Sehingga secara umum dapat dijelaskan nilai terapeutik dari Play Therapy
diantaranya, yaitu:
1. Relationship Building
Aktivitas bermain dalam play therapy dapat membantu anak dalam
membangun rapport dan memfasilitasi dalam mengekspresikan diri (selfexpression). Bermain dengan orang lain akan membantu anak dalam
mengembangkan hubungan sosial. Bukan hanya itu, anak juga dapat
belajar menyelesaikan masalah dari hubungan sosial tersebut.
2. Communication
Aktivitas bermain yang ada dalam play therapy memungkinkan anak
untuk dapat mengeluarkan perasaan dan hal-hal yang ia khawatirkan
secara sadar maupun tidak sadar. Terapis juga dapat mengetahui apa yang
dirasakan dan memaksimalkan proses interaksi terhadap anak.
3. Assessment
Aktivitas bermain yang dilakukan anak dalam sesi terapi merupakan
cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Play
therapy memfasilitasi kebutuhan, kelebihan (strength), dan kemajuan
(progress) dari anak yang dapat diobservasi dan dinilai.
4. Healing
Play therapy digunakan agar anak dapat mengungkapkan perasaannya.
Anak juga dapat menunjukkan bahwa ia memiliki masalah dan masalah
tersebut dapat diselesaikan.
5. Growth
Play therapy dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan penerimaan diri
(self acceptance) pada anak. Dari bermain, anak dapat belajar untuk
memahami ketegangan dan tekanan, mengembangkan kapasitas dan
mengeluarkan ketahanan mereka. Anak juga akan belajar mengenali
kemampuannya dan membandingkan dengan orang lain.
2. Apa persyaratan untuk menjadi art therapist
Art therapist adalah bentuk terapi ekspresif, di mana klien, difasilitasi oleh
dimasukkan
ke
program
gelar
terapi
seni
terapi seni sering mencakup berbagai bentuk seni, seperti patung, lukisan,
gambar dan lain-lain, sehingga seorang praktisi terapi seni harus memiliki
pengalaman bekerja dengan media seni ini, dan kemampuan untuk
membimbing klien melalui proses kreatif.
3. Perbedaan antara art therapy dan art class
Meski mewarnai dan bentuk ekspresi seni lainnya bagi beberapa orang
bisa memiliki efek menenangkan dan bahkan terapeutik, namun ada beberapa
elemen penting yang membedakan antara seni sebagai terapi (therapeutic art)
dengan terapi seni atau art therapy. Perbedaan paling utama dalam therapeutic
art dengan terapi seni adalah adanya elemen psikoterapi dalam aktivitas seni.
Bristish Association of Art Therapist mendefinisikan Art Therapi atau terapi
seni sebagai bentuk psikoterapi yang menggunakan seni sebagai bentuk
komunikasi dan ekspresi. Sedangkan menurut Malchiodi (1998), Art Therapy
adalah bentuk terapi yang dapat membantu individu dari segala usia untuk
menciptakan makna dan mencapai visi, melepaskan emosi berlebihan atau
trauma, menyelesaikan konflik dan masalah, memperkaya kehidupan seharihari dan mencapai rasa kepuasan batin. Dalam terapi seni, ada elemen terapi
psikologis terprogram yang menjadi inti dari aktivitas seni tersebut. Berikut
beberapa perbedaan therapeutic art dengan art therapy:
kognitif.
Dalam terapi seni, yang terpenting bukanlah hasil akhir dari proses
berkesenian namun proses seni tersebut. Dalam proses terapi, seni dijadikan
sebagai sarana untuk mengekspresikan diri karena klien umumnya mengalami
hambatan dalam mengekspresikan diri, perasaan, maupun kebutuhannya
secara verbal. Klien tidak diharuskan menghasilkan karya seni yang sesuai
Freud
membiarkan
pasiennya
menceritakan
semuanya
Therapeutic Alliance
Aliansi terapi didasarkan pada satu-satu hubungan kolaboratif yang
menetapkan klien dalam interaksi dengan terapis. Interaksi ini berkaitan
dengan aspek-aspek dari hubungan terapeutik yang memungkinkan klien
dan terapis untuk terlibat bermakna dan produktif dalam proses analisis
dengan tujuan mencapai manfaat terapeutik bagi pasien. Syarat-syarat
aliansi dinegosiasikan antara terapis dan pasien; jelas, adanya kesepakatan
awal antara terapis dengan klien terkait art therapy yang akan
dilaksanakan. Aliansi mencakup unsur-unsur berikut: empati, kepercayaan
(trust), tanggung jawab, dan kejujuran. Semua elemen ini pentingnya
peran pasien dalam proses terapi.
Active Imagination
Menurut Jung active imagination adalah sequence of fantacies
produced by deliberate concentration on an imageatau rangkaian fantasi
yang dihasilkan oleh sebuah gambar yang membutuhkan suatu
konsentrasi". Tujuan dari active imagination adalah untuk membantu
klien mengeksplor dirinya melalui metafor dan mengembangkan
spontanitas untuk mencapai pemahaman, insight dan perkembangan diri.
Pendekatan ini semakin sering digunakan sebagai metode untuk mengatasi
reaksi trauma dan stres pasca trauma, antara tantangan emosional lainnya
dan gangguan. Menurutu Jung adanya active imagination ini membawa
hasil dari active imagination menjadi sebuah bentuk yang nyata, sesuatu
dalam art therapy ini dapat membawa ke proses penyembuhan.
Gestalt Techniques
Penekanan Gestalt adalah memahami kepribadian individu sebagai
totalitas dari berbagai bagian dan pada pengalaman individu- sebagai
whole picture. Pendekatan ini mengutamakan masa sekarang, segala
sesuatu tidak ada kecuali yang ada pada masa sekarang (here and now),
karena masa lalu telah berlalu dan masa depan belum sampai, hanya masa
sekarang yang penting. Hal ini karena dalam pendekatan gestalt
mengapresiasikan
pengalaman
pada
masa
kini
Menurut
gestalt,
ini
menenkankan
pada
bagaimana
membantu
dan
"menggambar hal apapun yang menjadi harapan atau keinginan klien," dan sejauh
mana klien mampu, ia didorong untuk mendiskusikan arti dari setiap karya seni
setelah karya selesai.
Prosedur
ini
memberikan
banyak
hal
untuk
terapis
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Altman, Julie. (2009). Margaret Naumburg. (n.d.). Jewish Women: A
Comprehensive
Historical
Encyclopedia.
Retrieved
from
http://jwa.org/encyclopedia/article/naumburg-margare
Hughes, F. P. 1999. Children, Play, and Development. Boston : Allyn and Bacon.
Rubin, Judith Aron (1987). Approaches to Art Therapy: Theory and Technique
Third Edition
DAFTAR RUJUKAN
http://www.psicosocial.net/grupo-accion-comunitaria/centro-de-documentaciongac/psiquiatria-psicologia-clinica-y-psicoterapia/manuales-y-textos-basicos/850handbook-of-art-therapy/file
http://careersinpsychology.org/start-your-art-therapy-career/ diakses pada tanggal
06 November 2016
http://www.arttherapyblog.com/education/art-therapistrequirements/#.WB7wCtJ97IU diakses pada tanggal 06 November 2016
http://study.com/art_therapist.html diakses pada tanggal 06 November 2016
Irwinarti. 2005. Identifikasi Permainan Tradisional Indonesia. Malang : UMM
Press
10