Anda di halaman 1dari 20

RESPON DAN MINAT MASYARAKAT DESA

KUBANGKARANG DALAM BERTRANSAKSI PADA BMT


AL-FALAH DAN PD. BPR UNTUK PENGEMBANGAN
MODAL USAHA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Seminar Proposal
Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam

Oleh:
AMILIAH JAHILAH
NIM. 1708203111

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat berkaitan
erat dengan adanya permodalan. Pada dasarnya modal merupakan suatu hal yang
harus diutamakan dan diperhatikan dalam pembentukan serta pengembangannya.
Masalah yang sering dihadapi oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) lebih cenderung pada permasalahan internal, yaitu kurangnya permodalan.
Permodalan merupakan suatu faktor yang penting dalam mendukung perkembangan
suatu unit usaha. Modal menjadi acuan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) dalam mengembangkan usahanya. Oleh karena itu pemerintah maupun
pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus memiliki kerjasama dengan
lembaga khusus yang bersedia membantu dalam hal permodalan. Lembaga tersebut
yaitu lembaga keuangan yang disebut dengan Bank.
Keputusan SK Menkeu RI No.792 Tahun 1990: Bahwa lembaga keuangan
ialah seluruh badan usaha yang bergerak dibidang keuangan dimana hal yang
dilakukan adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat atau
nasabah terutama untuk biaya investasi pembangunan.
Lembaga Keuangan Syariah pertama kali dirintis oleh umat Islam dan dibentuk
dalam sebuah organisasi dengan nama OKI (Organisasi Konferensi Islam) di Beng-
hazi, Libya pada bulan Maret 1973. Organisasi tersebut pertama kali mendirikan se-
buah lembaga yang diberi nama bank pembangunan Islami atau Islamic Development
Bank (IDB) dengan modal awal 2 Milyar dinar Islam (Antonio, 2000: 20). Berdirinya
IDB telah memotivasi banyak negara Islam untuk mendirikan lembaga keuangan sy-
ariah dalam bentuk bank-bank Islam di beberapa negara, seperti Saudi Arabia, Dubai,
Mesir, dan masih banyak lagi. Pada tahun 1992, Indonesia mulai mendirikan bank
Islam yang diberi nama Bank Muamalat Indonesia (BMI). Setelah BMI, mulai ber-
munculan lembaga-lembaga perbankan lain yang menggunakan prinsip Syariah.
Jenis Lembaga Keuangan Islam di Indonesia menurut ketentuan perundang-
undangan dibagi menjadi dua, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan
non-bank Lembaga keuangan bank dikelompokkan menjadi dua, yaitu bank umum
dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sedangkan yang termasuk lembaga keuangan
non-bank, antara lain BMT, Koperasi, Pegadaian, Asuransi, dan Obligasi. (Hidayat,
2009)
Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang
Pokok-Pokok Perbankan, bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah
memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang
(pasal 1 huruf (a), sedangkan lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui
kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan menarik uang dari dan menyalurkannya ke
dalam masyarakat (pasal 1 huruf (b).
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Secara sederhana, bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
tersebut ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. (Kasmir, 2012)
Menurut kegiatan usahanya, jenis-jenis bank dapat dibedakan atas bank
konvensional dan bank syariah (Usman, 2012). Menurut Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2008, bank konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
secara konvensional; sedangkan bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam
dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah, yaitu Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Bank Syariah adalah bagian dari Perbankan Syariah selain dari Unit Usaha
Syariah (UUS), sedangkan Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Dalam Undang-Undang perbankan Indonesia
(Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998) membedakan bank berdasarkan kegiatan
usahanya menjadi dua, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah. Prinsip Syariah, adalah prinsip Hukum Islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa dibidang perbankan syariah (Pasal 1 Angka 12 Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah).
Latar belakang berdirinya BMT bersamaan dengan usaha pendirian bank
syariah di Indonesia, yakni tepatnya pada tahun 1990-an. BMT semakin berkembang
tatkala pemerintah mengeluarkan kebijakan hukum ekonomi UU No. 7 Tahun 1992
tentang perbankan dan PP No. 72/1992 tentang Bank Pengkreditan Rakyat
berdasarkan bagi hasil (Finita Rahmadani, 2017)
Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan balai usaha mandiri terpadu yang
isinya berintikan lembaga bait al-mal wa al-tamwil, yakni merupakan lembaga usaha
masyarakat yang mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk
meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi dalam skala kecil dan menengah. Dalam
diskursus ekonomi islam. BMT semakin populer, setelah dipicu oleh kesadaran
masyarakat muslim tanah air untuk mencari model ekonomi alternatif yang mampu
mendukung perkembangan sektor usaha kecil dan mikro. (Mulyaningrum, 2009)
Baitul Maal wa Tamwil (BMT) memiliki fungsi sosial (Baitul Maal) dan
fungsi bisnis (Baitul Tamwil) yang harus dilakukan secara optimal. BMT menjalankan
usahanya berada dibawah pembinaan Pusat Inkibasi bisnis Usaha Kecil (Pinbuk)
dengan status legal berbentuk koperasi. BMT memiliki peran penting sebagai lembaga
keuangan yang tidak hanya menjalankan bisnis yang berbasis keuntungan (profit
oriented) tetapi juga lembaga yang turut serta mengentaskan masyarakat dari
kemiskinan. Usaha dalam membantu permasalahan tersebut juga termasuk salah satu
produk penyaluran dana yang disebut Al-Qardhul Hasan.
Sebelum lahirnya BPR Syariah di Indonesia, masyarakat terlebih dahulu
mengenal adanya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Menurut UU No. 21 Tahun 2008
disebutkan bahwa BPR adalah bank konvensional yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dimana BPR konvensional masih
menerapkan sistem bunga dalam operasionalnya.
Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 pada pasal 3 dijelaskan
bahwa BPR mempunyai tugas umum sebagai berikut, “Perbankan Indonesia bertujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak”. Berdasarkan tugas tersebut, Bank Perkreditan Rakyat
mempunyai kedudukan yang cukup vital dalam sistem perekonomian di Indonesia.
BPR diharapkan mampu menjadi motor dalam pengembangan usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) yang selama ini dikenal sebagai salah satu sektor perekonomian
terbesar di Indonesia. BPR berperan sebagai lembaga penyedia kecukupan modal bagi
UMKM melalui peminjaman modal yang dihimpun dari dana masyarakat.
Pada era modern seperti ini kebutuhan masyarakat semakin meningkat namun
peningkatan kebutuhan tidak diiringi oleh meningkatnya pendapatan. Dengan adanya
masalah tersebut mendorong manusia melakukan sesuatu demi memenuhi
kebutuhannya yang semakin lama semakin berkembang. Kebutuhan biasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat atau pengusaha adalah dana dan modal. Padahal jika
