1
Abuddin Nata, Metodologi Stud Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 46.
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan memotivasi diri sendiri dan
bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan
kesenangan, memgatur suasana hati dan menjaga beban stress tidak melumouhkan
kemampuan berfikir dan berempati. Sedang dalam pendapat lain dijelaskan bahwa
kecerdasan emosional merupakan kemampuan merasakan, memahami dan menerapkan
daya/ kepekaan manusiawi. Ini artinya bahwa kecerdasan emosional menuntut penilikan
perasaan untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta
menanggapinya dengan tepat, disamping untuk menerapkan secara efektif energi emosi
dalam kehidupan sehari-hari. Sementara pandangan lain menyatakan bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan non kognitif yang mempengaruhi seseorang dalam
mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungannya.
Sementara dalam pandangan lain menyatakan bahwa kualitas kecerdasan
emosional tersebut dapat dipahami melalui berbagai indikator sebagai berikut (1)
empati, (2) mengungkapkan dan memahami perasaan, (3) mengendalikan amarah, (4)
kemampuan kemandirian, (5) kemampuan menyesuaikan diri, (6) diskusi, (7)
kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, (8) ketekunan, (9) kesetiakawanan,
(10) keramahan dan sikap hormat.
Menurut pandangan Salovely, seperti yang dilansir oleh Goleman, bahwa di dalam
kecerdasan emosional terdapat lima wilayah utama:
1. Mengenali emosi diri
Hal ini sangat penting mengingat adanya ketidakmampuan seseorang untuk
mengenali perasaannya sendiri yang berakibat dikuasainya oleh perasaan. Sementara
yang memiliki kemampuan mengenali emosinya disebut sebagai orang yang
mempunyai kesadaran terhadap suasana hatinya. Sedang inti kecerdasan emosi yang
berfungsi sebagai sarana untuk mengenal Allah adalah emosi diri.
2. Mengelola emosi
Emosi/perasaan diri perlu dikendalikan agar tidak berlebihan. Kemampuan
mengelola emosi ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri,
melepaskan kecemasan, kemurungan, ketersinggungan dan kemampuan menghindari
perasaan-perasaan yang menekan.
3. Memotivasi diri
Mengelola emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang
sangat penting kaitannya dengan memberi perhatian, memotivasi diri sendiri,
menguasai diri sendiri dan berkreasi, sebab pengelolaan psikologis dalam bentuk
menahan diri terhadap kepuasan, penataan terhadap berbagai perasaan positif yang
berupa antusiasisme, optimisme, dan keyakinan diri merupakan modal bagi
penguatan motivasi untuk sukses.
4. Mengenali emosi orang lain/ empati
Orang yang memiliki kemampuan danlam mengenali perasaaan orang lain,
dalam bahasa Goleman disebut sebagai orang yang empati, yaitu individu yang
mampu menangkap sinyal-sinyal sosial tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa
yang dibutuhkan/dikehendaki orang lain. Orang tersebut lebih mampu menyesuaikan
diri secara emosional, lebih mudah bergaul dan lebih peka. Sementara orang yang
tidak mampu membaca/mengungkapkan emosi dengan baik akan terus menerus
frustasi.
5. Membina hubungan/ social skill
Social skill ini merupakan kemampuan menangani emosi dengan baik ketika
berhubungan dengan orang lain. Sedang unsur-unsurnya meliputi: kemampuan
persuasif (mempengaruhi), kemampuan menciptakan sinergi kelompok, kemampuan
negosiasi dan pemecahan silang pendapat.
Seseorang yang memperoleh dukungan sosial yang cukup dari orang tuanya
ataupun lingkungan sekitar akan lebih mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan
sosial. Sebaliknya, seseorang yang kurang memperoleh dukungan sosial yang cukup
dari orang tua ataupun lingkungan sekitarnya, ia akan cenderung mengalami banyak
kesulitan dalam mengembangkan interaksi sosialnya.
Selanjutnya di dalam kecerdasan emosional terdapat empat keampuan
psikologis sebagai berikut:
1. Persepsi emosi, yaitu kemampuan individu untuk mengenali emosi, baik yang
dirasakan oleh dirinya sendiri maupun orang lain.
2. Integrasi emosi, yaitu kemampuan individu dalam memanfaatkan sensasi emosi
yang dirasakan untuk menghadapi masalah-masalah yang berkenaan dengan
sistem kognisi.
3. Pemahaman emosi, yaitu kemampuan individu untuk memahami emosi yang
dirasakan dan dapat menggunakan pengetahuan untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Pengaturan emosi, yaitu kemampuan individu dalam memadukan data-data
mengenai emosi yang dirasakan oleh diri sendiri maupun orang lain untuk
menentukan tingkah laku efektif yang akan ditampilkan pada saat berinteraksi
dengan orang lain