Anda di halaman 1dari 10

Kecerdasan Emosi/ Emotional Quotient (EQ)

A. Pengrtian EQ
Emotional Quotient Intelligence (EQ) adalah kemampuan seseorang untuk menerima,
menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal
ini, emosi mengacu pada perasaan seseorang terhadap informasi akan suatu hubungan.
EQ yang baik dapat menentukan keberhasilan individu dalam prestasi belajar membangun
kesuksesan karir, mengembangkan hubungan suami-istri yang harmonis dan dapat
mengurangi agresivitas, khususnya dalam kalangan remaja. (Goleman, 2002 : 17).

B. Manfaat Kecerdasan Emosional (EQ)

1. Lebih Sehat secara Spiritual


Emosi adalah hal wajar dan pasti dimiliki oleh banyak orang. Meski demikian, kita tetap
harus mengendalikannya dengan baik. Menuruti emosi yang berlebihan apalagi jenis emosi
yang tidak baik justru bisa memunculkan masalah yang baru. Dampak, Anda jadi mudah
sekali terluka, tersinggung, dan tidak ada ketenangan batin.
2. Lebih Mudah Tenang dan Jarang Stres
Jika mengalami kenaikan emosi secara berlebihan atau tidak stabil, kemungkinan besar akan
mudah tidak tenang. Begitu pemicu muncul emosi jadi naik dan mood jadi ikut buruk dengan
sendirinya. Kalau mood sampai buruk akan sulit sekali mengendalikan diri dan produktivitas
anjlok. Jika emotional quotient dimiliki dan cukup tinggi, kemampuan dalam mengendalikan
diri akan naik. Dengan pengendalian diri inilah kita tidak akan mudah mengalami bad mood.
Meski hal buruk sedang terjadi, kemungkinan besar bisa berpikir dengan jernih.
3. Menerima Keadaan dan Bahagia
Menjadi bahagia adalah pilihan. Bahkan dengan keadaan yang biasa sekali pun tetap bisa
bahagia dengan baik. Sebaliknya kalau tidak bisa menerima keadaan dan cenderung pemarah,
hidup tidak akan menjadi tenang dan bahagia.
Apa pun kondisinya sebisa mungkin untuk tetap mengendalikan emosi dengan baik. Jangan
terlalu menuruti mood yang buruk. Pikir semuanya perlahan-lahan agar kebahagiaan bisa
segera muncul.
4. Menjadi lebih bijaksana
Terbiasa berpikir dahulu dan mengendalikan emosi dengan baik akan membuat menjadi
bijaksana. Jika ada masalah atau dihadapkan pada suatu hal, kita bisa menyikapinya dengan
lebih bijak dan tidak sembrono.
Misal ada berita yang disebarkan di media sosial. Setelah membacanya mungkin kita akan
ikut emosi atau kesal dengan isinya. Namun, karena memiliki kemampuan pengendalian
emosi yang baik kita jadi mencari fakta dan tidak asal membagi dengan kata-kata marah.
5. Kemampuan Penyelesaian Masalah yang Baik
Mengendalikan emosi atau memiliki emotional quotient yang baik tidak hanya akan membuat
Anda jadi tenang dan mudah mengendalikan diri. Namun, juga mampu menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan baik. Dengan pikiran yang tenang tidak akan terburu- buru
dalam bertindak. Semua akan dipikirkan matang-matang, agar bisa menyelesaikannya dengan
sempurna.
6. Lebih Sehat Secara Fisik
Sering mengalami kenaikan emosi, mudah marah, hingga mudah tersinggung akan membuat
kadar stres di tubuh meningkat. Peningkatan ini menyebabkan tubuh mengalami gangguan
secara mental atau fisik. Gangguan mental bisa berupa stres yang berlebihan hingga anxiety.
Selain mental, fisik juga akan dipengaruhi secara masif. Kadar stres yang tinggi bisa
memengaruhi nafsu makan. Selanjutnya gangguan tidur seperti insomnia juga bisa muncul
dan memperburuk keadaan. Jangan menyepelekan masalah emosi. Meski terlihat tidak ada
hubungannya, emosi memengaruhi fisik cukup kuat. Bahkan mudah sekali marah, risiko
terkena hipertensi akan sangat besar.

C. Aspek-Aspek EQ
Dalam buku Daniel Goleman yang berjudul “Working With Emotional Intelligence”
(London: Clays Ltd. 1999) menjelaskan bahwa aspek-aspek kecerdasan emosional atau
Emotional Intelligence (EI) mencakup berbagai hal. Berbagai aspek EQ adalah sebagai
berikut:

1. Kesadaran diri
Aspek pertama dari EQ adalah kesadaran diri. Mengetahui bagaimana perasaan kita pada saat
tertentu dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan kita sendiri
membutuhkan kriteria efikasi diri yang realistis dan kepercayaan diri yang kuat.
Mengembangkan kesadaran diri membutuhkan penyesuaian dengan perasaan yang
sebenarnya.
Elemen utama dari kesadaran diri diantaranya adalah:
 Kesadaran emosional.
 Kemampuan untuk mengenali emosi dan efeknya sendiri.
 Percaya diri.
 Tulus terhadap diri dan kemampuan sendiri.

2. Sel Regulation
Aspek yang kedua dari EQ adalah self-regulation. Menangani dan mengendalikan emosi kita
dengan baik akan memberikan efek positif pada pelaksanaan tugas, teliti, dan mampu
menunda kepuasan sebelum mencapai suatu tujuan serta menghilangkan stres.
Contohnya seperti:
 Melibatkan pengendalian diri.
 Kelola impuls yang mengganggu.
 Menjaga standar kejujuran dan integritas.
 Bertanggung jawab atas kinerja Anda sendiri.
 Tangani perubahan dengan fleksibel.
 Terbuka untuk ide-ide baru.

3. Motivasi
Aspek selanjunya dari EQ Adalah motivasi. Menggunakan keinginan terdalam kita untuk
mendorong dan membimbing kita menuju tujuan kita membantu kita mengambil inisiatif dan
bertindak paling efektif dan menanggung kegagalan dan kekecewaan.
Motivasi terdiri dari:
 Upaya terus menerus untuk meningkatkan atau memenuhi standar keunggulan.
 Menyelaraskan dengan tujuan kelompok atau organisasi.
 Bersiaplah untuk bertindak berdasarkan peluang.
 Terus mengejar tujuan meskipun ada hambatan dan kemunduran.

4. Empati
Aspek terpenting dalam EQ adalah empati. Merasakan dan memahami apa yang orang lain
rasakan, mengembangkan hubungan saling percaya dan bergaul dengan orang yang berbeda.
Orang yang berempati sangat baik, contohnya seperti:
 Mengantisipasi, mengenali dan memenuhi kebutuhan orang lain.
 Kembangkan yang lain.
 Rasakan apa yang dibutuhkan orang lain untuk maju dan memperkuat kemampuan
mereka.
 Manfaatkan keragaman.
 Peluang budidaya melalui berbagai orang.
 Melihat arus emosional serta hubungan kekuasaan dalam kelompok.
 Memahami orang lain.
Bedakan emosi di balik kebutuhan dan keinginan orang lain.

5. Keterampilan Sosial
Aspek terakhir dari EQ adalah keterampilan sosial. Menangani emosi dengan baik saat
berhadapan dengan orang lain dan baca situasi dan jaringan sosial dengan cermat,
berinteraksi dengan lancar, gunakan keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin,
bernegosiasi dan menyelesaikan konflik, serta berkolaborasi dan bekerja dalam tim.

Memiliki EQ yang tinggi akan lebih memahami, berempati dan bernegosiasi dengan orang
lain dalam ekonomi global. Diantaranya :
 Buat taktik persuasi yang efektif.
 Kirim pesan yang jelas.
 Kelompok dan orang-orang yang menginspirasi dan membimbing.
 Ganti katalis. Memulai atau mengelola perubahan.
 Manajemen konflik, Memahami, bernegosiasi, dan menyelesaikan konflik.
 Membangun ikatan. Menjaga hubungan instrumental.
 Berkolaborasi
 Kemampuan tim. Menciptakan sinergi kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

D. Komponen-Komponen EQ

1. Memiliki kesadaran diri


Komponen pertama adalah kesadaran diri. Menurut KBBI kesadaran diri diartikan sebagai
kesadaran yang dimengerti seseorang, mengenai keadaan dirinya sendiri. Dalam hal ini
maksudnya, kesadaran ini adalah kesadaran yang mana anda mampu memahami mengenai
emosi yang ada di dalam diri anda.

