Anda di halaman 1dari 48

MODUL KECERDASAN EMOSI

BAB 1

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam Kecerdasan Emosi, suasana hati merupakan inti dari


hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri
dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut
akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah
menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Lebih lanjut
Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan
lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam
menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta
mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang
dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan
mengatur suasana hati. Daniel Goleman (Emotional Intelligence)

1
MODUL KECERDASAN EMOSI

menyebutkan bahwa kecerdasan emosi jauh lebih berperan dari pada IQ.

Intelligence dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan


inteligensi atau kecerdasan, yang semula berarti penggunaan kekuatan
intelektual secara nyata, tetapi kemudian diartikan sebagai suatu kekuatan
lain. Feldam mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan sebagai
memahami dunia, berfikir secara rasional, dan menggunakan sumber –
sumber secara efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan.

Istilah emosi berasal dari kata emotus/emove yang artinnya mencerca,


menggerakkan, yaitu mendorong sesuatu pada diri manusia. Berkaitan
dengan hakikat emosi, Beck mengungkapkan pendapat James dan Lange
bahwa Emotion is the perception of bodily changes which occur in response

2
MODUL KECERDASAN EMOSI

to an event. Yang berarti emosi adalah persepsi perubahan jasmaniah yang


terjadi dalam memberi tanggapan atau respon terhadap suatu peristiwa.
Definisi ini bermaksud menjelaskan bahwa pengalaman emosi merupakan
persepsi dari reaksi terhadap situasi.

Sering terjadi pemimpin yang tidak pandai mengelola emosinya


sehingga bersikap kasar saat memarahi pegawai yang bersalah, keliru, atau
malas, akan merusak motivasi, energi, dan keyakinan sang pegawai, serta
menyebabkan mereka bersikap defensif sehingga cenderung tidak bisa lagi
menerima dan melaksanakan apa yang diinginkan pemimpinnya dalam
mengerjakan tugas. Hal ini justru akan merugikan efektivitas organisasi,
kinerja menurun dan roda organisasi akan bergerak lebih lambat. Dengan
memiliki kecerdasan emosional, kritik yang Anda sampaikan bisa dilakukan
dengan mengingatkan kesalahan pegawai Anda dan meminta mereka
memperbaikinya, menanyakan kendala dan menawarkan solusi yang baik
untuk mengatasinya, memberikan pujian secara langsung dan tatap muka
untuk menunjukkan penghargaan Anda atas keberadaannya di tempat kerja,
dan peka atas dampak dari kata-kata yang Anda sampaikan kepadanya.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, istilah EQ telah diterima oleh


umum menjadi kependekan dari “Emotional Quotient’ yang setara dengan
Intelligence Quotient (IQ). Berdasarkan pada penelitian perilaku yang sangat
luas, Dr. Daniel Goleman telah menunjukkan peranan yang sangat berarti
yang dimainkan emosi dalam kehidupan mental kita; dan bahwa sebenarnya
kita memiliki dua macam pikiran yakni satu yang berfikir dan lainnya yang
merasakan.

Menurutpenelitian para ahli psikologi, mereka pada umumnya sepakat


bahwa IQ hanya mendukung sekitar 20 persen faktor-faktor yang menentukan
suatu keberhasilan, sedangkan 80 persen lainnya adalah berasal dari faktor
lain termasuk kecerdasan emosional yang menjadi faktor kajian ini.

3
MODUL KECERDASAN EMOSI

Studi-studi lain dari berbagai disiplin seperti misalnya Psycho-


Neurologi maupun Neuro-Psikiatri juga menunjukkan bahwa seorang
eksekutif yang secara tehnik unggul dan memiliki KE/EQ tinggi adalah orang
yang mampu mengatasi konflik, kesenjangan yang perlu diisi, melihat
hubungan tersembunyi (subtle) yang menjanjikan peluang, lebih cekatan dan
lebih cepat dibandingkan dengan orang lain.

Berkenaan dengan penelitian yang baru dan sangat berarti ini jelaslah
bahwa IQ saja belum merupakan faktor yang dapat membuat seseorang
menjadi berhasil, namun paduan KE/ EQ serta AQ/Adversity Qoutients dan IQ
lah yang dikonstruksikan secara menyeluruh sebagai suatu Gestalten yang
dapat meraih keberhasilan ditempat kerja dalam situasi perubahan yang
terjadi dengan cepat dan dinamis yang sarat dengan kompleksitas yang
dinamis seperti yang kita alami sekarang ini.

1.2. Deskripsi Singkat


Kecerdasan Emosi ini membahas kemampuan seseorang untuk dapat
menerima, menilai, mengelola, serta mampu mengontrol emosi dirinya dan
orang lain di sekitarnya.

1.3. Tujuan Pembelajaran


Kecerdasan emosi dapat diaplikasikan dalam proses belajar mengajar.
Aplikasi dari kecerdasan emosi ini bukan hanya bermanfaat untuk
pengembangan diri para pegawai. Namun mencakup pengembangan
kesadaran diri akan perasaan-perasaan yang dialami, penerimaan dan
pengelolaan perasaan, relasi yang dibangun dengan pegawai dan juga
kemampuan untuk menciptakan lingkungan pekerjaan yang kondusif.

1.4 MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK

1. Pengertian Kecerdasan Emosi

1.1. Konsep Dasar

1.2. Manfaat Kecerdasan Emosi

4
MODUL KECERDASAN EMOSI

3.Pengembangan Kecerdasan Emosi

3.1. EQ dan IQ

3.2. Dinamika Kecerdasan Emosi di tempat kerja

3.3 Pengembangan Kecerdasan Emosi

3.4 Hambatan dalam membangun Kecerdasan Emosi

3.5 Solusi

4.Kecerdasan Emosi dan Kesuksesan

4.1. Energi Emosi

4.2. Pemberian Umpan Balik

5
MODUL KECERDASAN EMOSI

BAB 2
KONSEPSI DASAR KECERDASAN EMOSI
Indikator keberhasilan :

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat :


1)menjelaskan konsep dasar ,2) menjelaskan tentang emosi,
3)menjelaskan manfaat kecerdasan emosi dalam karier.

A. Konsepsi Dasar
Teori mengenai kecerdasan emosional pertama kali dicetuskan oleh
Salovey dan Mayer tahun 1990. Mereka (Solovey dan Mayer) mendefinisikan
EQ (emotional quotient) sebagai “kemampuan untuk memahami perasaan diri
sendiri, untuk berempati terhadap perasaan orang lain dan untuk mengatur
emosi, yang secara bersama berperan dalam peningkatan taraf hidup
seseorang”. Semula ide ini hanya diperkenalkan di sekitar lingkungan
pendidikan saja. Dan mungkin saja tetap hanya akan beredar di sekeliling
tembok sekolah jika saja Daniel Goleman tidak memperkenalkan teori EQ ini
dalam bukunya “Emotional Intelligence, Why It Can More Than IQ?” yang
terbit di tahun 1995 (Mangkunegara, 2005).

Kecerdasan emosional telah diterima dan diakui kegunaannya. Studi-


studi menunjukkan bahwa seorang eksekutif atau profesional yang secara
teknik unggul dan memiliki EQ yang tinggi adalah orang-orang yang mampu
mengatasi konflik, melihat kesenjangan yang perlu dijembatani atau diisi,
melihat hubungan yang tersembunyi yang menjanjikan peluang, berinteraksi,
penuh pertimbangan untuk menghasilkan yang lebih berharga, lebih siap,
lebih cekatan, dan lebih cepat dibanding orang lain.

Istilah kecerdasan emosi pertama kali berasal dari konsep kecerdasan


sosial yang dikemukakan oleh Thordike pada tahun 1920 dengan membagi
tiga bidang kecerdasan yaitu kecerdasan abstrak (seperti kemampuan
memahami dan memanipulasi simbol verbal dan matematika), kecerdasan

6
MODUL KECERDASAN EMOSI

konkrit seperti kemampuan memahami dan memanipulasi objek, dan


kecerdasan sosial seperti kemampuan berhubungan dengan orang lain.

