Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR ..................
............................................
.........................................
i
DAFTAR
ISI ......................................
............................................
.................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ............
............................................
..........................................
1
1
A. Latar
Belakang ...........................
............................................
................................. 1
B. Rumusan
Masalah .............................
............................................
.......................... 2
C. Tujuan
Masalah .............................
............................................
.............................. 2
BAB II
PEMBAHASAN ...............
............................................
2
........................................
3
A. Pengertian Kecerdasan
Emosional .........................
............................................
.... 3
B. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kecerdasan
Emosional .........................
......... 5
C. Langkah-langkah
Pengembangan Kecerdasan
Emosional dalam
Pembelajaran

3
di
Kelas .................................
............................................
.................................... 8
D. Karakteristik
Kecerdasan
Emosional .........................
............................................
9
BAB III
PENUTUP .........................
............................................
......................................
11

4
A.
Kesimpulan .......................
............................................
..........................................
11
B.
Saran .................................
............................................
...........................................
12
DAFTAR
PUSTAKA ........................
............................................
.................................... 13
BAB I

PENDAHUUAN

5
A. Latar Belakang

Kehidupan anak itu penuh dengan dorongan dan minat


untuk mencapai atau memiliki sesuatu. Banyak sedikitnya
dorongan dan minat seseorang itu mendasari pengalaman
emosionalnya. Apabila dorongan, keinginan atau minatnya dapat
dipenuhi, anak cenderung memiliki perkembangan afektif atau
emosi yang sehat dan stabil. Dengan demikian,ia dapat menikmati dan
mengembangkan kehidupan sosialnya secara sehat pula. 1

Selain itu, ia tidak akan terhambat oleh gejala gangguan


emosi. Sebaliknya, jika dorongan keinginannya tidak dapat dipenuhi
disebabkan kurangnya kemampuan untuk memenuhinya ataupun
karena kondisi lingkungan yang kurang menunjang, sangat
dimungkinkan perkembangan emosionalnya itu akan mengalami
gangguan. Setiap anak memiliki emosi yang berbeda-beda dan
biasanya hal itu tergantung dari Susana hatinya dan kadang juga
dipengaruhi dari situasi dilingkungannya. Perasaan emosi anak ada
yang negative ada pula yang positive. Perasaan marah dan takut
merupakan emosi negative pada anak sedangkan perasaan senang
atau gembira merupakan emosi positif pada anak.

Oleh karena itu, untuk memahami anak – anak kita perlu


mengetahui apa yang ia lakukan, inginkan, dan dipikirkan, apa
yang mereka rasakan. Gejala – gejala emosional seperti kecewa
dan bangga, marah dan senang, malu dan berani, cinta dan benci,
harapan – harapan dan rasa putus asa, perlu dicermati dan dipahami
dengan baik oleh orang tua dan guru. Emosi memegang peranan
penting dalam kesuksesan hubungan individu membuktikan bahwa
anak yang moody dan memiliki emosi negatif akan mengalami
1
Afero, B., & Adman. (2016). Peran kecerdasan emosional sebagai faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar siswa.
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 215-223.

6
penolakan yang lebih besar dari teman sebaya mereka,
dibandingkan dengan anak yang memiliki emosi positif. Di sisi
lain, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Akbar,
Shah, Khan, Akhter dan Riaz (2011) menunjukkan bahwa
tingginya kecerdasan emosional yang dimiliki oleh siswa akan
berdampak pada prestasi akademik yang dicapai siswa di sekolah.
Peningkatan prestasi akademik ini didukung juga dengan pemberian
pendidikan nilai di sekolah. Goleman (2000b) menyatakan bahwa
pada proses belajar mengajar di sekolah terdapat beberapa siswa
yang tidak dapat meraih prestasi belajar sesuai dengan
kemampuan intelektual yang dimilikinya. Hal ini menunjukkan
bahwa taraf intelektual bukan merupakan satu-satunya faktor
yang menentukan prestasi individu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kecerdasan emosional?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional ?
3. Bagaimana langkah-langkah Pengembangan Kecerdasan
Emosional dalam Pembelajaran di Kelas ?
4. Apa saja Karakteristik kecerdasan emosional ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini antara lain sebagai
berikut yaitu:
1. Mengetahui definisi kecerdasan emosional
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional
3. Mengetahui apa yang mempengaruhi kecerdasan emosional
4. Mengetahui apa saja karakteristik kecerdasan emosional

BAB II

PEMBAHASAN

7
A. Pengertian Kecerdasan Emosiaonal

Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada


tahun 1990 oleh psikolog Salovey dari Harvard University dan
Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan
kualitas-kualitas itu antara lain : empati, mengungkapkan dan
memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian dan
kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan
masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan
sikap hormat. Mereka mengatakan bahwa kecerdasan emosional
adalah kemampuan untuk merasakan emosinya untuk
mengeluarkan atau membangkitkan emosi, seperti emosi untuk
membantu berpikir, memahami emosi dan pengetahuan tentang
emosi serta untuk merefleksikan emosi secara teratur seperti
mengendalikan emosi dan perkembangan intelektual (Dalam Shapiro,
2003: 5).

Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai


salah satu bentuk intelegensi yang melibatkan kemampuan untuk
menangkap perasaan dan emosi diri sendiri dan orang lain, untuk
membedakannya dan menggunakan informasi ini dalam menuntuk
pikiran dan tindakan seseorang, kecerdasan emosional bukanlah lawan
kecerdasan emosional sebagai serangkaian kecakapan yang
memungkinkan kita melapangkan jalan kita di dunia yang rumit
aspek pribadi, akal sehat yang penuh dengan misteri, dan kepekaan
yang penting untuk berfungsi secara efektif setiap hari (Dikutip dari
Rufahniyyah, 2012: 17). Menurut Dwi Sunar P. (2010), kecerdasan
emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai,
mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain
disekitarnya.2

2
Awang, I. S., Merpirah, M., & Mulyadi, Y. B. (2019). Kecerdasan Emosional Peserta Didik Sekolah Dasar. Profesi
Pendidikan Dasar, 6(1), 41-50.

8
Menurut Goleman, kecerdasan emosional merujuk kepada
kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang
lain,kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam
hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosi mencakup
kemampuan-kemampuan yang berbeda tetapi saling melengkapi
dengan kecerdasan akademik (academic intelligence), yaitu
kemampuan-kemampuan kognitif murni yang diukur dengan IQ.
Banyak orang yang cerdas, dalam arti terpelajar, tetapi tidak
mempunyai kecerdasan emosi, sehingga dalam bekerja menjadi
bawahan orang ber-IQ lebih rendah tetapi unggul dalam
keterampilan kecerdasan emosi.

Daniel Goleman mengklasifikasikan kecerdasan emosional atas


lima komponen penting, yaitu: (1) mengenali emosi, (2) mengelola
emosi, (3) motivasi diri sendiri, (4) mengenali emosi orang lain, dan
(5) membina hubungan. 3Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang
disertai penyesuaian diri dari dalam individutentang keadaan mental
dan fisik berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Kecerdasan
emosi merupakan kemampuan untuk mengelola perasaan,
kemampuan untuk mempersepsi situasi, bertindak sesuai dengan
persepsi tersebut dan menentukan potensi seseorang untuk
mempelajari keterampilan keterampilan praktis yang didasarkan
pada kesadaran diri, motivasi, pengaturan diri, empati dan
kecakapan dalam membina hubungan dengan orang lain (Goleman,
2007).

Kecerdasan emosional adalah dua buah produk dan dua


keterampilan utama, yaitu keterampilan kesadaran diri dan
keterampilan manajemen diri yang termasuk dalam kompetensi
personal dan yang kedua adalah keterampilan kesadaran sosial dan

3
Goleman, D. (2000). Kecerdasan emosional. Gramedia Pustaka Utama.

9
keterampilan manajemen hubungan sosial yang termasuk dalam
kompetensi sosial. Kompetensi personal lebih terfokus pada diri
sendiri sebagai seorang individu, sedangkan kompetensi sosial
lebih terfokus pada suatu hubungan kepada orang lain (Bradberry
dan Greaver, 2007:63).Menurut Patton (2001:3), kecerdasan
emosional memiliki arti yang sederhana yaitu keterampilan
menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai sebuah tujuan
dan mampu membangun hubungan yang baik serta mampu meraih
kesuksesan ditempat kerja. Sedangkan menurut Agustian (2006:42),
kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk merasakan
kejujuran dalam hati yang menjadi pusat prinsip untuk mampu
memberikan rasa aman, pedoman, kekuatan serta kebijaksanaan.

