Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 4

1. Ayu dwi afrilisa (20022007)


2. Azter fania (20022008)
3. Siti meilia maharani (20022042)

TERAPI SENI

A. Pendahuluan Terapi Seni


Selama ini kita mengenal banyak terapi psikologi berdasar beberapa teori
seperti psikoanalisis dalam object relational therapy, ada juga cognitive behavior
therapy, Family Therapy, Interpersonal Therapy, Eksistensial Therapy, Gestalt
Therapy dan sebagainya. Namun demikian kebutuhan akan kesehatan mental
menuntut berbagai macam variasi therapy, ini kemudian memberi cela pada
munculnya berbagai terapi modern, seperti terapi bermain, terapi tawa, terapi musik,
terapi menari, terapi dongeng. Art Therapy dan sebagainya Beberapa terapi ini
sebenarnya juga merujuk pada dasar-dasar psikologi.

Expressive and Creative Senis Therapies merupakan salah satu terapi modern
yang mulai berkembang saat ini. Art Therapy ekspresif dan kreatif merupakan teori
pendekatan umum yang secara spesifik antara lain berupa Art Therapy, musik, tari,
puisi, drama dan psikodrama yang masing-masing memiliki asosiasi dan praktek
sendiri. Tulisan ini khususnya mencoba menjabarkan lebih lanjut tentang Art Therapy
dan aplikasinya. Seni yang dianggap mampu menyentuh dan juga mengungkapkan
kompleksitas manusia, termasuk tingkat pikiran, tubuh dan jiwa. Disisi lain Seni
dipercaya dapat memberikan citra diagnostik budaya dan individu, serta memberikan
kesembuhan bagi kesehatan mental dan fisik. Studi menunjukkan bahwa upaya seni
dapat mengurangi keluhan stress dan kesehatan, meningkatkan fungsi kekebalan

1
tubuh, memberikan manfaat fisik dan psikologis, dan bahkan membantu orang-orang
untuk hidup lebih lama. Seni juga menyediakan akses ke beberapa mode intelijen,
komunikasi dan pemecahan masalah (Nurul Aiyuda, 2019).

B. Definisi Terapi Seni


Terapi berasal dari kata Yunani therapia yang berarti “menjadi perhatian”.
"Terapi" yang paling umum adalah proses pengobatan suatu kondisi medis.
Sedangkan Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi
kehalusan dan keindahan. Jadi Terapi Seni/Art Terapi merupakan kombinasi antara
teknik-teknik terapi psikologis dan proses kreatif untuk meningkatkan kesehatan
mental dan kesejahteraan seseorang (Sayogya Tut, 2020).
Terapi seni adalah salah satu kegiatan yang dapat membantu penyembuhan
dengan tenang dan tanpa tekanan, sehingga orang dapat melakukan kegiatannya
dengan cara dan waktu mereka masing-masing; merasa nyaman bahkan dapat
mengekspresikan suasana hatinya dengan leluasa, atau bahkan memperlihatkan
ekspresi takut dan kecemasan yang dialaminya.
Terapi seni adalah mengeksplorasi tekstur dan perabaan dari material yang
digunakan yang membantu bereksperimen dan merasakan ketenangan. Terapi seni
sering digunakan dalam praktik klinis yang secara sistematis menggambarkan
proses intervensi untuk mendeteksi evaluasi mekanisme kerja. Terapi seni sebagai
terapi psikoterapi seni yang mendukung stimulasi kognitif dan psikososial pada
kelompok intervensi. Terapi seni merupakan salah satu jenis dari berbagai jenis
terapi ekspresif melibatkan individu dalam aktivitas kreatif dalam bentuk
penciptaan (karya atau produk) seni melalui eksprolasi pikiran, persepsi, keyakinan,
dan pengalaman khususnya emosi (Indrawati, 2023).
Art Therapy melibatkan proses dan membuat gambar (dari bentuk mentah
yang kemudian dibentuk dalam ekpresi symbol) dan menyediakan hubungan
teraupetik. Dari hubungan terapis- klien yang ekplorasi secara ekplisit dari gambar
dan objek yang dibuat oleh subjek, ini membuat terapis dapat memperoleh
pemahaman diri dan sifat, kesulitan maupun tekanan yang dialami oleh klien