2. Membentuk regulasi diri


Regulasi memiliki pengertian sebagai pengaturan. Dalam hal ini maksudnya ialah individu
harus memiliki pengaturan emosi yang baik.
Setelah mampu untuk menyadari adanya emosi di dalam diri, akan memunculkan dampak
bagi orang lain, maka dalam kinerjanya, kecerdasan emosional harus mampu untuk
mengelola emosi dan mengaturnya.

3. Memiliki Keterampilan sosial


Pemahaman emosional bukan hanya melibatkan memahami emosi diri sendiri, melainkan
memahami emosi orang lain. Semakin sering berinteraksi dan menerapkan pemahaman
terhadap emosi diri sendiri dan orang lain, hal ini akan membantu dalam membentuk
kecerdasan emosi yang semakin tinggi.

4. Mempunyai Empati
Mempunyai empati merupakan salah satu komponen dari kecerdasan emosi. Empati diartikan
sebagai kemampuan diri untuk lebih memahami perasaan orang lain, dan hal ini sangat
penting bagi pengembangan kecerdasan emosi. Empati yang ada membentuk pemahaman
mengenai emosi yang sedang dirasakan lawan bicara kita, ataupun orang di sekitar kita.

5. Memiliki Memotivasi diri


Peran kunci dalam membentuk kecerdasan emosional dipegang oleh motivasi dalam diri
sendiri. Orang cerdas secara emosional memiliki kecenderungan termotivasi di luar motivasi
eksternal seperti mendapatkan ketenaran, pujian, uang dan pengakuan.
Mereka cenderung memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhan diri dan kebutuhan batin
dari mereka sendiri. Seseorang yang memiliki motivasi diri cenderung kompeten dan
cenderung berorientasi pada tindakan-tindakan pengendalian. Sehingga kalau dilihat orang
yang memiliki kecerdasan emosional mampu berkomitmen dan sangat pintar dalam
mengambil inisiatif.
Kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang sendiri kadang tercermin pada kehidupan
nyata, dimana pada umumnya menjadi individu yang menonjol dan memiliki hubungan dekat
yang hangat dan menjadi bintang di tempat kerja dan hal ini dibahas pada buku Kecerdasan
Emosional karya Daniel Goleman.

E. Hambatan Membangun EQ

1. Kondisi Kesehatan
Kondisi kesehatan yang baik membawa seseorang sehat secara jasmani dan rohani. Kondisi
kesehatan yang baik membawa emosi yang menyenangkan menjadi lebih dominan,
sebaliknya, kesehatan yang buruk menjadikan emosi tidak menyenangkan lebih menonjol.
2. Suasana Rumah / Lingkungan Sekitar
Rumah adalah tempat tumbuh kembang sejak kecil. Semuanya dimulai dari rumah, di mana
sejak kecil kita belajar pola perilaku dan cara mengelola emosi.
Suasana rumah yang penuh kebahagiaan, sedikit kemarahan, tanpa perasaan cemburu dan
dendam membawa kita pada perasaan kebahagiaan, yang mendukung kita untuk
mengembangkan emosi positif.

3. Gaya Pengasuhan
Gaya pengasuhan dapat memengaruhi segalanya. Anak-anak yang dibesarkan dengan disiplin
otoritatif memiliki kecenderungan lebih bahagia dan sukses di kemudian hari. Mereka juga
lebih baik dalam hal membuat keputusan dan melakukan evaluasi risiko keselamatan sendiri.

