Anda di halaman 1dari 10

1.

Nilai Terapeutik dari Play Therapy


Hughes (1999) mengemukakan beberapa nilai terapeutik yang terkandung
dalam permainan secara umum :
-

Bermain memperbolehkan anak mengkomunikasikan perasaan secara

efektif dan alami.


Bermain mengizinkan orang dewasa utuk masuk dalam dunia anak dan
menunjukkan pada anak bahwa mereka diterima. Dalam permainan anak

dan orang tua memiliki kekuatan yang sama.


Dengan megobservasi anak akan dapat membantu orang dewasa

memahami anak secara lebih baik.


Bermain merupakan hal yang menyenangkan bagi anak sehingga

kecemasannya berkurang dan membuat ia tenang.


Bermain dapat memungkinkan anak mengekspresikan emosi dan
perasaannya dan memperbolehkan anak untuk melepaskan kekecewaan

terhadap (alat) permainan tanpa takut terhadap orang dewasa.


Bermain mampu mengembangkan keterampilan sosial anak dan

keterampilan sosial dapat digunakan untuk situasi yang lebih luas.


Bermain memberi kesempatan anak untuk mencoba peran baru dan
mencoba pendekatan pemecahan masalah yang aman.

Sehingga secara umum dapat dijelaskan nilai terapeutik dari Play Therapy
diantaranya, yaitu:
1. Relationship Building
Aktivitas bermain dalam play therapy dapat membantu anak dalam
membangun rapport dan memfasilitasi dalam mengekspresikan diri (selfexpression). Bermain dengan orang lain akan membantu anak dalam
mengembangkan hubungan sosial. Bukan hanya itu, anak juga dapat
belajar menyelesaikan masalah dari hubungan sosial tersebut.
2. Communication
Aktivitas bermain yang ada dalam play therapy memungkinkan anak
untuk dapat mengeluarkan perasaan dan hal-hal yang ia khawatirkan
secara sadar maupun tidak sadar. Terapis juga dapat mengetahui apa yang
dirasakan dan memaksimalkan proses interaksi terhadap anak.

3. Assessment
Aktivitas bermain yang dilakukan anak dalam sesi terapi merupakan
cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Play
therapy memfasilitasi kebutuhan, kelebihan (strength), dan kemajuan
(progress) dari anak yang dapat diobservasi dan dinilai.
4. Healing
Play therapy digunakan agar anak dapat mengungkapkan perasaannya.
Anak juga dapat menunjukkan bahwa ia memiliki masalah dan masalah
tersebut dapat diselesaikan.
5. Growth
Play therapy dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan penerimaan diri
(self acceptance) pada anak. Dari bermain, anak dapat belajar untuk
memahami ketegangan dan tekanan, mengembangkan kapasitas dan
mengeluarkan ketahanan mereka. Anak juga akan belajar mengenali
kemampuannya dan membandingkan dengan orang lain.
2. Apa persyaratan untuk menjadi art therapist
Art therapist adalah bentuk terapi ekspresif, di mana klien, difasilitasi oleh

seorang terapis seni, menggunakan proses kreatif pembuatan seni untuk


mengeksplorasi perasaan mereka. terapis seni menggunakan proses ekspresi
diri, dan karya seni yang dihasilkan untuk membantu klien memahami konflik
emosional mereka, mengembangkan keterampilan sosial, meningkatkan harga
diri, mengelola kecanduan, mengurangi kecemasan, dan mengembalikan
fungsi normal kehidupan mereka.
Art therapy merupakan suatu profesi kesehatan mental, pertama dan
terutama. Praktek art therapy membutuhkan latar belakang pendidikan dalam
pengembangan manusia (human development), gangguan psikologis dan
perilaku, teori konseling, dan teknik terapi. Standar pendidikan minimum yang
ditetapkan oleh American Art Therapy Association mengharuskan semua
praktisi dengan tingkat pemula dari terapi seni untuk memiliki gelar master
dari lembaga pendidikan tinggi yang diakui oleh badan akreditasi regional
disetujui oleh Dewan Pendidikan Tinggi Pendidikan (CHEA). Sekolah atau
Universitas yang menawarkan program gelar terapi Master of Art harus