2
dengan lebih baik yang pada gilirannya dapat mengakibatkan perubahan positif dan
menetap pada diri klien, hubungan saat ini dan kualitas kehidupan klien secara
keseluruhan. Beberapa hal perlu diperhatikan sebagai karakteristik dalam terapi
seni ini. Pertama, terkait komunikasi non-verbal. Terapi ini dapat membantu klien
yang tidak dapat mengungkapkan permasalahan secara verbal, komunikasi tersebut
dapat disampaikan secara tersirat lewat rangkaian seni dalam terapi yang dilakukan.
Bentuk komunikasi ini dianggap lebih otentik dibandingkan bahasa verbal,
meskipun memiliki banyak keragaman.
Art Therapy memiliki karakteristik sebagai metapora sebagai sarana terapi.
Bersamaan dengan seni yang disalurkan dalam terapi, memungkinkan individu
untuk memunculkan dan menarik keterampilan praktis dan psikologis yang tanpa
sadar bertumbuh. Karakteristik ketiga Art Therapy dianggap sebagai orientasi
hubungan. Terapi seni bekerja dengan pertahanan karakter individu dan perlahan
membantunya untuk mencerna secara emosional sebagai dampak penuh dari
komunikasi simbolik sehingga muncul dalam kesadaran nyata, dalam bentuk
simbolis serta bagaimana klien dapat mewujudkannya hubungan berkelanjutan
dengan orang lain. Dengan demikian Art Therapy dapat dikatakan sebagai bentuk
terapi yang melibatkan proses seni, seperti menggambar sebagai wujud simbolis
dari hubungan teraupetik untuk membantu terapis memperoleh pemahaman diri
maupun tekanan yang dialami oleh klien (Nurul Aiyuda, 2019).

3
C. Penjelasan Dan Bukti Ilmiah
1. Penjelasan
Art Therapy menggunakan seni sebagai perspektif Psikoanalitik dengan
cara membuat citra dan simbol sadar. Terapi seni adalah proses dengan
menggunakan kesadaran pribadi dan terjadi saat pasien berinteraksi selama
proses berkesenian dan individu dapat belajar dari proses tersebut. Terapi seni
menjadi solusi atas gerakan penyadaran kesehatan mental dan banyak
digunakan sebagai penyelesaian konflik emosional dengan penyaluran
perasaan yang sifatnya non-verbal. Teknik terapi seni menggabungkan
pendekatan seni, desain dan beberapa ilmu terkait lainnya. Beberapa penelitian
yang menyebutkan terapi seni bisa menjadi opsi penyembuhan bagi beberapa
pasien dengan diagnosa gangguan jiwa. Salah satunya seni lukis yang
dilakukan pada RSJ Surakarta yang bertujuan untuk meningkatkan
kebahagiaan pasien rehabilitasi RSJ. Subjek penelitian tersebut adalah pasien
rehabilitasi yang berjumlah sepuluh orang. Media yang digunakan adalah
totebag berwarna putih dan beberapa pewarna kain yang dimasukan kedalam
botol sehingga memudahkan para pasien dalam memilih dan menggunakan
warna. Adapun penelitian tersebut menggunakan uji hipotesis menggunakan
Wilcoxon Signed Rank Test yang digunakan untuk melihat perbedaan sebelum
dan sesudah kegiatan melukis. Dan berdasarkan tes tersebut terlihat perbedaan
yang signifikan antara kebahagiaan pasien sebelum dan sesudah kegiatan
melukis. Terapi seni lukis ini bermanfaat untuk memberikan hiburan,
kesenangan dan memberikan ilmu untuk bekal kepada pasien berkegiatan
diluar rumah sakit. Namberg menggambarkan metode Art Therapy ini dengan:
melepaskan ketidaksadaran melalui ekspresi seni secara spontan, sebagai akar
transfer hubungan antara pasien dan terapis pada dorongan asosiasi bebas yang
merujuk pada teori psikoanalisa, pengobatan tergantung pada pengembangan
hubungan yang di interpretasi pasien melalui desain simbolis, bisa juga gambar
yang dihasilkan menjadi bentuk komunikasi antara pasien dan terapis. Hal
senada diungkapkan oleh Serlin bahwa Art Therapy membawa perspektif

