Anda di halaman 1dari 7

PENGENDALIAN DIRI MELALUI KECERDASAN EMOSIONAL (EQ )

Kecerdasan emosional atau Emotional Qoutient (EQ), adalah salah satu kecerdasan manusia
yang saat ini sangat diperlukan dalam upaya untuk pengendalian diri dengan cara
pengendalian emosi. Menurut Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intellengence (hal.
411–412), emosi dikelompokkan  dalam beberapa golongan yaitu: amarah,  kesedihan, rasa
takut, kenikmatan,  cinta,  terkejut,   jengkel dan  juga  malu. Secara umum Emosi bisa
bersifat positif  diantaranya yaitu  rasa senang,  cinta kasih, kehati-hatian, bahagia, dan juga
bisa bersifat negatife misalnya rasa iri, dengki, rasa marah, ketakutan, dan lain sebagainya
      Emosi yang muncul sebetulnya dapat menjadi sumber energi, autentisitas dan semangat
manusia yang sangat kuat,  tergantung bagaimana cara mengelola emosi tersebut, sehingga
bisa sebagai energi pengaktif untuk aktifitas kehidupan kita sehari-hari, misalnya; empati,
integritas, kredibilitas, keuletan, saling percaya dan juga untuk hubungan sosial lainnya.
Untuk mencapai kondisi tersebut yang perlu dilakukan hanya dengan menggunakan
kecerdasan,  karena dengan  cerdas emosi kita akan dapat mengelola emosi dengan baik dan
terarah.Orang yang mempunyai kecerdasan emosional  adalah mereka yang sudah mampu
mengenali, mengelola, memanage, mengarahkan, memanfaatkan dan mengoptimal-kan emosi
kita, serta  mampu mengenali emosi orang lain juga mampu membina hubungan dengan
orang lain.

Kecerdasan Emosional

Pengertian Kecerdasan Emosi


Menurut Goleman (2002:45) kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan
tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres
tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, dan berempati.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merujuk pada
sejumlah kemampuan dan ketrampilan sosial yang berhubungan dengan pengendalian dan
pembinaan hubungan sosial dengan lingkungan, selain itu pengaturan diri dan cognitive
inteligensi merupakan aspek penting dalam kecerdasan emosional karena dengan memahami
diri dan orang lain, mengatur emosi dengan baik, individu dapat menyadari berbagai emosi
yang dimilikinya dan yang dimiliki orang lain serta kekurangan dan kelebihannya sehingga ia
mampu menggunakan kemampuan yang ada pada dirinya untuk menghadapi stimulus dari
lingkungannya secara tepat termasuk stimulus yang dapat memunculkan perilaku aggressive
driving.
Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional

Berdasarkan pendapat Goleman (dalam Mutadin, 2002:1) membagi kecerdasan


emosional dalam beberapa kemampuan atau aspek yaitu:
1) Mengenali Emosi Diri yakni kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan
itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya
pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan
pemahaman tentang diri.
2) Mengelola Emosi. Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat
terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada
kesadaran diri.
3) Memotivasi Diri. Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal
sebagai berikut, cara mengendalikan dorongan hati, derajat kecemasan yang berpengaruh
terhadap unjuk kerja seseorang, kekuatan berfikir positif, optimisme, dan keadaan flow
(mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke
dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada satu objek
4) Mengenali Emosi Orang Lain. Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun
berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat
dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain.
5) Membina Hubungan Dengan Orang Lain. Membina hubungan dengan orang lain
merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan
orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam
pergaulan sosial. 

Ciri Orang Yang Mempunyai Kecerdasan Emosional Tinggi

Orang yang sukses dalam pekerjaan tidak hanya memiliki intelegensi yang tinggi,
namun secara emosional mereka juga baik. Orang yang cerdas secara emosi akan bersikap
tegas dan mampu mengendalikan perilaku sehingga terbebas dari perilaku-perilaku negatif.
Kecerdasan emosional sangat sulit diukur dan sampai sekarang belum ada alat tes tunggal
yang menghasilkan nilai kecerdasan emosional.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri orang yang mempunyai kecerdasan
emosional adalah mudah bergaul, tidak mudah takut, bersikap tegas, berkemampuan besar
untuk melibatkan diri dengan orang lain, konsisten, tidak emosional, lebih mengutamakan
rasio daripada emosi, dapat memotivasi dirinya sendiri dan lebih penting dapat
memecahkan solusi dalam keadaan yang darurat.