menjadi lembaga yang terakreditasi, yang ditetapkan oleh Dewan Akreditasi


Pendidikan Tinggi (CHEA). Program terapi seni juga harus disetujui dengan
memenuhi standar yang ditetapkan dari Persetujuan Dewan Program
Pendidikan (EPAB).
Selain itu, menurut American Art Therapy Association, calon terapi seni
mahasiswa pascasarjana harus menyerahkan portofolio karya seni mereka
untuk

dimasukkan

ke

program

gelar

terapi

seni

(www.americanarttherapyassociation.org). Mereka juga harus mengikuti full


time training selama dua tahun, memiliki 18 jam semester kursus seni studio
dan 12 jam mengikuti semester kursus psikolog, serta pernah menangani klien
sebanyak 150 klien. Program gelar terapi seni biasanya berlangsung sekitar
dua tahun.
Art therapist juga harus memiliki pemahaman yang kuat dari seni visual.

terapi seni sering mencakup berbagai bentuk seni, seperti patung, lukisan,
gambar dan lain-lain, sehingga seorang praktisi terapi seni harus memiliki
pengalaman bekerja dengan media seni ini, dan kemampuan untuk
membimbing klien melalui proses kreatif.
3. Perbedaan antara art therapy dan art class
Meski mewarnai dan bentuk ekspresi seni lainnya bagi beberapa orang
bisa memiliki efek menenangkan dan bahkan terapeutik, namun ada beberapa
elemen penting yang membedakan antara seni sebagai terapi (therapeutic art)
dengan terapi seni atau art therapy. Perbedaan paling utama dalam therapeutic
art dengan terapi seni adalah adanya elemen psikoterapi dalam aktivitas seni.
Bristish Association of Art Therapist mendefinisikan Art Therapi atau terapi
seni sebagai bentuk psikoterapi yang menggunakan seni sebagai bentuk
komunikasi dan ekspresi. Sedangkan menurut Malchiodi (1998), Art Therapy
adalah bentuk terapi yang dapat membantu individu dari segala usia untuk
menciptakan makna dan mencapai visi, melepaskan emosi berlebihan atau
trauma, menyelesaikan konflik dan masalah, memperkaya kehidupan seharihari dan mencapai rasa kepuasan batin. Dalam terapi seni, ada elemen terapi

psikologis terprogram yang menjadi inti dari aktivitas seni tersebut. Berikut
beberapa perbedaan therapeutic art dengan art therapy:

Meskipun sama-sama menggunakan media seni, material seni rupa, dan


melibatkan proses kreatif di dalamnya, berbeda dengan therapeutic art, art
therapy memiliki tujuan utama untuk mencapai perubahan psikologis dan

kognitif.
Dalam terapi seni, yang terpenting bukanlah hasil akhir dari proses
berkesenian namun proses seni tersebut. Dalam proses terapi, seni dijadikan
sebagai sarana untuk mengekspresikan diri karena klien umumnya mengalami
hambatan dalam mengekspresikan diri, perasaan, maupun kebutuhannya
secara verbal. Klien tidak diharuskan menghasilkan karya seni yang sesuai

dengan standar estetika tertentu.


Sikap terhadap Karya. Salah satu perbedaaan paling mendasar dalam terapi
seni adalah klien bukan saja menciptakan karya seni namun juga bisa
menghancurkan karya seni bila perlu, sebagai bentuk ekspresi diri.

4. Sebut dan jelaskan teknik-teknik dalam art therapy


Teknik talking cure
Teknik ini membahas maupun membicarakan mengenai content
image yang dibuat dengan terapis. Teknik talking cure merupakan teknik
yang pertama kali pada saat Freud melakukan prakteknya untuk yang
pertama kali bersama dokter Josep Breuer. Teknik ini dilaksanakan dengan
membina hubungan baik dengan pasien-pasiennya. Dari hubungan baik
tersebut

Freud

membiarkan

pasiennya

menceritakan

semuanya

pengalaman-pengalaman yang pernah dialaminya dari masa lalu. Melalui


talking cure ini semua isi hati yang membuat si pasien kecewa dapat
tersalurkan sehingga hati pasien menjadi lega terbebas dari tekananatekanan isi hati yang selama ini tidak bisa disalurkan keluar. Kemudian
dari hubungan baik tersebut akan dapat menimbulkan catharsis yaitu
suatu keadaan dimana pasien dengan bebas sekali mengemukakan semua
kesukaran-kesukaran yang dialaminya kepada dokter. Akan tetapi menurut
pengalaman Freud teknik talking cure kurang tepat karena dari teknik ini

hanya menghasilkan hal-hal yang terdapat dalam alam kesadaran. Padahal


persoalan yang menyebabkan gangguan kejiwaan kebanyakan pada alam
ketidaksadaran.

Therapeutic Alliance
Aliansi terapi didasarkan pada satu-satu hubungan kolaboratif yang
menetapkan klien dalam interaksi dengan terapis. Interaksi ini berkaitan
dengan aspek-aspek dari hubungan terapeutik yang memungkinkan klien
dan terapis untuk terlibat bermakna dan produktif dalam proses analisis
dengan tujuan mencapai manfaat terapeutik bagi pasien. Syarat-syarat
aliansi dinegosiasikan antara terapis dan pasien; jelas, adanya kesepakatan
awal antara terapis dengan klien terkait art therapy yang akan
dilaksanakan. Aliansi mencakup unsur-unsur berikut: empati, kepercayaan
(trust), tanggung jawab, dan kejujuran. Semua elemen ini pentingnya
peran pasien dalam proses terapi.

Asosiasi Bebas dan Interpretasi


Menurut Margaret Naumburg, seorang psikolog terkemuka yang
mengatakan bahwa art therapy ibarat sebagai pengungkapan problematika
pasien dalam bentuk Pembicaraan Simbolik (Symbolic Speech) namun
memiliki makna yang tersembunyi, khususnya terhadap pasien yang
mempunyai hambatan verbal linguistic, pasien skizofrenik, stress, depresi
yang kebanyakan tidak mudah berkomunikasi verbal. Terapi dengan
medium seni (baca: melukis) juga bermanfaat untuk orang-orang yang
mempunyai type kepribadian introvert (tertutup), bahkan menurut
penyelelidikan ilmiah abad 20, terapi seni sangat berperan penting dalam
bimbingan kesehatan mental pasien autis. (American Psychologi Journal,
Agustus 1998). Margaret Naumburg, penjelasan mengenai art expression
hanya dapat diperoleh dari individu yang membuatnya. Seni merupakan
bentuk komunikasi nonverbal yang memberi ruang untuk mengungkapkan

perasaan, pemikiran, dan cara pandang. Kualitas proyektif, symbolic


speech, hidden meaning

Active Imagination
Menurut Jung active imagination adalah sequence of fantacies
produced by deliberate concentration on an imageatau rangkaian fantasi
yang dihasilkan oleh sebuah gambar yang membutuhkan suatu
konsentrasi". Tujuan dari active imagination adalah untuk membantu
klien mengeksplor dirinya melalui metafor dan mengembangkan
spontanitas untuk mencapai pemahaman, insight dan perkembangan diri.
Pendekatan ini semakin sering digunakan sebagai metode untuk mengatasi
reaksi trauma dan stres pasca trauma, antara tantangan emosional lainnya
dan gangguan. Menurutu Jung adanya active imagination ini membawa
hasil dari active imagination menjadi sebuah bentuk yang nyata, sesuatu
dalam art therapy ini dapat membawa ke proses penyembuhan.