Kecerdasan sosial menurut Thordike yang dikutip Goleman (2002)


adalah kemampuan untuk memahami dan mengatur orang lain untuk
bertindak bijaksana dalam menjalin hubungan, meliputi kecerdasan
interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan interprersonal
adalah kecerdasan untuk kemampuan untuk memahami orang lain,
sedangkan kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan mengelola diri
sendiri (Mangkunegara, 2005).

Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang


sering disebut EQ sebagai : “himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang
melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan
kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan
informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.”

Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak


bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan
lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat
mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional. Keterampilan EQ
bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, namun keduanya
berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia
nyata. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan.

Menurut Goleman (2002), kecerdasan emosional adalah kemampuan


seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to
manageouremotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression)
melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati
dan keterampilan sosial. Sementara itu, Hein (1999) menyatakan bahwa
kecerdasan emosional adalah suatu bentuk kecerdasan yang berkaitan
dengan sisi kehidupan emosi, seperti kemampuan untuk menghargai dan

7
MODUL KECERDASAN EMOSI

mengelola emosi diri dan orang lain, untuk memotivasi diri seseorang dan
mengekang impuls, dan untuk mengatasi hubungan interpersonal secara
efektif. Didasari pemikiran Goleman tersebut, Hein menyatakan komponen-
komponen utama dalam kecerdasan emosional adalah :

1. Mengetahui emosi-emosi kita sendiri


2. Mengelola emosi-emosi kita sendiri
3. Memotivasi diri kita sendiri
4. Menghargai emosi orang lain
5. Mengatasi kerjasama

BEBERAPA GOLONGAN EMOSI


Kenikmatan

Amarah
Takut

Jengkel

Cinta Kesedihan

Malu
Terkejut
Susetyaningsih 8

Emosi sudah sejak lama dianggap memiliki kedalaman dan kekuatan


sehingga dalam bahasa Latin, misalnya, “emosi” dijelaskan sebagai motus
anima yang arti harfiahnya “jiwa yang menggerakkan kita.”

Berlawanan dengan kebanyakan pemikiran konvensional kita semua,


emosi bukanlah sesuatu construct/konstruksi pemikiran yang bersifat positif

8
MODUL KECERDASAN EMOSI

atau negatif; tetapi emosi berlaku sebagai sumber energi, autentisitas, dan
semangat manusia yang paling kuat, dan bilamana dikelola dengan tepat
dapat memberikan kita sumber kebijakan intuitif.

Pada kenyataannya, perasaan memberi kita informasi penting dan


berpotensi menguntungkan setiap saat bilamana dipergunakan secara
arif.Umpan balik/feedback inilah yang berasal dari hati, bukan kepala yang
menyalakan kreatifitas membuat kita jujur terhadap diri kita, menjalin
hubungan yang saling mempercayai, mem-berikan panduan nurani bagi hidup
dan karir, menuntun kita kemungkinan yang tak terduga, dan malah bisa
menyelamat-kan diri kita atau organisasi dari kehancuran.

Sehingga dalam berbagai kajian pardigma pembelajaran terutama


disiplin “Personal Mastery” dihubungkan dengan kemampuan spiritual dan
ilahiah seseorang. Definisi lengkapnya secara opersional sebagai berikut:

“Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan


secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber
energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi.”

B. Manfaat Mempelajari Emosi


Sebelum berbincang tentang kecerdasan emosi tentunya. pertu
dibahas lebih dulu apa yang disebut dengan emosi. Emosi berasal dari
bahasa latin movere yang berarti menggerakan, menjauh”, menyiratkan
bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
Sedangkan menurut Oxford English Dictionary yang dimaksud dengan emosi
adalah “setiap kegiatan atau pengolahan pikiran, perasaan, nafsu, setiap
keadaan mental yang hebat dan meluap-luap.

Beberapa ahli mengelompokan emosi kedalam beberapa


golongan(Emotional Intellegence, Daniel Goleman, halaman 411-412) yaitu:

9
MODUL KECERDASAN EMOSI

a. Amarah : Beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel,


kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung,
bermusuhan, tindak kekerasan, kebencian.

b. Kesedihan : Pedih, sedih, muram, suram, melan-kolis, mengasihani


diri, kesepian, ditolak, putus asa, depresi berat.

c. Rasa takut : Ngeri, gugup, takut, cemas, khawatir, was-was,


waspada, tidak tenang, kecut dan panik.

d. Kenikmatan : Senang, gembira, bahagia, ringan, puas, senang,


terhibur, Bangga, kenikmatan indrawi.

e. Cinta : Penerimaan, persahabatan, keper-cayaan, kebaikan


hati, rasa dekat, hormat, kasmaran, mabuk kepayang.

f. Terkejut : Terkesiap, takjub, terpana.

g. Jengkel : Hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.

C.7 Manfaat Kecerdasan Emosi dalam Karier:

1. Menjadi pekerja profesional


Kecerdasan emosional dapat membantu pekerja untuk menjadi yang
terbaik dalam pekerjaannya. Sebab kecerdasan emosional bukan
hanya soal tentang diri kita sendiri, tapi juga menyangkut orang lain.
2. Hubungan dengan sesama menjadi lebih baik 
Kecerdasan emosional dapat membantu membangun hubungan yang
lebih baik dengan rekan satu kerja. Apabila hubungan terjalin baik,
maka urusan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Sebab akan
terjalin perasaan saling percaya tanpa mencurigai satu sama lain.
3. Terhindar dari stress
Sering kali timbul perasaan tegang, stres, cemas dan tidak nyaman.
Jika hal tersebut terjadi, kekhawatirannya adalah kita akan mudah
sakit dan menganggapnya menjadi beban yang berat. Dengan

10
MODUL KECERDASAN EMOSI

memahami Kecerdasan Emosi maka beban itu mudah dalam


menghilangkanya.

11
MODUL KECERDASAN EMOSI

4. Mampu mengelola waktu dengan baik.


Seseorang yang memiliki kecerdasan emosi yang lebih tinggi, tekanan
pekerjaan tidak akan membuat mereka mengulur waktu pekerjaan.
Bahkan mereka yang memiliki kecerdasan emosional dapat lebih
memaksimalkan produktivitasnya. Dengan itu semua, mereka yang
diburu tekanan, dengan kecerdasan emosi yang tinggi tetap mampu
menyelesaikan proyek dengan tenggang waktu yang tepat.
5. Mudah menyesuaikan kondisi yang tidak pasti.
Bisnis yang terus mengalami perubahan menuntut karyawan harus
mampu cepat beradaptasi akan Dalam kondisi yang sangat buruk
sekalipun seseorang yang Kecerdasanta tinggi akan mampu
mengatasi dengan tenang tanpa ada tekanan.Mampu mnyesuaikan
diri dengan lingkungan pekerjaan dan berkontribusi untuk kebaikan
bersama.
6. Pintar dalam membaca situasi dengan baik
Sebagai contoh jika teman kamu telat menghadiri meeting karena
urusan lain, kamu bisa membaca situasi untuk tidak membahas alasan
teman telat dan fokus pada pekerjaan kamu. Kemampuan membaca
situasi dan komunikasi yang baik membuat kemampuan negosiasi
kamu ikut meningkat. Hasilnya,teman akan percaya dengan dan
negosiasi bisa lebih mudah berjalan.
7. Sikap mentalnya baik
Seseorang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi tidak akan
mudah terpengaruh oleh provokasi, kritik menjatuhkan, hingga
sindiran-sindiran yang bisa datang. Orang yang memiliki kecerdasan
emosional yang matang dapat dengan mudah mencerna dan
mengelola setiap masalah dengan baik sebelum bereaksi. Kritik positif
dan membangun akan dilakukan agar menjadi pribadi yang lebih baik,
namun, jika kritiknya negatif pasti lebih baik akan dihiraukanya.

