Kesehatan Mental
“KECERDASAN EMOSI”
NAMA PEMBINA:
DISUSUN OLEH :
NIM : 18006295
2020
NAMA : NIA ANDINI
NIM : 18006295
TUGAS : TUGAS 10 (KESEHATAN MENTAL) 1. Kesedaran kendiri, Kecerdasan paling asas
adalah keupayaan menyedari satu-satu
DOSEN : Dra. Zikra, M.Pd., Kons. perasaan dan dapat memberikannya
identifikasi tertentu. Aras ini juga merujuk
kepada kesedaran tentang hubungan antara
Kecerdasan emosi mencakupi pengendalian diri, buah fikiran, perasaan dan tindakan.
semangat dan ketekunan serta kemampuan memotivasi 2. Mengendalikan emosi, Adalah penting kita
diri sendiri dan bertahan menghadapi kekecewaan, menyedari apa yang sebenarnya berada di
kesanggupan mengendalikan dorongan hati dan emosi, sebalik satu-satu perasaan atau emosi itu.
tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana Kepercayaan dan keyakinan memberi kesan
hati dan menjaga supaya beban tekanan tidak yang mendalam pada kebolehan bertindak
melumpuhkan kemampuan berfikir bagi membaca dan bagaimana satu-satu tindakan dilakukan.
perasaan dalaman orang lain (empati) dan berdoa bagi 3. Timbang rasa, Kebolehan menguasai suatu
memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, keadaan dan dapat bertindak bijak
kemampuan menyelesaikan konflik serta memimpin. memerlukan keprihatinan kita pada perasaan
orang lain dan melihat dari kaca mata orang
lain
KONSEP EMOSIONAL INTELEGENSI
EMOSIONAL INTELLEGENCE
Anda bisa mulai bertanya pada hati yang Kecerdasan Emosional, pada intinya
terdalam seperti apakah perasaan Anda sesungguhnya. adalah kemampuan kita buat ngidentifikasi,
Apakah Anda tipe orang yang pemarah, pemberani, ngukur, dan ngontrol emosi diri sendiri, orang
penakut, suka cemas, ragu-ragu, pemalu dan sekitar, dan kelompok. Para peneliti EI punya
sebagainya. Mungkin Anda bisa mengetahui pada saat posisi bahwa EI lebih penting daripada sekadar
apa dan bagaimana Anda marah, takut, gelisah, cemas, kecerdasan kognitif. Goleman sendiri membagi
bersemangat, gembira dan sebagainya. Mungkin terlihat kemampuan-kemampuan emosional menjadi
mudah, tetapi sesungguhnya sulit. Intinya, Anda harus lima kemampuan:
memahami diri Anda sendiri. 1. kesadaran diri,
Kecerdasan emosional juga berkaitan dengan
kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain.
2. kontrol diri,
Adapun salah satu kuncinya adalah membuka hati untuk 3. kemampuan sosial,
menerima kelebihan dan kelemahan orang lain. Dengan 4. empati,
begitu, Anda akan mampu memotivasi orang lain secara 5. motivasi.
efektif. Efektivitas dan keberhasilan Anda dalam
berbisnis berkaitan erat dengan kemampuan Anda
memengaruhi orang untuk melakukan apa yang Anda
inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Eka Maulana dan Ali Suraso. 2004. ESQ. Jakarta: Bars Media Komunikasi.
EMOSIONAL INTELLEGENCE
A. Konsep EI
Kecerdasan emosi mencakupi pengendalian diri, semangat dan
ketekunan serta kemampuan memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi kekecewaan, kesanggupan mengendalikan dorongan hati dan
emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan
menjaga supaya beban tekanan tidak melumpuhkan kemampuan berfikir
bagi membaca perasaan dalaman orang lain (empati) dan berdoa bagi
memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan menyelesaikan
konflik serta memimpin. Keterampilan ini dapat diajarkan kepada anak-
anak. Orang-orang yang dikuasai dorongan hati kurang memiliki kendali
diri yang mampu membuatkan mereka menderita kerana kekurangan
motivasi.
Berdasarkan pengalaman, apabila suatu masalah yang melibatkan
individu perlu membuat keputusan dan tindakan, aspek perasaan sama
pentingnya dan kadang kala lebih penting daripada naluri. Emosi itu
memperkayakan model pemikiran dan orang yang tidak menghiraukan
emosi adalah orang yang mempunyai model pemikiran yang jumud. Nilai-
nilai yang lebih tinggi dalam perasaan manusia seperti kepercayaan,
harapan, pengabdian dan cinta, semuanya lenyap dalam pandangan
kognitif yang dingin. Kita sudah terlalu lama menekankan pentingnya IQ
dalam kehidupan manusia. Bagaimanapun, kecerdasan tidaklah bererti
apa-apa apabila emosi berkuasa. Kecerdasan emosi dapat menambahkan
sifat-sifat yang membuat kita menjadi lebih manusiawi.
