Anda di halaman 1dari 5

Lampiran

Materi Layanan

MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL SIWA

Dewasa ini, kita dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan yang


semakin kompleks. Terutama kita yang hidup di perkotaan yang sangat rentan
pada perkembangan teknologi, komunikasi, dan perkembangan sosial.
Perkembangan semua itu tidak selamanya membuat perubahan kehidupan kita
menuju ke perbaikan, hal itu tergantung pada bagaimana kita menyikapi dan
memanfaatkan perubahan tersebut bagi kehidupan kita.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan yang selama ini kita
rasakan, banyak yang tidak menyadari, telah merubah pola kehidupan generasi
kita menjadi pribadi yang individual, materialis, dan cenderung kapitalis dengan
alasan modern. Tekanan-tekanan komulatif dari kehidupan modern telah
mendatangkan masalah-masalah berupa kecemasan, stress, ketakutan, marah,
susah tidur, dan dan masih banyak lagi masalah lainnya. Hal tersebut dikarenakan
kurangnya pengendalian emosi. Seseorang yang pintar dan berpengetahuan luas
tak selamanya dapat mengendalikan emosi, karena kecerdasan emosionalnya
kurang.
Secara umum EQ (Emotional Quotient) berperan lebih penting daripada
IQ (Intelligence Quotient). Anak-anak yang tumbuh dengan EQ tinggi berani
untuk mengambil karir yang menantang dan membangun hubungan yang
memuaskan. Semakin banyak kalangan pendidik mengakui bahwa siswa yang
menerima pendidikan akademis semata, tetapi kurang pendidikan Kecerdasan
Emosional, maka kemungkinan kurang mampu menghadapi tantangan masa
depan, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Kecerdasan
emosi merupakan kunci utama dalam meraih kesuksesan dan kebahagiaan.
Pengertian Emosi dan Kecerdasan Emosional
Emosi adalah rangsangan untuk bertindak. Tingkat Emosi yang tinggi
seperti cinta, rasa takut atau marah mudah untuk diidentifikasi. Ada beberapa
emosi yang kompleks dan karena itu sulit untuk mengenalinya. Beberapa dapat
berlangsung selama beberapa menit saja, tapi ada yang sampai berminggu-minggu
lamanya. Emosi menggambarkam perasaan manusia menghadapi berbagai situasi
yang berbeda. Dengan kata lain, emosi adalah naluri bertahan hidup yang penting.
Semua manusia memiliki pengalaman emosional yang sama dengan manusia
lainnya, perbedaannya hanyalah masing-masing manusia memiliki kapasitas yang
berbeda dalam memikirkan dan mengendalikan emosi.
Sedangkan kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) adalah
penggambaran kemampuan, kapasitas, keterampilan, kemampuan diri, untuk
mengidentifikasi, menilai, dan mengelola emosi diri sendiri, orang lain, dan
kelompok. Jadi, kecerdasan emosional adalah sebuah gambaran mental dari
seseorang yang cerdas dalam menganalisa, merencanakan dan menyelesaikan
masalah, mulai dari yang ringan hingga kompleks. Dengan kecerdasan ini,
seseorang bisa memahami, mengenal, dan memilih kualitas mereka sebagai insan
manusia.

Manfaat dan Pentingnya Membangun Kecerdasan Emosional


Membangun kecerdasan emosional dapat meningkatkan kemampuan
seseorang untuk memahami dan mengelola perasaannya sendiri dan orang lain,
dan menggunakan informasi tersebut sebagai pedoman untuk mempersiapkan
kepada yang lebih baik, membuat keputusan yang lebih baik, berpikir lebih
kreatif, memotivasi diri sendiri dan orang lain, dan menikmati kesehatan yang
lebih baik, hubungan yang lebih baik dan kehidupan yang lebih bahagia.
Walaupun prestasi akademik sangat penting, ada banyak hal-hal lain yang lebih
penting dalam hidup kita. Kestabilan emosional tidak hanya berkontribusi pada
prestasi akademik, tetapi juga pada kesehatan fisik yang lebih baik, keluarga
bahagia dan pengalaman kerja yang memuaskan dalam hidup kita.
Anak-anak yang memiliki Kecerdasan Emosional (EQ) yang tinggi
biasanya lebih menonjol dari yang lain. Mereka lebih baik dalam mengendalikan
dorongan hati, komunikasi, dalam membuat keputusan bijaksana, dalam
memecahkan masalah, dan bagaimana bekerja dengan orang lain, yang
mengakibatkannya lebih sehat, lebih bahagia dan lebih sukses kehidupannya.
Dibandingkan dengan IQ, EQ seorang anak bisa dipupuk oleh berbagai
metode terbukti secara ilmiah. Orang yang memiliki kecerdasan emosi bisa
memahami orang lain dengan baik dan membuat keputusan dengan bijak. Lebih
dari itu, kecerdasan ini terkait erat dengan bagaimana seseorang dapat
mengaplikasikan apa yang ia pelajari tentang kebahagiaan, mencintai dan
berinteraksi dengan sesamanya.
Emosi berkaitan dengan keputusan dan tindakan. Kecerdasan emosional
begitu penting untuk dikembangkan dan dibangun, karena kecerdasan emosional
memberikan seseorang keteguhan untuk bangkit dari kegagalan, juga
mendatangkan kekuatan pada seseorang untuk berani menghadapi ketakutan.
Tidak sama halnya seperti kecerdasan otak atau IQ, kecerdasan emosi hadir pada
setiap orang dan bisa dikembangkan.