12
MODUL KECERDASAN EMOSI

Latihan :
Ceritakan bagaimana sikap seorang pegawai mampu beradaptasi di
lingkungan kerja dimana lingkungan kerja sangat tidak kondusif,apa
yang harus dilakukan oleh pegawai tersebut.
Rangkuman :
Konsep kecerdasan emosi merupakan sebuah pemahamam tentang
pengendalian seseorang dalam menyikapi emosi yang bergejolak,
dengan memahami macam-macam kecerdasan emosi dan memahami
kecerdasan karier diharapkan mampu mengelola emosi dengan baik
untuk keberlangsungan pegawai dikarier yang akan dating.

13
MODUL KECERDASAN EMOSI

BAB 3
PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSI
Indikator keberhasilan :

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat :1)mampu


menjelaskan perbedaan kecerdasan emosi dengan kecerdasan
Intelektual;2)menjelaskan dinamika kecerdasan emosi;3)menjelaskan
pengembangan kecerdasan emosi;4)hambatan dalam membangun
kecerdasan emosi;5)

A. Perbedaan Kecerdasan Emosi (EQ) dan Kecerdasan Intelektual (IQ)


Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan
istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali
diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad
ke20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford berusaha
membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan
mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut
dikenal sebagai test Stanford-Binet.
Pada masanya, kecerdasan intelektual (IQ) dianggap sebagai
kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya berkaitan
dengan aspek kognitif individu. Kecerdasan intelektual (IQ) diyakini menjadi
sebuah ukuran standar kecerdasan selama bertahun-tahun. Namun dalam
perjalanan berikutnya, fakta memperlihatkan tidak sedikit orang dengan IQ
tinggi dan sukses secara akademis yang kurang berhasil dalam karier dan
pekerjaan (Misbach, 2021).
Dapat dikatakan bahwa IQ bukanlah satu-satunya penentu
keberhasilan seseorang. (IQ) disebut-sebut hanya menyumbang 20% bagi
kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan lain, di
antaranya adalah kecerdasan emosi (EQ) (Thaib, 2013). Kecedasan Emosi
didefinisikan sebagai kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan
perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan

14
MODUL KECERDASAN EMOSI

mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan
orang lain (Goleman, 2009).
Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara EQ dan IQ:
1. IQ merupakan kecerdasan intelektual yang dibawa oleh individu sejak
lahir, sedangkan EQ adalah kecerdasan emosional yang berkembang
seiring pertumbuhan psikis seseorang. Meskipun bawaan sejak lahir,
bukan berarti IQ tidak bisa berkembang. Ilmu pengetahuan yang diperoleh
dari berbagai jalur pendidikan dan latihan kognitif dapat mengasah IQ
seseorang.
2. IQ dapat memengaruhi pencapaian akademis seseorang, sedangkan EQ
memengaruhi keberhasilan seseorang dalam bersosialiasasi dan
mengelola emosi di kehidupan nyata. Orang-orang yang memiliki IQ tinggi
bisa sukses dengan kemampuan kognitif, tes-tes akademis, nilai-nilai
yang tertulis di kertas namun belum tentu mereka bisa bekerja sama
dalam tim termasuk memimpin sebuah tim. Kecerdasan emosional (EQ)
berpengaruh signifikan terhadap kemampuan individu dalam memimpin
dan mengarahkan orang lain.
3. Nilai IQ digunakan untuk memastikan kondisi penalaran serta logika
seseorang yang didapatkan dari tes kecerdasan. Sedangkan nilai EQ
seseorang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang mengenali
emosi orang lain dan dirinya sendiri. Walau terdapat alat ukur untuk
menilai IQ dan EQ seseorang, EQ cenderung lebih sulit diukur karena
mensyaratkan kejujuran dan pemahaman yang akurat terhadap diri sendiri
dalam mengisinya.
4. Perbedaan EQ dan IQ lainnya adalah kemampuan komunikasi yang
dimiliki. Mereka yang memiliki IQ tinggi belum tentu pintar bicara,
sedangkan individu dengan EQ tinggi memiliki kemampuan komunikasi
yang lebih baik dalam menyampaikan ide dan gagasan.

B. Dinamika Kecerdasan Emosi di Tempat Kerja


Berbagai penelitian menunjukkan pentingnya kecerdasan emosi
sebagai faktor penentu kesuksesan seseorang, baik dalam lingkup kehidupan

15
MODUL KECERDASAN EMOSI

pribadi maupun pekerjaan. Semakin tinggi tingkat tanggung jawab seseorang,


seperti menduduki posisi manajerial atau menjadi orangtua, maka semakin
tinggi tingkat kecerdasan emosi yang dibutuhkan (Hughes et.al., 2005).
Kecerdasan emosional yang baik akan membuat seseorang mampu
membuat keputusan yang tegas dan tepat walaupun dalam keadaan tertekan.
Kecerdasan emosional juga membuat seseorang dapat menunjukkan
integritasnya. Orang dengan kecerdasan emosional yang baik mampu berfikir
jernih walaupun dalam tekanan, bertindak sesuai etika, berpegang pada
prinsip dan memiliki dorongan berprestasi. Kecerdasan emosional berarti
menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan dengan tepat,
membangun hubungan kerja yang produktif dan meraih keberhasilan di
tempat kerja.

Berikut ini adalah lima domain utama yang menjadi indikator dalam
kecerdasan emosi seseorang (Mayer dalam Goleman, 2009) yang dapat
dikaitkan dengan kebehasilan di tempat kerja:

1. Mengenali Emosi Diri


Kesadaran diri (Self-awareness), yang melibatkan kemampuan untuk
mengenali apa yang sedang dirasakan diri sendiri saat perasaan tersebut
timbul, adalah kunci dari kecerdasan emosi. Kemampuan untuk
mengawasi perasaan yang timbul dari waktu ke waktu menjadi penting
dalam memahami diri sendiri, sehingga dapat membantu dalam
mengarahkan tindakan serta mengambil keputusan.

2. Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani
perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga
tercapai keseimbangan dalam diri individu. Orang yang memiliki
kemampuan dalam mengelola emosi dapat lebih cepat bangkit saat
menghadapi masalah dan kegagalan dalam hidup.

16
MODUL KECERDASAN EMOSI

3. Memotivasi Diri Sendiri


Motivasi dalam diri berperan penting dalam pembentukan kecerdasan
emosional. Orang-orang yang kompeten dalam memotivasi dirinya
cenderung lebih banyak berorientasi pada aksi. Mereka menentukan
tujuannya, punya gairah dan semangat tinggi untuk mencapainya, serta
selalu berusaha untuk menjadi lebih baik. Mereka juga cenderung
berkomitmen tinggi dan memiliki inisiatif. Mengarahkan emosi untuk
mencapai suatu tujuan merupakan hal yang penting untuk memusatkan
perhatian, memotivasi dan meningkatkan kemampuan diri, serta dalam hal
kreatifitas.

4. Mengenali Emosi Orang Lain


Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati.
Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap
sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang
dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang
orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk
mendengarkan orang lain.

5. Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan
yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar
pribadi. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar
dalam keberhasilan membina hubungan. Orang-orang yang hebat dalam
keterampilan membina hubungan ini akan cenderung sukses dalam
bidang apapun.

C. Pengembangan Kecerdasan Emosi


Gea et.al. dalam Melandy dan Aziza (2006) menyatakan ada
beberapa cara untuk mengembangkan kekuatan dan kelemahan dalam
pengenalan diri yaitu introspeksi diri, mengendalikan diri, membangun
kepercayaan diri, mengenal dan mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh teladan,
dan berpikir positif dan optimis tentang diri sendiri.

17
MODUL KECERDASAN EMOSI

Hughes et.al. (2005) menjabarkan beberapa strategi yang dapat


dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan emosi dalam diri sesorang:
1. Menghargai Diri Sendiri
Menghargai diri sendiri menjadi kemampuan yang penting untuk dapat
berpartisipasi secara otentik dalam kehidupan dan menjadi pribadi yang
utuh. Seberapa jauh kita dapat merasa layak atau tidak layak menerima
kebaikan dalam hidup dihasilkan dari kombinasi pengalaman, nilai-nilai,
sikap, perilaku, dan ekspektasi.

Kesadaran diri dan seberapa jujur kita terhadap diri kita sendiri
mempengaruhi cara pandang dan cara menghargai diri sendiri. Untuk
membangun penghargaan yang sehat terhadap diri sendiri, kita harus
terus menerus melakukan eksplorasi diri yang memampukan kita untuk
semakin mengenali diri kita.

2. Kesadaran terhadap Emosi Diri/Emotional Self Awareness


Kesadaran terhadap emosi diri adalah elemen yang fundamental dalam
kecerdasan emosi. Ini adalah kemampuan kita untuk mengenali apa yang
kita rasakan, mengapa kita merasakannya, dan memahami apa saja
penyebab timbulnya perasaan tersebut. Hal ini memampukan kita untuk
terhubung dengan keyakinan yang kita pegang, asumsi, nilai-nilai, dan
apa yang menggerakkan kita.

Memahami diri kita adalah langkah pertama untuk memberikan konteks


pada realita yang kita hadapi. Kesadaran pada perasaan yang timbul
memampukan kita untuk mengetahui bagaimana harus bertindak atau
meresponi stimulus yang datang dari lingkungan sekitar. Penting untuk
mengetahui apa yang sebenarnya sedang kita rasakan: senang, sedih,
marah, apatis, kecewa, dan lain-lain.

Beberapa pertanyaan yang dapat kita tanyakan kepada diri sendiri untuk
mengenali kondisi emosional kita dan apa yang menyebabkannya:

18
MODUL KECERDASAN EMOSI

Apakah perasaan yang muncul dipicu oleh kondisi yang tengah


berlangsung? Apakah perasaan tersebut timbul karena pengalaman yang
sudah berlalu dan mengendap untuk beberapa waktu? Pertimbangkan
sudah berapa lama perasaan tersebut kita rasakan dan kapan pertama
kali kita menyadarinya. Hal ini juga dapat membantu kita untuk menakar
intensitas perasaan tersebut.

3. Menjadi Pribadi yang Asertif


Keasertifan adalah kemampuan untuk mengekspresikan perasaan,
keyakinan, pemikiran, dan memperjuangkan hak dalam cara-cara yang
tidak merusak/non-destruktif. Menjadi asertif adalah menjadi seimbang:
tidak menjadi terlalu pasif atau serba mengalah dan tidak pula menjadi
agresif atau memaksakan kehendak.

Cara untuk mengembangkan keasertifan adalah dengan pertama-tama


melihat posisi lawan bicara kita. Dibutuhkan empati dan keberanian untuk
menjadi asertif. Empati memampukan kita untuk memahami sudut
pandang orang lain dan membantu kita mengendalikan kecenderungan
membela diri. Sedangkan keberanian memampukan kita untuk mengambil
resiko, karena perasaan tidak berdaya dapat melumpuhkan semangat.
Keberanian membantu kita untuk bisa lebih terbuka dan memberi ruang
bagi opini orang lain.

4. Berempati
Empati adalah kemampuan untuk menyadari, mengerti, dan memahami
perasaan, pikiran, dan pengalaman orang lain. Cara yang dapat dilakukan
untuk membangun empati:

 menempatkan diri dalam posisi orang lain


 mencoba memahami tugas dan tuntutan yang dihadapi orang lain
 bertanya lebih lanjut jika ada yang dirasa kurang jelas sehingga
kita mendapatkan pemahaman yang benar tentang orang tersebut

19
MODUL KECERDASAN EMOSI

D. Hambatan Dalam Membangun Kecerdasan Emosi


Dalam upaya seseorang membangun kecerdasan emosi, tak jarang
ditemui beberapa faktor penghambat, baik secara internal dari dalam diri
individu tersebut, maupun secara eksternal atau dari lingkungan sekitar.
Hambatan-hambatan tersebut antara lain:
1. Perasaan dan Tindakan Tidak Sehat
Perasaan seseorang umumnya akan mempengaruhi bagaimana ia
bersikap dan bertindak. Jika perasaan atau emosi negatif tersebut
tidak diselesaikan dan tercermin dalam tindakan yang dilakukan
secara terus menerus maka lambat laut akan menjadi kebiasaan yang
menjadi karakter.
2. Pola Pikir Destruktif dalam Hubungan
Pola pikir seseorang turut berperan dalam bagaimana ia memandang
sebuah hubungan. Pola pikir yang bersifat negatif dan merusak pada
akhirnya akan menjadi sebuah penghalang dalam menjalani hubungan
yang sehat dan menyenangkan.
3. Rasa Tidak aman dan Terancam
Perasaan tidak aman dan merasa terancam adalah sebuah distorsi
dalam diri yang bisa saja muncul karena pengalaman negatif atau
trauma yang tidak ditangani sehingga menetap di alam bawah sadar.
4. Kecenderungan Membela Diri
Individu yang memiliki kecenderungan membela diri tidak mudah untuk
dikoreksi atau menerima bahwa dirinya memang belum sempurna.
Orang ini akan sulit menerima masukan dari orang lain dan melakukan
refleksi diri.
5. Tidak Membiarkan Sesuatu Berlalu
Masa lalu dan pengalaman pahit seringkali membekas pada diri
sesorang dan membuatnya individu tersebut sulit mengikhlaskan
kenyataan tersebut. Hal ini dapat bercokol dalam diri individu yang
kemudian muncul menjadi dendam, sakit hati, dan kebencian.

Solusi terhadap Hambatan yang Ada:

20
MODUL KECERDASAN EMOSI

1. Mengurangi Emosi Negatif dan Berpikir Positif


Lebih mudah bagi seseorang untuk bersikap negatif seperti mengeluh
dan mengumpat ketika menghadapi situasi sulit. Cara melatih diri untuk
mengurangi emosi negatif salah satunya adalah dengan
mengembangkan pola pikir yang positif, seperti dengan mencatat hal-hal
baik yang dapat disyukuri, tidak selalu membanding-bandingkan diri
dengan orang lain, dan membangun relasi dengan orang-orang yang juga
bersikap positif dalam hidupnya.
2. Melatih Diri untuk Mengelola Stres
Stres tidak selalu bersifat negatif dan destruktif selama dapat dikelola
dengan baik. Seringkali stres adalah respon alami yang muncul tanpa kita
inginkan, namun jika dikontrol dan dikelola dengan baik maka bisa
memicu kita untuk lebih produktif dalam hidup.
3. Melatih Diri untuk Mengekspresikan atau Mengungkapkan Perasaan
Persoalan dalam mengelola emosi yang seringkali muncul adalah
ketidakmampuan untuk mengungkapkan apa yang kita rasakan dengan
baik. Banyak orang yang terbiasa memendam masalah dan
perasaannya, namun kemudian tidak terselesaikan. Latihlah diri untuk
mampu mengekspresikan dan mengungkapkan perasaan secara asertif
dan dengan cara/kepada orang yang tepat.
4. Melatih Resiliensi atau Bangkit dari Situasi yang Sulit
Dalam hidup, permasalahan atau situasi sulit seringkali tidak dapat
kita hindari. Yang dapat kita kendalikan adalah respon kita terhadap
permasalahan dan situasi yang ada. Hargai sekecil apapun kemajuan
yang kita lakukan dalam menghadapi permasalahan dan temukan
strategi yang sesuai untuk dapat kembali bangkit.

