Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terapi modalitas yang lebih dikenal dengan terapi komplementer atau terapi alternatif
adalah kelompok system pengobatan dan perawatan kesehatan, praktek dan atau produk yang
tidak tergolong dalam pengobatan konvensional yang bertujuan untuk membantu proses
penyembuhan dan mengurangi keluhan yang dialami oleh klien. Menurut Setyoadi dan
Kushariyadi (2011), NCCAM menetapkan bahan terapi komplementer secara garis besar
didasarkan sebagai kategori terapi pikiran – tubuh (Mind-Body Therapy) sementara terapi
biomedis lebih banyak mempengaruhi seluruh tubuh dan berfokus terhadap pengobatan atau
penanganan masalah fisik.
Dari sekian banyak terapi komplementer yang sudah berkembang salah satunya yaitu
art therapy atau terapi seni. Menurut The American Art Therapy Association (Malchiodi: 2003)
art therapy adalah sebuah proses penyembuhan yang dilakukan dengan membuat sebuah karya
seni yang kreatif. Art psychotherapy merupakan salah satu treatment yang menggunakan media
seni, gambar-gambar, proses kreatif seni, dan respon-respon klien terhadap produk seni yang
dihasilkannya, sebagai refleksi dari perkembangan individu, kemampuan-kemampuan,
kepribadian, ketertarikan-ketertarikan, pusat perhatian, dan konflik-konfliknya (Rubin, 1998,
dalam Guttman & Regev, 2004).
Art therapy biasanya digunakan sebagai intervensi psikologi seperti untuk mengatasi
kecemasan ataupun trauma pada kasus kekerasan (Malchiodi, 2001). Art therapy telah banyak
digunakan dalam berbagai kasus medis baik pada anak maupun dewasa (Malchiodi, 2003). Art
therapy memiliki banyak manfaat yaitu menciptakan mood yang positif, meningkatkan rasa
percaya diri dan self efficacy, meningkatkan kemampuan untuk mengungkapkan perasaan,
meningkatkan kepekaan dan penerimaan terhadap diri, menurunkan kecemasan, meningkatkan
kesejahteraan psikologis secara umum, meningkatkan kognisi yang akan membantu pasien
dalam kemampuan penyelesaian masalah dengan cara lain untuk menginterpretasikannya, dan
meningkatkan kemampuan diri secara aktif untuk menghadapi perasaan tidak berdaya dan
depresi (Coiner & Kim, 2011).

1
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah
Bagaimana penerapan Art Therapy pada remaja?

1.2 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui penerapan Art Therapy pada
remaja.
1.3.2 Tujuan Khusus
2 Untuk mengetahui pengertian Art Therapy
3 Untuk mengetahui tujuan Art Therapy
4 Untuk mengetahui manfaat Art Therapy
5 Untuk mengetahui penggunaan Art Therapy
6 Untuk mengetahui macam-macam Art Therapy
7 Untuk mengetahui efek Art Therapy pada psikologis
8 Untuk mengetahui kelemahan Art Threapy
9 Untuk mengetahui kelebihan Art Therapy
10 Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan Art Therapy

