A. Pengrtian EQ
Emotional Quotient Intelligence (EQ) adalah kemampuan seseorang untuk menerima,
menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal
ini, emosi mengacu pada perasaan seseorang terhadap informasi akan suatu hubungan.
EQ yang baik dapat menentukan keberhasilan individu dalam prestasi belajar membangun
kesuksesan karir, mengembangkan hubungan suami-istri yang harmonis dan dapat
mengurangi agresivitas, khususnya dalam kalangan remaja. (Goleman, 2002 : 17).
C. Aspek-Aspek EQ
Dalam buku Daniel Goleman yang berjudul “Working With Emotional Intelligence”
(London: Clays Ltd. 1999) menjelaskan bahwa aspek-aspek kecerdasan emosional atau
Emotional Intelligence (EI) mencakup berbagai hal. Berbagai aspek EQ adalah sebagai
berikut:
1. Kesadaran diri
Aspek pertama dari EQ adalah kesadaran diri. Mengetahui bagaimana perasaan kita pada saat
tertentu dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan kita sendiri
membutuhkan kriteria efikasi diri yang realistis dan kepercayaan diri yang kuat.
Mengembangkan kesadaran diri membutuhkan penyesuaian dengan perasaan yang
sebenarnya.
Elemen utama dari kesadaran diri diantaranya adalah:
Kesadaran emosional.
Kemampuan untuk mengenali emosi dan efeknya sendiri.
Percaya diri.
Tulus terhadap diri dan kemampuan sendiri.
2. Sel Regulation
Aspek yang kedua dari EQ adalah self-regulation. Menangani dan mengendalikan emosi kita
dengan baik akan memberikan efek positif pada pelaksanaan tugas, teliti, dan mampu
menunda kepuasan sebelum mencapai suatu tujuan serta menghilangkan stres.
Contohnya seperti:
Melibatkan pengendalian diri.
Kelola impuls yang mengganggu.
Menjaga standar kejujuran dan integritas.
Bertanggung jawab atas kinerja Anda sendiri.
Tangani perubahan dengan fleksibel.
Terbuka untuk ide-ide baru.
3. Motivasi
Aspek selanjunya dari EQ Adalah motivasi. Menggunakan keinginan terdalam kita untuk
mendorong dan membimbing kita menuju tujuan kita membantu kita mengambil inisiatif dan
bertindak paling efektif dan menanggung kegagalan dan kekecewaan.
Motivasi terdiri dari:
Upaya terus menerus untuk meningkatkan atau memenuhi standar keunggulan.
Menyelaraskan dengan tujuan kelompok atau organisasi.
Bersiaplah untuk bertindak berdasarkan peluang.
Terus mengejar tujuan meskipun ada hambatan dan kemunduran.
4. Empati
Aspek terpenting dalam EQ adalah empati. Merasakan dan memahami apa yang orang lain
rasakan, mengembangkan hubungan saling percaya dan bergaul dengan orang yang berbeda.
Orang yang berempati sangat baik, contohnya seperti:
Mengantisipasi, mengenali dan memenuhi kebutuhan orang lain.
Kembangkan yang lain.
Rasakan apa yang dibutuhkan orang lain untuk maju dan memperkuat kemampuan
mereka.
Manfaatkan keragaman.
Peluang budidaya melalui berbagai orang.
Melihat arus emosional serta hubungan kekuasaan dalam kelompok.
Memahami orang lain.
Bedakan emosi di balik kebutuhan dan keinginan orang lain.
5. Keterampilan Sosial
Aspek terakhir dari EQ adalah keterampilan sosial. Menangani emosi dengan baik saat
berhadapan dengan orang lain dan baca situasi dan jaringan sosial dengan cermat,
berinteraksi dengan lancar, gunakan keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin,
bernegosiasi dan menyelesaikan konflik, serta berkolaborasi dan bekerja dalam tim.
Memiliki EQ yang tinggi akan lebih memahami, berempati dan bernegosiasi dengan orang
lain dalam ekonomi global. Diantaranya :
Buat taktik persuasi yang efektif.
Kirim pesan yang jelas.
Kelompok dan orang-orang yang menginspirasi dan membimbing.
Ganti katalis. Memulai atau mengelola perubahan.