Latihan :
Bagaimana sikap Anda setelah mengetahui potensi Anda dari orang lain
dan bagus untuk pengembangan Karier Anda.Apa yang akan Anda
lakukan ?Siapa yang akan Anda pilih untuk konsultasi hal tersebut ?

21
MODUL KECERDASAN EMOSI

Rangkuman :
Pengembagan Kecerdasan emosi sangat membantu pegawai dalam
berkomunikasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan serta mampu
mengatasi hambatan dalam diri sesuai dengan kematangan kecerdasan
emosi yang dimiliki oleh pegawai tersebut.

22
MODUL KECERDASAN EMOSI

BAB 4
KECERDASAN EMOSIONAL DAN KESUKSESAN
Indikator hasil belajar :

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat:1)menjelaskan


energi emosi;2)menjelaskan umpan balik emosi

Berdasarkan pada penelitian perilaku yang sangat luas, Dr. Daniel


Goleman telah menunjukkan peranan yang sangat berarti yang dimainkan
oleh emosi dalam kehidupan mental kita , bahwa sebenarnya kita memiliki
dua macam pikiran yakni satu yang berfikir dan lainnya yang merasakan.
Menurut penelitian para ahli psikologi bahwa IQ hanya mendukung
sekitar 20 persen faktor-faktor yang menentukan suatu keberhasilan,
sedangkan 80 persen berasal dari faktor lain termasuk kecerdasan emosional
yang akan menjadi fokus kajian dalam penulisan ini. Dalam bukunya yang
berjudul ‘Emotional Intelligence” Daniel Goleman berpendapat bahwa
pandangan kita tentang kecerdasan manusia itu sempit, karena mengabaikan
serangkaian penting kemampuan manusia yang sangat besar pengaruhnya
dalam menentukan keberhasilan kita dalam kehidupan. Dengan penelitiannya
tersebut Goleman memperlihatkan faktor-faktor yang terkait mengapa orang
yang ber IQ tinggi gagal dan orang yang ber IQ sedang-sedang menjadi
sangat sukses. Faktor-faktor ini mengacu pada suatu cara lain untuk menjadi
cerdas yaitu cara yang disebut “kecerdasan emosional”, selanjutnya Goleman
mengatakan bahwa : “Kecerdasan Emosional adalah mencakup kesadaran
diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati
dan kecakapan sosial”.
Lebih lanjut dikatakan oleh Goleman kerugian pribadi akibat
rendahnya “kecerdasan emosional”dapat berkisar mulai dari kesulitan
perkawinan, mendidik anak hingga buruknya kesehatan jasmani. Dari
penelitian tersebut yang dilakukan oleh Goleman bahwa amarah dan

23
MODUL KECERDASAN EMOSI

kecemasan kronis dapat menciptakan risiko besar bagi kesehatan, seperti


halnya dengan merokok berantai.

Rendahnya kecerdasan emosional dapat menghambat pertimbangan


intelektual dan menghancurkan karier. Barangkali kerugian terbesar diderita
oleh anak-anak yang mungkin dapat terjerumus dalam resiko terserang
depresi, gangguan makan dan kehamilan yang tak diinginkan, agresivitas
serta kejahatan dan kekerasan.

A. Energi Emosi
Sebagaimana dikatakan oleh Peter F. Drucker dalam Robert K. Cooper
“Tugas Anda yang pertama dan paling penting sebagai pemimpin adalah
mengendalikan energi Anda sendiri dan kemudian membantu
menyelaraskan energi mereka yang ada di sekeliling Anda”.

Dalam organisasi berhierarki tradisional, lemahnya tanggung jawab atau


sumbangan individu seringkali tidak pernah ketahuan, atau sering dianggap
bukan masalah, walaupun kinerja perusahaan atau industri bersangkutan
secara keseluruhan tidak efektif. Kini zaman sudah berubah, dalam
perusahaan masa kini yang ramping atau direkayasa ulang, setiap pemimpin
dan anggota kelompok secara pribadi sama-sama berada di garis depan. Hal
ini bukan hanya sekali-kali, tetapi sepanjang waktu. Bila ada anggota
kelompok yang mengendurkan kinerjanya, maka akan terlihat oleh semua
orang. Tidak ada tempat untuk bersembunyi hal ini tentunya akan
menyebabkan ketegangan yang besar terhadap semangat dan tubuh. Kerja
yang tak kenal istirahat, demi mengejar sesuatu yang nyata, bisa membakar
sebagian besar persediaan energi emosi dan mental. Padahal energi ini harus
terus diperbarui agar tidak terbakar habis.
Ada yang namanya perasaan tersembunyi,biasanya perasaan
tersembunyi ini samar-samar tetapi kadang-kadang bisa cukup kuat dan
mengalahkan kita. Ketika Anda merasa lelah atau merasa tertekan, misalnya,

24
MODUL KECERDASAN EMOSI

Anda bisa merasa sulit membedakan apa yang dirasakan oleh tubuh Anda
(lesu, lapar, letih, ingin istirahat).dengan apa yang dirasakan oleh pikiran
(gelisah, bingung) dan emosi Anda (frustasi, tidak sabar, cemas, enggan).
Emosi merupakan potensi yang tersembunyi. Jika seseorang mampu
menahan emosi dan mampu mengendalikanya, maka orang tersebut
mempunyai kekuatan yang tersembunyi.Emosi merupakan anugrah dari
Tuhan, tergantung bagaimana seseorang mampu mengelola emosi
dengan baik dan bijak. Energi emosi yang melekat pada seseorang bisa
dilihat dari sikap dan perilaku serta gaya komunikasi yang dimiliki orang
tersebut.

Beberapa energi negatif yang dapat berpengaruh buruk terhadap psikis.


1.Dendam
2.Apatis
3.Kesedihan yang mendalam
4.Iri/dengki
5.Perasaan bersalah
6.Kawatir/cemas
7.Sakit hati
8.Ketidak puasan
9.Marah
10.Sedih

25
MODUL KECERDASAN EMOSI

KESEDIHAN YANG MENDALAM

Sebagaimana dikatakan oleh Peter F. Drucker dalam Robert K. Cooper


“Tugas Anda yang pertama dan paling penting sebagai pemimpin adalah

26
MODUL KECERDASAN EMOSI

mengendalikan energi Anda sendiri dan kemudian membantu


menyelaraskan energi mereka yang ada di sekeliling Anda”.

Dalam organisasi berhierarki tradisional, lemahnya tanggung jawab


atau sumbangan individu seringkali tidak pernah ketahuan, atau sering
dianggap bukan masalah, walaupun kinerja perusahaan atau industri
bersangkutan secara keseluruhan tidak efektif. Kini zaman sudah berubah,
dalam perusahaan masa kini yang ramping atau direkayasa ulang, setiap
pemimpin dan anggota kelompok secara pribadi sama-sama berada di garis
depan. Hal ini bukan hanya sekali-kali, tetapi sepanjang waktu. Bila ada
anggota kelompok yang mengendurkan kinerjanya, maka akan terlihat oleh
semua orang.

Tidak ada tempat untuk bersembunyi hal ini tentunya akan


menyebabkan ketegangan yang besar terhadap semangat dan tubuh. Kerja
yang tak kenal istirahat, demi mengejar sesuatu yang nyata, bisa membakar
sebagian besar persediaan energi emosi dan mental. Padahal energi ini harus
terus diperbarui agar tidak terbakar habis. Sedangkan menciptakan gambaran
mental sederhana adalah tentang suasana hati yang bertindak sebagai
perasaan tersembunyi (background feelings) yang dipengaruhi oleh energi
dan ketegangan yang selalu ada sepanjang waktu.