4. Relasi Anggota Keluarga


Relasi yang sehat di dalam keluarga mendukung anak menjadi cerdas secara emosi. Anak
dapat belajar bagaimana menjalin hubungan yang positif.
Anak yang dibesarkan di dalam keluarga yang tidak rukun, cekcok dalam keluarga, dan
kekerasan dalam keluarga mendorong emosi negatif “menguasai” perkembangan anak.

5. Hubungan Teman Sebaya


Bermain dengan teman sebaya penting untuk tumbuh kembang anak. Hubungan dengan
teman sebaya tidak selalu menyenangkan. Ada masanya anak merasakan kesenangan,
gembira, ceria, riang, senang saat bermain. Ada kalanya juga anak memiliki rasa tidak
menyenangkan, takut, sedih, marah, bahkan merasa tidak berdaya. Perasaan tidak
menyenangkan yang dialami anak jika tidak dikelola dengan baik, membawa emosi negatif
dalam perkembangan emosional anak.

6. Proteksi Berlebihan
Jika pada saat kecil Orangtua nya yang memiliki proteksi berlebihan terhadap anak membuat
anak kurang memiliki kecakapan membaca situasi dan kondisi di sekitarnya. Anak tidak
memiliki keterampilan yang cukup dalam mengatasi masalah ketika berada dalam situasi
yang sulit. Mereka berada dalam “kendali” orang tua. Anak yang terbiasa dalam proteksi
yang berlebihan akan menyimpan “ketakutan” dalam perkembangannya, takut salah, takut
gagal, dan tidak mengetahui kelemahan dan kekuatan pada dirinya.

7. Orangtua Yang Menuntut


Orang tua pasti memiliki harapan yang tinggi pada anaknya. Sayangnya, sadar atau tidak,
orang tua terkadang menaruh harapan yang terlalu tinggi pada anak, tanpa memperhatikan
perasaan dan keinginan anak. Tuntutan orang tua yang tinggi pada anak, pada satu sisi
mendorong anak untuk bekerja lebih keras. Memberi motivasi pada anak. Sisi lain, ketika
anak tidak mampu memenuhi harapan orang tua membuat anak lebih mudah frustasi.

F. Cara Meningkatkan EQ

1. Bangun Pengendalian diri


Pengendalian diri yang baik bisa menjadi cara meningkatkan EQ yang baik, untuk
memastikan bertindak dengan tepat dalam setiap situasi. Saat sedang emosi, kita
mungkin bisa menangis atau melakukan hal-hal di luar kewajaran. Menyalurkan
emosi ke dalam suatu aktivitas yang positif adalah solusi tepat. Namun, jangan sampai
terlalu menekan emosi saat berusaha untuk mengendalikannya. Bersikaplah wajar
terhadap semua emosi yang menghampiri. Sadari emosi tersebut, lalu tarik napas
dalam-dalam agar tetap tenang.

2. Tumbuhkan motivasi
Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi tetap akan termotivasi, bahkan
saat hal-hal tidak berjalan sesuai keinginan.

Mereka adalah orang-orang yang mampu mengatasi kemunduran dan selalu bersikap
tegar dalam menghadapi target yang tidak sesuai tujuan. Sementara orang-orang yang
sangat ambisius, belum tentu cerdas secara emosional.

3. Bersikap empati
Empati bukan hanya tentang merasakan apa yang orang lain rasakan, tetapi juga
tentang memahami sudut pandang, tantangan, dan kekuatan orang lain.

4. Jangan bersikap reaktif


Setiap orang pasti pernah dihadapkan pada situasi yang menyebalkan. Hal ini tentu
dengan mudah memengaruhi suasana hati dan merusak hari. Oleh karena itu, coba
latih kecerdasan emosional dengan menenangkan diri saat marah. Kita bisa
mengambil menarik napas dalam-dalam atau mengambil segelas air untuk membuat
pikiran lebih jernih.

5. Latih Keterampilan berkomunikasi


Kemampuan untuk menciptakan obrolan ringan dapat menciptakan hubungan baik
dan membangun suasana nyaman dengan orang lain. Berkomunikasi tidak hanya
dilakukan secara verbal melalui ucapan. Kita juga bisa berkomunikasi dan memahami
orang lain dari bahasa tubuh maupun mimik wajah. Cara meningkatkan kecerdasan
emosional melalui keterampilan berkomunikasi hanya bisa ditingkatkan melalui
praktik langsung.