Manajemen konflik, Memahami, bernegosiasi, dan menyelesaikan konflik.
Membangun ikatan. Menjaga hubungan instrumental.
Berkolaborasi
Kemampuan tim. Menciptakan sinergi kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
D. Komponen-Komponen EQ
4. Mempunyai Empati
Mempunyai empati merupakan salah satu komponen dari kecerdasan emosi. Empati diartikan
sebagai kemampuan diri untuk lebih memahami perasaan orang lain, dan hal ini sangat
penting bagi pengembangan kecerdasan emosi. Empati yang ada membentuk pemahaman
mengenai emosi yang sedang dirasakan lawan bicara kita, ataupun orang di sekitar kita.
E. Hambatan Membangun EQ
1. Kondisi Kesehatan
Kondisi kesehatan yang baik membawa seseorang sehat secara jasmani dan rohani. Kondisi
kesehatan yang baik membawa emosi yang menyenangkan menjadi lebih dominan,
sebaliknya, kesehatan yang buruk menjadikan emosi tidak menyenangkan lebih menonjol.
2. Suasana Rumah / Lingkungan Sekitar
Rumah adalah tempat tumbuh kembang sejak kecil. Semuanya dimulai dari rumah, di mana
sejak kecil kita belajar pola perilaku dan cara mengelola emosi.
Suasana rumah yang penuh kebahagiaan, sedikit kemarahan, tanpa perasaan cemburu dan
dendam membawa kita pada perasaan kebahagiaan, yang mendukung kita untuk
mengembangkan emosi positif.
3. Gaya Pengasuhan
Gaya pengasuhan dapat memengaruhi segalanya. Anak-anak yang dibesarkan dengan disiplin
otoritatif memiliki kecenderungan lebih bahagia dan sukses di kemudian hari. Mereka juga
lebih baik dalam hal membuat keputusan dan melakukan evaluasi risiko keselamatan sendiri.
6. Proteksi Berlebihan
Jika pada saat kecil Orangtua nya yang memiliki proteksi berlebihan terhadap anak membuat
anak kurang memiliki kecakapan membaca situasi dan kondisi di sekitarnya. Anak tidak
memiliki keterampilan yang cukup dalam mengatasi masalah ketika berada dalam situasi
yang sulit. Mereka berada dalam “kendali” orang tua. Anak yang terbiasa dalam proteksi
yang berlebihan akan menyimpan “ketakutan” dalam perkembangannya, takut salah, takut
gagal, dan tidak mengetahui kelemahan dan kekuatan pada dirinya.
F. Cara Meningkatkan EQ
2. Tumbuhkan motivasi
Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi tetap akan termotivasi, bahkan
saat hal-hal tidak berjalan sesuai keinginan.
Mereka adalah orang-orang yang mampu mengatasi kemunduran dan selalu bersikap
tegar dalam menghadapi target yang tidak sesuai tujuan. Sementara orang-orang yang
sangat ambisius, belum tentu cerdas secara emosional.
3. Bersikap empati
Empati bukan hanya tentang merasakan apa yang orang lain rasakan, tetapi juga
tentang memahami sudut pandang, tantangan, dan kekuatan orang lain.
Pengertian SQ
Adalah kecerdasan spiritual atau kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk
mengembangkan dirinya dan mampu menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupan.
Manfaat SQ
membuat kita mampu menyadari siapa kita sesungguhnya dan bagaimana kita
memberi makna terhadap hidup kita dan seluruh dunia kita. Kecerdasan spiritual
mengarahkan hidup kita untuk selalu berhubungan dengan kebermaknaan hidup agar
hidup kita menjadi lebih bermakna dan memcapai perkembangan diri.
Cara Meningkatkan SQ
Tiap orang memiliki cara yang berbeda untuk mencapai kecerdasan spiritualnya,
misalnya :
1. Melalui berdoa,
2. Meditasi,
3. Penegasan positif terhadap diri sendiri (afirmasi),
4. Penyanyikan lagu-lagu rohani / bersholawat
5. Membaca buku-buku inspirasional,
6. Berlibur ke alam terbuka,
7. Melakukan kegiatan kerelawanan.
Komponen SQ
Responsibility atau Tanggung jawab.
Humility atau Kemanusian.
Happiness atau Kebahagiaan.