Biasanya perasaan tersembunyi ini samar-samar tetapi kadang-


kadang bisa cukup kuat dan mengalahkan kita. Ketika Anda merasa lelah
atau merasa tertekan, misalnya, Anda bisa merasa sulit membedakan apa
yang dirasakan oleh tubuh Anda (lesu, lapar, letih, ingin istirahat).dengan apa
yang dirasakan oleh pikiran (gelisah, bingung) dan emosi Anda (frustasi, tidak
sabar, cemas, enggan

27
MODUL KECERDASAN EMOSI

Energi Emosi positif diantaranya adalah:

1. gembira,
2. bersyukur,
3. kagum,
4. cinta,

dan masih banyak lagi hal hal yang menyenangkan yang pasti
pernahAnda alami.

(lepas…bebas…tidak ada beban )

CARA MERUBAH ENERGI NEGATIF KE ENERGI POSITIF

1.Memahami emosi diri


Dengan perasaan galau, ,sedih,secara perlahan-lahan mulai dengan
mengingat hal-hal yang positif dan menyenangkan ,membayangkan saat
bertemu dengan orang yang dicintai dan dirindukan,meski nanti berpelukan
,namun tubuh akan memberikan reaksi dan energi yang luar biasa.Apapun
masalahnya kalau sedang tidak enak hati dalam kondisiyang tidak

28
MODUL KECERDASAN EMOSI

menyenangkan/sulit,arahkan pikiran ke hal-hal yang positif dan


menyenangkan.

Dengan demikian damai saja dengan keadaan sekarang,sehingga beban


tidak terasa berat,sehingga energi positif tanpa disadari akan didapat.

2. Tak perlu buru-buru dalam mengambil sikap


Ketika suatu keadaan sangat buruk,sikap perilaku lingkungan yang kurang
kondusif, sebaiknya disikapi dengan sikap tenang,bisa sendiri sebentar untuk
menenangkan diri,ambil nafas Panjang…dan niatkan mampu mengatasi
masalah dengan baik.dalam melangkah,dipikirkan dahulu plus minus nya
,prediksi resiko ,baik dan buruk,sehingga mampu mengambil sikap dengan
tepat.Tanda disadari aura positif akan terpancar pada diri Anda .

B. Umpan Balik Emosi


Setiap perasaan adalah tanda, yang menyatakan bahwa “ada hal
penting yang perlu Anda perhatikan atau ada peluang yang harus Anda ambil
untuk mempererat suatu hubungan atau untuk melakukan perubahan dan
menciptakan sesuatu yang baru”. Pada hakekatnya, perasaaan berfungsi
sebagai penggerak yang membuat Anda mempertanyakan sesuatu, mencari
informasi lebih tegas tentang sesuatu, mempelajari dan mengukur
kemampuan Anda, baik untuk berbuat sesuatu maupun untuk bertahan.

Kecerdasan Emosi sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat


menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan
terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam
pembentukan emosional. Ketrampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ
atau keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik
pada tingkatan konseptual maupun dunia nyata. Selain itu EQ tidak begitu
dipengaruhi oleh faktor keturunan. (Shapiro,1998-10)

29
MODUL KECERDASAN EMOSI

Selanjutnya ketika seseorang sudah mampu membaca orang lain,


berarti orang tersebut dapat mempunyai kesadaran yang tinggi dan
mampu mengelola emosi dirinya dengan baik.
Tujuan Umpan balik diantaranya :
1.Feedback menyelesaikan keseluruhan proses kecerdasan emosi
seseorang
2.Feedback adalah dasar yang baik untuk merencanakan apa yang akan
dilakukan selanjutnya baik bisa dikatakan langsung dengan komunikasi
yang baik maupun tidak langsung.
3.Feedback menjadikan orang yang semula tidak tau menjadi tau tentang
apa yang harus dilakukannya.
4.Feedback adalah dasar untuk mengukur kematangan kecerdasan
emosi seseorang
5.Feedback dapat membuka jalan untuk meraih ide-ide yang tersembunyi
dan terpendam dalam diri seseorang.

Latihan :
Diskripsikan Belajar menerima kenyataan hidup,beri contoh kasus riil
yang pernah Anda Alami.

Rangkuman :
Dengan energi emosi yang dimiliki seseorang maka respon dari orang
lain maupun umpan balik yang diterima bisa membantu pengembangan
diri seseorang ke arah yang lebih positif.Sebaliknya energi negatif
seseorang yang dimiliki akan semakin membuat orang tersebut dalam
keterpurukan hati.

Indikator hasil belajar :

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat:1)menjelaskan


energi emosi;2)menjelaskan umpan balik emosi

30
MODUL KECERDASAN EMOSI

31
MODUL KECERDASAN EMOSI

DAFTAR PUSTAKA

Abdilah Hanafi. 1984. Memahami Komunikasi Antarmanusia. Usaha


Surabaya: Nasional. 1984
Aggestam, Lena. 2006. Learning Organization or Knowledge Management :
Which Came First, Information Technology and Control Vol.35, No. 3A
Agustian, Ary Ginanjar. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual ESQ (Emotional Spiritual Quotient). Jakarta:
Arga.
Angela Heylin. 2002. Kiat Sukses Komunikasi. Mitra Utama, Jakarta.
Bower, Gordon H., Ernest R. Hilgard (1981). Theories of Learning, US:
Prentice-Hall Inc.
Rini Soepangat. 2014. Emotional And Stress Managenent For Busy
Profesional. Jakarta.
oper, Robert K., & Sawaf, Amywan. (1998). Executive EQ: Kecerdasan
Emosional Dalam Kepemimpinan dan Organisasi, terjemahan Alek
Tri Kantjono, Jakarta: Gramedia.
Cut Zurnali. 2010. "Learning Organization, Competency, Organizational
Commitment, dan Customer Orientation : Knowledge Worker -
Kerangka Riset Manajemen Sumberdaya Manusia di Masa Depan",
Penerbit Unpad Press, Bandung
DePorter, Bobby & Mike Hernacki (2000). Quantum Learning. Terjemahan :
Sri Meuti. Bandung: Penerbit Kaifa.
Domjan, Michael; Barbara Bukhard (1986). The Principles of Learning and
Behavioer. USA: Wadsworth, Inc.
Dweck S. C (2006), Mindset: The New Psychology of Success, NewYork:
Random House
Evelin Siregar dan Hartini Nara (2010) Teori Belajar dan pembelajaran,
Ghalia: Indonesia

32
MODUL KECERDASAN EMOSI

Gibson, James L. et al., (1977). Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Alih


bahasa oleh Adriani. Binarupa Aksara: Jakarta.
Gorolick, Carol, 2005, Organizational Learning vs The Learning Organization:
A Conversation with a Practioner, The Learning Organization, Vol. 12,
No. 4, pp 383-288
Gulo W (2002). Strategi Belajar Mengajar,Jakarta: Grasindo
Jalaluddin Rakhmat. 1993. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya
Bandung.
Joseph A DeVito,1997.Komunikasi Antar Manusia. Professional Books
Jakarta.
Junadi, Purnawan (2010). Leadership & Personal Mastery. Program SLST
KARS. Universitas Indonesia
Leonard, Karin & Associates. What is Personal Mastery.
http://www.innerevolution.com/Articles/personalmastery.html
Marquardt, Michael J (1996). Building The Learning Organization: A System
Approach To Quantum Improvement And Global Success. McGraw-
Hill.
Mastembroek, W.F.G.Dr. Penanganan Konflik, Dan Pertumbuhan Organisasi,
PT: UI-Pres: Jakarta, 1986. Cet ke-2.
Millah Saeful, mengelola konflik untuk perubahan. http://www.pikiran-
rakyat.com/cetak/2005/0705/05/0801.html.
Personal Mastery Course. Metavarsity College of Metaphysical  Study.
Access on September 2010.
Peter Senge (1990). The Fifth Discipline, The Art And Practice of Learning
Organization. Doubleday, Currency Book.
Purnama, Nursya’bani, Mengelola Konflik antar Kelompok dalam Organisasi,
Usahawan No. 09 Th XXIX September 2000
Sayers, Fran, Ph.D. (1996). Personal Mastery. http://www.opi-
inc.com/personal.html.
Siswanto Sutojo, Michael Setiawan, 2003. Komunikasi Bisnis Yang Efektif: PT
Damar Mulia Pustaka Jakarta.
Sudibyo Setyobroto. (2004).Psikologi Komunikasi. Universitas Negeri Jakarta.