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian art therapy
Art psychotherapy merupakan salah satu treatment yang menggunakan media seni,
gambar-gambar, proses kreatif seni, dan respon-respon klien terhadap produk seni yang
dihasilkannya, sebagai refleksi dari perkembangan individu, kemampuan-kemampuan,
kepribadian, ketertarikan-ketertarikan, pusat perhatian, dan konflik-konfliknya (Rubin, 1998,
dalam Guttman & Regev, 2004).
Proses kreatif yang terlibat dalam artistik ekspresi diri ini membantu orang untuk
menyelesaikan konflik dan masalah, mengembangkan keterampilan interpersonal, mengelola
perilaku, mengurangi stres, meningkatkan harga diri dan kesadaran diri, dan memperoleh
wawasan yang mencerahkan.Para art psychotherapist telah mencoba mendefinisikan art
psychotherapy, tetapi pada dasarnya semua definisi yang dibuat akan terarah pada salah satu
dari dua kategori umum. Pertama, art psychotherapy melibatkan keyakinan bahwa proses
kreatif pembuatan seni akan membangkitkan kekuatan untuk menyembuhkan
keluhan/permasalahan. Pandangan ini mencakup gagasan bahwa proses art psychotherapy
dipandang sebagai kesempatan untuk mengekspresikan diri secara imajinatif, otentik, dan
spontan. Proses yang memberikan ruang untuk menuangkan pengalaman dari waktu ke waktu
dan dapat membantu personal fulfillment, reparasi emosional, dan transformasi. Definisi kedua
dari art psychotherapyini didasarkan pada gagasan bahwa seni merupakan sarana komunikasi
simbolik. Pendekatan ini sering disebut sebagai art psychotherapy, yang menekankan produk
gambar, lukisan, dan ekspresi seni lainnya sebagai sesuatu yang bermanfaat dalam isu-isu
berkomunikasi, emosi, dan konflik.Gambar seni menjadi penting dalam meningkatkan
pertukaran verbal antara klien dan terapis dan dalam mencapai insight, menyelesaikan konflik,
memecahkan masalah, dan merumuskan persepsi baru yang pada gilirannya mengarah pada
perubahan positif, pertumbuhan, dan penyembuhan.Pada kenyataannya, seni sebagai terapi dan
art psychotherapy digunakan bersama-sama dalam berbagai jenis dan permasalahan psikologis.
Dengan kata lain, gagasan bahwa pembuatan produk seni merupakan proses yang dapat
menumbuhkan kekuatan penyembuhan terhadap keluhan klien dan produk seni sebagai
saranakomunikasi yang relevan sebagai psikoterapi merupakan hal yang penting.
Selain itu, Malchiodi (2003) berpendapat art therapy adalah bentuk terapi yang
dilakukan dengan menggunakan potensi manusia agar dapat menjadi lebih kreatif melalui
proses menghasilkan suatu karya seni. Pengertian dan ruang lingkup art therapy dipengaruhi
oleh berbagai aturan yang ada dalam ke-sehatan mental dimana art therapy digunakan sebagai

3
bentuk intervensi Art therapy bila dilihat berdasar pada historisnya digunakan sebagai fasilitas
perawatan kejiwaan. Namun, seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia art therapy
memiliki fungsi preventif yaitu mengembangkan suatu sikap yang dapat meningkatkan suatu
kualitas hidup.

2.2 Tujuan Art Therapy


Tujuan utama dari terapi seni adalah untuk menjadikan klien mencapai pertumbuhan
emosional, interpersonal, atau kognitif melalui pengalaman membuat seni spesifik (Malchiodi,
2008). Tujuan lain dari terapi seni adalah untuk mendorong terjadinya proses komunikasi
melalui penggunaan media seni, untuk memfasilitasi eksplorasi dan komunikasi dengan diri
sendiri, belajar dan menemukan diri sendiri dari proses seni dengan cara yang konstruktif, dan
juga untuk memberikan kesempatan bagi seseorang untuk menemukan dan menggunakan
kreativitasnya.

2.3 Manfaat Art Therapy


Berdasar pada konteks art therapy yang memanfaatkan aktivitas tubuh secara langsung
maka Malchiodi (2003) mengambil suatu kesimpulan bahwa art therapy memiliki manfaat
yang antara lain adalah sebagai berikut:
a) Memberikan informasi yang lebih bernilai pada proses terapi karena menyediakan
karya seni konseli yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian perkembangan
konseli.
b) Sebagai sarana dalam pelepasan emosi (katarsis) dimana hal ini sebagai pelepasan
pengalaman yang meyakitkan dan menganggu.
c) Mengurangi tingkat stress dan menginduksi respon relaksasi fisiologis melalui
pengubahan suasana hati.
d) Menambah wawasan tentang kompleksitas hubungan antara fisiologis, emosi, dan
gambar sebagai bagian dari intervensi efektivitas yang telah dilaksanakan.
Manfaat lain dari art therapy ini, antara lain dapat menciptakan mood yang positif,
meningkatkan rasa percaya diri dan self efficacy, meningkatkan kemampuan untuk
mengungkapkan perasaan, meningkatkan kepekaan dan penerimaan terhadap diri, menurunkan
kecemasan, meningkatkan kesejahteraan psikologis secara umum, meningkatkan kognisi yang
akan membantu pasien dalam kemampuan penyelesaian masalah dengan cara lain untuk
menginterpretasikannya, dan meningkatkan kemampuan diri secara aktif untuk menghadapi
perasaan tidak berdaya dan depresi (Coiner & Kim, 2011).

