Anda di halaman 1dari 12

ETIKA PERILAKU PRAKTIK KEBIDANAN

“KONSEP KECERDASAN EMOSI”

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Perilaku

Dosen Pengampu : Tria Wahyuningrum, SST., Bd., M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Nafa Khatus Saharia (202005014)


2. Musyarifah Nurul Ummah (202005015)
3. Maulina Puspitasari  (202005016)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TAHUN 2022/2023
TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN KECERDASAN EMOSIONAL

Steiner (1997) menjelaskan pengertian kecerdasan emosional asalah sutai


kemampuan yang dapat mengerti emosi diri sendiri dan orang lain, serta mengetahui
bagaimana emosi diri sendiri terekspresi untuk meningkatkan maskimal etis sebagai
kekuatan pribadi.

Definisi kecerdasan emosional menurut para ahli salovely dan mayer


mendevinisikan kecerdasan emosional atau yang biasa disebut EQ sebagai “himpunan
bagian dari kecerdasan sosial atau yang melibatkan kemampuan pada orang lain,
memilah- milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran
dan tindakan” shapiro, 1998:8).

Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat


menetap, dapat berubah ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orangtua
pada masa kanak kanak sangat mempengaruhi pada kecerdasan emosional.

Keterampilan EQ bukan lah lawan keterampilan IQ atau keterampilan koqnitif,


namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di
dunia nyata. Selain itu EQ tidak begitu dipengaruhi oleh keturunan (shapiro,1998).

Menurut gardener, kecerdasan pribadi terdiri dari : “kecerdasan antara pribadi


yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, pa yang memotivasi mereka bagaimana
mereka berkerja, bagaimana berkerja bahu membahu dengan kecerdasan. Sedangkan
kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah kedalam diri.
Kemampuan tersebut adalah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang teliti
dan mengacu pada diri serta kempuan untuk menggunakan modal tadi sebagai alat untuk
menempuh kehidupan secara efektif (goleman, 2002).

Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh garderner tersebut, salovey


memilih kecerdasan inter personal untuk dijadikan sebagai dasar untuk mengungkap
kecerdasan emosional pada diri individu. Menurutnya kecerdasan emosional adalah
kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri
sendiri, mengenali emosi oranglain (empati), dan kemampuan untuk membina hubungan
(kerja sama) dengan orang lain.
2. CIRI CIRI KECERDASAN EMOSIONAL
a. Ingin tahu tentang oranglain
Ciri kecerdasan emosional (EQ) yang pertama adalah selalu ingin tahu tentang
oranglain. Orang yang memiliki kecerdasan emosional (EQ) yang tinggi cenderung
suka berteman dengan oranglain sebanyak mungkin. Mereka merasa tahu tentang
oranglai, bahkan orang belum dikenal sekalipun. Merasa ingin tahu dan tertarik pada
oranglain juga bisa menumbuhkan empati. Memperluas empati dengan berbicara
dengan oranglain sebanyak mungkin merupakan salah satu cara untuk menambah
pengetahuan dan pandangan hidup Anda tentang dunia.
b. Pemimpin yang besar
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh daniel goleman, para pemimpin
yang luar biasa memiliki suatu kesamaan di dalam kepemimpinannya selain bakat,
etos kerja yang kuat, serta ambisi. Mereka rata rata memiliki kecerdasan emosional
(EQ) yang tinggi dari pada kecerdasan intelektual (IQ)
c. Tahu kekuatan dan kelemahan diri
Ciri kecerdasan emosional (EQ) selanjutnya yaitu tahu kekuatan dan
kelemahan diri. Orang yang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi akan
mengetahui dimana letak kekuatan dan kelemahan dari dirinya sendiri. Dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan Anda, bisa dijadikan bekal bagaimana
seharusnya bertindak, dengan menutup kelemahan dan mengunggulkan kekuatan.
Kesadaran akan dirii sendiri akan melahirkan kepercayaan diri yang kuat pada diri
Anda.
d. Memiliki banyak teman
Orang yang memiliki kecerdasan emosional (EQ) yang tinggi mampu
memahami emosi diri dan emosi oranglain sehingga tahu bagaimana bersikap dengan
orang lain sehingga disukai banyak orang dan memiliki banyak teman.
e. Selalu menjadi orang yang lebih baik dan bernilai
Ciri kecerdasan emosional (EQ) yang selanjutnya adalah ingin selalu menjadi
orang yang lebih baik dan bernomal. Hal ini berkaitan dengan cara membangun
hubungan inter personal dengan orang lain.
f. Membantu orang lain
Ciri kecerdasan emosional (EQ) adalah membantu oranglain. Orang yang
memilki kecerdasan emosional yang tinggi cenderung memilki jiwa sosial yang tinggi
pula, serta memilki rasa untuk ingin membantu oranglain.
g. Pandai membaca ekspersi wajah orang
Mampu merasakan perasaan oranglain adalah ciri ciri kecerdasan EQ yang
selanjutnya. Orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi mampu
membaca dan memahami ekspresi seseorang walaupun hanya dengan melihat
ekspresi wajahnya.
h. Selalu bangkit dari kegagalan
Orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan selalu bangkit
dari setiap kegagalan yang dialaminya. Hal ini dikarenakan ia mampu mengontrol
emosi negatifnya dan mengubahnya menjadi motivasi untuk meraih kesuksesannya.
i. Berkarakter
Ciri kecerdasan emosional berikutnya adalah berkarakter. Orang yang
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah orang yang memiliki karakter,
kepribadian, serta pendirian yang teguh. Mereka selalu mantap dalam melakukan
segala hal karena iya mampu berpikir dan membuat keputusan yang tepat.
j. Percaya diri
Orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah orang yang
mampu percaya diri karena ia tagu bagaimana harus bertindak dan membuat
keputusan yang tepat.
k. Memiliki motivasi yang tiggi
Memotivasi diri sendiri untuk selalu fokus dalam meraih dan mewujudkan
masa depannya.
l. Tahu kapan harus bertindak
Memiliki kemampuan untuk mengontrol dan mengendalikan emosinnya.
Mereka tidak akan terbawa emosi dan tahu kapan waktu yang tepat untuk bertindak
dan melakukan sesuatu berdasarkan pertimbangan yang matang.

3. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN EMOSIONAL


Goleman mengutip salovey (2002: 58-59) menempatkan kecerdasan pribadi gardener
dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskan dan memperluas
kemampuan tersebut menjadi lima kemampuan utama yaitu :
a. Mengenal emosi diri
Mengenal emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali
perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar bagi kecerdasan emosional,
para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamod, yakni kesadaran
seseorang akan emosinya sendiri.
Menurut mayer (golemen, 2002 : 64) kesadaran diri adalah waspada terhadap
suasana hati maupun pikirantentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu
menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri
memang belum menjadi penguasaan emosi, namun merupakan sesuatu prasat penting
untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah mengusai emosi.
b. Mengelola emosi
Kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan
tepat atau selaras, sehingga tercapai kesinambungan dari dalam diri individu. Menjaga
agar emosi yang merisaukan akan tetap terkendali merupakan kunci menuju
kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intnsitas terlampau
lama akan menggoyakan kesetabilan (golemen, 2002: 78-79). Kemampuan ini
mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepas kecemasan, keurungan
dan ketersinggungan dan akibat akibat yang di timbulkan serta kemampuan untuk
bangkit dari perasaan perasaan yang menekan.
c. Motivasi diri sendiri
Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang
berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan
dorongan hati, serta mempunya perasaan motivasi yang positif yakni autusiasnisme,
gairah, optimis, dan keyakinan diri.
d. Mengenali emosi oranglain.
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain juga dapat disebut dengan
empati. Menurut golemen (2002 : 57) kemampuan seseorang untuk mengenali
seseorang atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang
memiliki kemampuan empati lebih mampu mengungkapkan sinyal sinyal sosial yang
tersembunyi yang mengisyaratkan apa apa dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih
mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan
lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.
e. Membina hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan
menunjang prioritas, kepemimpinan dan keberhasilan antara pribadi
(golemen,2002:59)
Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam
keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang
diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.
4. IMPLEMENTASI KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
Dalam implementasi kecerdasan emosional dalam pelayanan kebidanan adalah
menentukan kepribadian seorang bidan adalah di pengaruhi oleh aspek aspek atau unsur
unsur kecerdasan emosi.:
a. Kecerdasan diri
Kecerdasan diri yaitu mengenal damn merasa emosi sendiri, memahami faktor
penyebab perasaan yang timbul, mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan.
Sebagai seorang bidan mampu untuk mengetahui tentang apa yang ia rasakan pada
suatu saat dan menggunakannya untuk memandu dalam pengembalian keputusan bagi
diri sendiri.
b. Mengelola emosi
Mengelola emosi yaitu bersifat toleransi terhadap frustasi, mampu
mengandalikan marah secara lebih baik, dapat mengendalikan prilaku agresif yang
merusak diri sendiri dan orang lain., memiliki kemampuan untuk mengatasi stres dan
dapat mengurangi perasaan kesepian dan cemas.
c. Memanfaatkan emosi secara produktif

Yaitu memiliki rasa tanggung jawab, mampu memuaskan perhatian pada tugas
yang dikerjakan dan tidak bersikap implusive. Sebagai bidan mampu menggunakan
hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun menuju sasaran, mampu
mengambil inisiatif dan bertindak secaraefektif serta mampu menghadapi kegagalan
dan frustasi.

d. Empati
Empati yaitu mampu menerima sudut pandang orang lain, memiliki kepekaan
terhadap perasaan orang lain, mampu mendengarkan orang lain. Sebagai bidan
mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, menumnuhkan hubungan
saling percaya dan mampu menyelaraskan diri dengan berbagai tipe orang juga
mampu menangkap sinya sinyal sosial yang tersembunyi, yang mengisyaratkan
tentang apa yang dibutuhkan atau yang dihendaki oleh orang lain.
e. Membina hubungan
Membina hubungan yaitu bisa membina pentingnya membina hubungan
dengan orang lain, dapat menyelesaikan konflik dengan oranglain, memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, memiliki sikap bersahabat dan mudah
bergaul dengan orang lain, dapat hidup selaras dengan kelompok, bersikap senang
berbagi rasa dan kerja sama, bersikap demokrasi. Dan sebagai bidan mampu untuk
membentuk hubungan, membina kedekatan hubungan, meyakinkan, mempengaruhi,
dan membuat orang lain nyaman, serta dapat terjadi pendengaran yang baik.

5. IMPLEMENTASI KECERDASAN EMOSIONAL DALAM KEHIDUPAN


SEHARI HARI
jika kita melihat dunia kerja, maka kita bisa menyaksikan bahawa seseorang tidak
cukup hanya pintar di bidangnya. Dunia pekerjaan penuh dengan interaksi sosial dimana
orang harus cakap dalam menangani diri sendiri maupun orang lain. Orang yang cerdas
dalam intelektual di bidangnyaakan mampu bekerja dengan baik. Namun jika melejit
lebih jauh dia membutuhkan dukungan rekan kerja, bawahan maupun atasan, disinilah
kecerdasan emosional membantu seseorang mencapai keberhasilan yang lebih jauh.
Dalam dunia kerja yang semakin komperentif, kemampuan seseorang dalam
menangani beban kerja, stres, intraksi sosial, pengendalian diri, menjadi kunci penting
dalam keberhasilan. Seseorang yang sukses dalam pekerjaan biasanya adalah orang yang
mampu dalam mengelola dirinya sendiridan orang lain, dan secara sosial memiliki
kemampuan dalam berinterkasi secara positif dan saling membangun satu sama lain.
Dengan cara ini orang akan mampu berprestasi baik secara individu maupun tim.
Dalam kehidupan sehari hari, kita perlu melakukan beberapa hal agar memiliki
kecerdasan emosional yang bida di terapkan.
1. Pengenalan diri : memahami emosi, batasan yang dapat dicapai, kemampuan,
kekuatan dan kelemahan.
2. Manajemen diri : mampu mengencalikan diri mengahadpi berbagai situasi
3. Orientasi tujuan : mengetahui apa yang menjadi tujuannya dan menyusun langkah
langkah yang diperlukan untuk mencapainya
4. Empati : mengenali perasaan dan emosi orang lain serta mampu menempatkan diri
dalam posisi tersebut
5. Keahlian sosial : mampu berinteraksi dengan orang lain, bekerjasama, mengelola
konflik serta bersikap dengan tepat terhadap berbagai situasi perasaan dan emosi
orang lain.
KASUS
Berita Terkait Gizi Buruk Anak Wartawan, Orang Tua Dan Bidan Saling Memaafkan:
Ini Hanya Miskomunikasi

15 Juni 2022binpers

Tidore, BN – Terkait pemberitaan sebelumnya terkait Dugaan Gizi buruk yang di


sampaikan oleh salah satu bidan di kelurahan Rum, orang tua dan bidan kini di pertemukan
oleh Kepala Puskesmas di kantor lurah dan langsung saling klarifikasi di mana yang
bersangkutan meminta maaf dan Said selaku orang tua si anak juga saling memaafkan.Selasa,
(14/06/2022)

Said selaku orang tua awalnya sempat emosi dan marah namun setelah mendengar
penjelasan dari bidan yang bersangkutan dirinya juga mengerti, tujuan nya baik namun
awalnya hanya miskomunikasi pasalnya pasca memberikan suntikan itu memang tidak
memberikan kabar dan sempat ada vonis yang keluar gizi buruk, dan itu yang membuat
tersinggung selaku orang tua.

