguh dengan
prinsip saya.
Lucunya, setelah saya berdebat dengan teman saya dan pulang kerumah sayapun
masih penasaran dengan perdebatan tersebut. “Mana sih yang bener...?” saya sampai berkata
seperti itu, akhirnya saya mencarinya di Google untuk mencari jawaban yang pasti. Dan
ternyata jawabannya adalah sangat berbeda jauh dengan prinsip saya begitu juga dengan
prinsip teman saya. Hahahah..... :v

Itulah salah satu contoh pengalaman saya dalam mengelolah kecerdasan emosional
bagi saya. Bayangkan saja apabila saya dan teman saya tidak ada yang mengalah mungkin
sampai sekarang saya masih berdebat dengan teman saya atau mungkin bisa sampai memecah
belah hubungan pertemanan kita. Padahal cuman hal sepeleh dan prinsip kita tidak ada yang
benar.
Jadi sisi positifnya adalah kita harus belajar tentang cara mengelolah Kecerdasan
Emosional.

 Solusi yang saya lakukan untuk meredam kemarahan tersebut yaitu :

Kemarahan yang tidak cepat diatasi justru akan merugikan diri kita, namun perlu kita
ketahui, bahwa ketika kita berhasil mengatasi kemarahan, berarti kita telah menjadikan
kemarahan yang kita miliki sebagai sebuah batu loncatan bagi kita untuk menuju perubahan
hidup yang jauh lebih besar. 

Pada saat kemarahan itu datang, kita harus memutuskan mana persimpangan jalan
yang harus kita ambil. Memilih untuk larut dalam kemarahan yang kita miliki, lalu
membiarkan kemarahan tersebut menghancurkan diri kita, atau mengatasi kemarahan tersebut
dan membuat diri kita menjadi lebih baik.

Berikut cara yang dapat kita ambil ketika kemarahan itu datang ke dalam kehidupan kita :

1. Yang Terjadi Biarlah Terjadi

Semua orang memiliki emosi karena suatu alasan, jadi gunakanlah emosi tersebut
dengan sebaik mungkin. Memendam rasa kemarahan yang kita miliki hanya akan
membuat keadaan kita semakin buruk. Hal ini dapat menyebabkan perasaan sakit hati
bahkan penyakit jantung.
Jika kita mencoba untuk menyembunyikan atau mengabaikan kemarahan, itu
tidak akan membuat rasa marah tersebut pergi. Kemarahan yang kita miliki hanya
akan mereda untuk waktu tertentu, tapi pada akhirnya nanti kita akan meluapkan
kemarahan di waktu dan tempat lain. Jangan meminta maaf untuk alasan kemarahan.
Kita marah untuk alasan yang sah, dan anggaplah itu sebagai langkah pertama menuju
cara penyelesaian apa yang selama ini mengganggu kita.

Biarkan kemarahan itu ada, tapi tetaplah berpikir dengan kepala yang dingin,
hal ini untuk memikirkan langkah kita selanjutnya dalam mengambil keputusan
tentang hal yang telah menyebabkan kita menjadi marah.

2. Emosi Tak Harus Bereaksi

Saat marah, kita mungkin ingin menjadi monster dan menghancurkan segala
sesuatu yang ada di depan kita. Perlu diingat, ketika kita sedang marah, sering kali
justru membuat kita mengambil sebuah tindakan secara sepihak. Bahkan tindakan
tersebut hanya berdasarkan rasa kemarahan sesaat kita saja agar kita puas. Setelah kita
sudah berhasil tenang, kita akan merasa bahwa tindakan yang kita ambil saat marah
tadi sesungguhnya tidak sejalan dengan pemikiran.

Intinya adalah, jangan pernah mengambil sebuah keputusan ketika kita sedang
dilanda kemarahan. Nikmati saja rasa marah tersebut tanpa harus bereaksi, pulihkan
ketenangan diri kita.

3. Diskusikan Kemarahan Anda dengan Seseorang yang Terpercaya

Ketika kita mengalami hari yang buruk sehingga membuat kita merasa
frustasi, atau sedang mengalami sesuatu dalam hidup yang menyebabkan kita
stres, temukanlah seseorang yang dapat dipercaya untuk diajak bicara.

Kita bisa mengajak berbicara anggota keluarga , teman dekat, atau


seseorang yang terbiasa bekerja bersama. Bahkan, jika mereka tidak
memberikan saran khusus, tindakan sederhana seperti berbagi cerita tentang
hal apa yang selama ini mengganggu kita mungkin bisa membantu kita
menemukan solusi.

Ketika kita melakukan percakapan dengan seseorang yang kita


percayai, kita akan lebih memiliki kesempatan menemukan solusi atas
penyebab kemarahan , dibanding kita mengungkapkan kemarahan dengan
mengeluarkan kata-kata kasar.
 Jadi kesimpulan dari cerita pengalaman ini adalah :

Setiap orang mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan yang tidak


menyenangkan,  bahkan membuat hatinya kesal dan jengkel. Yang paling menyakitkan ketika
menpunyai pengalaman antri yang lama, yang diakibatkan oleh pelayanan yang kurang
prima,  padahal konsumen berpikir, bahwa perusahaan tersebut bisa memberi pelayanan yang
prima pada konsumen,  karena perusahaan tersebut perusaan besar dan mempunyai nana
besar, tapi realitasnya karyawannya tidak bisa memberikan pelayanan yang baik, maka dalam
hatinya timbul perasaan kesal, bahkan kadang-kadang marah yang diekspresikan dalam
wajah yang cemberut, kata-kata yang kurang sopan dan sikap yang tidak terpuji.

Orang yang hebat adalah orang yang mampu menahan diri ketika marah dan tidak 
sikap marah dan kesal di depan umum, karena dia tahu dan sadar bahwa apabila bersikap
kurang baik dan tidak sopan akan membawa kerugian bagi dirinya,  yaitu jatuh nama baiknya
dan harga dirinya hancur.  Orang yang mampu menahan diri dan bersikap lemah lembut
dalam kondisi marah, maka  menjadi orang yang anggun  dan wibawa.

Tapi dalam realitasnya tidak banyak orang yang mampu menahan diri ketika marah,
sehingga tidak anggun dan tidak wibawa. Tapi yang banyak orang-irang melakukan tindakan
atau sikap yang membuat nama dirinya jatuh dan rugi secara moral dan harta.

Oleh karena itu rasulullah mengingatkan kepada umatnya,  bahwa orang yang kuat
bukanlah orang yang kuat ketika gulat.  akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang
mampu menguasi emosinya ketika hatinya sedang marah. Jadi kata kunci orang yang marah
dan kesal akan tampak anggun ketika mampu mengendalikan emosinya pada ekspresi
wajahnya, sikapnya dan perkataannya,  sehingga tampak berseri seri dan santun.

Seseorang tidak akan mampu bersikap anggun dan berwibawa ketika marah. Kecuali
tahu dan sadar tentang kerugian yang akan menimpa pada dirinya apabila tidak mampu
mengendalikan emosinya dan paham dan yakin serta sadar bahwa apabila mampu menahan
marah ketika dalam kondisi kesal  akan terhormat dan wibawa, dan lebih dari itu, yakin
bahwa ketika dirinya mampu menahan marah akan mendapatkan pahala yang sangat besar
dan ridho dari Allah. 

Anda mungkin juga menyukai