Konsep EQ atau ‘Emotional Intelligence’ yang juga dikenali
sebagai kecerdasan emosi adalah konsep kecerdasan yang lebih luas dan
ada kaitan dengan kesedaran emosi dan perasaan dan bagaimana perasaan
dapat berinteraksi dengan kecerdasan mental atau IQ. Goleman
menyatakan, 80% kejayaan individu adalah bergantung kepada EQ atau
kecerdasan emosinya berbanding dengan lebih kurang 20% sahaja yang
disebabkan oleh IQ atau kecerdasan mental. Pendapat ini adalah sejajar
dengan pandangan yang menyatakan kita sebenarnya memerlukan lebih
kecerdasan otak (IQ) supaya lebih berjaya dalam hidup. Individu itu
mestilah berusaha membentuk dan meneruskan kebolehan berhubung dan
berkomunikasi secara sihat dengan orang lain.
Jelas dilihat peranan hati menjadi tunjang kepada perasaan dan
emosi (EQ). Ia mempunyai pertalian yang begitu rapat dengan kejayaan
manusia dalam melayari kehidupan sehariannya. Pendapat Goleman
tentang peranan EQ bagi menjana kejayaan dalam hidup adalah tidak
dapat dinafikan.
Menurut Mayer dan Salovey merupakan pelopor yang mula-mula
memperkenalkan konsep EQ ini. Menurut mereka;
“Emotional Intelligence allows us to think more creatively and to
use our emotions to solve problems. Emotional Intelligence probably
overlaps to some extent with general intelligence”.
Mayer dan Salovery seterusnya menyatakan ;
“The emotionally intelligent person is skilled in four
areas:identifying emotions, using emotions, understanding emotions and
regulating emotions.”
Konsep ini menjelaskan bahwa individu yang berupaya mengenal
pasti ataupun menyedari emosinya, menggunakan emosinya dengan bijak,
memahami emosinya dan mengawal emosinya, mereka dianggap
mempunyai kecerdasan emosi (EQ).
B. Aspek EI
Kecerdasan Emosional, pada intinya adalah kemampuan kita buat
ngidentifikasi, ngukur, dan ngontrol emosi diri sendiri, orang sekitar, dan
kelompok. Para peneliti EI punya posisi bahwa EI lebih penting daripada
sekadar kecerdasan kognitif. Goleman sendiri membagi kemampuan-
kemampuan emosional menjadi lima kemampuan:
1. kesadaran diri,
2. kontrol diri,
3. kemampuan sosial,
4. empati,
5. motivasi.
C. Pengembangan
Pengembangan Kecerdasan Emosional
Berikut penjelasan cara mengembangkan kecerdasan emosional,
seperti dikutip dari Enterpreneur:
1. Mengenal Emosi Diri
Anda bisa mulai bertanya pada hati yang terdalam
seperti apakah perasaan Anda sesungguhnya. Apakah
Anda tipe orang yang pemarah, pemberani, penakut, suka cemas,
ragu-ragu, pemalu dan sebagainya. Mungkin Anda bisa mengetahui
pada saat apa dan bagaimana Anda marah, takut, gelisah, cemas,
bersemangat, gembira dan sebagainya. Mungkin terlihat mudah,
tetapi sesungguhnya sulit. Intinya, Anda harus memahami diri
Anda sendiri.
2. Mengelola Emosi Diri
Inilah cara mengubah sikap dan perilaku agar lebih lebih
baik. Orang-orang sukses mampu menetapkan tujuan, memetakan
rencana untuk mencapai tujuan tersebut dan melaksanakan rencana
tersebut - mereka mampu memengaruhi perilaku mereka sendiri
secara positif.
3. Mengenal Emosi Orang Lain
Memahami orang lain berkaitan dengan empati yaitu
kemampuan untuk memahami apa yang orang lain rasakan dan
mengapa, serta untuk mengetahui bagaimana kata-kata dan
tindakan Anda akan diterima oleh orang-orang di sekitar Anda.
Tanpa empati, Anda tidak akan mengenal mereka dan tidak pernah
tahu mengapa. Sangat sulit untuk berhasil jika tidak memahami
orang lain.
4. Membina Hubungan Dengan Orang Lain
Kecerdasan emosional juga berkaitan dengan kemampuan
menjalin hubungan dengan orang lain. Adapun salah satu kuncinya
adalah membuka hati untuk menerima kelebihan dan kelemahan orang
lain. Dengan begitu, Anda akan mampu memotivasi orang lain secara
efektif. Efektivitas dan keberhasilan Anda dalam berbisnis berkaitan
erat dengan kemampuan Anda memengaruhi orang untuk melakukan
apa yang Anda inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Eka Maulana dan Ali Suraso. 2004. ESQ. Jakarta: Bars Media Komunikasi.