33
MODUL KECERDASAN EMOSI

Tan, Alexis. (1981). Mass Communication Theories and Research. Ohio


Columbus: Grid Publishing Inc.
Wayne Pace, R. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Terjemahan: Deddy Mulyana. PT Remaja Rosda-karya
Bandung, 1998
Winardi. J.(2001). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen: Jakarta:
Raja Grafindo Persada .

34
MODUL KECERDASAN EMOSI

35
MODUL KECERDASAN EMOSI

LAMPIRAN 1

ADREAL STRESS QUESTIONNAIRE

Dalam kotak di sevelah setiap pernyataan, tuliskan angka 0 - 5 dimana :


0= Tidak benar 3= Kadang-kadang 5= Benar
1. Saya memiliki masalah dengan tidur
2. Saya tidak dapat tidur nyenyak
3. Saya sering terjaga ditengah malam
4. Energi saya mengalami turun – naik sepanjang hari
5. Saya selalu merasa lelah sepanjang hari
6. Saya membutuhkan caffeine (kopi, teh, cola, dsb) untuk dapat aktif di pagi
hari
7. Saya selalu pergi tidur setelah jam 10 malam
8. Saya sering tidur kurang dari 8 jam per hari
9. Saya cepat sekali merasa lelah
10. Hal-hal yang belum saya nikmati, akhir-akhir ini terasa seperti tanggung
jawab
11. Dorongan sexual saya menurun dibandingkan dengan sebelumnya
12. Saya mengalami depresi, atau mengalami perasaan depresi seperti sedih,
atau kehilangan motivasi
13. Bila saya tidak makan, saya merasa kehilangan energi, pusing atau
disorientasi
14. Kemampuan saya menangani stress cenderung menurun
15. Saya merasa cenderung cepat tersinggung atau marah
16. Saya mempunyai satu atau lebih peristiwa kehidupan yang stressfull
(perceraian, kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, kelahiran
bayi, pekerjaan/tugas baru
17. Saya cenderung banyak kerja dan kurang waktu untuk bermain/relaks untuk
waktu yang cukup panjang
18. Saya menginginkan yang manis-manis
19. Saya sering itdak makan atau makan dengan pola yang tidak teratur
20. Saya cenderung cepat mengeluh secara fisik, misalnya: pusing, otot kaku
atau sering sakit.
SCORING YOUR ADRENAL STRESS PROFILE

36
MODUL KECERDASAN EMOSI

Setelah Anda lengkapi kuesioner di atas, jumlahkan total skor Anda untuk mengetahui
pada kategori mana Anda berada.

Penting untuk diingat bahwa ini bukan test-diagnostic dan tidak untuk mendiaknosa
kondisi apapun.Kuesioner ini hanya alat untuk membantu Anda menilai level “adrenal
burnout”

Bila Anda berada antara :


0-30 Anda sehat
30-40 Anda berada dalam kondisi stress
40-50 Anda calon untuk “adrenal burnout”
50-60 Anda dalam kondisi “adrenal burnout”
Pada tahap ini anda akan merasakan symptom seperti: Fatigue, gemuk,
insomnia, cepat tersinggung dan perubahan mood dengan cepat
60 Anda berada dalam kondisi “adrenal burnout” parah. Dalam kondisi ini
sangat penting untuk segera mengambil tindakan perbaikan sebelum
kesehatan anda terpengaruh

Setiap orang yang berada dalam kondisi stress dalam jumlah tertentu masih tetap
sehat dan produktif. Tetapi, stress yang ekstrem dapat meningkat terus dan mulai
berpengaruh negatif terhadap kesehatan,dan mengarah ke “adrenal burnout”

Adrenal burnout adalah kondisi umum dalam masyarakat modern. Beberapa symtom
seperti: fatigue, gemuk, insomnia, cepat tersinggung dan perubahan mood dengan
cepat. Bila Anda merasakan kondisi seperti ini; isilah kuesioner ini untuk
mengidentifikasikan “personal stress level” Anda.

APAKAH ADRENAL BURNOUT?:


Kelenjar Adrenal memproduksi hormone stress, unsure utama dari cortisol. Cartisol
dihasilkan sebagai respons dari stress.Yang akan memberikan energy pada tubuh
kita untuk berespons secara tepat.Stress dapat timbul dalam berbagai macam :

Physical stress: luka atau kecelakaan


Emotional stress: tuntutan karir, kelahiran seorang bayi, atau kematian orang yang
tercinta

37
MODUL KECERDASAN EMOSI

Environmental stress: polusi, pestisida, atau wabah penyakit

Ada juga bentuk stress yang tersembunyi seperti iritasi, infeksi pada sistem
pencernaan atau alergi makanan. Adapun bentuk stress, kelenjar adrenal yang akan
bereaksi pertama. Bila ada stress yang terlalu lama, maka kelenjar adrenal akan
rusak dan tidak mampu lagi menghasilkan cortisol yang dibutuhkan oleh tubuh. Pada
titik ini Anda akan mengalami symptoms seperti: fatigue, insomia, kegemukan, cepat
tersinggung,dan tidak mampu menghadapi stress.

Saran perubahan life-style seperti: nutrisi yang tepat, menyeimbangkan gula


darah,tidur yang cukup,olah raga dan normalisasi level stress.

38
MODUL KECERDASAN EMOSI

LAMPIRAN 2

SOAL TEST

KECERDASAN EMOSI

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat menurut Saudara, dan ditulis dilembar
jawaban yang disediakan Penyelenggara.

1. Anda merasa terganggu bila:


a. Harus memanfaatkan hampir seluruh ciri fisik Anda di tempat kerja?
b. Melihat orang lain memanfaatkan hampir seluruh ciri fisiknya di tempat kerja?
c. Melihat orang lain berbusana tidak rapi atau tidak sopan di tempat kerja?
2. 2. Anda marah sekali pada pasangan Anda. Apakah Anda:
a. Tidak mau berbicara selama beberapa hari
b. Bersumpah serapah dan keluar rumah hanya sekedar untuk refreshing.
c. Merencanakan pembalasan.
3. Orang tua Anda suka mengomel, kasar dan suka ikut campur. Pada dasarnya
Anda merasa:
a. Dendam
b. Pasrah
c. Menghasihani diri sendiri
4. Kesedihan adalah:
a. Proses yang penting dan bermanfaat.
b. Sesuatu yang akan sembuh dengan berlalunya waktu.
c. Sesuatu yang menghancurkan hidup Anda.
5. Apakah rasa khawatir ada gunanya ?
a. Kadang-kadang.
b. Tidak pernah.
c. Selalu.

39
MODUL KECERDASAN EMOSI

6. Anda amat marah setelah membaca cerita dalam surat kabar. Apakah Anda:
a. Menyebar luaskan kepada teman/keluarga Anda.
b. Menulis surat kepada surat kabar tersebut.
c. Menjadi depresi.

