Anda di halaman 1dari 2

Kreativitas dalam Konseling

Kreativitas dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti sebagai kemampuan dalam
mencipta atau daya cipta. Kreativitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
memunculkan sesuatu yang baru dalam kondisi yang lama (mapan), bersifat spontan, dan
kebebasan untuk mencipta. Di dalam konseling, pemikiran kreatif adalah amat penting baik
terhadap konselor maupun konseli. Konselor harus pertama mendengarkan dengan aktif terhadap
konseli dan memperhatikan kata-katanya dengan cermat dan tepat yang disampaikan konseli
dengan sadar. Berdasarkan informasi yang disampaikan konseli, konselor kemudian
memunculkan definisi alternatif dari problem yang dikemukakan dan memberi alternatif solusi,
membantu memutuskan suatu cara tindakan konseli, dan memunculkan alternatif interpretasi dari
hasil yang mungkin terhadap perilaku yang diharapkan.

Keadaan dan aktivitas yang terjadi selama proses konseling menunjukkan pentingnya
kreativitas dalam konseling. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Carson, Becker, Vance, &
Forth (2003) kreativitas konselor dalam konseling memberikan banyak manfaat bagi
keberhasilan konseling. Terdapat tiga faktor yang bersinergi untuk mendorong berkembangnya
kreativitas dalam konseling, yaitu faktor kepribadian konselor dan konseli, faktor proses
konseling, dan faktor hasil konseling. Faktor kepribadian merujuk pada kapasitas konselor untuk
bersikap terbuka dan kesediaan bermain dengan ide atau pendekatan baru, kerja keras,
persistensi, dan keberanian konselor dalam mengambil resiko yang terukur (Gladding, 2002.
Dalam Carson & Becker, 2004).

Proses kreatif dalam konseling juga mencakup penggunaan berbagai teknik kreatif yang
memanfaatkan imajinasi, gambar, drama, musik, cerita, dan berbagai barang sehari-hari
Kreativitas dalam konseling berhubungan erat dengan proses membantu klien untuk mengalami
(experiencing) suasana tertentu yang bersifat terapetik.

Kreativitas Konselor

Proses konseling yang intensional (mendalam) dan efektif akan membantu konseli untuk
berkembang secara optimal. Konselor yang efektif mempunyai kemampuan melihat bagaimana
keadaan konseli saat ini, dan dapat memilih intervensi yang sesuai (strategi dan tekhnik). Untuk
menunjang kemampuan dan ketrampilan konselor perlu kepribadian yang empati. Empati
merupakan kunci menjadikan hubungan konseling berkualitas. Empati amat dekat dengan
dimensi-dimensi konselor lainnya yaitu menghargai dengan positif (positive regard),
menghormati (respect), hangat (warmth), ketelitian (concreteness), konfrontasi (confrontation),
kesegeraan (immediacy), dan genuine atau congruence (jujur, asli).

Karakteristik Kreativitas yang Dimiliki Konselor menurut Piers dalam Mohammad Ali
dan Mohammad Asrori.

1. Penuh percaya diri


2. Toleran terhadap ambiguitas

3. Senang humor

4. Memiliki ketekunan yang tinggi

Sedangkan menurut Torens;

1. Tekun dan tidak mudah bosan

2. Percaya diri dan mandiri

3. Berani mengambil risiko

Sumber :

Carson, D.K., Becker, K.W. (2004). “When Lightning Strikes: Reexamining Creativity in
Psychotherapy”. Journal of counseling and development. 82, 111-115.

Carson, D.K., Becker, K.W., Vance, K.E., Forth, N.L. (2003). “The Role of Creativity in
Marriage and Family Therapy Practice: a National Online Study”. Contemporary Family
Therapy. 25, (1), 89.

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta


Didik.Jakarta:PT Bumi Aksara.2004.hlm 53

Anda mungkin juga menyukai