Gestalt Techniques
Penekanan Gestalt adalah memahami kepribadian individu sebagai
totalitas dari berbagai bagian dan pada pengalaman individu- sebagai
whole picture. Pendekatan ini mengutamakan masa sekarang, segala
sesuatu tidak ada kecuali yang ada pada masa sekarang (here and now),
karena masa lalu telah berlalu dan masa depan belum sampai, hanya masa
sekarang yang penting. Hal ini karena dalam pendekatan gestalt
mengapresiasikan

pengalaman

pada

masa

kini

Menurut

gestalt,

kebanyakan orang kehilangan kekuatan masa sekarangnya. Untuk


membantu individu melakukan kontak dengan masa sekarang, terapis
menggunakan kata tanya apa (what) dan bagaimana (how) dan jarang
sekali menggunakan kata mengapa (why). Kata tanya mengapa(why)
dikategorikan dirty word karena menggiring individu untuk melakukan
rasionalisasi dan khayalan diri (self-deception). Terapis membantu klien

menyadari kejadian, pengalaman atau persepsi di saat ini yang dapat


menyebabkan masalah.

Person Centered Approaches


Terapi

ini

menenkankan

pada

bagaimana

membantu

dan

mengarahkan klien pada pengaktualisasian diri (self actualization) untuk


dapat mengatasi permasalahannya dan mencapai kebahagiaan atau
mengarahkan individu tersebut menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya
melalui self expression. Konsep pokok yang mendasari adalah hal yang
menyangkut konsep-konsep mengenai diri (self), aktualisasi diri, teori
kepribadian, dan hakekat kecemasan. Pendekatannya adalah non directive
pada saat membuat karya seni. Terapi ini tidak memiliki metode atau
teknik yang spesifik, sikap-sikap terapis dan kepercayaan antara terapis
dan klienlah yang berperan penting dalam proses terapi. Terapis
membangun hubungan yang membantu, dimana klien akan mengalami
kebebasan untuk mengeksplorasi area-area kehidupannya yang sekarang
diingkari atau didistorsinya. Terapis memandang klien sebagai narator
aktif yang membangun terapi secara interaktif dan sinergis untuk
perubahan yang positif. Dalam terapi ini pada umumnya menggunakan
teknik dasar mencakup mendengarkan aktif, merefleksikan perasaanperasaan atau pengalaman, menjelaskan, dan hadir bagi klien, namun
tidak memasukkan pengetesan diagnostik, penafsiran, kasus sejarah, dan
bertanya atau menggali informasi. Untuk terapis person centered, kualitas
hubungan terapi jauh lebih penting daripada teknis. Terapis harus
membawa ke dalam hubungan tersebut sifat-sifat khas antara lain lebih
kepada sikap terapis yang mengandung empathetic understanding, caring,
respect, acceptance, dan reflection. Teknik tersebut akan menjadi respon
terapis yang mendorong klien untuk membuat keputusan yang positif.

Pendekatan Systems Theory

Pendekatan system theory berlandaskan pada filosofi bahwa


pemahaman mengenai individu dapat dilakukan melalui interaksi yang
terjadi di dalam keluarga. Masalah emosi pada individu dipandang sebagai
ungkapan masalah yang besar yang terjadi di dalam keluarga. Terapis
dapat menggunakan teknik yang bervariasi yang memfokuskan pada
identifikasi dan pemahaman dinamika dalam keluarga. Misal, membuat
genogram. Genograms adalah diagram yang terstruktur dari 3 generasi
yang tersusun dalam suatu sistem. Menggambarkan peta dari suatu
sistem keluarga. Genogram digunakan untuk memperlihatkan konstruk
pohon keluarga yang memberi informasi mengenai anggota keluarga
selama tiga generasi.
5. Hal yang diperlukan Art Therapist saat Menghadapi Klien
Saat ini beberapa terapi telah fokus pada seni yang digunakan sebagai tes
psikologis yang dapat dilakukan oleh profesional kesehatan mental yang
berkualitas. Namun terdapat beberapa perbedaan yang signifikan antara penilaian
berbasis art dalam art therapy dan evaluasi psikologis dengan menggunakan art..
Perbedaan terletak pada dua hal yaitu tujuan dan proses yang terlibat dalam
prosedur penilaian. Dalam hal tujuan, art therapist terlebih dahulu mengumpulkan
informasi untuk merumuskan pengobatan art therapy yang akan digunakan
berencana dan tidak membangun diagnosis diferensial. Kemudian dilanjutkan
dengan upaya untuk menentukan kekuatan klien dan menentukan daerah masalah,
seorang art therapist menggunakan penilaian untuk mengamati reaksi klien pada
berbagai media seni untuk menemukan cara-cara di mana klien dapat
menyelesaikan tugas seni, dan untuk menentukan kesesuaian terapi apa yang akan
digunakan untuk pengobatan art therapy.
Dalam kaitannya dengan proses, terapis seni umumnya (dan idealnya)
menawarkan pilihan media dan permintaan bahwa klien menyelesaikan
serangkaian tiga sampai lima karya seni. Arahan untuk seni potongan bervariasi
dari yang sangat terstruktur seperti "Menggambar tentang tema Keluarga" hingga

"menggambar hal apapun yang menjadi harapan atau keinginan klien," dan sejauh
mana klien mampu, ia didorong untuk mendiskusikan arti dari setiap karya seni
setelah karya selesai.
Prosedur

ini

memberikan

banyak

hal

untuk

terapis

untuk

mempertimbangkan. Apakah klien memiliki preferensi untuk media yang dapat


dikendalikan atau yang bersifat cairan? Apakah cara di mana klien menggunakan
media tertentu menunjukkan bahwa perubahan media akan memfasilitasi hal
diinginkan atau melonggarkan atau mengencangkan kontrol? Apakah aspek
formal seni menyarankan bahwa tingkat perkembangan psikologis klien adalah
usia yang tepat? Apakah keseluruhan bentuk seni mengindikasikan patologi
serius? Apakah isi dari seni (seperti yang dijelaskan oleh klien) menunjukkan
kapasitas untuk berpikir dalam hal metafora visual? apa kekhawatiran yang
terkandung dalam isi seni? Bagaimana bukti kemampuan klien untuk
pengekspresian diri secara kreatif melalui karya seni? Jawaban untuk pertanyaan
seperti ini memberikan tujuan atau pada art therapy dan menunjukkan sejauh
mana art therapy merupakan pengobatan pilihan.

DAFTAR PUSTAKA
Altman, Julie. (2009). Margaret Naumburg. (n.d.). Jewish Women: A
Comprehensive

Historical

Encyclopedia.

Retrieved

from

http://jwa.org/encyclopedia/article/naumburg-margare
Hughes, F. P. 1999. Children, Play, and Development. Boston : Allyn and Bacon.

Rubin, Judith Aron (1987). Approaches to Art Therapy: Theory and Technique
Third Edition

DAFTAR RUJUKAN
http://www.psicosocial.net/grupo-accion-comunitaria/centro-de-documentaciongac/psiquiatria-psicologia-clinica-y-psicoterapia/manuales-y-textos-basicos/850handbook-of-art-therapy/file
http://careersinpsychology.org/start-your-art-therapy-career/ diakses pada tanggal
06 November 2016
http://www.arttherapyblog.com/education/art-therapistrequirements/#.WB7wCtJ97IU diakses pada tanggal 06 November 2016
http://study.com/art_therapist.html diakses pada tanggal 06 November 2016
Irwinarti. 2005. Identifikasi Permainan Tradisional Indonesia. Malang : UMM
Press

10

Anda mungkin juga menyukai