Dalam referensi lain, emosi adalah perasaan atau afeksi yang


timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau
suatu interaksi yang dianggap penting olehnya, terutama well-
being dirinya. Berdasarkan uraian yang ada di atas maka yang
dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri dan bertahan terhadap frustrasi,
mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres
tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa
atau Berdasarkan definisi kecerdasan emosional menurut para ahli di
atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan kemampuan
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam
hubungannya dengan orang lain.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Apabila ditinjau dari pendapat para ahli ada dua faktor yang
mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang yaitu; faktor internal

10
dan faktor eksternal . Kaitannya dengan faktor internal, banyak
penelitian yang dilakukan oleh para ahli tentang apa yang di sebut
teori dominansi otak. 4
Temuan tersebut pada dasarnya
menunjukkan bahwa masing-masingbelahan otak kiri dan kanan
memiliki fungsi berbeda. Belahan kiri memainkan peranan dalam
proses logis dan verbal yang disebut pembelajaran akademis,
sedangkan belahan kanan lebih pada aktivitas kreatif yaitu irama,
music, gambar dan imajinasi. Idealnya, untuk menghasilkan kerja
otak yang optimal maka pengolahan dan pengembangan dalam
lintasan kedua belahan itu sangat dibutuhkan (Dalam Goleman, 1999:
24-27).Selaras dengan hal tersebut, Goleman menyatakan bahwa
faktor internal yang mempengaruhi kecerdasan emosional yaitu
faktor yang berasal dari dalam diri yang dipengaruhi oleh keadaan
otak seseorang (Dalam Goleman, 1999: 24).

 Goleman (1997) menjelaskan ada beberapa faktor kecerdasan


emosional individu yaitu: 5
a. Lingkungan keluarga. Kehidupan keluarga merupakan sekolah
pertama dalam mempelajari emosi. Kecerdasan emosi dapat
diajarkan pada saat masih bayi melalui ekspresi. Peristiwa
emosional yang terjadi pada masa anak-anak akan melekat
dan menetap secara permanen hingga dewasa. Kehidupan
emosional yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna
bagi anak kelak di kemudian hari.
b. Lingkungan non keluarga, hal ini yang terkait adalah
lingkungan masyarakat dan pendidikan. Kecerdasan emosi
ini berkembang sejalan dengan perkembangan fisik dan
mental anak. Pembelajaran ini biasanya ditujukan dalm

4
Saefullah, Uyoh, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2012, hal. 166.
5
Setyaningrum, R., Utami, H. N., & Ruhana, I. (2016). PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
KINERJA

11
suatu aktivita bermain sebagai seseorang diluar dirinya
dengan emosi yang menyertai keadaan orang lain.
 Menurut Le Dove (Goleman, 1997) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan emosi antara lain:
a. Fisik. Secara fisik bagian yang paling menentukan atau
paling berpengaruh terhadap kecerdasan emosi seseorang
adalah anatomi saraf emosinya. Bagian otak yang
digunakan untuk berfikir yaitu konteks (kadang kadang
disebut juga neo konteks). Sebagai bagian yang berada
dibagian otak yang mengurusi emosi yaitu system limbic,
tetapi sesungguhnya antara kedua bagian inilah yang
menentukan kecerdasan emosi seseorang. Konteks. Bagian ini
berupa bagian berlipat-lipat kira-kira 3 milimeter yang
membungkus hemisfer serebral dalam otak.
Konteksberperan penting dalam memahami sesuatu secara
mendalam, menganalisis mengapa mengalami perasaan
tertentu dan selanjutnya berbuat sesuatu untuk
mengatasinya.
b. Psikis. Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh kepribadian
individu, juga dapat dipupuk dan diperkuat dalam diri individu.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan
emosi seseorang yaitu secara fisik dan psikis. Secara fisik
terletak di bagian otak yaitu konteks dan sistem limbic, secara
psikis meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan non
keluarga.Faktor lain yang mempengaruhi kecerdasan
emosional adalah faktor eksternal yaitu faktor yang datang
dari luar individu.