Manfaat Kecerdasan Emosional


Pengendalian emosi sangat penting dalam kehidupan manusia karena melalui emosi
yang terkendali maka bentrokan antara satu dengan yang lain sangat jarang sekali terjadi. Jika
seseorang itu dapat mengenal, mengendalikan emosinya dan dapat menyalurkan emosi itu
kearah yang benar dan bermanfaat, maka akan cerdas dalam emosinya. Dengan
menggunakan aspek-aspek kecerdasan emosionalnya dengan baik, otomatis akan timbul
sikap individu yang diharapkan tersebut.
Perkembangan kecerdasan emosional ini berhubungan erat dengan perkembangan
kepribadian dan kematangan kepribadian. Dengan kepribadian yang matang dapat
menghadapi dan menyelesaikan berbagai persoalan, dan betapapun beban dan tanggung
jawabnya besar tidak menjadikan fisik menjadi terganggu.
Jadi kecerdasan emosional merupakan aspek yang sangat dibutuhkan dalam
mengemudi dan dalam kehidupan bermasyarakat, selain itu masih banyak manfaat
kecerdasan emosional yang lain yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, selain di
lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan bermasyarakat. Selain itu kecerdasan
emosionallah yang memotivasi kita untuk mencari manfaat, potensi dan mengubahnya dari
apa yang kita pikirkan menjadi apa yang kita lakukan. Karena  kecerdasan emosional itu
bukan muncul dari pemikiran intelek yang jernih tetapi muncul dari hati nurani, sehingga
apapun  yang muncul dari perasaan  akan selalu memberikan informasi penting yang
memotivasi kita untuk mencari potensi yang kita miliki serta dapat  menggunakannya secara
baik dan benar. Meskipun Kecerdasan Emosional ini sifatnya dinamis, tidak tetap dan bisa
berobah setiap saat, tetapi bila kecerdasan ini konsisten dimiliki, maka  semakin tua orang
akan menjadi semakin bijaksana, Kecerdasan emosional tersebut sangat bermanfaat bagi
semua golongan umur  di semua strata kehidupan, diantaranya dapat membuat  orang  tidak
depresi, tidak cepat putus asa, tidak membuat implusif dan agresif, tidak cepat puas, tidak
egois, selalu terbuka pada kritikan, terampil dalam melakukan hubungan sosial, tidak mudah
marah dan lain sebagainya,  dan ini semua tentu akan berdampak positif untuk
menghilangkan sosial problem, sebagai dampak  negatif globalisasi yang saat ini banyak
terjadi di masyarakat.
Pemahaman Pengendalian Diri

Tujuan akhir pengendalian diri adalah untuk mencapai kesuksesan/keberhasilan. Perjalanan


hidup ini sangat dinamis, kadang berliku, menurun atau mendaki. Medan kehidupan yang
demikian itu menuntut kita harus menguasai sejumlah kompentensi hidup, antara lain
pengendalian diri.
Mengapa Harus Mengendalikan Diri
Mengapa Daniel Goleman (Ary Ginanjar, 2001) mengisahkan sebagai berikut:
Anak-anak usia 4 tahun di TK Standford diuji ketika memasuki sebuah ruangan. Dia atas
disediakan kue marsh mallow. Anak boleh mengambilnya dan langsung memakannya. Tetapi
bagi yang mau ‘’berpuasa’’ menahan waktu dalam waktu tertentu, maka ia akan dapat hadiah
tambahan satu kue.
Empat belas kemudian, setelah anak-anak lulus SMA, didapati sebagai berikut:
Anak-anak sewaktu di TK langsung memakan kue, tidak menahan dulu, ternyata cenderung
tidak tahan menghadapi stress, mudah tersinggung, gampang terpancing untuk berkelahi.
Tiga puluh tahun kemudian, terbukti bahwa anak yang sewaktu TK tidak bisa menahan diri,
setelah dewasa terlihat kecakapan kognitif dan emosinya rendah, sering kesepian, kurang
dapat diandalkan, mudah hilang konsentrasinya, dan tidak sabar bila menghadapi stress
hampir tidak terkendali. Tidak fleksibel menghadapi tekanan, dan mudah meledak-ledak
emosinya (impulsif).
Dalam keadaan tertentu kita kadang sulit untuk mengendalikan diri sendiri di mana banyak
hal yang sangat membuat kita ingin marah dan berontak terhadap sesuatu hal yang membuat
kita ingin marah. Semua itu timbul karena emosi yaitu perasaan yang timbul dalam diri kita
sendiri secara alami itu bisa berupa amarah, sedih, senang, benci, cinta, bosan, dan
sebagainya yang merupakan efek atau respon yang terjadi dari sesuatu yang kita alami.
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan manusia untuk memotivasi diri sendiri, bertahan
menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan
lain-lain), mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres dan keadaan yang melanda
kita. Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri sendiri dan mengendalikan
dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan,
semangat dan kecakapan sosial. Ketrampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara
lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan
membina hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim,
membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai