Anda di halaman 1dari 8

LAB ART THERAPY

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu: Ns. Chandra Tri Wahyud,S.Kep,M.Kes

Disusun Oleh :

Rustiani Ayu Anggraeni 1610711005

Luigisha Augusti 1610711012

Yesi Lamria Sitanggang 1610711014

Windi Kartika 1610711019

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2019
Art Therapy pada Lansia
A. Pengertian
Art therapy atau terapi seni adalah terapi dengan menggunakan seni sebagai
media utamanya. Terapi seni merupakan salah satu jenis dari berbagai jenis terapi
ekspresif melibatkan individu dalam aktivitas kreatif dalam bentuk penciptaan (karya atau
produk) seni. Art therapy merupakan metode terapeutik yang menggunakan pembuatan
seni, hubungan professional, pada individu yang memiliki pengalaman yang
menyakitkan, trauma, atau individu yang memiliki tantangan dalam hidupnya.
Melalui kesenian dan melakukan refleksi terhadap seni dan prosesnya, individu
dapat meningkatkan kesadaran terhadap diri sendiri dan orang lain, mengatasi gejala-
gejala stress, pengalaman traumatic, meningkatkan kemampuan kognitif, dan dapat
menikmati kehidupan yang menyenangkan dengan membuat kesenian (Holt & Kaiser,
2009).
Melalui aktifitas seni tersebut individu diasumsikan mendapat media paling aman
untuk memfasilitasi komunikasi melalui eksplorasi pikiran, persepsi, keyakinan, dan
pengalaman, khususnya emosi (Holt & Kaiser, 2009). Melalui art therapy, individu dapat
mengkomunikasikan emosi atau perasaan yang dirasakan, menyelesaikan konflik
masalah, serta mencapai peningkatan rasa kesejahteraan.

B. Jenis-jenis Art Therapy


Art therapy memiliki 3 jenis, yaitu :
1) Terapi seni dalam melukis atau menggambar.
Melukis sebagai terapi, berkaitan dengan aspek kontemplatif atau sublimasi.
Kontemplatif atau sublimasi merupakan suatu cara atau proses yang bersifat
menyalurkan atau mengeluarkan segala sesuatu yang bersifat kejiwaan, seperti
perasaan, memori, pada saat kegiatan berkarya seni berlangsung.
Aspek ini merupakan salah satu fungsi seni yang dimanfaatkan secara optimal
pada setiap sesi terapi. Kontemplatif dalam arti, berbagai endapan batin yang
ditumpuk, baik itu berupa memori, perasaan, dan berbagai gangguan persepsi visual
dan auditorial, diusahakan untuk dikeluarkan atau disampaikan. Dengan demikian
pasien tidak terjebak pada suatu situasi dimana hanya diri sendiri terjebak pada realitas
imajiner yang diciptakan oleh diri sendiri.
Aspek kontemplatif atau sublimasi inilah yang kemudian dikenal dengan istilah
katarsis dalam dunia psikoanalisa.Hal tersebut, juga sekaligus dapat menjadi media
untuk mencari pemicu atau akar permasalahan melalui berbagai visualisasi atau
simbol-simbol yang muncul selama terapi berlangsung.Berdasar visualisasi yang
tercurah selama terapi berlangsung, seringkali tampak gambar beberapa image yang
merupakan simbolisasi dari ekspresi bawah sadar dari pasien. Kemudian bagi terapis,
beragam visualisasi inilah yang menjadi perangkat untuk menentukan diagnosa sampai
sejauh apakah kerusakan kondisi kejiwaan pasien, dan pengobatan jenis apakah yang
sesuai bagi pasien.
2) Terapi seni dalam dance atau menari
Terapi tari dan gerak merupakan psikoterapeutik dengan menggunakan tarian dan
gerakan dimana setiap orang dapat ikut serta secara kreatif dalam proses untuk
memajukan integritas emosional, kognitif, fisik, dan social. Terapi tari dan gerak
diberikan untuk individu dan kelompok terapi dalam konteks untuk kesehatan,
pendidikan, social, dan dalam latihan pribadi.Terapi tari dan gerak tidak hanya
mengajarkan kemampuan menari atau latihan tari, terapi tari dan gerak mempuanyai
dua asumsi pokok yaitu bagaimana klien dapat mengontrol diri dan mengeskpresikan
perasaan serta merupakan pendekatan holistik yang penting bagi tubuh, peoses
berfikir, dan bekerja mengacu pada integrasi diri.Individu selalu mengungkapkan diri
dalam gerak dan tari, mengungkapkan rasa terimakasih.
Perilaku individu yang dikenal dengan baik ini dapat dilihat dari kerangka teori
yang digunakan untuk mendeskripsikan proses dan hasil akhir terapi tari dan gerak.
Terapi tari dan gerak berpusat pada klien, nonverbal dan bottom-up (body-mind)
therapy. Gerak merupakan pengalaman secara langsung dan menyertakan komunikasi
nonverbal yang didasarkan pada tubuh. Gerak memberikan pelepasan fisik terhadap
emosi yang dapat dialami sebagai sebuah aliran seperti proses kreatif dalam interaksi
dengan penerimaan orang lain.
3) Terapi seni dalam memainkan alat musik, atau menyanyi
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya
yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk
kesehatan fisik dan mental. Terapi musik adalah terapi yang universal. Music memiliki
kekuatan untuk meningkatkan, memulihkan dan memelihara kesehatan fisik, mental,
emosional dan spiritual. Hal ini disebabkan musik memiliki beberapa kelebihan, yaitu
karena music bersifat nyaman, menyenangkan, mempu membuat rileks, berstruktur,
dan universal. Terdapat dua macam terapi musik yaitu :