4
Psikoanalitik untuk menggunakan seni sebagai cara untuk membuat citra sadar
dan symbol sadar. Sementara Nguyen mengungkapkan bahwa terapi seni
adalah proses terapi dengan menggunakan kesadaran pribadi dan perubahan
terjadi ketika pasien atau klien berinteraksi selama proses materi seni dan
ketika individu mampu belajar sesuatu tentang diri mereka dari proses tersebut.
Berbagai pendekatan teoritis dalam Art Therapy ini sendiri termasuk
psikoanalitik sendiri, pola dasar, hubungan-hubungan objek, humanistik,
kognitif-behavior, dan perkembangan. Art Therapy ini sendiri dapat digunakan
pada anak-anak, orang dewasa, kelompok maupun keluarga untuk bekerja
dengan emosi, menyelesaikan konflik dan meningkatkan kesejahteraan.
Meskipun Namberg mengadopsi terapi dari Hill, dikatakan bahwa persepsi
keduanya dalam menginterpretasikan Art Therapy, Hill merujuk pada seni
sebagai terapi, sementara Namberg mengungkapkannya sebagai bentuk
penggunaan seni dalam terapi. Waller menyebutkan dalam prakteknya saat ini,
Art Therapy berkembang dalam dua tahap parallel, pertama seni sebagai terapi
dan seni psikoterapi. Seni sebagai terapi menekannya pada penyembuhan
dengan potensi seni, sedangkan seni psikoterapi menekankan pada pentingnya
hubungan terapeutik yang kuat antara terapis seni, klien dan karya seni. Dalam
prakteknya, Art Therapy melibatkan proses dan membuat gambar (dari bentuk
mentah yang kemudian dibentuk dalam ekpresi symbol) dan menyediakan
hubungan teraupetik. Dari hubungan terapisklien yang ekplorasi secara ekplisit
dari gambar dan objek yang dibuat oleh subjek, ini membuat terapis dapat
memperoleh pemahaman diri dan sifat, kesulitan maupun tekanan yang dialami
oleh klien dengan lebih baik yang pada gilirannya dapat mengakibatkan
perubahan positif dan menetap pada diri klien, hubungan saat ini dan kualitas
kehidupan klien secara keseluruhan (Nurul Aiyuda, 2019).
2. Bukti Ilmiah
Bukti ilmiahnya jelas dan meyakinkan. Melihat pemandangan alam
memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan penyembuhan, yang
dapat meningkatkan hasil pasien. Penelitian menunjukkan bahwa seni dapat:

5
a. Mengurangi stres dan kecemasan
b. Darah rendah.
c. Mengurangi kebutuhan akan obat pereda nyeri.
d. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan pasien.
e. Menjadi pengalih perhatian yang positif bagi pasien,
pengunjung, dan staf (Sayogya Tut, 2020).

D. Indikasi Dan Kontraindikasi


1. Indikasi
Art Therapy merupakan bentuk terapi yang melibatkan proses seni,
seperti menggambar sebagai wujud simbolis dari hubungan teraupetik untuk
membantu terapis memperoleh pemahaman diri maupun tekanan yang dialami
oleh klien. Art Therapy memiliki karakteristik komunikasi non verbal, metafora
sebagai sarana terapi, dan orientasi hubungan (Gracia Veronica, 2022).
2. Kontraindikasi
Art Therapy mulai banyak diaplikasikan pada masalah klien dengan
gangguan psikologis. Misalnya, penerapan Art Therapy pada anak
berkebutuhan khusus, penerapan Art Therapy pada klien trauma, penerapan art
terapi pada individu dengan agoraphobia, penerapan Art Therapy pada
pasangan, penerapan serta Art Therapy pada gangguan kecemasan (Gracia
Veronica, 2022)

E. Manfaat
Art Therapy bervariasi sesuai dengan kebutuhan khusus individu dan dengan
terapi yang menangani kasusnya. Kebutuhan ini kemudian mungkin akan mengubah
perkembangan hubungan terapeutik, dalam satu proses Art Therapy mungkin
melibatkan ahli Art Therapy dengan mendorong klien untuk berbagi dan
mengeksplorasi kesulitan emosional melalui penciptaan gambar dan diskusi,

6
sedangkan disisi lain klien bisa diarahkan untuk memegang krayon dan membuat
tanda, hal ini dianggap mengembangkan cara-cara baru untuk memberikan bentuk
perasaan sebelumnya yang tidak bisa diekpresikan. Ada asumsi yang menyebutkan
bahwa Art Therapy secara teknis orang-orang dengan kemampuan visual seni akan
membuat penggunaan Art Therapy menjadi bermanfaat. Memang penekanan pada
kemampuan seniistik terjadi ketika seni digunakan untuk tujuan rekreasi atau
pendidikan, dan mungkin mengaburkan dalam kaitannya dengan Art Therapy, dengan
mengatakan ekspresi simbolis perasaan dan pengalaman manusia dilihat melalui
media seni. Art Therapy dapat dipraktekkan dalam berbagai bidang seperti kesehatan
mental, rehabilitasi, kesehatan, bidang pendidikan, forensik dan lainnya. Sementara
untuk kliennya sendiri memiliki format beragam misal individual, pasangan, keluarga
maupun terapi kelompok. Beberapa manfaat terapi ini antara lain yaitu :
1. Art Therapy dianggap efektif dalam memberikan pengobatan yang efektif untuk
orang-orang yang mengalami gangguan psikologis, perkembangan, kesehatan,
pendidikan sampai pada gangguan sosial.
2. Individu yang bisa menggunakan antara lain mereka yang trauma akibat
pertempuran, penyalahgunaan, dan bencana alam, orang dengan kesehatan fisik
seperti kanker, cedera otak, atau cacat kesehatan lainnya.
3. Penyandang autis, demensia, depresi, dan gangguan lainnya.
4. Terapi ini juga membantu orang menyelesaikan konflik meningkatkan
keterampilan interpersonal, mengelola perilaku bermasalah, mengurangi stress.
5. Mencapai wawasan pribadi serta memberikan kesempatan untuk menikmati
kesenangan hidup dari pembuatan seni (Nurul Aiyuda, 2019).
F. Intervensi Dan Implementasi
1. Intervensi
Dalam pelaksanaan intervensi yang menggunakan Art Therapy untuk
kondisi stress akademik, komponen-komponen yang terdapat didalamnya
adalah panitia, trainer, siswa yang telah terpilih sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan, serta materi dalam bentuk powerpoint yang berisi penjelasan
kegiatan. Durasi wakttu secara keseluruhan dalam pelaksanaan kegiatan art