Macam-macam Kecerdasan Emosional berkaitan dengan Belajar


1. Kecerdasan diri, mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan
menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri;
memiliki tolok ukur yang realiatis atas kemampuan diri dan kepercayaan
diri yang kuat.
2. Pengaturan diri, menangani emosi kita sedemikian hingga berdampak
positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup
menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih
kembali dari tekanan emosi.
3. Motivasi, menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk meggerakkan
dan menuntut kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan
bertindak sangat efektif, untuk bertahan menghadapi kegagalan dan
frustasi.
Langkah-Langkah Membangun Kecerdasan Emosional
Pengembangan kecerdasan emosional (EQ) bisa dipadukan dengan banyak
aspek. Secara garis besar ada dua hal utama dalam kecerdasan emosi yaitu
mengenali dan mengelola emosi. Emosi juga berkaitan dengan keputusan dan
tindakan. Jika emosi tidak dikelola dengan baik, keputusan dan tindakan pun akan
menjadi tidak baik. Kecerdasan Emosional memberikan seseorang keteguhan
untuk bangkit dari kegagalan, juga mendatangkan kekuatan pada seseorang untuk
berani menghadapi ketakutan.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membangun kecerdasan
emosional adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui perasaan diri sendiri. Yaitu merasakan dan mencari tahu
perasaan diri, dan menggunakannya untuk membuat suatu keputusan
dalam hidup atau masalah yang dihadapi.
2. Mampu mengatur kehidupan emosional. Yaitu mampu mengatur keadaan
emosional, tanpa dibajak oleh emosi-emosi negatif seperti stres, ketakutan,
marah, kebingungan, dan sebagainya.
3. Penanganan perasaan. Termasuk kemampuan membaca dan
mengartikulasikan emosi yang tersirat
4. Mengenali rasa takut dan mencoba untuk menghadapinya. Melakukan hal
ini akan membangun rasa percaya diri dan dapat menjadi jaminan bahwa
segala sesuatu pasti ada solusinya.
5. Bersikap rendah hati. Mau mengakui kesalahan dalam hidup kita justru
dapat meningkatkan harga diri kita.
6. Empati. Yaitu mencoba merasakan membaca emosi orang lain tanpa
mereka memberi tahu apa yang mereka rasakan.
Jangan biarkan hal diluar diri kita mengganggu diri kita. Karena diri kita
adalah tuan dari emosi kita. Kemudian agar kadar kecerdasan emosi kita semakin
naik, kita harus belajar untuk mengkomunikasikan diri kita secara baik. Karena
orang bisa salah tanggap jika kita keliru mengkomunikasikan diri kita. Dengan
mengkomunikasi diri dengan baik, maka akan menghasilkan emosi yang baik.
Yang kemudian, kita pun bisa merencanakan kesuksesan rencana hidup kita. Cara
pandang terhadap dunia juga penting untuk mengubah frame kita mengenai
sesuatu. Dan ini penting ketika kita ingin bertahan di dunia kerja. Ini artinya kita
juga harus mau untuk melihat hal lain dari kacamata orang lain dengan
mengajukan pertanyaan yang tepat. Terakhir cari cara sukses bagaimana kita
dapat terlibat dengan orang lain. Jika perlahan- lahan kita mencoba ini dalam
kehidupan kita sedikit demi sedikit maka emosi kita akan terbangun baik.
Kemudian akan membuat kita mampu menjaga stamina kecerdasan emosi kita
tetap produktif karena kita selalu senang, bahagia dan antusias.
Lalu, seperti apa keadaan emosional yang baik? Berikut adalah ciri-ciri
keadaan emosional yang baik.
 Dapat mengutarakan perasaan dengan jelas dan langsung
 Lebih bisa mengendalikan dorongan-dorongan dan keinginan
 Tidak didominasi oleh emosi negatif seperti rasa takut, kekhwatiran, rasa
bersalah, rasa malu, kekecewaan, rasa putus asa, merasa tidak berdaya,
pembohongan, dan putus Asa
 Bisa menyeimbangkan perasaan dengan alasan, logika, dan kenyataan.
 Percaya diri dan Independen (mandiri)
 Bisa Memotivasi diri
 Optimistis
 Mengerti perasaan orang lain
 Pembelajar yang baik
 Lebih bertanggung jawab
 Mampu bertahan melawan tekanan
 Mampu menyelesaikan konflik dengan baik
 Memahami rasa putus asa dengan baik
 Tidak terlibat dalam perilaku yang merusak diri seperti narkoba, alkohol
 Memiliki lebih banyak teman.

Anda mungkin juga menyukai