4
2.4 Penggunaan Art Therapi
Art therapy dapat digunakan oleh anak-anak, remaja dan orang dewasa untuk
mengeksplorasi emosi mereka. Tak hanya itu, art therapy juga berguna untuk meredakan stres,
menurunkan gejala kecemasan dan depresi. Terapi ini dapat dilakukan secara individu,
berpasangan atau berkelompok. Art therapy dapat dilakukan dalam konseling pribadi, rumah
sakit, pusat kesehatan dan lain sebagainya. Tidak ada baik atau buruk dalam art therapy karena
yang terpenting adalah menemukan hubungan antara karya seni yang dibuat dengan kondisi
psikologis klien.
Karya seni dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk membangkitkan kembali
ingatan dan menceritakan kisah-kisah yang dapat mengungkapkan pesan dan pikiran alam
bawah sadar manusia.

2.5 Macam-macam art therapy


Art therapy merupakan salah satu intervensi psikologis yang semakin berkembang
dalam kurun waktu terakhir. Art therapy telah banyak digunakan dalam berbagai kasus medis
baik pada anak maupun dewasa (Malchiodi, 2003). Tujuan art therapy bukan untuk
menghasilkan bentuk‐ bentuk artistik, tetapi lebih menekankan kebebasan untuk
berkomunikasi melalui bentuk‐bentuk artistik. Menurut Nordqvist 2009, dalam Fastari jenis-
jenis art therapy bisa dibedakan menjadi music therapy, poetry therapy, dance therapy, drama
therapy dan seni kriya. Music therapy pernah digunakan untuk mengurangi simtomp depresi
pada pasien depresi, membantu mengurangi rasa sakit pada penderita penyakit kronis.
Menggambar, melukis, dapat membantu pemulihan trauma pada korban bencana alam.
Penderita Poetry therapy diterapkan pada subjek anak dan remaja, antara lain pada kasus
kekerasan terhadap anak dan kasus bunuh diri pada anak/remaja. Poetry therapy juga pernah
diberikan pada kasus-kasus pernikahan, perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga, dan
lansia.
Selain jenis-jenis art psychotherapy yang telah disebutkan di atas, masih banyak jenis
art psychotherapy lain yang diterapkan pada beragam kasus klinis lainnya, yakni:dance
therapy, drama therapy, dan seni kriya. Kasus lain yang pernah ditangani dengan art
psychotherapy diantaranya: kasus penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, klien
dengan keterbelakangan mental. Secara garis besar bertujuan mengurangi simtomp-simtomp
psikologis yang menjadi permasalahan klien. Menurut March (2016) art therapy terbagi atas
terapi menari, drama, bermain musik, dan seni visual. Terapi gerakan tari (atau terapi tari)
melibatkan penggunaan berbagai gaya tarian dan gerakan yang berbeda. Terapi drama