6. Berfikir secara terbuka


Dengan berpikir terbuka, Anda mampu menerima kritik dan saran dari orang lain.

7. Mengelola emosi negatif


Kita juga dapat melatih kecerdasan emosional dengan mengelola emosi negatif yang
dirasakan. Dengan pengelolaan yang baik, diharapkan emosi negatif ini tidak
memengaruhi cara berpikir serta bertindak.

Yaitu dengan cara:


 Dengan tidak serta-merta mengambil kesimpulan buruk dari suatu situasi yang
kurang Anda sukai, melainkan menilai berbagai kemungkinan penyebab dari
situasi tersebut.
 Mengurangi ketakutan akan penolakan dengan merancang opsi atau strategi
lainnya. Misalnya, menawarkan beberapa ide untuk proyek mendatang di
kantor. Jika satu di antara ide Anda ditolak, ada kemungkinan ide-ide lain
diterima.

8. Ekspresikan emosi kepada orang-orang yang terdekat


Pasti setiap orang memiliki relasi dekat dengan orang lain, entah itu pasangan,
anggota keluarga, teman, dan sebagainya. Jangan ragu untuk mengekspresikan emosi
yang kita miliki untuk mereka. Kita dapat mengekspresikannya melalui kata-kata
(menanyakan kabar, menyatakan rasa sayang, dan lain-lain), bahasa tubuh
(tersenyum, kontak mata, memeluk), maupun perbuatan (memberi hadiah, membantu
saat kesusahan, mendengarkan curhat).

9. Berani mengutarakan emosi yang sulit


Beberapa emosi mungkin sulit di ekspresikan, misalnya menolak permintaan tanpa
merasa bersalah, tidak setuju dengan pendapat orang, memprioritaskan diri sendiri
(bukan egois), dan lain-lain.

10. Refleksi diri


Luangkan waktu untuk refleksi diri. Coba renungkan bagaimana emosi kita selama ini
memengaruhi keputusan dan perilaku.
`

Kecerdasan Spiritual/ Spiritual Quotient (SQ)

Pengertian SQ
Adalah kecerdasan spiritual atau kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk
mengembangkan dirinya dan mampu menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupan.

Manfaat SQ
membuat kita mampu menyadari siapa kita sesungguhnya dan bagaimana kita
memberi makna terhadap hidup kita dan seluruh dunia kita. Kecerdasan spiritual
mengarahkan hidup kita untuk selalu berhubungan dengan kebermaknaan hidup agar
hidup kita menjadi lebih bermakna dan memcapai perkembangan diri.

Ciri-Ciri Pemimpin SQ Baik


Menurut Tobroni, seorang pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan spiritual
adalah seorang pemimpin yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1) Kejujuran sejati,
(2) Fairness,
(3) Semangat amal shaleh,
(4) Membenci formalitas dan organized religion,
(5) Sedikit bicara banyak kerja dan santai,
(6) Membangkitkan yang terbaik bagi diri sendiri dan orang lain,
(7) Keterbukaan menerima perubahan,
(8) Pemimpin yang dicintai,
(9) Think Globally and act locally
(10) Disiplin Tetapi Fleksibel dan Tetap Cerdas dan Penuh Gairah,
(11) Kerendahan Hati
(Salianto & Lubis, 2014).

Cara Meningkatkan SQ
Tiap orang memiliki cara yang berbeda untuk mencapai kecerdasan spiritualnya,
misalnya :
1. Melalui berdoa,
2. Meditasi,
3. Penegasan positif terhadap diri sendiri (afirmasi),
4. Penyanyikan lagu-lagu rohani / bersholawat
5. Membaca buku-buku inspirasional,
6. Berlibur ke alam terbuka,
7. Melakukan kegiatan kerelawanan.
Komponen SQ
 Responsibility atau Tanggung jawab.
 Humility atau Kemanusian.
 Happiness atau Kebahagiaan.

Anda mungkin juga menyukai