Di sisi lain bidan yang bersangkutan menjelaskan jika apa yang dilakukan itu ia
bermaksud baik, “Saya sudah anggap itu cucu sendiri dan apalagi istri dari Said adalah orang
Makean makannya saya peduli dan saya suntik,” terang bidang tersebut.

Dirinya mengakui jika tidak kasih kabar karena alasan nya sudah anggap keluarga
sendiri jadi jangan salah paham dulu, “Tujuan kami baik apalagi di hari (BIAN) ini semua
anak kami masuk ke rumah yang kami kenal, jadi bukan cuman anaknya Pak Said saja untuk
itu demi kesehatan anak kami selaku petugas selalu beri yang terbaik untuk pelayanan di
kelurahan Rum balibunga,” tuturnya.

Di sampikan juga oleh salah satu dokter yang bertugas di puskesmas rum jika anak pak
wartawan berat nya 7,4 kg jadi itu sudah masuk jika dilihat dari sisi berat badan namun
banyak faktor lain jadi yang di maksud petugas yaitu bidan ayat adalah kurang gizi itu berat
badan harus seimbang maka itu nanti di cek lagi, “karena ini menjadi tangung jawab petugas
yang berada di puskesmas Rum, pada umumnya harus selalu di kontrol,” Cetus dokter.

Hal yang sama juga di sampaikan Kepala Pusksemas yang datang langsung bertemu
dengan orang tua si anak di mana kapus menyampaikan, “ini Salah paham dan
miskomunikasi saja maka itu sengaja di pertemukan di kantor kelurahan Rum dan di saksikan
langsung lurah rum,agar bisa atur secara kekeluargaan ini ci Hayat (Bidan) dengan Said
bukan orang lain kenapa harus saling buat seperti ini, jadi tolong bicara dan selesaikan baik
baik. Jadi mari bangun komunikasi baik,” ucap ibu Kapus yang luar biasa langsung turun
tangan menyelesaikan salah Paham antara orang tua dan bidan Hayat.(*)
ANALISA KASUS

Pada kasus diatas didapatkan bahwa yang dilakukan bidan yaitu,

1. Selalu menjadi orang yang lebih baik dan bernilai

Ciri kecerdasan emosional (EQ) yang selanjutnya adalah ingin selalu menjadi orang yang
lebih baik dan bernomal. Hal ini berkaitan dengan cara membangun hubungan inter
personal dengan orang lain.

2. Tahu kapan harus bertindak

Memiliki kemampuan untuk mengontrol dan mengendalikan emosinnya. Mereka tidak


akan terbawa emosi dan tahu kapan waktu yang tepat untuk bertindak dan melakukan
sesuatu berdasarkan pertimbangan yang matang.

Sehingga pada awal mulanya memiliki miskomunikasi dengan pasien namun bidan tetap
membangun interpersonal pada pasien dan pada akhirnya saling minta maaf.
DAFTAR PUSTAKA

Goleman, D. (2000). Kecerdasan emosi  Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak untuk


mencapai puncak prestasi prestasi. Jakarta: Gramedia

Goleman, D. (2006). Emotional Intelligence,  Emotional Intelligence, kecerdasan kecerdasan


emosional, mengapa emosional, mengapa EJ lebih penting dari pada IQ. Jakarta:
Gramedia

Muslich, Mansur. 2011.  Pendidikan  Pendidikan Karakter Karakter “Menjawab “Menjawab


Tantangan Tantangan Krisis  Multidimensional”. Jakrta: Bumi Aksara.  

Noer, Muhammad. Muhammad. 2009. Kecerdasan Kecerdasan Emosional Emosional


Membantu Membantu Sukses Dalam Pekerjaan. Diakses tanggal 10 Februari 2018 .
Diakses tanggal 10 Februari 2018 Jam 19.35 WIB. Jam 19.35 WIB.

Pratamaningtyas & Rahmaningtyas. 2016.  Modul Pengembangan Pengembangan


Kepribadian Kepribadian. Poltekkes Kemenkes Malang

Robbins, Stephen P; Judge, Timothy A. (2008).  Perilaku  Perilaku Organisasi Organisasi


Buku I . Jakarta: Salemba Empat. Hal. 126-127 Sain, Syahrial. 2001. Samudra
Rahmat. (Jakarta: Karya Dunia Pikir)

Anda mungkin juga menyukai