dilihat keberadaan UMKM di Indonesia sangat bermanfaat dalam hal pendistribusian
pendapatan masyarakat. Sealain itu mampu menciptakan kreativitas, pada sisi lain
UMKM, mampu menyerap tenaga kerja dalam skala besar sehingga dapat mengurangi
jumlah pengangguran. Dapat diketahui bahwa keberadaan UMKM yang bersifat padat
karya menggunakan teknologi yang sederhana dan mudah dipahami mampu menjadi
wadah masyarakat untuk bekerja. Namun ada kendala yang dimiliki UMKM yaitu dari
segi modal dan pemasaran.
Pada dasarnya operasi dalam bank syariah dan konvensional tidak jauh
berbeda dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga perantara. Bank syariah
sebagai lembaga perantara antara individu dengan satuan kelompok atau unit-unit
pelaku ekonomi yang mebutuhan dana. Dimana yang kelebihan dana akan disalurkan
kepada yang kekurangan dana yang nantinya akan diberikan manfaat kepada kedua
belah pihak. Sedangkan di dalam bank konvensional atau bank berbasis bunga
melaksanakan peran sebagai peminjam dan pemberi pinjaman. Para pemilik dana dan
yang mebutuhkan dana akan tertarik bertransaksi dengan tingkat bunga yang telah
ditentukan. Berbeda dengan bank syariah, bank konvensional sebagai kreditur dan
debitur sedangkan bank syariah sebagai penyandang dana dan pengelola dana. Tingkat
bagi hasil yang didapat oleh bank syariah tidak hanya berpengaruh pada pemegang
saham melainkan bagi para penyimpan dana.
Disamping permasalahan yang dialami masyarakat desa Kubangkarang dalam
upaya mengembangkan usahanya yaitu kekurangan modal, untuk itu mereka
memerlukan perantara yang dapat membantu meminjamkan dananya kepada mereka.
Dengan kata lain lembaga tersebut adalah lembaga keuangan syariah baik lembaga
keuangan bank ataupun non bank. Lembaga Keuangan Syariah non bank yang
melayanani simpan pinjam dalam pengembangan modal usaha yaitu Baitul Maal wa
Tamwil. Sedangkan Lembaga keuangan bank BPR Konvensional. Kedua lembaga
keuangan tersebut dapat menerima transaksi dari masyarakat yang membutuhkan
modal pengembangan usaha, akan tetapi sudah jelas diketahui bahwa lembaga
keuangan syariah dan lembaga keuangan konvensional jelaslah berbeda dalam
pelaksanannya.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat terbesar yang beragama Islam,
untuk itu sangat diharapkan segala transaksi yang dilakukan tidak menyimpang aturan
islam dan tentunya mereka terhindar dari kemudharatan dunia. Permasalahan yang
sudah terlihat saat ini adalah masih banyak masyarakat yang bertransaksi untuk
kepentingan bisnisnya tanpa melihat dan memperdulikan haram atau halalnya suatu
transaksi. Hal ini bisa saja disebabkan oleh banyak faktor bisa karena lingkungannya
ataupun bisa juga karena pengetahuan masyarakat yang masih kurang mengenai
keberadaan lembaga keuangan syariah. Atau bahkan karena kurang promosi dari
berbagai pihak dari lembaga keuangan tersebut. Dalam faktanya masyarakat
khususnya di Desa Kubangkarang Kecamatan Karangsembung yang mebutuhkan
modal lebih banyak yang bertransaksi ke lembaga keuangan konvensional atau PD.
BPR.
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan mengadakan penelitian terkait dengan
masyarakat yang bertransaksi untuk kepentingan modal usahanya di lembaga
keuangan syariah dan konvensional. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana
respon dan minat masyarakat tersebut, maka penulis mengangkat judul skripsi
“RESPON DAN MINAT MASYARAKAT DESA KUBANGKARANG DALAM
BERTRANSAKSI PADA BMT AL-FALAH DAN PD. BPR UNTUK
PENGEMBANGAN MODAL USAHA”