7
therapy ini adalah 4 jam 30 menit. Durasi waktu dalam 4 jam 30 menit ini telah
mencakup persiapan hingga penutupan. Pembagian waktu dalam pelaksanaan
intervensi ini adalah:
a. Persiapan ruang meeting = 15 menit
b. Peserta masuk ke ruang meeting dan mengisi absensi = 15 menit
c. Perkenalan dan ice breaking = 30 menit
d. Menggambar real self + sesi sharing = 45 menit
e. Menggambar ideal self + sesi sharing = 45 menit
f. Menggambar bridging + sesi sharing = 45 menit
g. Sharing Session = 45 menit
h. Post Test = 15 menit
i. Penutupan = 15 menit
Media yang digunakan dalam pelaksanaan Art Therapy di kegiatan
menggambar terdapat buku gambar A4, pensil warna, pensil, penghapus dan
spidol warna. Media yang digunakan oleh panitia serta trainer dalam
menyampaikan intervensi melalui online adalah laptop (device), kuota internet,
Google Form untuk absensi dan pelaksanaan test, serta aplikasi Zoom Meeting.
Dalam pembawaan materi maupun dalam pelaksanaan art therapy itu sendiri
dibawakan oleh panitia yang bertugas sebagai trainer yang setiap kegiatan
berlangsung akan diganti (menggunakan sistem shift). Pendanaan intervensi ini
sepenuhnya didanai oleh Kemendikbud unit Direktoat Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Putu Eka widyawati,
2022).
2. Implementasi
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa implementasi art therapy
efektif dalam membantu untuk melakukan manajemen stres terhadap academic
stressor yang didapatkan selama masa sekolah melalui kegiatan menggambar
dan mewarnai. Berdasarkan hasil skoring pre-test dengan membandingkan hasil
skoring post-test partisipan program ditemukan bahwa 66,66% partisipan

8
mengalami penurunan skor stres akademik. Selain itu, program art therapy juga
meningkatkan suasana hati
peserta sehingga mereka dapat bersemangat dan termotivasi untuk
mewujudkan hal yang ingin dicapai yang berkaitan dengan masa depan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi tambahan bagi akademisi
terutama dengan peminatan pada terapi seni serta memberikan referensi baru
bagi masyarakat umum terkait dampak positif dari implementasi terapi seni
untuk menajemen stres akademik. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu
berupa:
a. Dilakukan secara daring/online dikarenakan pandemi COVID-19
sehingga muncul beberapa kendala seperti, gangguan sinyal dan masalah
pada mikrofon,
b. Penelitian ini hanya mengukur keberhasilan implementasi art therapy
sebagai penurun stres akademik (Putu Eka widyawati, 2022).

G. Aplikasi Dalam Penelitian


Aplikasi Art Therapy
Beberapa aplikasi penerapan Art Therapy dalam berbagai bidang dapat
digambarkan melalui penerapan di trauma, agoraphobia, kecemasan sampai pada
tingkat konflik pasangan (Rizky Erwanto, 2022)
H. Referensi

Gracia Veronica. (2022). Pengaruh Seni Sulam Terapi Seni. GunaDarma.

Indrawati. (2023). Terapi Seni Dalam Psikologi Keperawatan.

Nurul Aiyuda. (2019). ART THERAPY. Therapy Seni.

Putu Eka widyawati. (2022). Implementasi art therapy. Psikologi Udayama.

Rizky Erwanto. (2022). pengaruh art therapy menggambar. Terapi.

Sayogya Tut. (2020). Creative Mind-Kekuatan Visual.

9
10

Anda mungkin juga menyukai