5
dilakukan dengan bermain peran tertentu dalam situasi tertentu, membuat gerakan untuk
mengekspresikan diri, pidato dengan suara yang sulit ditirukan, bertindak tanpa berkata-kata,
atau mengulangi perilaku yang menyebabkan konseli mengalamai maslah di masa lalu. Art
Therapy berikutnya menurut March (2016) adalah bermain musik dimana konseli diminta
bermain instrumen, menyanyi dan mendengarkan musik, mengganti lirik, bermain alat musik
seraya berfikir bagaimana hubungannya dengan orang lain. Variasi art therapy yang terakhir
adalah seni visual. Konseli disini diperbolehkan untuk mengambil objek/foto terkait kenangan,
membentuk benda dari tanah liat atau menulis dan menggambar dengan cat atau kapur. autisme
terbantu dengan art psychotherapy, mereka terlihat dapat berekspresi dibandingkan ketika
diajak berkomunikasi secara lisan.
Macam-macam Art therapy antara lain :
1. Terapi menggambar/melukis/seni visual
Menurut Fastari dalam artikelnya berjudul Art Psychotherapy Gambar dijelaskan
bahwa terapi menggambar merupakan suatu proses terapeutik verbal-nonverbal yang terdiri
dari dua kegiatan yaitu kegiatan menggambar dilanjutkan dengan konseling. Kegiatan
menggambar Kegiatan menggambar akan dilakukan pada sesi kedua sampai sesi keenam.
Setiap sesi menggambar akan dilakukan berdasarkan instruksi dan tujuan masing-masing sesi.
Sarana-prasarana yang digunakan masing-masing sesi akan berbeda antara satu sesi dengan
sesi lainnya. Peneliti/terapis berperan sebagai fasilitator yang memandu subjek selama proses
terapi. Konseling yang dilakukan merupakan bagian yang pokok yang menyertai art therapy
gambar. Pada bagian ini, terapis memberikan kesempatan kepada subjek untuk
mengekspresikan kondisi psikisnya melalui tulisan dan memberi konseling terhadap gambar
dengan menggunakan skill konseling, antara lain probing, reflecting, paraphrasing, focusing,
clarifying, summarizing, dan supporting.
Melukis dapat meningkatkan konsentrasi/fokus, kemampuan visual/spatial,
kemampuan kinetik (gerak) tubuh, mengekpresikan imajinasi/emosi secara positif, dan
membuat konseli lebih rileks. Permasalahan yang dapat ditangani dengan penggunaanart
therapy jenis ini antara lain penilaian diri yang rendah, menyalahkan/tidak bisa memaafkan diri
sendiri, kehilangan motivasi belajar, dependensi (ketergantungan), Mudah lelah, Inertia (malas
melakukan sesuatu). Pada terapi ini juga dimungkinkan bentuk kegiatan lain yaitu untuk
mengambil objek/foto terkait kenangan, membentuk benda dari tanah liat atau menulis dan
menggambar dengan cat atau kapur.

6
2. Terapi menari/dance
Terapi tari dan gerak merupakan psikoterapeutik dengan menggunakan tarian dan
gerakan dimana setiap orang dapat ikut serta secara kreatif dalam proses untuk memajukan
integritas emosional, kognitif, fisik, dan social. Terapi tari dan gerak diberikan untuk individu
dan kelompok terapi dalam konteks untuk kesehatan, pendidikan, social, dan dalam latihan
pribadi.Terapi tari dan gerak tidak hanya mengajarkan kemampuan menari atau latihan tari,
terapi tari dan gerak mempuanyai dua asumsi pokok yaitu bagaimana klien dapat mengontrol
diri dan mengeskpresikan perasaan serta merupakan pendekatan holistik yang penting bagi
tubuh, peoses berfikir, dan bekerja mengacu pada integrasi diri.Individu selalu
mengungkapkan diri dalam gerak dan tari, mengungkapkan rasa terimakasih.
Perilaku individu yang dikenal dengan baik ini dapat dilihat dari kerangka teori yang
digunakan untuk mendeskripsikan proses dan hasil akhir terapi tari dan gerak.Terapi tari dan
gerak berpusat pada klien, nonverbal dan bottom-up (body-mind) therapy.Gerak merupakan
pengalaman secara langsung dan menyertakan komunikasi nonverbal yang didasarkan pada
tubuh. Gerak memberikan pelepasan fisik terhadap emosi yang dapat dialami sebagai sebuah
aliran seperti proses kreatif dalam interaksi dengan penerimaan orang lain.
3. Terapi drama
Kegiatan drama dapat meningkatkan kemampuan verbal/bahas, kemampuan kinetik
tubuh, kemampuan interpersonal (interaksi sosial), melatih kerjasama tim, kemampuan
memproses informasi, mengikuti arahan, dan menambah kepercayaan diri. Terapi drama ini
bisa dilakukan dengan bermain peran (role playing).
4. Terapi music
Musik dapat meningkatkan konsentrasi/fokus, kemampuan ritmik/musikalitas,
kemampuan verbal/bahasa, kemampuan kinetik (gerak) tubuh, mengekspresikan
imajinasi/emosi secara positif, dan membuat lebih rileks. Terapi musik membantu orang-
orang yang memiliki masalah emosional dalam mengeluarkan perasaan mereka, membuat
perubahan positif dengan suasana hati, membantu memecahkan masalah dan memperbaiki
konflik (Dani dan Guli, 2010). Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima
oleh semua orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk
menginterpretasi alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita
dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses emosi
(sistem limbik). Manfaat dariart therapyjenis musik adalah mengistirahatkan tubuh dan
pikiran, meningkatkan motivasi, pengembangan diri, meningkatkan kemampuan mengingat,

7
kesehatan jiwa, mengurangi rasa sakit, menyeimbangkan tubuh, meningkatkan kekebalan
tubuh.
Terdapat dua macam terapi musik yaitu :
a) Terapi musik aktif
Dalam terapi music aktif pasien diajak bernyanyi, belajar memainkan alat music,
menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain pasien berinteraksi
aktif dengan dunia musik.
b) Terapi musik pasif
Terapi musik pasif yaitu pasien mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik
tertentu yang disesuaikan dengan masalahnya.Hal terpenting dalam terapi musik pasif
yaitu pemilihan jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien.
5. Terapi puisi (sastra)
Menulis puisi dapat meningkatkan konsentrasi/fokus, kemampuan verbal/bahasa,
mengekpresikan imajinasi/emosi secara positif, melatih kecerdasan emosi dan membuat
konseli lebih rileks. Terapi puisi memiliki tujuan umum yaitu mengembangkan ketepatan
pemahaman dalam mempersepsikan diri dan orang lain, untuk mengembangkan kreativitas,
ekspresi dan harga diri yang lebih tinggi, untuk menguatkan keterampilan interpersonal dan
komunikasi, menjadi ventilasi bagi emosi yang berlebihan dan untuk melepas ketegangan,
untuk menemukan makna baru melalui ide baru, untuk menguatkan perubahan dan
meningkatkan kemampuan koping dan fungsi adaptif (Furman, 2003).

2.6 Art therapy dan efek psikologis


Menurut king dan pope (1999), kreatifitas dapat menjadi indikator fungsi psikologis
yang sehat. seorang individu yang kreatif memiliki sumber daya yang diperlukan untuk
mengadakan kontak antara pengalaman batin dan realitas eksternal sehingga dapat membentuk
respon yang fleksibel (field & kruger, 2005). ekspresi kreatif membantu orang untuk
memodifikasi emosi mereka dan memperoleh manfaat dari perubahan tersebut. hal ini
memberikan kontribusi untuk suasana hati yang positif, untuk rasa percaya diri, ekspresi
otentik, dan kognisi yang lebih kompleks, dan berkontribusi memberikan kemampuan untuk
memecahkan masalah melalui interpretasi yang beragam. ekspresi kreatif member kesempatan
seseorang untuk mengatasi keterbatasan pribadi, terutama psikologis. art therapy menawarkan
cara nonverbal bagi individu untuk bisa dilihat dan didengar dan menyediakan bentuk
komunikasi alternatif bagi mereka dengan gangguan. menurut coetzee (1986), tindakan kreatif
merupakan salah satu proses kuat yang memfasilitasi pergeseran paradigma dari satu realitas

8
ke realitas lain. efek psikologis ekspresi kreatif bermanifestasi sebagai mood positif, rasa
percaya diri, dan self efficacy, kemampuan pemecahan masalah yang lebih besar,
berkurangnya kecemasan, serta kemampuan untuk membentuk diri secara aktif (field &
kruger, 2005)

2.7 Kelebihan dan Keuntungan Art Therapy


2.7.1 Kelebihan dari Art Therapy
Kelebihan dari penerapan terapi seni, yaitu:
a. Menstrimulasi partisipasi yang aktif
b. Mendorong untuk mempelajari hal dan fungsi yang baru
c. Mendorong munculnya kesempatan untuk sukses, menjadi positif dan menyenangkan di
dalam sosialisasi.
d. Meningkatkan motivasi
e. Pengembangan diri
f. Meningkatkan kemandirian dan arah diri.
g. Meningkatkan kesadaran diri dan
h. Memperkuat memori
i. Dapat meningkatkan konsep diri dapat terjadi karena tumbuhnya percaya diri dalam
bersosialisasi, sehingga memudahkan mereka untuk memandang dirinya lebih positif.
j. Mengeksplorasi perasaan klien
k. Mengembangkan keterampilan sosial
l. Mengurangi kecemasan
m. Mampu mengatasi tekanan fisik seperti nyeri.

2.7.2 Kelemahan dari Art Therapy


Kelemahan dari Art Therapy yaitu :
a. Hasil terapi yang dibuat, tidak semua seni yang dihasilkan dari terapi dapat digunakan
sebagai interpretasi dalam mecapai tujuan atau sasaran, dan mungkin s tidak bermakna.
b. Waktu yang digunakan untuk terapi tidak dapat diketahui secara pasti, karena
kemungkinan membutuhkan waktu lama atau membutuhkan waktu yang singkat.
c. Ruangan yang dibutuhkan dalam melakukan terapi seni diperlukan ruangan yang khusus
sehingga pasien akan merasakan nyaman dalam melakukan kegiatan.
d. Jenis terapidan bahan terapi untuk Art Therapy disesuaikan pada tingkat perkembangan
pasien, keadaan emosi, kemampuan fisik dan usia.

9
e. Biaya yang digunakan dalam penyediaan Art Therapy membutuhkan biaya yang relatif
mahal.

2.8 Hambatan dalam melakukan Art Therapy


1) Banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang terapi seni untuk membantu
mengatasi atau mengurangi nyeri.
2) Belum tersedianya petigas kesehatan yang professional yang khusus untuk melakukann
Art Therapy.
3) Perlu pendekatan berbagai bidang ilmu karena therapi tidak hanya berdasarkan ilmu
kesehatan semata, namun perlu kontribusi dikombinasikan dengan ilmu seni dan
psikologis.
4) Art Therapy jika dilakukan pada perawatan intensive, kurang dapat mengeksplorasi karena
kurang diberikan untuk keluar dari ruangan.
5) Pelatihan khusus untuk tenaga kesehatan dalam memberikan Art Therapy.
6) Banyak bentuk terapi seni sangat bergantung pada psikoterapi - sekolah psikologi yang
menggunakan teori-teori Freud. Ini adalah masalah bagi sebagian karena banyak psikolog
modern yang tidak setuju dengan beberapa poin dari psikoterapi depresi atau gangguan
kecemasan seperti terapi perilaku kognitif.
7) Terapi seni bervariasi cukup banyak dalam pendekatan dari terapis untuk terapis. Tidak
seperti terapi perilaku kognitif yang akan menggunakan pendekatan yang lebih ditetapkan
sama, terapis seni munggin berhasil tidak tergantung pada individu yang ditemui.

10
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ART THERAPY

Mata Kuliah : Komplementer


Kompetensi : Pemberian Terapi Seni ( Melukis )
Pengertian : Pemberian terapi seni untuk penyembuhan trauma kepada orang yang
mempunyai kendala dalam mengekspresikan perasaan melalui bahasa
verbal melalui seni melukis.
Tujuan : Memperbaiki kondisi fisik, emosional, dan kesehatan spiritual pasien.
Persiapan alat dan bahan: 1. Kertas gambar
2. Pensil/alat tulis yang berhubungan
3. Alat mewarnai
Prosedur :
Pre interaksi :
1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2. Siapkan alat-alat
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
4. Cuci tangan

Tahap orientasi :
5. Beri salam dan panggil klien dengan namanya. Bina hubungan saling percaya.
6. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga

Tahap kerja :
7. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
8. Menanyakan keluhan utama klien / perasaan yang dirasakan saat ini
9. Atur posisi klien sebelum dilakukan terapi melukis. Berikan ruang agar tidak
mengganggu klien yang lainnya
10. Menetapkan ketertarikan klien terhadap melukis
11. Bagikan alat lukis yang diperlukan dan damping klien saat melukis apabila klien bersedia
di damping
12. Identifikasi pilihan/jenis lukisan.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Art psychotherapy merupakan salah satu treatment yang menggunakan media
seni (Rubin, 1998, dalam Guttman & Regev, 2004). Proses kreatif yang terlibat dalam artistik
ekspresi diri ini membantu orang untuk menyelesaikan konflik dan masalah, mengembangkan
keterampilan interpersonal, mengelola perilaku, mengurangi stres, meningkatkan harga diri
dan kesadaran diri, dan memperoleh wawasan yang mencerahkan. Art therapy adalah bentuk
terapi yang dilakukan dengan menggunakan potensi manusia agar dapat menjadi lebih kreatif
melalui proses menghasilkan suatu karya seni. Manfaat dari art therapy yaitu memberikan
informasi yang lebih bernilai pada proses terapi, Sebagai sarana dalam pelepasan emosi
(katarsis) dari pengalaman yang meyakitkan dan menganggu, dan Mengurangi tingkat stress
dan menginduksi respon relaksasi fisiologis melalui pengubahan suasana hati.
Macam Art therapy yaitu Terapi menggambar/melukis/seni visual, terapi menari, terapi
drama, terapi musik, dan terapi yang berhubungan dengan media seni lainnya. Kreatifitas dapat
menjadi indikator fungsi psikologis yang sehat. Seorang individu yang kreatif memiliki sumber
daya yang diperlukan untuk mengadakan kontak antara pengalaman batin dan realitas eksternal
sehingga dapat membentuk respon yang fleksibel (field & kruger, 2005). Terapi seni
menggabungkan proses pembuatan seni dengan metode psikoterapi untuk meningkatkan dan
memperbaiki kesejahteraan psikologis individu dari segala usia. Hal ini didasarkan pada
keyakinan bahwa proses kreatif yang terlibat dalam ekspresi seni membantu orang untuk
mengatasi masalah psikologis, mengembangkan keterampilan interpersonal, mengelola
perilaku, mengurangi stres, meningkatkan harga diri dan kesadaran diri, dan memperoleh
wawasan.

3.2 Saran
Dengan art therapy diharapkan seorang individu yang memiliki masalah dan
membutuhkan art mampu menggabungkan proses pembuatan seni dengan metode psikoterapi
untuk meningkatkan dan memperbaiki kesejahteraan psikologis individu dari segala usia yang
didasarkan pada keyakinan bahwa proses kreatif yang terlibat dalam ekspresi seni yang dapat
membantu seseorang untuk mengatasi masalah psikologis, mengembangkan keterampilan
interpersonal, mengelola perilaku, mengurangi stres.

12
Daftar Pustaka
Carl Josep, Mario.dkk. 2018. penerapan terapi seni dalam mengurangi kecemasan pada
perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di Jakarta. Jurnal Muara Ilmu
Sosial, Humaniora, dan Seni.
Fatmawati, Afikah. 2015. Efektifitas Art therapy Dalam meningkatkan Kualitas hidup dan
kesehatan psikologis Pasien penyakit ginjal Kronik Yang menjalani hemodialisis.
Jurnal medica majapahit.
Sholihah, I. N. M. (2018, October). Kajian teoritis penggunaan art therapy dalam pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di SMK. In 1st ASEAN School Counselor Conference
on Innovation and Creativity in Counseling. Ikatan Bimbingan dan Konseling Sekolah.
Sholihah, Ni’matus. 2017. Kajian teoritis penggunaan art therapy dalam pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di SMK. Jurnal international conference.
Susanto, T. Complementary/Alternative Therapies Nurses Care: A Lesson Study in Japan.
Tamara, putu, dkk. 2016. keperawatan komplementer art therap.
Malchiodi, C. A. (2003). Handbook of Art Therapy. New York: Guilford Press
Susanto, T. Complementary/Alternative Therapies Nurses Care: A Lesson Study in Japan.
Sholihah, I. N. M. (2018, October). Kajian teoritis penggunaan art therapy dalam pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di SMK. In 1st ASEAN School Counselor
Conference on Innovation and Creativity in Counseling. Ikatan Bimbingan dan
Konseling Sekolah.
Malchiodi, C. A. (2001). Using drawing as intervention with traumatized children. Trauma and
Loss: Research and Intervention,1 (1)

13

Anda mungkin juga menyukai