B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Wilayah Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam wilayah kajian Manajemen dan Organisasi
Bisnis Syariah dengan topik persepsi masyarakat tentang manajemen lembaga
keuangan syariah, karena ada relevansi dengan judul penelitian yang peneliti
angkat terkait Respon dan Minat Masyarakat Desa Kubangkarang dalam
Bertransaksi pada BMT Al-Falah dan PD. BPR untuk Pengembangan Modal
Usaha.
b. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif,
dengan pengamatan dan wawancara, serta menginvestivigasi dan memahami
fenomena seperti apa yang terjadi mengapa terjadi dan bagaimana terjadinya,
sekaligus memahami suatu situasi sosial, peristiwa, peran interaksi. Hal ini
dikarenakan pada penelitian ini peneliti menggunakan berbagai sumber data,
teori, metode, dan investigator agar informasi yang disajikan konsisten.
2. Jenis Masalah
Jenis masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Respon dan Minat
Masyarakat Desa Kubangkarang dalam Bertransaksi pada BMT Al-Falah dan PD.
BPR untuk Pengembangan Modal Usaha dengan menggali fakta secara langsung
bagaimana mereka lebih banyak bertransaksi di lembaga keuangan konvensional
dibanding lembaga keuangan syariah.
3. Pembatasan Masalah
Batasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang dimiliki
oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relevan dengan
penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan
mendalam. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah Respon dan Minat
Masyarakat Desa Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon
dalam Bertransaksi pada BMT Al-Falah dan PD.BPR untuk Pengembangan Modal
Usaha.
4. Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pokok masalah penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah respon masyarakat Desa Kubangkarang dalam bertransaksi
pada BMT Al-Falah untuk Pengembangan Modal Usaha?
b. Bagaimanakah minat masyarakat Desa Kubangkarang dalam bertranskasi
pada BMT Al-Falah untuk Pengembangan Modal Usaha?
c. Bagaimanakan respon masyarakat Desa Kubangkarang dalam bertransaksi
pada PD. BPR untuk Pengembangan Modal Usaha?
d. Bagaimanakah minat masyarakat Desa Kubangkarang dalam bertransaksi
pada PD. BPR untuk Pengembangan Modal Usaha?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui respon masyarakat Desa Kubangkarang dalam bertransaksi
pada BMT Al-Falah untuk Pengembangan Modal Usaha
b. Untuk mengetahui minat masyarakat Desa Kubangkarang dalam bertranskasi
pada BMT Al-Falah untuk Pengembangan Modal Usaha
c. Untuk mengetahui respon masyarakat Desa Kubangkarang dalam bertransaksi
pada PD. BPR untuk Pengembangan Modal Usaha
d. Untuk mengetahui minat masyarakat Desa Kubangkarang dalam bertransaksi
pada PD.BPR untuk Pengembangan Modal Usaha
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1) Pengembangan ilmu pengetahuan serta menambah wawasan dan
pengetahuan dalam bidang kelembagaan syariah khususnya bertransaksi
pada lembaga keuangan syariah
2) Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada setiap
pembaca agar dapat digunakan sebagai tambahan bacaan sumber data
dalam penulisan.
3) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah referensi dibidang
karya ilmiah.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana atau bahan
informasi untuk mengetahui bagaimana respon dan minat masyarakat Desa
Kubangkarang dalam bertransksasi pada BMT Al-Falah untuk
Pengembangan Modal Usaha
2) Bagi BMT Al-Falah
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi BMT Al-Falah sebagai bahan
evaluasi atas kinerja lembaga keuangan dalam meningkatkan jumlah minat
masyarakat untuk bertransaksi pada bank syariah khususnya BMT Al-
Falah
3) Bagi PD. BPR
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi PD. BPR sebagai bahan
evaluasi untuk melakukan segala bentuk transaksi tanpa bunga/sesuai
prinsip syariah guna menghindari kemudharatan.
4) Bagi Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan yang
sangat berguna dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagai
referensi untuk penelitian selanjutnya yang tertarik pada masalah yang
terkait. Khususnya dalam kelembagan keuangan syariah.
5) Bagi masyarakat khususnya Desa Kubangkarang Kecamatan
Karangsembung Kabupaten Cirebon
Penelitian ini diharapkan data berguna bagi masyarakat Desa
Kubangkarang Kecamatan Karangsembung untuk pengembangan
usahanya agar dapat lebih sadar dan meningkatkan minatnya ke lembaga
keuangan syariah yaitu BMT Al-Falah.

