Anda di halaman 1dari 11

Journal Reading

EXPRESSIVE THERAPIES
Disusun oleh:
Aulia Khairunnissa
1710221067

Pembimbing:
dr. Salikur Kartono, M.Biomed, Sp.KJ

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


RSJ dr. Soeharto Heerdjan Jakarta
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
Periode 21 Mei 2018 – 30 Juni 2018
Pendahuluan
The Arts and Psychotherapy, McNiff (1981) mengamati bahwa
terapi ekspresif adalah terapi yang memperkenalkan tindakan
terhadap psikoterapi, “tindakan dalam terapi dan kehidupan
terbatas pada bentuk ekspresi tertentu”. Sementara
komunikasi lewat bicara masih menjadi metode pertukaran
terapi dan konseling yang tradisional. Praktisi ekspresi tahu,
bahwa orang-orang juga memiliki gaya ekspresif yang berbeda,
seorang individu mungkin lebih visual, lebih perasaan dan
sebagainya.

terapi ekspresif, telah dipraktekkan oleh para


praktisi di bidang psikologi, psikiatri, kerja
sosial, konseling. Kegiatan seperti
menggambar, mengayun, gerakan kreatif, dan
bermain yang setiap individu dari segala usia
di berikan kersempatan untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaan
mereka dengan cara berbeda
DEFINISI TERAPI EKSPRESIF

• Terapi ekspresif didefinisikan dalam teks ini menggunakan


media seni, musik, tarian/gerakan, drama, penulisan puisi,
bermain, dan sandtray dalam konteks psikoterapi, konseling,
rehabilitasi, atau perawatan kesehatan. Beberapa terapi
ekspresif juga dianggap sebagai “terapi seni kreatif
• terapi ekspresif dapat dianggap sebagai domain khusus
psikoterapi dan konseling, dalam domain ini ada serangkaian
pendekatan individual, didefinisikan sebagai berikut:

Terapi seni

Terapi musik

Terapi drama

Terapi tari

Terapi puisi dan biblioterapi

Terapi puisi dan biblioterapi

Terapi bermain

Terapi sandplay

Pendekatan seni terintegrasi atau terapi intermodal


Contoh untuk anak yang memiliki bahasa
terbatas, orang tua yang kehilangan
kemampuan berbicara karena stroke atau
demensia, atau korban trauma yang
mungkin tidak dapat memasukkan ide ke
dalam ucapan, ekspresi melalui seni, musik,
gerakan, atau bermain bisa menjadi cara
untuk menyampaikan diri tanpa kata-kata
dan bentuk komunikasi utama dalam terapi.
SEJARAH SINGKAT TERAPI EKSPRESIF

• Terapi seni kreatif lebih dikenal secara luas selama tahun


1930-an dan 1940-an ketika para psikoterapis dan seniman
mulai menyadari bahwa ekspresi diri melalui metode
nonverbal seperti melukis, membuat musik, atau gerakan
dapat membantu orang-orang dengan penyakit mental berat.
Terapi ekspresif telah dimasukkan ke dalam berbagai
pengaturan kesehatan mental, rehabilitasi, dan medis sebagai
bentuk perawatan primer dan tambahan.
PERAN EKSPRESIF DALAM
PERAWATAN DAN INTERVENSI

• Secara umum, konseling atau psikoterapi, yang


menggunnakan terapi ekspresi akan melakukan diskusi
terbuka mengenai permasalahan individu, keluarga, tujuan,
kekhawatiran atau masalah saat ini. Berbeda dengan
terapis yang mengeksplorasi masalah ini melalui berbicara,
terapis ekspresif mendorong individu menggunakan bentuk
komunikasi ekspresif sebagai sarana eksplorasi lebih lanjut.
• Sebagai contoh, pasien diminta untuk menggambar,
membuat suatu situasi atau terlibat dalam dialog dramatis,
memanipulasi serangkaian figur pada sebuah sandtray,
menulis cerita pendek atau puisi, bermain dengan mainan
atau alat peraga, atau menggunakan alat musik untuk
mengekspresikan perasaan.
KARAKTERISTIK KHUSUS TERAPI
EKSPRESIF
• Terapi ekspresif menambah wawasan khusus psikoterapi dan
konseling karena memiliki beberapa karakteristik spesifik yang
tidak selalu ditemukan dalam terapi verbal ktetapi tidak
terbatas pada, (1) ekspresi diri, (2) partisipasi aktif, (3)
imajinasi, dan (4) koneksi pikiran-tubuh.
• Mendorong individu terlibat dalam eksplorasi diri.
terapis dan pasien bekerja bersama, mengekspresi diri
Ekspresi diri dengan media yang digunakan sebagai wadah perasaan
dan persepsi yang dapat memperdalam pemahaman
diri lebih besar atau dapat diubah,

• Kemampuan pasien yang mungkin dibatasi untuk


Imajinasi menggunakan imajinasi dalam pemecahan masalah,
dalam paraktik terapi ekspresif sangat membantu
untuk mengekspole rnya

Partisipasi • Semua terapi ekspresif fokus mendorong Pasien


untuk menjadi peserta aktif dalam proses
aktif terapeutik

Hubungan • intervensi pikiran-tubuh merupakan bentuk


psikoterapi dan terapi yang memanfaatkan
Pikiran-Tubuh penggunaan indera yang menghasilkan perubahan.
Kesimpulan

• Johnson (1985), bahwa terapis ekspresif “memiliki visi kuat”


• Semakin banyak profesional kesehatan mental yang
mengenali mengapa terapi ekspresif meningkatkan kerja
dengan pasien dengan cara yang tidak dapat dilakukan terapi
verbal
Ketika terapis memilih untuk menggunakan terapi
ekspresif, mereka memberi pasien mereka
kesempatan untuk menjadi peserta aktif dalam
pengobatan mereka sendiri dan memberdayakan
mereka menggunakan imajinasi dengan cara
produktif dan korektif. Baik melalui seni, bermain,
musik, gerakan, pemberlakuan, atau penulisan
kreatif, terapi ekspresif menstimulasi perasaan,
dengan demikian “menyadarkan” individu pada
aspek yang belum tergali dari diri mereka sendiri
(Gladding, 1991) dan memfasilitasi penemuan diri,
perubahan, dan perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai