Anda di halaman 1dari 2

Jika dilihat, generasi sekarang ini lebih banyak mengalami kesulitan emosional dari pada generasi

sebelumnya. Anak – anak ini lebih kesepian dan pemurung, lebih tak terkontrol dan kurang menghargai
sopan santun serta mudah gugup dan mudah cemas. Maka dari itu psikolog Daniel Goleman
menawarkan satu solusi untuk mengantisipasi dan mengatasi persoalan diatas dengan upaya
membangun emotional Intellegence yang berintikan pada pengendalian diri dan memahami emosi orang
lain atau berempati.

Daniel Goleman dalam Ethy (2008:69) mengatakan bahwa kecerdasan emosi bukan berarti memberikan
kebebasan kepada perasaan untuk berkuasa melainkan bagaimana kita mengelola perasaan sedemikian
rupa hingga ter-ekspresikan secara tepat dan efektif. Adapun indicator dari kecerdasan emosional
menurut Daniel Goleman (Ethy, 2008:70) adalah sebagai berikut:

Kesadaran diri. Kesadaran diri adalah mengetahui apa yang dirasakan pada suatu kondisi tertentu dan
mengambil sebuah keputusan dengan melalui pertimbangan yang matang, serta memiliki tolak ukur
yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.

Pengaturan Diri. Pengaturan terhadap diri sendiri sehingga dapat menangani emosi dengan baik.
Sehingga peka terhadap kata hati untuk mencapai tujuannya.

Dorongan untuk melakukan sesuatu sehingga menuntun seseorang untuk melakukan sesuatu untuk
menuju sasaran yang diinginkan dan membantu dalam mengambil sebuah inisiatif dan bertindak secara
tepat dan efektif untuk bertahan mengadapi kegagalan dan frustasi.

Menumbuhkan hubungan saling percaya dan kecakapan social (empati). Kemampuan untuk merasakan
apa yang dirasakan orang lain, mampu memahami perspektif mereka sehingga bisa menyelaraskan diri
dengan bermacam-macam orang.

Keterampilan social. Keterampilan sosial adalah kemampuan seseorang menangani emosi dengan baik
ketika berhubungan dengan individu lain dan cermat membaca situasi dan jaringan social, mampu
berinteraksi menggunakan keterampilan untuk mempengaruhi, memimpin dan menyelesaikan
permasalahan dengan cermat.

Dengan memenuhi kecerdasan emosional akan membuat anak menjadi lebih stabil dan terkendali.
Perlunya pengembangan kecerdasan emosi anak memang sangat penting. Karena anak dalam situasi ini
anak belum mampu menilai sesuatu yang benar dan yang salah. Anak memerlukan bimbingan orang tua
untuk memahami dan membangkitkan rasa ingin tahunya dalam proses pengenalan lingkungan
sekitarnya. Yang dapat membantu anak dalam meraih kesuksesan dalam kehidupannya.
Anak yang memiliki kecerdasan emosional biasanya akan lebih tenand dakam menghadapi masalah.
Lebih mampu mengendalikan diri dan tidak terpengaruh dengan temannya. Menurut Maurice J. Elias
dalam buku Cerdas Emosional Dengan Musik karangan Ethi (2008:76) menjelaskan tata cara mengasuh
anak dengan EQ, yaitu sebagai berikut:

Memahami dan menghargai perasaan anak dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan komunikasi
yang baik dengan sesame anggota keluarga

Menanamkan disiplin dan tanggung jawab pada setiap tindakan yang dilakukan oleh anak, saling peduli
dengan anggota keluarga, dan menanamkan rasa kasih sayang sesama anggota keluarga.

Dikalangan pemikir Islam memang belum banyak yang membahas secara khusus tentang keterampilan
emosi, karya Abdullah Nasihin Ulwan dalam bukunya “Pendidikan anak dalam Islam”, dapat dijadikan
referensi dalam pembahasan kecerdasan emosional. Dalam bukunya aspek yang turut berpengaruh
dalam pendidikan anak, diantaranya adalah pengembangan emosi anak, agar dalam pengembangannya
tidak lenceng dari ajaran agama islam.

Pada dasarnya konsep Kecerdasan emosi yanga ada di barat dengan konsep kecerdasan emosional dalam
agama islam memiliki kesamaan. Terutama jika hal ini dikaitkan dengan proses belajar mengajar di
Sekolah. Dimana sekolah memiliki peranan penting dalam mengembangkan kecerdasan emosi siswa
sehingga peranan kecerdasan emosi berguna bagi guru untuk membentuk siswa agar mempunyai
kepribadian yang utuh dan menyeluruh serta adanya keselarasan antara emotional intelligence dengan
Intelligence Quotion sehingga terbentuk karakter insan kamil yang bertakwa.

Semoga memberi manfaat!

Jjiayou Hula hula~

|Referensi: Ethi Endah Ayuning Tyas. 2008. Cerdas Emosional dengan Musik. Yogyakarta: Arti Bumi
Intaran

Anda mungkin juga menyukai