D. Penelitian Terdahulu
Setelah melakukan penelitian dari berbagai sumber, akhirnya penulis
menemukan beberapa penelitian yang menjadi pembanding dan acuan. Hal ini
dilakukan dengan tujuan agar penelitian yan dilakukan penulis tidak sama atau
menghindari anggapan adanya tindakan plagiarisme. Berikut adalah penelitian
terdahulu yang penulis dapatkan:

Tabel 1.1
Tabel Penelitian Terdahulu
No Peneliti Variabel Hasil
1 Abdul Aziz Analisis Faktor-faktor Berdasarkan hasil penelitian
(2019) yang mempengaruhi bahwa factor yang
minat menabung di mempengaruhi minat
bank syariah menabung dibank syariah yaitu
pengetahuan, promosi, produk
dan reputasi. Keempatnya
berpengaruh positif terhadap
minat remaja menabung di
bank syariah.
2 Nining Pengaruh persepsi Berdasakan penelitian yang
Wahyuningsih masyarakat tentang dilakukan bahwa persepsi
dan Eva Nur’ana perbankan syariah masyarakat berpengaruh cukup
terhadap minat positif terhadap minat menjadi
menjadi nasabah bank nasabah bank syariah, minat
syaria masyarakat berpengaruh cukup
positif terhadap minat menjadi
nasabah bank syariah, dan
persepsi masyarakat
berpengaruh positif terhadap
minat menjadi nasabah di bank
syariah.
3 Gita Tamarika Urgensi Jaminan Oleh Berdasarkan hasil pembahasan
(2018) Lembaga Keuangan disimpulkan bahwa penerapan
Syariah Perspektif jaminan sangat diperlukan di
Hukum Ekonomi KJKS BMT Al-Falah untuk
Islam menerapkan jaminan sebagai
syarat untuk melakukan
pembiayaan.
4 Fiddiatun Analisis Factor-Faktor Berdasarkan analisis data
Hasanah (2017) Yang Mempengaruhi bahwa kepercayaan UMKm
Minat Usaha Mikro berpengaruh dalam
Kecil Menengah menentukan keputusan UMKM
Menjadi Nasabah menjadi nasabah pembiayaan
Pembiayaan Di di LKS dan LKK. Pelayanan
Lembaga Keuangan terhadap UMKM berpengaruh
Syariah Dan Lembaga positif dalam emnentukan
Keuangan keputusan UMKM menjadi
Konvensional nasabah pembiayaan di LKS
dan LKK. Serta Tingkat
pengembalian hasil dan tingkat
kesesuaian hukum syariah juga
berpengaruh positif dalam
menentukan keputusan UMKM
menjadi nasabah pembiayaan
di LKS dan LKK.
5 Jatno Sunarjo dan Minat Masyarakat Berdasarkan hasil analitis
Suprapto (2012) menjadi nasabah bank bahwa factor pengelolaan
syariah secara syariah, lokasi,
pelayanan, fasilitas dan produk
secara umum telah menjadi
pertimbangan minat
masyarakat untuk bergabung
menjadi nasabah bank syariah.
6 Ayu Nurtika Analisis Faktor-Faktor Berdasarkan hasil penelitian
Dewi yang mempengaruhi bahwa factor produk lebih
minat masyarakat dominan sebagai factor
untuk menabung di pendorong masyarakat untuk
BPR BKK menabung di BPR BKK
7 Sitti Rahma Peran Bmt Dalam Peran BMT Al-Amin
Guruddin (2014) Pengembangan Usaha melakukan usaha pembiayaan
Mikro Kecil ekonomi yang produktif bagi
nasabahnya adapun fungsi
sosial BMT Al-Amin yaitu
sebagai pengelola dana yang
tidak mengutamkan
keuntungan.

Dari tujuh hasil penelitian di atas terdapat persamaan masalah dengan


penelitian yang penulis akan diteliti yaitu Persepsi dan Minat Masyarakat Dalam
Bertransaksi Untuk Pengembangan Modal Usaha di lembaga keuangan syariah
maupun lembaga keuangan konvensional. Selain itu, dalam landasan teori dan
pembahasan hasil penelitian pada penelitian ini mencoba mengaitkan dengan kajian
islam.
Perbedaan penenlitian sekarang dari peneliti-peneliti sebelumnya adalah pada
Masyarakat Desa Kubangkarang masih sangat sedikit yang bertransaksi pada lembaga
keuangan syariah. Dengan demikian peneliti menegaskan dari penelitian-penelitian
sebelumnya hanya berbeda tempat.

E. Kerangka Pemikiran
Kurangnya minat masyarakat terhadap transaksi di lembaga keuangan syariah
khususnya BMT Al-Falah disebabkan karena adanya perbedaan respon, pandangan
serta penilaian yang timbul dari setiap individu mengenai persamaan manajemen
pelaksanaan lembaga keuangan syariah dengan lembaga keuangan konvensional,
padahal secara teori sangatlah berbeda. Oleh karena itu peneliti menggambarkan
kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran

Respon Masyarkat BMT Al-Falah


Pengembangan Modal
Usaha
Minat Masyarakat
BPR Konvensional

F. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini di Desa Kubangkarang Kecamatan Karangsembung
Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 4 bulan, mulai dari
bulan Oktober 2020 sampai dengan bulan Januari 2021.
Menurut (Sugiono, 2016) pengambilan waktu pada penelitian kualitatif
pada umumnya cukup lama, karena tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat
penemuan, bukan sekedar pembuktian hipotesis seperti dalam penelitian
kuantitatif. Namun dapat dimungkinkan juga jangka waktu penelitian kualitatif
berlangsung dalam waktu yang pendek. Apabila semua data dapat ditemukan
dalam satu minggu dan telah teruji kredibilitasnya, maka penelitian kualitatif
dinyatakan selesai.
2. Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut (Creswell,
2014) Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan
memahami makna yang oleh sejumlah individu atau Metode penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Menurut (Creswell, 2014) Penelitian kualitatif
merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang
oleh sejumlah individu atau Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Menurut (Creswell, 2014) Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau Metode
penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Menurut (Creswell, 2014) Penelitian kualitatif merupakan metode-metode
untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau
sekelompok orang dianggap berasal dari masalah social atau kemanusiaan proses
penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik
dari para partisipan, menganalisis data dan menafsirkan data.
Sedangkan menurut (Meleong, 2013) Penelitian kualitatif bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti
perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif, artinya penelitian yang berisi
kutipan-kutipan data untuk member gambaran penyajian laporan tersebut. Data
tersebut bias berasal dari nasah wawanacara, catatan lapangan, foto, videotape,
dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Sedangkan
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
deskriptif adalah keterkaitan spesifik pada studi hubungan social yang
berhubungan dengan fakta dari pluralisasi dunia kehidupan. Metode ini diterapkan
untuk melihat dan memahami subjek dan objek penelitian yang meliputi orang,
lembaga berdasarkan fakta yang tampil secara apa adanya. Melalui pendekatan ini
akan terungkap gambaran mengenai aktualisasi realitas social dan persepsi sasaran
penelitian. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami perilaku manusia
dari kerangka acuan pelaku sendiri, yakni bagaimana pelaku memandang dan
menafsirkan kegiatan dari segi pendiriannya. Peneliti dalam hal ini berusaha
memahami dan menggambarkan apa yang dipahami dan digambarkan subjek
penelitian (Gunawan, 2015)
3. Sumber Data
Sumber data adalah informasi yang memiliki arti bagi penggunanya. Menurut
(Dermawan, 2013) sumber data dalam penelitian dibagi menjadi dua yaitu:
a. Data Primer
Data primer yang diterima adalah yang diperoleh langsung di tempat
penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen atau publikasi
atau laporan penelitian dari dinas atau instansi maupun sumber data lainnya
yang menunjang.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Penelitian ini dalam teknik pengambilan data menggunakan metode
observasi yaitu mengumpulkan data tentang keadaan dan kegiatan yang
dilakukan oleh subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dengan observasi
digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar
(Sugiono, 2016).
Observasi atau pengamatan diartikan sebagai proses keterlibatan peneliti
dan menangkap makna secara sistematik gejala yang tampak pada objek
penelitian (Alfianika, 2018).
b. Teknik Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah
tertentu dan merupakan proses Tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih
berhadapan secara fisik. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan
informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin kepada subjek penelitian
(Gunawan, 2015). Sedangkan menurut (Meleong, 2013) Wawancara
merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang
memberikan jawaban atas pertanyaan mengkontruksi menegnai orang,
kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan
lain-lain.
Wawancara dilakukan kepada masyarakat khususnya Pedagang di Pasar
karangsembung dan Lemahabang selaku pengguna rekening BMT Al-Falah
dan BPR Konvensional.
c. Teknik Dokumentasi
Menurut (Kuncoro, 2013) teknik dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Metode dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan latar belakang obyek penelitian yang didokumentasikan,
yang diperlukan untuk menunjang data penelitian yang sesuai dengan pokok
masalah yang terdapat diperusahaan. Dalam metode dokumentasi ini peneliti
akan melakukan dokumentasi terhadap letak geografis, usaha, sejarah
pendirian perusahaan, struktur pengelolaan perusahaan dan surat ijin
perusahaan.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik yang dikemukakan oleh (Sugiono, 2016) yaitu sebagai
berikut:
a. Analisis sebelum di Lapangan
Analisis Sebelum di Lapangan Penelitian Kualitatif telah melakukan
analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap
data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk
menentukan fokus penelitian. Namun, demikian, fokus penelitian ini masih
bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di
lapangan (Sugiono, 2016).
b. Analisis Selama di Lapangan
Selama pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data
dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan
analisis terhadap jawaban yang telah di wawancarai, dengan cara
mengklasifikasi dan menafsirkan isi data (Sugiono, 2016).
c. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. Dengan
demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan (Sugiono, 2016).
d. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel grafik, pie chart,
pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, data di
organisasikan secara sistematis dan pola hubungan, sehingga mudah dipahami.
Penyajian data juga bias dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antara kategori, dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan
adalah dengan teks yang bersifat naratif (Sugiono, 2016).
e. Conclusion drawing/verivication
Conclusion drawing/verivication atau penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan pengetahuan baru yang
belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek
yang sebelumnya masih remang-remang atau gelam sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal dan interaktif, hipotesis, atau
teori (Sugiono, 2016).
6. Uji Keabsahan Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu, ada tiga hal yang penulis gunakan dalam penelitian
ini: (Meleong, 2013)
1) Triangulasi Metode
Dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara
yang berbeda. Peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk
mengecek kebenaran infromasi tersebut.
2) Triangulasi Sumber data
Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informan tertentu
melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya peneliti
menggunakan observasi terlibat (Participant Observation), dokumen tertulis,
arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau foto.
3) Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai perspektif untuk menafsirkan sebuah set data.
Penggunaan beragam teori dapat membantu memberikan pemahaman yang
lebih saat memahami data. Jika beragam teori menghasilkan kesimpulan
analisis sama, maka validitas di tegakkan.

G. Sistematika Penulisan
Guna memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis perlu menyusun
sistematika penulisan sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan hasil penelitian
yang baik dan mudah dipahami. Adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan mengenai landasan teori yang digunakan oleh
penulis untuk menganalisis masalah yang akan dibahas dalam tugas
akhir ini, serta sebagai kerangka acuan dalam penulisan dalam Bab IV
mengenai Hasil Penelitian dan Pembahasan
BAB III : KONDISI OBJEKTIF TEMPAT PENELITIAN
Pada bab ini berfungsi untuk memberikan gambaran umum kepada
pembaca tentang sejarah Desa Kubangkarang, serta berbagai
potensinya.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian serta
pembahasannya, yang akan dibahas dalam bab ini yaitu mengenai
Respon dan Minat Masyarakat Desa Kubangkarang dalam Bertransaksi
Pada Bank BMT Al-Falah dan PD. BPR untuk Pengembangan Modal
Usaha.
BAB V : PENUTUP
Bab Penutup ini terdiri dari Kesimpulan dan Saran-Saran. Kesimpulan
merupakan jawaban dari permasalahan yang ada dalam penelitian ini,
sedangkan saran-saran berisi tentang hal-hal yang mungkin berguna
dalam meningkatkan Minat Masyarakat Desa Kubangkarang dalam
Bertransaksi Pada BMT Al-Falah dan BPR Konvensional.

H. Jadwal Penelitian
Berikut disajikan jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan selama 4
(empat) bulan:

No Nama Kegiatan Bulan ke-


1 2 3 4
Oktober November Desember Januari
1. PRA PENELITIAN
Penyusunan proposal
penelitian
2. PELAKSANAAN
PENELITIAN
Pencarian data di web terkait
Pencarian data di instansi yang
terkait
Pengolahan data
3. PASCA PENELITIAN
Penyusunan penelitian skripsi
4. OUTCOME PENELITIAN
Skripsi dan jurnal penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Bibiogray
Alfianika, N. (2018). Ajar Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia . Yogyakarta:
Deepublish..

Creswell, J. W. (2014). Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, Dan


Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dermawan, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Pt. Remaja Rosdakarya.

Finita Rahmadani, N. E. (2017). Pengaruh Program Inklusi Keuangan Bmt Al-Falah


Terhadap Transaksi Rentenir. Al-Amwal Volume 2 No 1 , 123.

Gunawan, I. (2015). Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayat, A. (2009). Mengenal Sistem Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Kuncoro, M. (2013). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi Edsisi Empat. Jakarta: Erlangga.

Meleong, L. J. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.

Mulyaningrum. (2009). Baitul Maal Wal Tamwil Peluang Dan Tantangan Dalam
Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro. Bakrie Scool Of Management.

Sugiono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai