Anda di halaman 1dari 5

KECERDASAN EMOSIONAL / EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)

Muhammad Demmy Busthomi (0721200043)


Wahyu Aryani (0721200039)

Administrasi Pendidikan, Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat


Indonesia

A. Definisi Kecerdasan Emosional / Emotional Quotient (EQ)


Salah satu dimensi kecerdasan majemuk adalah kecerdasan emosional. Beberapa
waktu belakangan ini kecerdasan emosional disebut-sebut sebagai factor penentu
keberhasilan seseorang.
Salovey dan Meyer mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian
dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang
melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan
informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan (Saphiro, 1998 : 8). Cooper dan
Sawaf (Agustian, 2001:289) mendefinisikan Kecerdasan Emosional atau Emotional
Quotient (EQ) merupakan kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan
pengaruh yang manusiawi.
Kecerdasan emosional menurut Daniel Golman (2003:45) adalah kemampuan
mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri
sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dalam hubungan
dengan orang lain. Sedangkan Steven J Stein dan Howard E. Book mendefinisikan
kecerdasan emosional sebagai mengetahui perasaan-perasaan yang baik dan buruk dan
bagaimana untuk mendapatkan hal baik dari pengalaman yang buruk. Jadi kecerdasan
emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengenali emosi yang ada di dalam dirinya
dan mengendalikan pikiran dan tindakannya.

B. Komponen Kecerdasan Emosional


Menurut Daniel Goleman, lima komponen dasar dalam teori kecerdasan emosional
adalah sebagai berikut :
1. Mengenali emosi diri, kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu
terjadi. Kesadaran diri membuat kita lebih waspada terhadap suasana hati maupun
pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut
dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin
penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan
emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.
2. Mengelola emosi, kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap
dengan tepat, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Kemampuan ini
mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,
kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta
kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.
3. Memotivasi diri sendiri, memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan
mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu
antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.
4. Mengenali emosi orang lain yaitu empati. Individu yang memiliki kemampuan empati
lebih mampu menangkap sinyalsinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan
apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang
orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan
orang lain.
5. Membina hubungan, suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan
dan keberhasilan antar sesama.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional


1. Faktor internal
Faktor internal ini memiliki dua sumber yaitu segi jasmani dan segi psikologis. Segi
jasmani adalah faktor fisik dan kesehatan individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang
dapat terganggu dapat dimungkinkan mempengaruhi proses kecerdasan emosinya. Segi
psikologis mencakup didalamnya pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir dan
motivasi.
2. Faktor eksternal
Faktor ekstemal meliputi: a) Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam memperlakukan
kecerdasan emosi tanpa distorsi dan b) Lingkungan atau situasi khususnya yang
melatarbelakangi proses kecerdasan emosi. Objek lingkungan yang melatarbelakangi
merupakan kebulatan yang sangat sulit dipisahkan.

D. Alat Ukur Kecerdasan Emosional


Kecerdasan emosional diukur untuk menggambarkan kemampuan seseorang dalam
merasakan dan mengelola emosi diri sendiri, orang lain, maupun kelompok. Terdapat
beberapa alat ukur kecerdasan emosional, di antaranya Emotional Intelligence Inventory
(EII) yang meliputi lima dimensi, yaitu Self Awareness (SA), Self Control (SC), Self
Motivation (SM), Empathy (E), dan Social Skills (SS).
Selain itu, ada alat ukut yang dikembangkan oleh Mayer-Salovey yaitu Trait Meta
Mood Scale (TMMS) yang mengukur kepekaan seseorang terhadap emosi (attention to
emotions), kejelasan emosi (emotion clarity), dan perbaikan emosi (emotion repair).

E. Manfaat Kecerdasan Emosional


Kecerdasan emosional memiliki peranan yang penting dalam proses menghadapi
kehidupan sosial dan berinteraksi dengan orang lain. Hal ini disebabkan karena kecerdasan
emosional yang tinggi membuat seseorang mampu menguasai soft skill berikut :
1. Self Awareness
2. Self Regulation
3. Motivation
4. Empathy
5. Social Skill

Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi yang ditunjukkan melalui soft
skill tersebut di atas, tentu akan merasakan manfaatnya baik dalam menjalani kehidupannya
sehari-hari, dalam dunia kerja, maupun dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu :
1. Komunikasi yang efektif, yaitu mampu mendengarkan dan memberikan respon yang baik
dalam berkomunikasi. Hal ini memungkinkan seseorang untuk dapat melakukan kerja tim
yang baik dan mencapai hasil yang lebih maksimal.
2. Mengatasi tekanan pekerjaan dengan baik, yaitu kemampuan untuk mengatur tingkat
stress yang dialami.
3. Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, yaitu mampu memunculkan antusiasme,
gairah dan keyakinan terhadap diri sendiri untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

F. Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional


Kecerdasan Emosional sangat dapat dilatih dengan pembiasaan dan pembentukan
lingkungan yang kondusif. Berbagai cara dapat dilakukan untuk dapat membantu
meningkatkan kecerdasan emosional seseorang, di antaranya :
1. Membaca situasi, yaitu dengan memperhatikan situasi sekitar sehingga timbul kepekaan
dan pengetahuan mengenai apa yang harus dilakukan.
2. Mendengarkan dan menyimak lawan bicara, agar kita memahami dengan baik maksud
dari apa yang disampaikan lawan bicara kita sehingga dapat menghindari
kesalahpahaman dan menjaga hubungan yang baik.
3. Siap berkomunikasi, yaitu kemampuan untuk menjalin komunikasi untuk menyelesaikan
masalah.
4. Tidak takut terhadap penolakan, yaitu berpegang teguh terhadap nilai yang dianut dan
tidak perlu takut akan penolakan namun juga membuka ruang untuk diskusi.
5. Belajar berempati, yaitu berusaha memahami dan ikut merasakan situasi yang dihadapi
orang lain.
6. Belajar menentukan skala prioritas, yaitu kemampuan untuk memilah mana hal yang
mendesak dan mana yang masih dapat ditunda.
7. Menyiapkan mental, yaitu berusaha mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai
situasi.
8. Belajar berpikir secara rasional, yaitu belajar untuk dapat seimbang antara perasaan dan
juga rasionalitas.
9. Fokus, yaitu belajar memusatkan pikiran pada apa yang perlu mendapatkan perhatian.

G. Peran Kecerdasan Emosional Terhadap Pendidik


Seorang pendidik tidak hanya perlu memiliki kompetensi pengetahuan namun juga
perlu memiliki kecerdasan emosional yang baik. Seorang pendidik yang memiliki
kecerdasan emosional yang baik akan mampu menjalankan perannya sebagai pendidik
dengan lebih baik. Hal ini disebabkan seorang pendidik yang memiliki kecerdasan
emosional yang baik akan dapat mengendalikan emosinya, memiliki kesabaran dalam
mendidik, tekun, tidak mudah bertindak secara agresif apalagi yang dapat membahayakan
peserta didiknya, mampu mengelola perasaan dan stress yang bisa tiba-tiba muncul, mampu
berempati atas kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik, serta bertanggung jawab dan
mampu mempertahankan etika profesi.

H. Peran Kecerdasan Emosional Terhadap Peserta Didik


Tidak hanya bagi pendidik, kecerdasan emosional juga sangat penting untuk dimiliki
peserta didik. Peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional yang baik akan lebih
mampu mencapai hasil belajar yang maksimal disbanding peserta didik yang kecerdasan
emosionalnya lebih rendah. Hal ini disebabkan, peserta didik yang memiliki kecerdasan
emosional akan memiliki karakter jujur, disiplin, memiliki kesadaran diri dan rasa tanggung
jawab yang tinggi. Selain itu peserta didik juga cenderung lebih tekun, tidak akan mudah
menyerah, senantiasa memotivasi diri, serta mampu menghadapi tantangan dengan lebih
baik. Peserta didik dengan kecerdasan emosional yang baik juga akan mampu menjalin
hubungan yang baik dengan keluarga, teman, dan gurunya sehingga ia akan mampu
mencapai hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kecerdasan Emosi. 2018. Diakses pada 31 Mei 2021 dari https://psikologi.uma.ac.id/wp-


content/uploads/2018/12/KECERDASAN-EMOSI.pdf

Purnaningtyas, Arum & Suharto, Suharto. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosi Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Seni Budaya SMP. Jurnal Harmonia Vol. X, 1, 1-14.

Silen, Adhi Pratistha. 2014. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan
Kecerdasan Spiritual Terhadap Prestasi Akademik. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 116-
133.

Tazkiyah, Nuril & Silaen, Sondang Maria. 2020. Hubungan Kecemasan dan Kecerdasan
Emosional Dengan Kecenderungan Perilaku Agresivitas Anak Jalanan di Sekolah
Master Indonesia Depok. Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol. 4, 2, 1-13.

Ternyata, Kecerdasan Emosional Memegang Peran Penting dalam Kesuksesan Seseorang. 2020.
Diakses pada 31 Mei 2021 dari https://pip.unpad.ac.id/postdetail/Ternyata-Kecerdasan-
Emosional-Memegang-Peran-Penting-dalam-Kesuksesan-Seseorang

Anda mungkin juga menyukai