Sepanjang perkembangan sejarah manusia menunjukkan


seseorang sejak kecil mempelajari keterampilan sosial dasar

12
maupun emosional dari orang tua dan kaum kerabat, tetangga,
teman bermain, lingkungan kerja, lingkungan pembelajaran di
sekolah dan dari dukungan sosial lainnya (Goleman, 1999; ).
Demikian pula pada kecerdasan emosional seseorang yang sangat
dipengaruhi oleh lingkungan dan tidak bersifat menetap. Oleh
karena itu faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi yaitu:

a) pengaruh keluarga,
b) lingkungan sekolah,
c) lingkungann sosial.

Goleman berpendapat bahwa lingkungan keluarga merupakan


sekolah pertama dalam mempelajari emosi. Menurutnya ada
ratusan penelitian yang memperlihatkan bahwa cara orang tua
memperlakukan anak-anaknya berakibat mendalam bagi kehidupan
emosional anak karena anak-anak adalah murid yang pintar, sangat
peka terhadap transmisi emosi yang yang laing halus sekalipun dalam
keluarga.

C. Langkah-langkah Pengembangan Kecerdasan Emosional


dalam Pembelajaran di Kelas

Keluarga merupakan hal yang pertama kali diamati ketika


anak baru berusia lima tahun, dan sekali lagi diamati saat anak
itu sudah mencapai usia sembilan tahun. Oleh karena itu, orang
tua dalam hal ini harus menjadi pelatih yang efektif bagi anak
untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak yang dapat
membantu mengembangkan kecerdasan emosional. Proses tersebut
terjadi dalam lima langkah:

1. Menyadari emosi anaknya, yaitu orang tua merasakan apa


yang dirasakan oleh anak-anak mereka. Agar bisa
melakukannya, orang tua harus menyadari emosi-emosi,
pertama dalam diri mereka sendiri kemudian dalam diri

13
anak-anak mereka.Orang tua yang awas dapat mengenali
isyarat-isyarat malapetaka emosional pada anak-anak
mereka, isyarat-isyarat itu muncul dalam tingkah laku
seperti makan terlalu banyak, hilangnya nafsu makan, mimpi
buruk, dan keluhan pusing-pusing atau sakit perut.
2. Mengakui emosi itu sebagai peluang untuk kedekatan dan
mengajar, yaitu mengakui emosi anak dan menolong
mereka mempelajari keterampilan-keterampilan untuk
menghibur diri mereka sendiri. 6
3. Mendengarkan dengan penuh empati dan meneguhkan
perasaan anak tersebut, yaitu mendengarkan dan
mengamati petunjuk-petunjuk fisik emosi pada anak. Orang
tua menggunakan imajinasi mereka untuk melihat situasi
tersebut dari titik pandang anak kemudian menggunakan kata-
kata mereka untuk merumuskan kembali dengan cara yang
menenangkan dan tidak mengecam untuk menolong anak-
anak mereka memberi nama emosi-emosi mereka itu.
4. Menolong anaknya menemukan kata-kata untuk memberi
nama emosi yang sedang dialaminya, langkah ini
merupakan langkah yang gampang dan sangat penting
dalam pelatihan emosi, misalnya tegang, cemas, sakit hati,
marah, sedih dan takut. Menyediakan kata-kata dengan cara
ini dapat menolong anak-anak mengubah suatu perasaan
yang tidak jelas, menakutkan, dan tidak nyaman menjadi
sesuatu yang dapat dirumuskan, sesuatu yang mempunyai
batas-batas dan merupakan bagian wajar dari kehidupan
sehari-hari. Studi-studi memperlihatkan bahwa tindakan
memberi nama emosi itu dapat berefek menentramkan
terhadap sistem saraf, dengan membantu anak-anak untuk

6
Thaib, E. N. (2013). Hubungan Antara prestasi belajar dengan kecerdasan emosional. JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA:
Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran, 13

14
pulih kembali lebih cepat dari peristiwa-peristiwa yang
merisaukan.
5. Menentukan batas-batas sambil membantu anak memecahkan
masalah yang dihadapi, proses ini memiliki beberapa tahap:
a) menentukan batas-batas terhadap tingkah laku yang
tidak pada tempatnya,
b) menentukan sasaran,
c) memikirkan pemecahan yang mungkin
d) mengevaluasi pemecahan yang disarankan berdasarkan
nilai-nilai keluarga, dan menolong anak memilih satu
pemecahan
D. Karakteristik Kecerdasan Emosional

Goleman (1995) mengemukakan karakteristik individu yang


memiliki kecerdasan emosi yang tinggi dan rendah sebagai berikut: 7

1. Kecerdasan emosi tinggi yaitu mampu mengendalikan perasaan


marah, tidak agresif dan memiliki kesabaran, memikirkan
akibat sebelum bertindak, berusaha dan mempunyai daya
tahan untuk mencapai tujuan hidupnya, menyadari perasaan
diri sendiri dan orang lain, dapat berempati pada orang lain,
dapat mengendalikan mood atau perasaan negatif, memiliki
konsep diri yang positif, mudah menjalin persahabatan
dengan orang lain, mahir dalam berkomunikasi, dan dapat
menyelesaikan konflik sosial dengan cara damai.
2. Kecerdasan emosi rendah yaitu bertindak mengikuti
perasaan tanpa memikirkan akibatnya, pemarah, bertindak
agresif dan tidak sabar, memiliki tujuan hidup dan cita-cita
yang tidak jelas, mudah putus asa, kurang peka terhadap
perasaan diri sendiri dan orang lain, tidak dapat
mengendalikan perasaan dan mood yang negatif, mudah
7
Yantiek, E. (2014). Kecerdasan Emosi, Kecerdasan Spiritual dan Perilaku Prososial Remaja. Jurnal Psikologi Indonesia,
22-31.

15
terpengaruh oleh perasaan negatif, memiliki konsep diri yang
negatif, tidak mampu menjalin persahabatan yang baik dengan
orang lain, tidak mampu berkomunikasi dengan baik, dan
menyelesaikan konflik sosial dengan kekerasan.

Daniel Goleman (2019) Beberapa aspek yang menjadi


karakteristik umum kecerdasan diantaranya adalah :

a) Kemampuan untuk belajar dan mengambil manfaat dari


pengalaman;
b) Kemampuan untuk belajar atau menalar secara abstrak;
c) Kemampuan untuk beradaptasi terhadap hal-hal yang
timbul dari perubahan dan ketidakpastian lingkungan;
d) Kemampuan untuk memotivasi diri guna menyelesaikan
secara tepat tugas- tugas yang perlu diselesaikan

BAB III

PENUTUP

16
A. Kesimpulan

Emosi adalah perasaan atau afeksi yang timbul ketika


seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi
yang dianggap penting olehnya, terutama well-being
dirinya.kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi
diri sendiri dan bertahan terhadap frustrasi, mengendalikan dorongan
hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati
dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan
berpikir, berempati dan berdoa atau Berdasarkan definisi
kecerdasan emosional menurut para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan
baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
Terdapat juga beberapa factor yang memengaruhi kecerdasan
emosional yang secara garis besar dipengaruhi oleh faktor
internal yang merupakan faktor dari dalam diri yang dipengaruhi
oleh keadaan otak seseorang dimana faktor ini berperan dalam
mengatur emosi dan selanjutnya faktor eksternal yang berasal dari
luar individu seperti halnya pengaruh keluarga, lingkungan sosial,
lingkungan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

17
Afero, B., & Adman. (2016). Peran kecerdasan emosional sebagai
faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar siswa. Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran, 215-223.

Awang, I. S., Merpirah, M., & Mulyadi, Y. B. (2019). Kecerdasan


Emosional Peserta Didik Sekolah Dasar. Profesi Pendidikan Dasar,
6(1), 41-50.

Goleman, D. (2000). Kecerdasan emosional. Gramedia Pustaka


Utama.

Saefullah, Uyoh, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, Bandung:


Pustaka Setia, 2012, hal. 166.

Setyaningrum, R., Utami, H. N., & Ruhana, I. (2016). PENGARUH


KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA (Studi
Pada

Karyawan PT. Jasa Raharja Cabang Jawa Timur). Jurnal Administrasi


Bisnis, 211-220.

Thaib, E. N. (2013). Hubungan Antara prestasi belajar dengan


kecerdasan emosional. JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA: Media
Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran, 13

Yantiek, E. (2014). Kecerdasan Emosi, Kecerdasan Spiritual dan


Perilaku Prososial Remaja. Jurnal Psikologi Indonesia, 22-31.

18

Anda mungkin juga menyukai