a) Terapi musik aktif


Dalam terapi music aktif pasien diajak bernyanyi, belajar memainkan alat music,
menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain pasien
berinteraksi aktif dengan dunia musik.
b) Terapi musik pasif
Terapi musik pasif yaitu pasien mendengarkan dan menghayati suatu alunan
musik tertentu yang disesuaikan dengan masalahnya.Hal terpenting dalam terapi
musik pasif yaitu pemilihan jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien.

C. Manfaat dari Art Therapy


Manfaat dari penerapan terapi seni, yaitu:
a. Menstrimulasi partisipasi yang aktif
b. Mendorong untuk mempelajari hal dan fungsi yang baru
c. Mendorong munculnya kesempatan untuk sukses, menjadi positif dan menyenangkan
di dalam sosialisasi.
d. Meningkatkan motivasi
e. Pengembangan diri
f. Meningkatkan kemandirian dan arah diri.
g. Meningkatkan kesadaran diri dan
h. Memperkuat memori
i. Dapat meningkatkan konsep diri dapat terjadi karena tumbuhnya percaya diri dalam
bersosialisasi, sehingga memudahkan mereka untuk memandang dirinya lebih positif.
j. Mengeksplorasi perasaan klien
k. Mengembangkan keterampilan sosial
l. Mengurangi kecemasan
m. Mampu mengatasi tekanan fisik seperti nyeri.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ART THERAPY

Pengertian
Pemberian terapi seni untuk penyembuhan trauma kepada orang yang
mempunyai kendala dalam mengekspresikan perasaan melalui bahasa
verbal melalui seni melukis.
Tujuan Memperbaiki kondisi fisik, emosional, dan kesehatan spiritual pasien.

Alat dan Bahan


1. Kertas gambar
2. Pensil/alat tulis yang berhubungan
3. Alat mewarnai
NO PROSEDUR

Pre interaksi
1 Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2 Siapkan alat-alat
3 Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
4 Cuci tangan
Tahap orientasi
5 Beri salam dan panggil klien dengan namanya. Bina hubungan saling percaya.
6 Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
Tahap kerja
7 Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
8 Menanyakan keluhan utama klien / perasaan yang dirasakan saat ini
9 Atur posisi klien sebelum dilakukan terapi melukis. Berikan ruang agar tidak
mengganggu klien yang lainnya
10 Menetapkan ketertarikan klien terhadap melukis
11 Bagikan alat lukis yang diperlukan dan damping klien saat melukis apabila klien bersedia
di damping
12 Identifikasi pilihan/jenis lukisan.
13 Anjurkan klien untuk melukis sesuai dengan keinginan klien.
13 Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman.
15 Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman.
16 Apabila sudah selesai berikan kesempatan klien untuk menjelaskan lukisannya
17 Anjurkan klien untuk melukis kembali apabila klien ingin melukis

Terminasi
18 Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
19 Simpulkan hasil kegiatan
20 Berikan umpan balik positif
21 Kontrak pertemuan selanjutnya
22 Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
23 Bereskan alat-alat
24 Cuci tangan
Dokumentasi
25 Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
- Nama Px, Umur, Jenis kelamin, dll
- Keluhan utama
- Tindakan yang dilakukan (terapi melukis)
- Lama tindakan
- Jenis terapi melukis yang diberikan
- Reaksi selama, setelah terapi pemberian terapi melukis
- Respon pasien.
- Nama perawat
- Tanggal pemeriksaan
DAFTAR PUSTAKA

Edward David. (2014). Art Therapy 2nd Edition.India : SAGE

Forzoni, S., Perez, M., Martignetti, A., & Crispino, S. (2010). Art therapy with cancer
patients during chemotherapy sessions: An analysis of the patients' perception of
helpfulness. Palliative & Supportive Care, 8(1), 41-8.
doi:http://dx.doi.org/10.1017/S1478951509990691

Holt, E & Kaiser, D.H. (2009). The first step series: art therapy for early substance abuse
treatment. The Arts in Psychotherapy.
Geue, Kristina ., Goetze, Heide., Buttstaedt, Marianne., Kleinert, Evelyn., Richter, Diana dan
Singer, Susanne. (2010). An overview of art therapy interventions for cancer patients
and the results of research. Complementary TherapiesinMedicine (2010) 18, 160—
170. doi:10.1016/j.ctim.2010.04.001

Theodoros Manfredi. (N.D). Art Therapy Explained. Available at :


http://www/healthguidance.org/entery/15875/1/Art-Therapy-Explained.html.

Anda mungkin juga menyukai