40
MODUL KECERDASAN EMOSI

7. Apakah rasa marah Anda:


a. Memacu perubahan.
b. Memacu untuk menyakiti atau merusak sesuatu.
c. Merugikan diri sendiri.
8. Waktu diatas segalanya adalah
a. Penyembuh yang hebat.
b. Perusak yang hebat.
c. Harus diabaikan atau ditaklukkan.
9. Tindak kejahatan dengan kekerasan, bagi Anda adalah:
a. “Cermin” dari kecenderungan masyarakat umum.
b. “Kasus tragis” yang terisolasi dan dapat kita ambil hikmahnya.
c. Sebuah “Kemarahan” yang harus ditindak lanjuti.
10.Anda sangat menyukai musik untuk:
a. Menenangkan diri.
b. Menggairahkan hati.
c. Membangkitkan emosi mendalam yang kuat

41
MODUL KECERDASAN EMOSI

Lembar Jawaban
Tes Kecerdasan Emosi
Nama Peserta : ......................................
NDH :

42
MODUL KECERDASAN EMOSI

LAMPIRAN 3

TES KEKUATAN EMOSI

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat menurut Saudara, dan ditulis dilembar jawaban yang
disediakan Penyelenggara. Pada setiap pernyataan berikut ini, pilihlah salah satu dari tiga pilihan A, B,
atau C dari sikap emosi yang diberikan, yang Saudara pikir paling sesuai dengan diri Saudara.

No. A B C
1 kontroversial – controversial tahan, tabah – hardy terhormat – respectable
2 tak pasti – unsettled berani – audacious dikenal – reputable
3 gelisah – restless yakin – assured semestinya – proper
4 tidak yakin – fidgety pasti – definite mencukupi – sufficient
5 tenang – peaceful tegas – emphatic cakap – able
6 gugup – nervous tegar – decisive tenang – tidy
7 hati-hati – cautious kuat – tough moderat – moderate
sungguh-sungguh –
8 tergugah – excitable maju – forward
conscientious
tak berpendirian –
9 tak gentar – undaunted tak memihak – impartial
unpredictable
10 bisa berubah – changeable setia – steadfast kompromi – conforming
11 berubah-ubah – variable pasti – sure memadai – adequate
dapat ditoleransi  –
12 canggih – sophisticated giat  – vigorous
tolerable
13 ragu-ragu – hesitant ulet – tenacious biasa – popular
14 melawan – resisting menahan – endure tenang – balanced
15 malu – shy mantap – solid rasional – rational
16 sementara – tentative teguh – firm biasa – general
17 mengambang – fluctuating tegas – resolute kebiasaan – habitual
konsentrasi –
18 terbuka – open tipikal – typical
concentrated
tanpa kecuali –
19 curiga – suspicious terus terang – straight
unexceptional
untung-untungan –
20 tahan lama – durable patut – decent
speculative

43
MODUL KECERDASAN EMOSI

No. A B C
21 samaran – cryptic bersemangat – spirited sanggup – capable
22 mendua – ambivalent bergelora – vivacious tepat – punctual
dengan gembira –
23 dengan puas – contently dengan setia – faithfully
effervescently
24 tak bahagia – unhappy ulet, tabah – resilient teliti, akurat – accurate
tak dapat dipercaya –
25 bersemangat – buoyant pantas, adil – just
unlikely

44
MODUL KECERDASAN EMOSI

Tes Kekuatan Emosi

Nama Peserta:..............................

No. Jawaban Nilai


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Total Nilai
cara penilaiannya adalah:
Skor 0 untuk setiap jawaban A
Skor 2 untuk setiap jawaban B
Skor 1 untuk setiap jawaban C
Nilai 40 – 50 (Kuat) : Emosi sangat kuat.Kecenderungan Sikap :Kuat,ambisiua,tegas,
Nilai 25 – 39 ( Seimbang) Kekuatan Emosi yang sangat seimbang.kecenderunganya : Bimbang,ragu-
ragu,tentatif,tidak tegas.

45
MODUL KECERDASAN EMOSI

DAFTAR PUSTAKA

Abdilah Hanafi. 1984. Memahami Komunikasi Antarmanusia. Usaha Surabaya: Nasional. 1984

Aggestam, Lena. 2006. Learning Organization or Knowledge Management : Which Came First,
Information Technology and Control Vol.35, No. 3A

Agustian, Ary Ginanjar. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual
ESQ (Emotional Spiritual Quotient). Jakarta: Arga.

Angela Heylin. 2002. Kiat Sukses Komunikasi. Mitra Utama, Jakarta.

Bower, Gordon H., Ernest R. Hilgard (1981). Theories of Learning, US: Prentice-Hall Inc.

Rini Soepangat. 2014. Emotional And Stress Managenent For Busy Profesional. Jakarta.

oper, Robert K., & Sawaf, Amywan. (1998). Executive EQ: Kecerdasan Emosional Dalam
Kepemimpinan dan Organisasi, terjemahan Alek Tri Kantjono, Jakarta: Gramedia.

Cut Zurnali. 2010. "Learning Organization, Competency, Organizational Commitment, dan


Customer Orientation : Knowledge Worker - Kerangka Riset Manajemen Sumberdaya
Manusia di Masa Depan", Penerbit Unpad Press, Bandung

DePorter, Bobby & Mike Hernacki (2000). Quantum Learning. Terjemahan : Sri Meuti. Bandung:
Penerbit Kaifa.

Domjan, Michael; Barbara Bukhard (1986). The Principles of Learning and Behavioer. USA:
Wadsworth, Inc.

Dweck S. C (2006), Mindset: The New Psychology of Success, NewYork: Random House

Evelin Siregar dan Hartini Nara (2010) Teori Belajar dan pembelajaran, Ghalia: Indonesia

Gibson, James L. et al., (1977). Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Alih bahasa oleh Adriani.
Binarupa Aksara: Jakarta.

46
MODUL KECERDASAN EMOSI

Gorolick, Carol, 2005, Organizational Learning vs The Learning Organization: A Conversation


with a Practioner, The Learning Organization, Vol. 12, No. 4, pp 383-288

Gulo W (2002). Strategi Belajar Mengajar,Jakarta: Grasindo

Jalaluddin Rakhmat. 1993. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

Joseph A DeVito,1997.Komunikasi Antar Manusia. Professional Books Jakarta.

Junadi, Purnawan (2010). Leadership & Personal Mastery. Program SLST KARS. Universitas
Indonesia

Leonard, Karin & Associates. What is Personal Mastery.


http://www.innerevolution.com/Articles/personalmastery.html

Marquardt, Michael J (1996). Building The Learning Organization: A System Approach To


Quantum Improvement And Global Success. McGraw-Hill.

Mastembroek, W.F.G.Dr. Penanganan Konflik, Dan Pertumbuhan Organisasi, PT: UI-Pres:


Jakarta, 1986. Cet ke-2.

Millah Saeful, mengelola konflik untuk perubahan. http://www.pikiran-


rakyat.com/cetak/2005/0705/05/0801.html.

Personal Mastery Course. Metavarsity College of Metaphysical  Study. Access on September


2010.

Peter Senge (1990). The Fifth Discipline, The Art And Practice of Learning Organization.
Doubleday, Currency Book.

Purnama, Nursya’bani, Mengelola Konflik antar Kelompok dalam Organisasi, Usahawan No. 09
Th XXIX September 2000

Sayers, Fran, Ph.D. (1996). Personal Mastery. http://www.opi-inc.com/personal.html.

Siswanto Sutojo, Michael Setiawan, 2003. Komunikasi Bisnis Yang Efektif: PT Damar Mulia
Pustaka Jakarta.

Sudibyo Setyobroto. (2004).Psikologi Komunikasi. Universitas Negeri Jakarta.

47
MODUL KECERDASAN EMOSI

Tan, Alexis. (1981). Mass Communication Theories and Research. Ohio Columbus: Grid
Publishing Inc.

Wayne Pace, R. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan.


Terjemahan: Deddy Mulyana. PT Remaja Rosda-karya Bandung, 1998

Winardi. J.(2001). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen: Jakarta: Raja Grafindo
Persada .

48

Anda mungkin juga menyukai